
DBS BANK SINGAPURA MERESMIKAN BERDIRINYA BANK ISLAM SYARIAH PERTAMA DI NEGRI SINGA
DBS Bank Singapura, meresmikan berdirinya Bank Islam
pertama di Negeri Singa itu. Para pendirinya ingin
menggaet potensi ekonomi yang kian pesat dari Timur
Tengah maupun wilayah Teluk.
Baik Singapura maupun Kuala Lumpur, saat ini
berkompetisi merebut berbagai transaksi ekonomi
berbasis syariah yang mengharamkan penggunaan bunga
sebagaimana yang dilakukan bank konvensional.
Jubir DBS Bank mengatakan, “Kami akan memiliki 60%
saham Bank Islam Asia, sedangkan sisanya sebanyak 22%
akan diambil oleh investor dari beberapa orang maupun
lembaga ekonomi di Timur Tengah. ” Tidak dijelaskan
secara detil siapa saja pemilik saham 40% itu, namun
sejumlah informasi menyebutkan latar belakang mereka
adalah dari berbagai negara seperti Saudi, Bahrain,
Kuait, Yaman, Emirat Arab dan Qatar.
Masih menurut DBS, bank pertama berbasis syariah Islam
di Singapura itu bermodal awal sebesar 418 juta dolar.
Pihak bank juga melibatkan empat orang ulama Islam
untuk melakukan pemantauan aktifitas perbankan yang
harus sesuai dengan prinsip syariat Islam.
“Dengan lebih dari 70% kesertaan banyak pihak asing
secara bebas di dunia ini, antara China, India, dan
beberapa negara kerjasama Teluk juga Singapura, kenapa
kita meninggalkan wilayah ekonomi perbankan hanya
untuk pemain asal Barat, dalam menentukan harga dan
pembiayaan proyek-proyek besar?” ujar Erick Jackson
Tai, Direktur Eksekutif DBS di Singapura.
Ia menyebutkan bahwa pasar perbankan Islam
diperkirakan sebesar 400 miliar dolar. Karena itu,
“Bank Asia Islami, tidak mempunyai cabang di Timur
Tengah. Singapura dianggap sebagai lokasi yang cocok
untuk para investor dari Dewan Kerjasama Teluk
sehingga mereka bisa mengalirkan dana ke Asia. ”
DBS sendiri saat ini memiliki banyak cabang di 15
negara di wilayah Asia. Dan khusus Bank Asia Islami,
dalam bulan ini berbagai aktifitasnya telah mulai
berjalan. DBS menetapkan Kepala Eksekutifnya adalah
Feins Kok (45) sebagai praktisi perbankan yang sudah
berpengalaman lebih dari 20 tahun di Timur Tengah.
No comments:
Post a Comment