Friday, April 25, 2008

Komunikasi sebagai Kunci



Keberhasilan Bekerja

Sukses dalam bekerja sebenarnya terletak pada kemampuan kita dalam berkomunikasi. Konflik yang sering terjadi hampir 80% nya diakibatkan karena komunikasi yang tidak berjalan dengan baik.
Seperti, konflik kordinasi lintas departemen keuangan dan pemasaran akan dianggap sebagai sesuatu yang biasa terjadi karena tidak terjadinya komunikasi yang efektif. Atau ketidakpuasan atasan dan bawahan maupun sebaliknya bawahan terhadap atasannya sebenarnya berasal dari tidak terjadinya komunikasi yang efektif bahkan dapat saya katakana sebenarnya, tidak terjadi komunikasi antara kedua pihak. Oleh sebab itu, timbul istilah pasukan sakit hati yaitu yang terdiri dari kumpulan orang yang tidak merasa puas dengan apa yang mereka terima. Dianggapnya pasukan sakit hati inilah yang memprovokasi dari segala gangguan dalam kultur bekerja di perusahaan. Tetapi seandainya perusahaan mau sejenak introspeksi mengenai bagaimana kondisi komunikasi yang sudah dilakukan dan sedang berjalan maka perusahaan menganggap bahwa komunikasi yang terjadi pada masa lalu dan saat ini tidak berjalan, alias tidak terjadi komunikasi.

Setiap orang memiliki model dunia yang
berbeda dari orang lainnya

Sering saya tanyakan kepada klien-klien saya pertanyaan yang sangat mudah. Menurut anda, klien-klien, siapa yang lebih tampan Tom Cruise atau Brad Pitt? Atau cantik mana Angelina Jolie atau Beyonce?
Setiap orang punya pilihan yang berbeda. Oleh karena mereka memiliki model mengenai ketampanan atau kecantikan sendiri. Oleh sebab itu, dalam bekerja para anggota organisasi memiliki model pemikiran mereka sendiri mengenai bagaimana mereka bekerja, bagaimana orang yang ingin ,mereka bekerja sama dan lain-lainnya.
Oleh sebab itu , filter dari modeling dunia masing-masing individu tidak dapat kita, sebagai atasan atau bawahan sekalipun, salahkan model dunianya dimana kita berinteraksi tiap hari. Yang kita dapat lakukan adalah respect. Karena kita berbeda, dengan menghargai model dunia masing-masing adalah jalan keluar yang menurut saya paling baik dilakukan.
Ada satu cerita menarik sebagai metaphore yang menyatakan bahwa tiap orang memiliki model dunia masing-masing , yakni sebagai berikut :

Suatu hari seorang traveler atau pelancong menyusuri suatu jalan dalam perjalanannya dari satu desa ke desa lainnya. Pada perjalanan tersebut dia melihat ada seorang pendeta ( Monk ) yang sedang menggali tanah dekat jalan yang dilalui traveler tersebut.

« Selamat pagi » sapa traveler tersebut. Sang pendeta berhenti menggali tanah dan membalas sapaan traveler dengan ramah, « Selamat pagi ». Traveler mengangguk dan tersenyum, « Boleh saya bertanya satu hal kepada anda ». Pendeta itu-pun menjawab, “ silakan”.
“ Saya sedang dalam perjalanan dari desa seberang gunung di sana menuju ke desa di lembah dan saya bertanya-tanya jika anda tahu bagaimana desa di lembah tersebut?”
Pendeta menjawab,” Katakan kepada saya, Apa yang telah bapak lalui di desa gunung sebelah sana?”
“ Menyedihkan sekali”, jawab traveler, “sejujurnya saya senang dapat keluar dari sana. Saya menemukan bahwa orang-orang disana tidak ramah. Pada saat saya pertama kali datang, tidak ada sapaan hangat sekalipun, sangat dingin. Saya merasa tidak akan dapat menjadi bagian dari desa tersebut, sekuat apa-pun saya berusaha, saya tetap merasakan apa yang saya rasakan. Sepertinya mereka tidak menyukai orang asing yang datang. Jadi, tolong katakan kepada saya, apa yang dapat saya harapkan dari desa di lembah sana?”
Sang pendeta-pun menjawab, “ sangat disayangkan saya katakan hal ini kepada anda, bahwa saya pikir tidak akan jauh berbeda dengan apa yang anda alami sebelumnya”. Traveler tersebut mengangguk, lalu memperbaiki topinya, dan berlalu.

Beberapa bulan kemudian, pada saat pendeta sedang menggali tanah ditempat yang sama dengan sebelumnya, seorang traveler lain menyapanya. “Selamat pagi”, sapanya. Pendeta tersebut berhenti menggali tanah, dan merespon dengan senyum, “selamat pagi”.
“Bagaimana kabar pak pendeta?” Tanya traveler. “Baik sekali”, jawab pendeta sambil melanjutkan bertanya, “ kemana bapak akan pergi?”
Traveler menjawab,” oh, saya akan pergi ke desa di lembah. Apa pak pendeta bisa memberikan saya gambaran, bagaimana desa tersebut?”
Pendeta menjawab, “ ya saya tahu. Boleh Tanya, darimana anda sebelum ini?” Traveler menjawab dengan tersenyum menjawab,” Oh, saya baru dari desa di gunung yang ada disana.”

Pendeta tersebut kembali bertanya, “ Bagaimana anda mengalami di desa tersebut?” Traveler dengan muka senang menjawab,” wah, saya senang sekali. Merupakan pengalaman yang menyenangkan. Kalau bukan saya hendak memenuhi target perjalanan saya, saya mungkin masih disana. Saya merasa seperti bagian dari desa tersebut. Para tetua disana memberikan petuah-petuah yang berharga kepada saya, seakan saya ini keluarga dari desa tersebut. Anak-anak disana senang bercengkrama dengan saya, mereka berpantun dan memberikan saya pengalaman lucu mereka sampai saya terpingkal-pingkal. Penduduk disana begitu baik dan murah hati, saya akan selalu menjadikannya memori yang berharga. Jadi bagaimana kondisi desa di dasar lembah tersebut?”
Pendeta tersenyum, dan menjawab, “saya pikir, anda akan mengalami hal yang sama dengan sebelumnya.” Traveler tersenyum lebar, “ Oh kalau begitu terima kasih, dan selamat pagi, semoga hari anda menyenangkan” . Traveler kembali melanjutkan perjalanannya.

Kira-kira, apa yang dapat kita bayangkan dengan kedua traveler di atas. Bagaimana dengan traveler pertama yang mendapatkan model dunia yang menyedihkan? Bagaimana pula dengan traveler kedua yang memiliki model dunia yang menyenangkannya. Dan saya menganggap, jawaban dari pendeta yang ditanya kedua traveler tersebut sangat bijak, karena dia tidak memutuskan jawaban, dengan kata lain tidak memberikan judgement kepada situasi yang akan mereka alami.

Komunikasi terletak pada Respon yang diterima

Teori komunikasi adalah melalui system dimana ada pesan yang dikirim melewati suatu media dan diterima oleh receptor dan ia akan memberikan feedback kepada si pengirim.
Jadi komunikasi tersebut, baru dikatakan terjadi komunikasi apabila feedback yang diterima sama dengan pesan si pengirim. Jadi disini perlu dijelaskan bahwa apabila ada yang mengatakan bahwa saya sudah mengkomunikasikan pesan saya, tetapi dia menjawab dengan hal yang tidak saya inginkan. Hal itu menyatakan secara jelas, bahwa orang tersebut belum berkomunikasi, alias secara saklek saya katakana bahwa tidak terjadi komunikasi sama sekali.

Terkadang seorang lupa atau kurang mengerti bahwa apabila dia telah menyampaikan atau memberitahukan suatu pesan dikatakan olehnya bahwa ia telah berkomunikasi. Jelas hal tersebut sangat jauh dari apa yang disebut dengan komunikasi. Apalagi apabila dikatakan efektif. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana bisa terjadi komunikasi dan bagaimana mencapainya secara efektif.
Komunikasi terjadi apabila respon yang diperoleh sama dengan pesan yang disampaikan, maksudnya adalah, bahwa si penerima memiliki kesamaan pengartian dengan si pengirim terhadap pesan yang disampaikankan. Receptor dapat setuju mau-pun tidak dengan isi pesan tersebut, yang penting adalah apa yang dipersepsikan adalah sama dalam pengertian atau koridor si pengirim.
Menurut saya itulah yang dikatakan bahwa komunikasi telah berjalan efektif, jika si pengirim mengetahui dengan jelas bahwa receptor telah mencapai persamaan persepsi pesan yang disampaikan.
dengan si penerima. Oleh sebab itulah Komunikasi terletak pada respon yang diterima.
Dalam meningkatkan dan mencapai keefektifan dalam berkomunikasi, kita harus memperkaya cara kita berkomunikasi. Dengan kata lain, bukan hanya menggunakan lisan atau verbal saja, melainkan perkayakan dengan hal-hal lain seperti, body language, symbol-simbol, tone dan ritme suara, dan lainnya. Dengan kecepatan kita beradaptasi dengan bentuk penyampaian pesan tersebut sehingga terjadi komunikasi adalah hal yang penting juga. Apakah bagus kita dengan menyampaikannya dengan verbal atau dengan tulisan. Ada orang yang sangat visual sekali sehingga apabila kita menyampaikannya secara lisan, kemungkinan besar pesan tidak bisa diterima secara utuh, tidak lengkap. Maka efektif kita menggunakan penyampaian tertulis pada orang tersebut. Ada juga orang yang begitu kuat dalam kemampuan audionya, sehingga akan tidak efektif jika kita menyampaikannya secara tertulis, karena kemungkinan besar dia tidak akan membacanya. Oleh sebab itu, adaptasi ini penting kita ketahui. Untuk lebih amannya , gunakan saja keduanya.
Memperkaya komunikasi dengan banyak bentuk pengetahuan akan banyak berguna, apalagi dalam kordinasi kerja. Manajer yang tidak memperhatikan hal ini, biasanya, memiliki banyak hambatan dalam menjalankan tugasnya. Ia akan mengeluhkan banyak sekali keluhan terhadap anak buahnya. Bahwa si A ini begini dan begitu. Dan oleh karena itu si A akan mendapatkan penilaian yang tak seimbang dengan B, yang memiliki bentuk kemampuan bentuk komunikasi yang sama dengan si manajer. Di sinilah awal dari timbulnya pasukan sakit hati dalam perusahaan. Yang perlu dipertegas disini, adalah egois manajer yang beranggapan bahwa yang harus menyesuaikan diri adalah bawahan. Atau sebaliknya, adalah egois jika bawahan beranggapan bahwa yang harus menyesuaikan diri adalah atasannya. Keduanya yang harus bertanggungjawab terhadap komunikasi yang terjadi, karena pengirim pesan akan secara instant menjadi receptor, sebaliknya si penerima pesan akan menjadi sender. Inti utama adalah bagaimana feedback yang akan diterima adalah menjadi basis dari komunikasi.
Konfirmasi dan bertanya secara tepat merupakan
pengurang dari distorsi dalam Komunikasi

Saya lebih mengarahkan hal ini sebagai kewajiban bagi para pemimpin di perusahaan karena mereka yang bertanggungjawab terhadap apapun yang dilakukan oleh bawahan dalam naungan kepemimpinan mereka.
Konfirmasi merupakan cara lama, yang dianjurkan agar dapat mengurangi distorsi yang terjadi dalam pesan yang disampaikan.
Konfirmasi atau mengulang kembali dengan kata-kata kita sendiri apa yang kita tangkap dari pesan/ feedback. Sampai terjadi kesamaan atau similaritas konfirmasi wajib terus dilakukan. Jadi tidak ada batasan yang membatasi, apakah itu 3 atau 4 kali konfirmasi, melainkan apabila pesan/feedback telah menjadi sama atau similar konfirmasi dapat kita hentikan.
Untuk para manajer atau leader, cara bertanya yang tepat akan sangat membantu konfirmasi di atas menjadi lebih cepat terjadi komunikasi. Namun sebelum lebih jelas menjawab mengenai dua hal ini, perlu dijelaskan beberapa hal yang saya rasa penting untuk diperhatikan, yaitu yang disebut Tingkatan Bahasa ( Level of Languange ). Ada 2 ( dua ) tingkatan dalam bahasa, yakni :

1.
Struktur permukaan , yaitu apapun yang kita katakan, ke diri sendiri atau-pun ke orang lain.
2.
Struktur dalam, yaitu apa yang kita katakan mengandung informasi baik yang terekspresikan atau-pun yang tidak diketahui secara sadar.

Oleh sebab itu, dengan mengetahui hal ini akan membuka pengertian kita bahwa terkadang intensi kita berkomunikasi terkadang hilang dalam pesan yang kita sampaikan sendiri. Karena kita tidak memperhatikan keterkaitan antara apa yang kita katakan dengan apa yang yang sebenarnya ingin kita sebenarnya inginkan sampaikan.
Oleh sebab itu, seorang yang bertanggung jawab terhadap komunikasi yang terjadi akan selalu berusaha untuk spesifik dengan apa yang disampaikan. Di dalam kehidupan kita sehari-hari, sering terjadi kesalahan yang dibuat karena ketidakspesifikan pesan yang disampaikan. Misalnya, ada seseorang yang mengadu kepada kepada atasannya dan ia mengatakan bahwa semua karyawan tidak suka dengan keputusan yang telah dibuat. Alternatif yang terjadi adalah salah satunya bahwa atasan tersebut merasa bahwa seluruh bawahannya akan menentang dan akan terjadi banyak kendala yang akan dia hadapi untuk menjalankan keputusan tersebut.
Padahal sebenarnya, belum tentu demikian. Mungkin si pengadu hanya berbicara kepada seseorang, atau dua orang saja. Atau hanya dia sendiri yang tidak setuju. Oleh sebab itu, penting sekali manajer memiliki kemampuan bertanya sehingga ia dapat konfirmasi pesan yang lebih spesifik dari bawahannya.

Ada tiga yang perlu diperhatikan yang menjadi penyebab ketidakjelasan pesan yang diperoleh atau yang perlu dipertanyakan ulang sehingga lebih spesifik yaitu :

*
Penghilangan- penghilangan ( Deletions )
*
Generalisasi ( Generalizations )
*
Perancuan ( Distortions )


Maksud dari Deletionsdisini adalah dimana terjadi penghilangan terhadap beberapa bagian dari arti yang ingin disampaikan. Misalnya bawahan anda mengatakan bahwa para pelanggan membuat hidupnya susah. Manajer harus jeli dalam hal ini, jika ada keluhan seperti itu datang sebaiknya manajer melakukan pertanyaan-pertanya an yang membuatnya lebih spesifik sehingga manajer itu dapat membantu memberikan solusi untuk karyawan. Pertanyaan apa yang dapat diajukan kepada bawahannya tersebut sehingga bawahan dapat lebih spesifik dalam konfirmasinya tersebut, adalah seperti berikut :

*
Pelanggan-pelanggan macam apa yang membuatnya susah?
*
Kesusahan yang bagaimana yang ia rasakan sehingga ia menganggap pelanggan-pelanggan tersebut mendatangkan permasalahan bagi dirinya?

Menurut saya, bahwa dengan melakukan pertanyaan yang tepat di atas, seorang manajer dapat memberikan solusi kepada bawahannya.
Generalisasi dalam hal ini seperti waktu kita mendapatkan suatu pengalaman dan menyamakannya membuatnya menjadi kebenaran dengan apapun juga di luar konteks yang terjadi saat itu. Namun menurut saya ini akan menolong sekali sehingga kita tidak perlu menyatakannya terlalu detil dan menyusahkan kita sendiri pada akhirnya. Sebaiknya tetap saja, bahwa menyamaratakan atau men-genaralisasi akan terkadang mengarahkan kepada hal yang salah.
Seperti seorang bawahan mengatakan bahwa si A, kolega kerjanya, tidak akan pernah mendengar apa yang dia katakan. Dengan keluhan seperti itu, seorang manajer akan dapat memperjelasnya untuk lebih spesifik. Bukan dengan maksud menjatuhkan tetapi menolongnya agar dapat berkomunikasi dengan si A. Yaitu dengan menanyakan seperti :

*
Bagaimana kamu tahu itu?
*
Apakah pernah satu kali si A mendengarkan apa yang kamu katakan? Kalau pernah, kapan hal itu terjadi?

Dengan menghilangkan generalisasi di atas, melalui pertanyaan yang tepat, bawahan tersebut akan dapat membuka dirinya untuk tidak memberikan limitasi untuk fleksibel dalam berkomunikasi dengan si A.
Kemudian penyebab terakhir yang harus kita perhatikan adalah Distortions. Maksud dari perancuan ini adalah bahwa penyampai pesan telah merancukan pengalaman mereka. Dengan kata lain secara tidak langsung atau-pun langsung si penyampai pesan membawa dan memberikan tanggung jawaban kepada orang lain mengenai kondisi dan perasaannya terhadap pengalaman yang ia alami sendiri.
Permisalannya adalah sebagai berikut, bawahan anda datang kepada anda sebelum melakukan presentasi dan mengatakan bahwa dia tidak bisa relaks dan akan terjadi hal-hal yang sama terjadi lagi. Manajer dalam hal ini dapat mencoba membantu bawahan dengan menanyakan kembali seperti ,

*
Apa yang menyebabkan kamu tidak dapat berhenti untuk relaks?
*
Apa yang dapat kamu lakukan?
*
Bagaimana kamu inginkan presentasi ini kamu alami?
*
Apa yang mungkin terjadi jika kamu ternyata relakx?

Dengan menanyakan ulang dengan pertanyaan-pertanya an tersebut di atas secara bertahap bawahan tersebut akan menelaah dan akan mencoba menemukan bagaimana cara terbaik ia akan melakukan presentasi yang akan ia alami.
Kesimpulan
Sesuai dengan penelaahan yang saya sampaikan di atas, maka jelas bahwa komunikasi memang pantas menjadi kunci keberasilan bekerja setiap orang, dimanapun kita bekerja.
Terkadang kita lupa dengan hal tersebut sehingga kita hanya mendefinisikan dan menjalankan komunikasi dalam arti yang sempit, bahkan dapat saya katakana secara pribadi, bahwa kita telah salah memberikan arti dan melaksanakan komunikasi itu sendiri.
Memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita tentang komunikasi beserta atribut-atribut yang mendampinginya memberikan kemudahan kepada kita untuk mencapai apa yang kita inginkan, baik itu menemukan satu solusi sehingga kendala-kendala yang kita hadapi lenyap atau berkurang, mau-pun untuk membantu orang lain agar dapat lebih baik dalam melakukan apa yang ia inginkan.


PERSAINGAN BRAND PRIBADI.

Saat ini, sekedar memiliki kualitas yang tinggi - tidak lah cukup. Kita akan mudah dikalahkan oleh mereka yang memiliki brand pribadi yang lebih kuat, walau pun mereka tidak memiliki nilai atau kompetensi se-baik yang kita miliki.

Setiap tahun, ribuan profesional masuk ke kancah persaingan brand pribadi, tetapi hanya sedikit yang akan mencapai tingkat-tingkat yang dihormati di pasar.

Sebagian besar dari mereka akan gagal, karena mereka tidak memisahkan diri mereka dari citra umum para pesaingnya. Mereka, bahkan menggunakan kecenderungan umum untuk meniru atau mengikuti contoh-contoh brand pribadi yang berhasil, tetapi yang tidak sesuai bagi pribadi, target pelanggan, dan industri mereka.

Sedangkan mereka yang berhasil, adalah mereka yang menstrategikan pengembangan brand pribadi mereka dengan cara-cara yang terpikirkan dengan lebih baik.

Anda adalah produk Anda.
Jangan biarkan orang lain mendefinisikan brand pribadi Anda.
Definisikanlah diri Anda sendiri.

Pelanggan telah membuat keputusan membeli dari Anda, jauh sebelum mereka bersemangat tentang produk atau pelayanan yang Anda jual; karena mereka 'membeli' kesan baik mengenai kepribadian dan kesungguhan Anda untuk mendatangkan keuntungan bagi mereka. Seolah-olah, mereka tidak akan membeli dari Anda, bila mereka tidak membeli Anda.



Profit Is The King

Dalam bisnis, banyak orang salah kaprah mengejar OMSET. Sebenarnya PROFIT jauh lebih penting dari omset; PROFIT IS THE KING.

Darimanakah datangnya profit itu?

PROFIT adalah hasil dari REVENUE yang dibelanjakan CUSTOMER.

Untuk meningkatkan profit, Brad Sugar dari Action Coach memperkenalkan 5 jurus sederhana, 5 ways, yang telah teruji kehandalan sbb:

Number of Leads (1)
x
Conversion Rate (2)
=
CUSTOMERS
x
# of Transaction (3)
x
Avg. $$$ Sale (4)
=
REVENUE
x
Profit Margins (5)
=
P R O F I T


Untuk meningkatkan profit, kita cukup memperhatikan prosesnya, Lead, Conversion Rate, # of transactions, Avg $$$ Sale dan Profit Margin.

Peningkatan sebesar 10% disetiap area tersebut menghasilkan pertumbuhan profit sebesar 160%.



Menimbang SBY di 2009

Tempo

Menimbang SBY di 2009
Kamis, 28 Pebruari 2008

Dalam perhitungan politik sementara, peluang Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali terpilih sebagai presiden, menurut prediksi hasil survei, tampak lebih besar dibandingkan dengan tokoh-tokoh tua seangkatan beliau: Megawati, Jusuf Kalla, Wiranto, Sutiyoso, dan Sultan Hamengku Buwono. Alasannya, "politik tebar pesona" SBY cukup efektif untuk mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang masih layak dipilih pada pemilu berikutnya. Model komunikasi SBY yang hangat (cool), santun, dan manis (nice) lebih efektif membuat rakyat kembali terpesona ketimbang sekadar kritik pedas Megawati: pemerintah SBY seperti tarian poco-poco, maju-mundur, tidak jelas gerak politiknya.

Dalam prediksi sementara itu, SBY akan unggul karena masih memiliki karakter presidential looks, misalnya karisma kebapakan, tenang dalam bercakap (tidak emosional dan meledak-ledak) , sistematis dalam berkomunikasi, serta bertubuh besar. SBY masih unggul dalam kalkulasi kualitas kemampuan individu. SBY seperti seorang komandan perang yang sudah gagal dalam misi operasi militer, tapi masih mendapat kepercayaan dari atasannya untuk kembali memimpin misi operasi perang berikutnya. Maka, hubungan rakyat dengan SBY pun masih seperti itu. SBY jelas-jelas gagal dalam banyak aspek, tapi masih mendapat rating tertinggi dalam berbagai jajak pendapat publik.

Yang aneh lagi, prestasi SBY tidak ditakar secara cermat oleh publik. Bagaimana bisa SBY masih bertengger di peringkat tertinggi figur yang layak menjadi presiden di 2009 pada saat kepemimpinannya gagal menyelesaikan hal-hal elementer publik, seperti kasus Lapindo? Bagaimana mungkin SBY masih mengungguli lawan-lawannya tatkala harga bahan pokok di pasar makin mahal? Bagaimana bisa SBY masih dipuja oleh banyak orang di desa-desa padahal beliau tidak sukses menciptakan kesejahteraan sosial? Ini ironi politik yang serius di negeri ini. Pemimpin tidak ditimbang dalam logika kritis, melainkan ditimbang secara emosional. Pemimpin tidak diukur dari tata caranya memimpin melainkan dari gaya politiknya yang tebar pesona.

Artikel Sukardi Rinakit "Megawati, Sultan HB X, dan Wiranto" di Kompas 26 Februari 2008 dengan jelas memberi analisis politik yang tajam tentang kemampuan lawan-lawan politik SBY. Megawati adalah ancaman serius. Modal 17 persen suara yang diraih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Pemilu 2004 akan terus bertambah. Keyakinan ini didasarkan pada kemampuan konsolidasi Megawati serta kemenangan PDIP dalam berbagai pilkada di Tanah Air. Sementara Megawati memiliki basis politik di partai cukup kuat, Sultan sama sekali "kering" dukungan partai. Sultan hanya bisa berharap dilamar partai-partai. Tapi hal itu pun agak sulit. Sekuat apa pun popularitas figur, belum tentu orang itu dilirik karena lagi-lagi tabiat buruk partai adalah uang.

Lawan terberat SBY berikutnya adalah Wiranto dengan modal utama Partai Hanura. Dengan sistem organik berbasis inisiatif dari bawah, Wiranto punya peluang untuk menggerakkan mesin Hanura dalam pertarungan menuju 2009. Hanya, kelemahan Wiranto adalah mantan kandidat presiden yang kalah dalam pertarungan serupa di Pemilu 2004 lalu. Lalu bagaimana dengan Jusuf Kalla dan Sutiyoso, yang tidak dianalisis oleh Sukardi Rinakit. Entah apa alasan teman saya itu. Artikel itu hanya ditutup dengan kalimat yang cukup rasional, yakni sejatinya "setrum" mereka lemah di publik.

