Wednesday, June 6, 2007

Kewajiban Negara Israel Mengamankan Bangsa dan Negaranya !!!


Setiap negara memiliki batas wilayah yang diakui UN yang menjamin dan
mendukung atas keutuhan wilayahnya tsb. Pertikaian garis batas
wilayah harus diselesaikan melalui dialog yang kemudian disepakati
dalam sebuah perjanjian yang ditanda tangani dan harus dipatuhi oleh
semua pihak yang terlibat.

Pelanggaran atau penyangkalan perjanjian yang sudah sama2 disetujui
tidak mungkin untuk mendapatkan dukungan semua negara didunia yang
menjadi anggauta UN. Wajar saja, nasib negara yang melanggar
perjanjian yang ditanda tanganinya sendiri akan membawa malapetaka
bagi negara ybs itu sendiri dan semua negara didunia akan menghindari
dari urusan yang dihadapi oleh sipelanggar ybs. Hal inilah yang harus
dipahami dengan jelas oleh setiap umat Islam yang masih saja mendukung
pembentukan negara Palestina sementara pemimpin2 negara baru ini malah
menghancurkannya sendiri melalui pelanggaran2 yang disengaja ini.
Kita tak perlu mendukung pembentukan negara yang melanggar janjinya
sendiri. Sama halnya kita tak boleh mendukung pembentukan negara yang
didirikan dengan azas untuk menghancurkan negara dan bangsa lainnya.

Jalur Gaza itu adalah wilayah Israel yang diberikan kepada PLO untuk
mendirikan negara baru Palestina dengan persyaratan2 yang disetujui
dan ditanda tangani kedua belah pihak pada perjanjian Camp David yang
disaksikan oleh semua kepala negara didunia, termasuk semua kelima
negara pemegang hak veto memberikan jaminan dan mendukung perjanjian
perdamaian ini sebagai penyelesaian menyeluruh.

Tetapi akibat adanya pelanggaran perjanjian Camp David oleh penguasa
baru di Palestina yang mendadak menolak mengakui negara Israel,
menolak hidup damai berdampingan, dan bersumpah untuk memusnahkan
bangsa Israel dari muka bumi sejalan dengan ketentuan AlQuran yang
diyakininya, maka tanpa perlu pernyataan apapun, secara otomatis,
jalur Gaza kembali menjadi wilayah Israel dan rencana mendirikan
negara Palestina juga otomatis batal tanpa perlu diumumkan lagi.

Lebih daripada itu, negara baru yang belum berdiri ini kehilangan
haknya untuk menjadi anggauta UN.

Demikianlah, tak ada yang perlu disesalkan selain menyesalkan
pelanggaran2 itu sendiri. Hak untuk menentukan nasib sendiri bukan
berada ditangan Israel, melainkan berada ditangan pemimpin2 negara
baru ini yang resmi bertanggung jawab atas keputusan2nya yang
membatalkan perjanjian damai Camp David ini.

Tindakan apapun yang dilakukan negara Israel dalam mengamankan negara
dan bangsanya, sepenuhnya diakui, dan dihormati oleh seluruh anggauta2
UN, termasuk tentunya hak membela diri dari ancaman Islam dan Allahnya
yang bertekad memusnahkan semua bangsa Yahudi dari muka bumi ini.

Lalu bantuan apa yang anda harapkan dari negara lain kalo negara yang
baru berdiri ini begitu korupnya menyelewengkan bantuan untuk
digunakan membiayai teror2 menghancurkan Israel dimana seluruh negara2
didunia yang bersedia memberikan bantuan bukan untuk mereka berperang
tetapi untuk hidup damai berdampingan? ??

Biarkanlah Israel melakukan pengamanan yang dianggapnya perlu
diwilayah mereka sendiri seperti jalur Gaza ini, warga Arab Palestina
memang bukan tempatnya untuk tinggal disana membangun pusat teror
untuk memusnahkan bangsa Yahudi dan menghilangkan negara Israel dipeta
bumi.

Israel bersedia hidup berdampingan dengan negara baru Palestina, namun
pemerintah baru Palestina menolak hidup berdampingan karena diharamkan
oleh Allah. Siapa yang mau anda salahkan??? Warga Palestina yang
Islam menganggap kewajiban Allah lebih penting dari perjanjian buatan
manusia. Sebaliknya, negara Israel menganggap perjanjian Camp David
lebih penting untuk menegakkan perdamaian.

Israel pada hakekatnya tidak pernah memaksakan perjanjian Camp David,
sebaliknya tidak mau dipaksa untuk mematuhi perintah Allah lewat
AlQuran untuk memusnahkan diri mereka.

Demikianlah, kenyataannya, perjanjian Camp David sebelumnya telah
disetujui oleh kedua belah pihak tapi dilanggar secara sepihak oleh
Arab Palestina untuk dibatalkan. Berbeda dengan Syariah Allah, belum
pernah pihak Israel menyepakati isi Syariah itu, dan tidak akan pernah
membiarkan Syariah setan ini tegak dinegaranya demi mempertahankan
eksistensi bangsa itu sendiri.

Siapa saya?
Yang paling tahu siapa saya adalah diri saya sendiri
Saya adalah mahluk ciptaan yang diciptakan Sang Pencipta Maha Dari Segala Maha
Saya adalah diri saya sendiri yang punya kekurangan dan kelebihan
Saya adalah ...........

Mengapa saya hidup?
Saya hidup karena saya mengemban suatu misi maka saya hidup
Hidup ini dalam rangka mengabdi kepada Sang Pencipta Maha Dari Segala Maha
Dalam rangka mengabdi kepada Sang Pencipta, maka semua yang saya lakukan harus
selalu karena Dia dan dalam koridor Nya ini lah yang disebut Ibadah

Darimana saya datang?
Saya datang dari Sang Pencipta Maha Dari Segala Maha melalui perantaraan kedua orang
tua saya

Kemana saya kembali?
Saya kembali kepada Sang Pencipta Maha Dari Segala Maha
Dengan mempertanggungjawabkan semua sikap, tingkahlaku serta perbuatan selama saya
hidup
Apakah misi saya sesuai atau tidak dengan kehendak Nya? hanya Sang Pencipta yang
tahu.....

Dari renungan ini saya merasakan adanya dorongan kuat untuk selalu hidup lebih.., lebih.. dan lebih


No comments: