
Tokyo - Raksasa elektronik Toshiba dan para mitranya yang memproduksi HD DVD mendapatkan keuntungan dalam perang format DVD masa depan dengan Blu ray besutan Sony. Hal ini terjadi setelah perusahaan film terkemuka Hollywood, Paramount Pictures dan DreamWorks Animation memutuskan untuk mendukung format HD DVD secara eksklusif. Film-film yang didistribusikan Paramount Pictures, DreamWorks Animation and Pictures, Paramount vantage, Nickleodeon Movies dan MTV Films pun akan dirilis secara eksklusif dalam format HD DVD. Termasuk juga 'Shrek The Third' yang mencatat box office di bioskop. Keputusan Paramount ini pun menjadi kerugian bagi Sony Corp dan mitranya yang membesut format Blu ray. Disebutkan, keputusan Paramount ini dilatarbelakangi keuntungan penggunaan HD DVD seperti teknologi yang sudah siap untuk dipasarkan dan biaya produksi yang relatif rendah. "Saya percaya bahwa HD DVD tidak hanya pilihan berkualitas tinggi bagi konsumen, namun juga pilihan yang baik bagi Paramount," kata Brad Grey, chairman Paramount Pictures seperti dikutip detikINET dari AFP, Selasa (21/8/2007). Toshiba pun memuji keputusan Paramount tersebut. "Keputusan ini mencerminkan pemahaman Paramount akan nilai dan potensi masa depan HD DVD untuk hiburan rumah tangga," demikian sebut wakil presiden senior Toshiba, Yoshihide Fujii. Saat ini, studio-studio film Hollywood terpecah dalam dukungannya untuk Toshiba dengan HD DVD atau Sony dengan Blu ray-nya. Meski gagal mendapatkan dukungan Paramount, Blu ray telah mendapatkan dukungan dari pemimpin pasar usaha peminjaman film Blockbuster dan retail Target. ( fyk / wsh ) Komputer 'Bedah Tulang' Dibanderol Miliaran Jakarta - Setiap rumah sakit pasti ingin selalu mengadopsi metode penyembuhan yang dilengkapi dengan teknologi terbaru seperti Computer Assisted Surgery (CAS) ini. Namun khusus CAS, untuk dapat menerapkannya mereka sepertinya harus menyediakan anggaran yang tidak sedikit karena harganya mencapai miliaran. I. Rusli, senior Franchise Manager Medical Division PT Johnson & Johnson Indonesia mengatakan, untuk seperangkat sistem CAS dibanderol di kisaran harga Rp 2 miliar. Dari setiap satu set sistem ini, lanjutnya, setiap rumah sakit nantinya akan mendapatkan perlengkapan sistem yang terdiri dari software dan hardware seperti seperangkat kolibri, sensor dan lain-lain. CAS merupakan suatu prosedur penggunaan sistem komputer dalam operasi pembedahan tulang guna memberikan navigasi terhadap ahli bedah. PT Johnson & Johnson lewat divisi medisnya, DePuy, merupakan salah satu perusahaan yang memasarkan perangkat CAS di Indonesia, mereka bekerja sama dengan brain lab sebagai pembuatnya. Dokter ahli bedah dari rumah sakit yang memesan CAS nantinya perlu ditraining secara khusus sebelum mengoperasikan sistem ini. "Dokternya nanti akan ditraining selama beberapa minggu di Melbourne, Australia," ujar Rusli, kepada detikINET di sela-sela media workshop CAS di Rumah Sakit Medistra Jakarta, Selasa (21/8/2007). Di Indonesia sendiri, teknologi ini hanya baru diaplikasikan di rumah sakit Medistra Jakarta, sedangkan rumah sakit lain masih mengunakan cara konvensional untuk melakukan pembedahan tulang. Tak heran memang jika melihat besarnya investasi yang harus dikeluarkan, setiap rumah sakit pun sepertinya akan lebih dulu memikirkan secara masak untuk memilih perlu mengadopsi CAS atau tidak. Tapi jika mendengar janji-janji hasil operasi yang lebih baik yang notabene demi keselamatan dan kepuasan pasien rasanya tak salah jika teknologi ini dapat diadopsi berbagai rumah sakit di Indonesia, daripada pasien harus menempuh perjalanan jauh ke negara lain seperti Singapura, Australia dan negara lainnya untuk mendapatkan tindakan yang sama. Lead yourself whenever your boss' leadership deteriorates. When your boss doesn't praise what you do, praise yourself. When your boss doesn't make you big, make yourself big. Remember, if you have done your best, failure does not count." ... "Never make a decision when you are upset, sad, jealous or in love." ... "You don't have to be busy to explain everything to react to sour criticism or an attack against you when you really believe that you have done nothing wrong." Waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk memperbaiki sebuah kesalahan, selalu lebih besar daripada waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya dengan cermat. Mohon Anda perhatikan bagaimana keterdesakan, ketergesaan, dan ketidak-sabaran – sering membuat kita melakukan sesuatu yang sederhana, yang mudah, dan yang membutuhkan sedikit tenaga – dengan gerakan cepat, sedikit kasar, dan berlebih dalam tenaga; sehingga kita merusak yang seharusnya penting. Bukankah sudah ada orang yang tidak sabar dan merobek amplop – bersama uang yang ada di dalamnya? Bagaimana bila hari Senin pagi ini, kita gunakan untuk bekerja dengan kesungguhan yang lebih baik; lebih bersabar untuk melakukannya dengan cermat, dengan cara yang baik, dengan proses yang proper, dengan hati yang lebih melekat kepada yang kita kerjakan? Bagaimana bila sekarang kita lebih menyadari bahwa memperbaiki yang rusak karena ketidak-sabaran kita, atau mengulangi yang salah karena ketidak-cermatan kita – akan mengurangi lebih banyak waktu dan tenaga kita, nanti. Sadarkah Anda bahwa Membangun kebiasaan mengulangi pekerjaan dan memperbaiki kesalahan - akan membuat Anda hidup dua kali, untuk mencapai satu hal yang sama. Yang sekali – salah; kemudian yang kedua – memperbaiki yang salah. Kira-kira, seberapa tinggi tangga yang bisa Anda naiki dalam karir dan kehidupan ini, bila Anda lebih sering `betul' pada upaya pertama? Maka, marilah kita lebih menyadari, bahwa Waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk memperbaiki sebuah kesalahan, selalu lebih besar daripada waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya dengan cermat. Meskipun kita tidak dapat kembali dan melakukan lagi dengan lebih baik - sebuah awal yang salah di masa lalu,kita dapat memulai lagi untuk mencapai sebuah akhir yang lebih baik di masa depan" (Mario Teguh) "The most important thing in life is to stop saying 'I wish' and start saying 'I will.' Consider nothing impossible, then treat possibilities as probabilities." David Copperfield Magician
No comments:
Post a Comment