Melawan SBY
Saya bukan pendukung siapa pun, karena saya orang nonpartisan, tidak terlibat di partai. Jadi saya tidak tahu-menahu tentang "dapur politik" dan kemampuan "mesin politik" masing-masing kandidat untuk berlaga di arena 2009. Analisis saya sederhana saja. Bahwa politik tidak berada dalam ruang hampa. Politik selalu berubah setiap detik. Tidak ada yang pasti. Mungkin atas dasar itu, Megawati dan Wiranto berani mencalonkan diri menjadi presiden. Bukan tidak mungkin SBY bisa disalip di lap-lap terakhir pertarungan oleh lawan-lawannya.

Lihat contoh. Banyak orang yang tidak menyangka Barack Obama bisa menyalip popularitas Hillary Clinton dalam pemilihan pendahuluan (primaries) calon presiden Partai Demokrat. Karena Hillary memiliki modal politik yang hampir sempurna: jaringan politik yang luas, dari kubu mainstream (kulit putih), dana kampanye yang besar, serta mantan ibu negara. Apa kekuatan Obama? Dalam berbagai tema kampanyenya, Obama hanya mengatakan: "Amerika yang baru akan segera datang."

Itu artinya Obama punya komitmen yang kuat untuk menghadirkan suasana politik yang baru bagi rakyat Amerika, yang mulai gerah terhadap berbagai kebijakan kubu Republik. Serangan Hillary bahwa Obama tidak punya pengalaman dalam mengatur pemerintahan dapat ditangkis dengan ampuh: "Bagaimana saya bisa memiliki pengalaman di pemerintahan? Menjadi presiden saja tidak pernah. Makanya beri saya kursi presiden dan akan saya buktikan kepada Anda." Begitu kira-kira jawaban Obama.

Bisa jadi tren kemenangan Obama menjadi sumber inspirasi politik bagi lawan-lawan SBY. Bahwa SBY masih bisa dilawan dan dikalahkan dalam Pemilu 2009. Lalu apa strateginya? SBY harus diserang secara rasional karena beliau punya sederet kelemahan yang serius.

Pertama, SBY tidak tegas ataupun berani dalam mengambil sikap (menari poco-poco). SBY tidak tegas menyatakan sikapnya dalam kasus Lapindo dan BLBI yang sudah jelas-jelas merugikan kepentingan nasional. Kedua, pemerintah SBY sudah dikepung oleh kepentingan korporatisme yang menempatkan kepentingan publik pada nomor kesekian setelah kepentingan keluarga, pengusaha, dan kroni. Lihat saja calon Gubernur Bank Indonesia yang diajukan SBY. Bukan orang "dalam" BI sendiri, melainkan figur yang kemampuan moneternya diragukan oleh pasar.

Ketiga, SBY hanya tebar pesona ketimbang bekerja. SBY lebih memikirkan popularitasnya daripada memutuskan kasus hukum mantan presiden Soeharto, apakah beliau bersalah atau tidak. SBY tidak berani bersikap karena keputusannya bisa menimbulkan pro dan kontra. Tidak selamanya seorang presiden harus memikirkan pro-kontra atas kebijakannya. Karena terkadang seorang presiden harus berani mengambil sikap terhadap kasus-kasus yang memang butuh keberanian. Dan keempat, SBY, seperti yang saya katakan di awal tulisan ini, seorang komandan perang yang sudah gagal dalam misi operasi militer sehingga tidak layak lagi untuk memimpin misi operasi militer berikutnya.

Lalu dalam sebuah kuliah, seorang mahasiswa saya bertanya: bagaimana caranya menghukum SBY? Saya katakan bahwa di dunia ini tidak ada "pengadilan politik". Seseorang tidak bisa dihukum karena kebijakan politiknya. Presiden Bush tidak bisa dihukum secara politik karena kebijakan invasi militernya terhadap Irak. Jika ada penyimpangan dalam kebijakan itu, Bush baru bisa diajukan ke pengadilan. Begitu pula SBY. Beliau tidak bisa dihukum secara politik karena sejumlah kebijakannya yang kontroversial. Hanya ada satu cara yang paling demokratis, seperti kata Susan C. Stokes (Mandate and Democracy, 2002): cabut mandat begitu pemilu berikutnya tiba.



Quote of the day :
"Security is mostly a superstition. It does not exist in nature.Life is either a daring adventure or nothing. " -- Helen Keller, lecturer

Berebut para ahli di pasar kompetensi



Bagaimana sebuah perusahaan menjadi daya tarik para ahli dibidangnya dan menjadikan perusahaan tumbuh, dan menguntungkan dalam jangka panjang?



Tantangan sebuah perusahaan adalah menciptakan nilai tambah dan memasarkan nilai tambah tersebut. Bicara pasar yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya sebatas comercial market, dimana biasanya produk atau jasa perusahaan merebut konsumen potensial, ada lagi competency market dimana sebuah perusahaan memcari kandidat terbaik dari anggota team di bursa lowongan kerja untuk dapat bersama-sama membangun perusahaan, serta capital market yaitu bagaimana perusahaan bisa menjadi daya tarik bagi investor atau perbankan untuk mendudung aspek finansial suatu perusahaan.



Sebuah tantangan menarik, perusahaan tidak hanya disibukkan dalam menjual sebanyak-banyaknya produk atau jasa yang dihasilkan, akan tetapi harus memperebutkan orang-orang terbaik untuk dapat bergabung bersama-sama bersinergi membentuk pertumbuhan profit yang luar biasa, sehingga investor akan berbondong-bondong membeli saham perusahaan yang dibangun



Dijaman keterbukaan informasi yang sangat deras ini, dimana para profesional terbaik yang bekerja di suatu perusahaan makin sering mendapat tawaran dari para head hunter atau competitor, dengan mudah mengirimkan CV ke bursa kerja online, makin gencar issue dan seminar wirausaha yang mendorong mereka hengkang menjadi self employee dan memutuskan untuk tidak bekerja, atau terhembus sebagai member multilevel marketing yang seringkali menjadikan "boss" sebagai penindas kebebasan bekerja dan kebebesan finansial.



Tantangannya adalah, bagaimana kita berburu para ahli dipasar kompetensi terebut? Bisakah kita membangun anggota team bisnis yang memiliki semangat dan inovasi yang tinggi seperti para wirausaha, atau bisakah kita mendidik team marketing kita sehingga sanggup presentasi pagi, siang, malam gak kenal lelah seperti para leader di perusahaan multilevel marketing?



Seperti halnya menjual produk, perusahaan pun memerlukan para pemburu yang bertugas mencari anggota team terbaik. Disamping itu perlu para pelatih dan pembina yang menjadikan mereka menjadi pasukan yang terlatih dan loyal sehingga perusahaan akan menjadi perusahaan yang menguntungkan dalam jangka panjang.



Sekarang, bagaimana caranya?



1. Perusahaan dalam merekrut anggota team baru harus berani memberikan kompensasi diatas rata-rata penawaran ditempat lain. Apabila menemukan kandidat terbaik yang kebetulan melamar jangan ditunda karena dalam waktu singkat kandidat terbaik ini akan ditangkap oleh perusahaan lain.



1. Siapkan kurikulum pendidikan bagi semua karyawan termasuk kiat sukses menjadi wirausaha dan bagaimana mengelola keuangaan dan kekayaan. Jadi mereka mendapat pengetahuan tersebut bukan dari pihak luar yang cenderung lebih memprovokasi. Mereka akan menjadi intrapreuner yang merupakan aset berharga bagi perusahaan



3. Membuat kompensasi menarik dan unggul termasuk kemungkinan membeli saham diperusahaan sehingga anggota team bisnis dapat menilai dan merasakan lebih menguntungkan untuk terus bergabung berjuang bersama-sama perusahaan dari pada hengkang kepada kompetitor, atau menjalani usaha sendiri yang belum tentu lebih baik atau memiliki pekerjaan sampingan seperti multilevel marketing,dll.



4. Perusahaan harus menciptakan budaya dan daya tarik yang luar biasa agar orang-orang terbaik, para ahli dibidangnya bisa bergabung dengan perusahaan yang kita bangun, fokus dengan membangun sistem yang bisa meningkatkan produktivitas kerja, bukan terfokus memperbaiki orang-orang yang bermasalah.



5. Yang terpenting adalah bisa menjadi role model, atau teladan sebagai seorang peimimpin bagaimana kita bekerja dan bersikap sehari-hari.

(Sumber : lebih banyak dari pengalaman pribadi penulis)


Options 2: Pengalaman Awal Saya Bermain Options

Penulis : Lince Kentjana, 13-Mar-08

Pertama kali mengenal Options dalam Workshop, saya dan suami terpesona. Kami yang kebetulan adalah pecinta matematika, langsung jatuh cinta pada Options yang penuh strategi, hitung-hitungan matematis dan terlihat sangat logis.

Memasuki masa bermain Options secara virtual dan awal bermain dengan uang asli, pesona itu perlahan-lahan hilang. Kenapa?

Secara garis besar, strategi Options dapat dibagi sebagai berikut:

1. Strategi untuk pasar saham yang meningkat (bullish)

2. Strategi untuk pasar saham yang menurun (bearish)

3. Strategi untuk pasar saham yang netral

Persoalannya, Options saham dibuat dengan sangat cermat oleh ahlinya. Saat kami mencoba menggunakan strategi untuk pasar yang netral kepada saham yang cenderung netral, hasilnya tidaklah memuaskan. Return menjadi terlalu kecil dibanding resiko.

Di hitungan kertas ataupun secara teoritis, jika kita memilih saham yang bergejolak dan menerapkan strategi untuk pasar saham yang netral, maka potensi returnnya akan lebih besar. Akan tetapi, karena sahamnya dan strateginya tidak cocok, maka mengharapkan saham yang cenderung bergejolak untuk tetap netral sangatlah tidak logis.

Akibat yang terjadi adalah, sangat sulit bagi kami saat itu untuk memperoleh profit sebesar yang kami inginkan (sekitar 3% per bulan) tanpa mengambil resiko yang agak besar. Sebagai informasi, waktu itu strategi yang kami pakai adalah Sell Put dan Bull Put. Untuk memperoleh profit yang mencukupi, kami harus memilih strike price yang dekat dengan nilai saham saat itu. Akan tetapi, jika terlalu dekat, dan saham turun, resikonya adalah Options kita di-exercised, dan kita diharuskan membeli saham tersebut dengan nilai strike price itu. (Baca tentang Sell Put di buku untuk lebih mengetahui tentang strategi ini).

Tapi kami beruntung. Ada teman kami yang kakaknya sudah lebih dulu bermain Options, dan dari teman kami itu kami belajar bermain Options Index Futures dan bukan lagi Options Saham. Perbedaan antara kedua jenis Options tersebut, yang akan saya jelaskan lain kali. Yang jelas, dengan bermain Options Index Futures, kami berhasil menemukan cara yang lebih mudah untuk mencapai target profit kami, dan menemukan berbagai keindahan dalam Options, yang dapat dibaca dalam artikel berikutnya, "Beauty or the Beast?"




Jangan Takut Melakukan Kesalahan

Penulis : Johny Rusly, 31-Mar-08

Kata orang, kegagalan adalah sukses yang tertunda…



"Itu benar", Bapak Mario Teguh menambahkan, "J i k a d i t e r u s k a n !".



Jika Anda berhenti dan tidak meneruskan lagi, maka gagal itu tetap gagal. Demikian Bapak Mario Teguh menjelaskan dalam sebuah kesempatan.



Manusia belajar dari kegagalan. Jadi, janganlah Anda takut melakukan kesalahan. Apa yang dianggap salah di suatu waktu, mungkin saja berubah menjadi kebenaran atau keharusan di masa kini.



Tuhan maha adil. Pada setiap jalan kehidupan kita, benar ataupun salah, Beliau selalu meletakan dua pintu keluar, pintu yang benar dan pintu yang salah.



Jika Anda kini terlanjur memasuki pintu yang salah, janganlah bersedih hati. Anda masih boleh memilih, tetap didalam, keluar melalui pintu yang benar atau, tetap lewat pintu yang salah. Pilihan ada ditangan Anda!



Jika Anda masuknya benar, jangan sombong! Bisa saja Anda keluar melalui pintu yang salah kalau tidak menjaga diri. Contoh nyata dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang memulai kehidupannya dengan jujur, berubah menjadi serakah ketika menjabat.



Namun, seberapapun salahnya kita, Tuhan selalu memberikan pintu keluar bagi kita, pintu benar dan pintu salah.



Memang, pilihan ada ditangan kita, tetapi, tindakan… benar tindakanlah yang membuat perubahan! Bertindaklah!



See you At The Top,


Jangan Menjadi Penonton

Penulis : Johny Rusly, 08-Apr-08

Didalam sebuah pertandingan bola, setidaknya ada tiga pihak yang aktif terlibat. 22 orang pemain yang berlari mengejar bola, para coach yang membimbing dari pinggir lapangan, dan puluhan ribu penonton yang berteriak menyemangati atau memaki-maki para pemain.



Tahukah Anda, bahwa sebenarnya hanya dua pihak yang mendapat bayaran, yakni pemain dan pelatih. Dan pihak yang mengeluarkan uang hanyalah penonton.



Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan menjadi penonton!



Sebagaimana hebatpun seorang penonton, dia tetaplah seorang penonton yang tidak kuasa merubah jalannya pertandingan.



Sebaliknya, dengan menjadi pemain dan coach, kita berada di tengah-tengah pertarungan. Kitalah yang mengatur nasib dan keberhasilan team kita. Pasar juga membayar pemain hebat dengan sangat mahal.



Namun, bagaimana seandainya Anda ingin mencari kekayaaan yang lebih besar dari itu?



Jadilah pemilik Club.



Pemilik klublah yang memiliki perkumpulan dan membayar gaji para pelatih dan pemain.



Berikut terlampir tiga kiat memiliki klub yang hebat:

1. Pilihlah pertarungan Anda !

2. Bentuklah dream team Anda !

3. Bermainlah dan menangkan banyak pertandingan !



Apakah hal itu mudah?

Tentu saja tidak. Itulah sebabnya, jumlah pemilik klub hanya sedikit !



Apakah hal tersebut mungkin?

Saya yakin, Anda tahu jawabannya.



See You At The Top,


Awaken The Giant Within

Penulis : Johny Rusly, 19-Apr-08

Awaken The Giant Within



(Disarikan dari Anthony Robbins ...)



Tuhan menganugrahkan setiap insan manusia dengan keunikan...



Kita semua mempunyai seekor raksasa, raksasa yang tertidur di dalam diri.



Raksasa tersebut bisa berupa bakat dan kemampuan khusus kita,

dalam kesenian, berolahraga, kemampuan menjual, manajerial bisnis dan sebagainya.



Raksasa tersebut menunggu dibangunkan...



Anda hanya perlu mengenali, siapakah dia?



Dan membangunkannya..



Jadi,



Investasikan waktu Anda ...



untuk mengenali siapa sebenarnya diri Anda!



"Who am I?"



"Apa kekuatan saya? Apa kelemahan saya?"

"Dimanakah saya dapat menciptakan prestasi terhebat?"



Semakin cepat Anda mengali kekuatan terbesar Anda, semakin cepat sukses menyertai Anda.




Tips Cegah Jebakan Oknum Polisi Lewat Temuan Narkoba di Mobil
Indra Subagja - detikcom

Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar pemerasan yang dilakukan oknum polisi dengan modus menemukan narkoba di mobil Anda. Nah ini dia tips dari Mabes Polri untuk menghindarinya.

"Anda harus berani mengatakan bahwa barang haram tersebut bukan milik Anda dan jangan mau memegang atau menyentuh barang tersebut," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto dalam pesan singkatnya yang diterima detikcom, Kamis (28/2/2008).

Sisno menyampaikan ini mencermati adanya pengaduan masyarakat, mengenai ulah oknum polisi yang bekerjasama dengan petugas valet service d hotel atau di mall, dengan menaruh ekstasi atau barang haram lainnya di kendaraan Anda.

"Tanyakan 'surat perintah' perintah petugas, dan minta barang tidak disentuh untuk kemudian minta dibuktikan 'sidik jari' siapa yg melekat pada barang tesebut," urai Sisno.

Yang terpenting menurut Sisno, jangan lupa untuk menanyakan nama serta pangkat si oknum petugas tersebut.

"Dan Anda harus siap dan berani melaporkannya ke petugas 'Propam Polda', karena polisi adalah milik rakyat. Jadi milik Anda juga, maka Anda wajib membersihkanya dari segala yang mengotorinya," tutup Sisno.

Barcelona vs Man. United 0-0
Keindahan Tanpa Gol

“Pertarungan ini layak menjadi sebuah final karena kedua klub sama-sama punya kesamaan visi mengenai cara bermain sepakbola yang benar.”

Pernyataan Sir Alex Ferguson di atas sama sekali bukan pepesan kosong karena duel semifinal pertama Liga Champion di Camp Nou pada Rabu (23/4) terbukti berlangsung menarik dan memikat mata meski berakhir tanpa gol. Baik Barcelona maupun Manchester United memperlihatkan niat untuk mendominasi laga dan mencetak gol.

Kesempatan pertama datang kala gerakan reflek tangan Gabriel Milito untuk melindungi wajah dari bola dianggap wasit asal Swiss, Massimo Busacca, sebagai sebuah handball. Insiden di menit kedua ini diawali sepak pojok Paul Scholes yang mengarah kepada Cristiano Ronaldo.

Bola yang menjadi liar setelah menyentuh kepala Ronaldo memang mengenai tangan Milito. Saat eksekusi diambil sendiri oleh CR7, bola melejit tinggi dan melebar ke sebelah kiri tiang gawang Victor Valdes.

Ronaldo terlihat menyesali kegagalannya dengan sempat menutup wajah dengan kedua tangannya, tapi saat diwawancarai Sky TV sesudah laga ia mengaku puas dengan hasil 0-0.

“Biasanya saya mencetak gol ketika mengarahkan tendangan penalti ke pojok yang sama. Hasil 0-0 ini menguntungkan kami. Kami mencetak peluang lebih banyak dibanding Barcelona dan saya yakin Manchester United akan menang di pertemuan kedua nanti,” tegasnya.

Ronaldo boleh bicara demikian. Meski kedua kubu terlihat bermaksud bermain positif, ternyata statistik terbukti memperlihatkan El Barca lebih unggul.

Skuad Frank Rijkaard secara keseluruhan menciptakan 21 peluang yang delapan di antaranya tepat mengarah ke gawang Red Devils. Bandingkanlah itu dengan total tembakan United yang hanya enam kali tercipta dalam 90 menit.

Atraksi Messi

Pulihnya Lionel “Leo” Messi terbukti amat melancarkan serangan tuan rumah. Meski dikawal ketat Patrice Evra, Messi sempat satu kali menunjukkan atraksi brilian dengan melambungkan bola menggunakan kaki kiri untuk melewati bek asal Prancis tersebut.

Banyaknya peluang Los Azulgranas tidak terlepas dari luwesnya pergerakan dan wall pass yang ditunjukkan Samuel Eto’o dkk. di lini depan untuk mengatasi pertahanan United, yang cepat merapat setiap kali tuan rumah menguasai bola.

Niat Fergie untuk mengimbangi Barcelona terlihat dari pergantian pemain di babak kedua. Wayne Rooney dan Carlos Tevez, yang tidak efektif bermain melebar, digantikan dua penyerang United lainnya, Luis Nani dan Ryan Giggs.

Keluarnya Tevez di menit ke-85 juga memperlihatkan United tidak khawatir dengan masuknya Thierry Henry sekitar delapan menit sebelumnya untuk menggeser Deco Souza di Barcelona.

Hasil ini jelas sebuah pertanda bagus untuk Azulgranas mengingat dalam tiga dari empat kesempatan sebelumnya, mereka tersingkir dari Liga Champion hanya bila kalah di Camp Nou. (Darojatun)

DATA-FAKTA
----------------------------
BARCELONA VS MAN. UNITED 0-0
Waktu: 23 April
Stadion: Camp Nou
Wasit: Massimo Busacca (Swi)
Pencetak Gol: -
Kartu Kuning: Marquez 44' (B); Hargreaves 73' (M)-

Man. United (4-4-2) Cadangan: 29-Kuszczak, 19-Pique, 22-O'Shea, 27-Silvestre,8-Anderson. Pelatih: Sir Alex Ferguson (Sko).

Barcelona (4-3-3) Cadangan: 13-J. Pinto, 16-Sylvinho, 21-Thuram, 17-Giovani, 7-Gudjohnsen. Pelatih: Frank Rijkaard (Bld).





Frank Rijkaard
Tolak Bicara Chelsea

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikan. Tradisi di Barcelona pun berbeda dengan kondisi yang dipertahankan Manchester United selama beberapa dasawarsa terakhir.

Saat Fergie sempat selama tiga setengah tahun tidak menyumbangkan gelar apa pun, the Scotman tetap tak tersentuh di Old Trafford. Sebaliknya, setelah dalam kurun empat tahun berhasil mempersembahkan dua gelar juara La Liga dan sebuah trofi Liga Champion tidak lantas membuat Frank Rijkaard jadi figur yang kokoh di El Barca.

Lelaki Belanda berumur 45 tahun tersebut menjadi satu-satunya kambing hitam yang dianggap bertanggung jawab membuat skuad Los Azulgranas “lengser” ke peringkat ketiga di La Liga musim ini.

Akan tetapi, menjelang laga semifinal LC pekan ini, sekali lagi dirinya menegaskan tidak kecewa atas perlakuan media dan publik Barcelona meski ia tetap memutuskan mundur di akhir 2007/08.

Rijkaard pun menyebut laga semifinal melawan United adalah kulminasi yang merepresentasikan pencapaian anak-anak asuhnya di sepanjang musim ini. Ya, meski jika akhirnya Barca melaju ke final, pria bernama tengah “Edmundo” tersebut tetap memandang clash melawan United sebagai laga terpenting di akhir kariernya bersama Lionel Messi dkk.

Itulah juga sebabnya Rijkaard tidak tertarik untuk membicarakan kansnya menangani Chelsea musim depan sebelum kiprah Barca di Eropa benar-benar usai.

“Saya bukan seseorang yang senang membuat rencana. Bila saya bekerja di sebuah tempat, saya tidak berpikir mengenai hal-hal lain. Saya akan menyelesaikan tugas lebih dulu sebelum melangkah ke lain tempat,” demikian penuturannya kepada The Independent.

Ketika ditanya soal mantra “biar lambat asal selamat” miliknya yang bakal tidak sesuai dengan keinginan klub-klub besar seperti Chelsea untuk meraih sukses secara instan, Rijkaard pun angkat bicara. “Siapa bilang saya suka proses lamban dalam membangun sebuah klub? Lebih cepat jelas lebih baik, tapi saya tetap mengutamakan kualitas hubungan antarindividu di dalam proses itu,” katanya lagi. (toen)





Flu Perut Vidic

Perhatian publik terhadap persiapan Man. United di Barcelona tersita pada dua kabar mengkhawatirkan soal pertahanan. Wes Brown diperkirakan tak cukup bugar hingga mesti berlatih terpisah.

Kekalutan lebih besar ada di sentral belakang. Sehari sebelum duel, Nemanja Vidic dilarikan ke Hospital de Bellvitge di Barcelona.

Bek Serbia ini didiagnosis menderita stomach bug atau yang dikenal sebagai flu perut, yakni infeksi di usus karena serangan virus. Juru bicara rumah sakit menyebut Vidic mendekam di rumah sakit itu selama beberapa jam saja.

“Saya tidak bisa mengata-kan lebih detail, tapi kondisinya tak serius. Ia bergabung lagi dengan tim dan dokter klub yang akan memutuskan apakah ia bisa bermain atau tidak,” sebut si juru bicara.

Vidic akhirnya tak diturunkan. Brown tampil, tapi menjadi pengisi tempat Vidic. Posisi bek kanan sendiri mendapat penghuni yang tak biasa, yakni Owen Hargreaves, sementara Neville bahkan tak ada di bangku cadangan. (chrs)





Hati Pikiran Jordi

Seruan menarik terlontar sebelum duel semifinal di Camp Nou. “Hati saya ingin Barcelona yang melaju ke final dan menjadi juara, tapi pikiran saya mengatakan United yang unggul,” sebut Jordi Cruyff di Marca.

Putra Johan Cruyff ini terbilang pantas mengung-kapkan perspektif uniknya ini. Pemain 34 tahun yang kini tampil di klub Ukraina, Metalurg Donetsk, sebagai sweeper itu pernah membela Barca dan United.

Jordi memulai dari hati. “September lalu, saya akan mengatakan Barcelona sebagai favorit, tapi tidak sekarang. Saya merasa sukar menebak apakah Barca akan menampilkan permainan terburuk atau terbaik.”

Dari sudut pikirannya, eks Celta ini menilai United dengan Cristiano Ronaldo lebih oke dibanding Lionel Messi sebagai andalan. “Ronaldo sedang bugar. Sulit bagi Messi untuk segera kembali ke ritmenya setelah cedera,” ucapnya. (chrs)

No comments: