Thursday, November 13, 2008

BICARA BAIK ATAU DIAM





Oleh: Gede Prama

Ada sejenis kecemburuan tersendiri kalau saya melihat seorang pelukis sedang melukis. Melalui kegiatan bercakap-cakap dengan diri sendiri, seorang pelukis kemudian mengungkapkan hasil percakapan tadi ke dalam sebuah lukisan. Sehingga bagi siapa saja yang cukup peka untuk memaknai karya seni, ia bisa menerka percakapan apa yang terjadi di balik banyak lukisan.

Agak berbeda dengan pelukis di mana lukisanlah salah satu hasil percakapannya dengan diri sendiri, kita manusia biasa memiliki juga hasil dari percakapan panjang kita bersama diri sendiri. Dan hasil yang paling representatif adalah badan yang kita bawa kemana-mana selama hidup. Atau kalau mau lebih dalam, jiwa adalah salah satu hasil lain dari percakapan jenis terakhir ini.

Dilihat dalam bingkai berpikir seperti ini, hidup ini isinya serupa dengan kegiatan melukis. Bedanya dengan pelukis, kita sedang melukis diri kita sendiri. Mirip dengan pelukis, ada aspek yang disengaja ada juga aspek yang tidak disengaja. Dan percakapan adalah kuas, kertas, warna yang menjadi bahan-bahan kita dalam melukis. Dalam tingkat penyederhanaan tertentu, apapun yang kita percakapkan dengan diri sendiri akan memberikan warna terhadap lukisan (baca : wajah) kita sendiri.

Coba Anda perhatikan orang-orang yang suka sekali bicara negatif. Dari ngerumpi kejelekan orang lain, iri, dengki, menempatkan orang lain dalam posisi tidak pernah benar, sampai dengan suka berkelahi dengan banyak orang. Perhatikan badan dan sinar mukanya, bukankah berbeda sekali dengan orang lain yang percapakannya lebih banyak berisi hal-hal yang positif ?

Lebih dari sekadar memiliki wajah berbeda, orang yang isi percakapannya hanya dan hanya negatif, juga berhobi memproduksi penyakit yang akan dihadiahkan pada tubuhnya sendiri. Berbagai jenis penyakit siap menawarkan diri secara amat suka rela kepada orang-orang jenis ini. Dari penyakit fisik sampai dengan penyakit psikis. Di luar kesengajaan mereka, atau bersembunyi di balik 'kesenangan' sesaat, orang-orang seperti ini sedang memukul, menusuk dan bahkan menghancurkan badan dan jiwanya. Kalau kemudian lukisan kehidupannya berwajah hancur lebur, tentu bukan karena sengaja dihancurkan orang lain.

Dalam bingkai renungan seperti ini, layak dicermati kembali bagaimana persisnya kita bercakap-cakap dengan diri sendiri setiap harinya. Entah ketika di depan cermin, entah tatkala berhadapan dengan banyak perkara, entah di manapun kita selalu bercakap-cakap dengan diri sendiri. Tidak hanya sejak bangun pagi sampai tidur malam kita melakukan percakapan, bahkan ketika tidurpun kita bercakap-cakap dengan diri sendiri.

Kalau semuanya bisa digerakkan dari tataran kesadaran semata, semua orang hanya mau bercakap-cakap yang positif saja. Sayangnya, kekuatan di balik percakapan tidak saja berada di wilayah kesadaran. Ia juga berakar dalam pada wilayah-wilayah di luar kesadaran. Di sinilah letak tantangannya. Orang-orang yang terlalu lama memformat lukisannya dengan percakapan-percakap an negatif, tentu dihadang tantangan yang lebih besar. Demikian juga sebaliknya.

Akan tetapi, seberapa besarpun tantangannya, pilihan diserahkan ke kita, akankah kita membuat lukisan diri sendiri yang berwajah indah, atau bopeng mengerikan di sana-sini. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, percakapan memang kendaraan yang amat menentukan dalam hal ini.

Seorang sahabat jernih pernah memberikan pedoman amat sederhana dalam hal ini : speak good, or be silent. Bicaralah hal-hal yang baik saja, kalau tidak bisa diamlah. Tampaknya terlalu sederhana, tetapi menangkap esensi yang paling esensi. Sekaligus memberikan kompas, ke arah mana perjalanan percakapan sebaiknya dilakukan.

Tertawa tentu saja boleh dan bahkan sehat. Namun tertawa dengan cara mentertawakan kekurang fisik orang lain tentu saja layak untuk dikurangi. Waspada dan hati-hati juga tidak salah, namun curiga apa lagi menuduh orang lain tanpa bukti mungkin perlu rem yang menentukan dalam hal ini. Demikian juga ketika melihat kekurangan orang lain, atau juga kekurangan diri sendiri. Serakah misalnya, kenapa tidak dibelokkan menjadi serakah belajar dan berusaha. Kebiasaan mumpung sebagai contoh lain, mumpung berkuasa kenapa tidak segera menjadi contoh dari hidup yang lurus dan bersih. Iri hati juga serupa, bisa saja energi-energi iri hati digunakan sebagai mesin pendorong kemajuan yang amat menentukan. Bentuk tubuh yang tidak menarik sebagai contoh lain, kenapa tidak digunakan sebagai cambuk untuk mengembangkan kecantikan dari dalam diri.

Dari serangkaian contoh ini, yang diperlukan sebenarnya kesediaan untuk senantiasa berdisiplin di dalam diri. Terutama disiplin untuk mendidik mulut dan pikiran, serta membelokkan setiap energi negatif ke tempat-tempat yang lebih produktif. Kalau ada yang menyebutnya susah, tentu saja tidak salah. Karena mirip dengan lukisan indah yang senantiasa dihasilkan pelukis dengan penuh perjuangan, demikian juga dengan lukisan kehidupan. Kita hanya perlu mengingat sebuah kalimat sederhana : bicaralah yang baik, atau diam sekalian. Dan atas rahmat Tuhan lukisan kehidupanpun mungkin berwajah lebih menarik. Setidaknya, itulah yang sedang saya percakapkan dengan sang diri ketika tulisan ini dibuat.

GUNAKAN MODAL DALAM DIRI

Dalam kapasitas saya sebagai salah satu pendiri dan pengurus BMT BERMITRA, saya seringkali melakukan wawancara dengan para UKM yang tergabung dalam komunitas yang kami bina. Dalam beberapa kesempatan berbicara dengan mereka, seringkali saya mendapatkan keluhan bahwa mereka merasa tidak bisa mengembangkan usahanya karena alasan-alasan tidak memiliki modal apa-apa. Sebagian yang lain mengatakan bahwa saya tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup, bagaimana saya dapat menjalankan usaha dengan baik ? Sebagian yang lain seringkali mengatakan saya tidak memiliki pengalaman dalam usaha, bagaimana saya bisa berhasil seperti mereka ?


Keluhan-keluhan yang sama seringkali juga saya dengar dari beberapa orang yang saya temui yang notabene berasal dari kalangan yang terpelajar. Seringkali mereka juga mengeluhkan kalau dirinya tidak memiliki modal apa-apa, bagaimana dapat memulai usaha ? Saya tidak memiliki modal apa-apa, bagaimana saya bisa sukses seperti mereka ? Saya tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup, bagaimana saya dapat memulai usaha seperti mereka ?


Seringkali saya tanyakan kepada mereka, apakah Anda mau kehilangan kedua tangan Anda dengan diganti uang senilai 20 Juta, mereka pasti menjawab tidak mau. Apakah Anda mau kehilangan kedua penglihatan Anda dengan digantikan uang senilai 200 juta ? Mereka menjawab tidak mau. Apakah Anda mau pilih kehilangan uang senilai 100 juta atau memilih kehilangan kedua kaki Anda ? Mereka pasti menjawab lebih memilih kehilangan uang 100 juta.


Sahabat, kita semua sesungguhnya sudah memiliki modal yang sangat berharga dalam diri pribadi masing-masing. Modal ini bernilai ratusan juta bahkan bisa tak ternilai harganya. Apakah kita mengira bahwa otak yang kita miliki itu kurang berharga ? Sesungguhnya otak yang kita miliki itu jauh lebih dahsyat dari computer yang diciptakan manusia. Dengan kekuatan otak dan pikiran ini, kita bisa menjadi apa yang kita pikirkan.


Bagaimana dengan kedua tangan kita, kedua kaki kita dan tubuh kita yang sempurna, kedua penglihatan kita, pendengaran yang kita miliki, apakah Anda mengira ini bukanlah modal yang sangat berharga ? Kita sesungguhnya diciptakan dengan segala kekayaan yang melekat dalam diri pribadi kita. Mengapa kita tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki ? Mengapa kita tidak bersyukur dengan modal yang ada dalam diri kita, kemudian memberdayakannya untuk mencapai impian kita ? Maka gunakan segala modal yang ada dalam diri kita untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.


Gunakan kekuatan pikiran yang kita miliki untuk memikirkan hal yang baik, untuk mengundang pikiran yang baik, karena itulah yang akan menentukan apa jadinya kita. Gunakan modal kedahsyatan otak yang ada dalam diri kita sebagai modal bagi pencapaian usaha kesuksesan kita. Kalau kita menyadari memiliki panca indra yang sempurna untuk menopang aktivitas kegiatan kita, maka berdayakan itu semaksimal yang Anda mampu untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.


Laba-labapun diciptaklan dengan segenap kemampuan yang ada padanya. Ia mungkin menyadari kalau memiliki kemampuan memintal benang untuk sarangnya - makanya dia terus melakukan itu - dan akhirnya iapun berhasil membangun sarangnya. Demikian juga dengan lebah madu, mungkin ia menyadari memiliki kemampuan menghasilkan madu - dan ia terus melakukannya - hingga menghasilkan madu yang memberikan manfaat bagi banyak manusia. Seorang bijak mengatakan, " Jadilah bintang dan terangi jalanmu sendiri. Jangan kawatir dengan kegelapan di sekelilingmu, karena dia ada ketika bintang sedang dalam puncak terangnya."


Demikian juga ketika saat ini kita menyaksikan kemenangan seorang senator Barack Obama menjadi presiden Amerika. Ia yang dulunya bukan siapa-siapa dan berasal dari golongan minoritas African -American yang tidak pandang di kalangan majoritas penduduk Amerika, namun kini berhasil menjadi presiden Amerika yang ke 44. Apakah yang bisa kita pelajari dari kemenangan Barack Obama ? Sesungguhnya ini adalah pesan pada kita semua bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita impikan, sepanjang kita percaya pada impian kita dan menyadari modal kemampuan dalam diri kita. Kita bisa mencapai apapun yang kita impikan, sepanjang kita meyakini impian kita dan mau melakukan yang harus kita lakukan dengan segenap kemampuan modal yang ada dalam diri kita.


SEMOGA BERMANFAAT. Salam Motivasi Sukses Mulia


*** Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan Penulis buku "The Art of Life Revolution" dan "Heart Revolution, Revolusi Hati Nurani", diterbitkan Elex Media Komputindo. Buku yang ketiganya "The Wisdom of Businses: Sukses Berbisnis Dengan Nilai-Nilai Kearifan Hati Nurani" akan segera diterbitkan Elex Media Komputindo. www.motivasiindones ia.blogspot. com

Hari Istimewa Del Piero

Alessandro Del Piero luar biasa. Setelah tampil hebat di Santiago Bernabeu dengan mencetak semua gol kemenangan 2-0 Juventus atas tuan rumah Real Madrid di Liga Champion, pada Ahad (9/11), Ale kembali menyumbang gol untuk kemenangan I Bianconeri.

Del Piero mencetak gol pembuka kemenangan 2-0 Juventus atas tuan rumah Chievo di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Verona. Seperti gol kedua di Santiago Bernabeu, gol Alex ke gawang Chievo juga terjadi melalui tendangan bebas indah, sebuah tembakan kaki kanan yang diarahkan ke tiang dekat atau sisi kanan penjaga gawang.

Gol tersebut menjadi yang keempat buat Del Piero dalam tiga pertandingan terakhir. Dalam tiga laga tersebut, ia selalu membuat gol. Il Pinturicchio mencetak satu gol juga melalui tendangan bebas indah saat Juventus mengalahkan Roma 2-0 di Olimpico Torino. Setelah itu, si kapten La Vecchia Signora ini membungkam pendukung Madrid.

Hal yang hebat, Ahad lalu merupakan hari istimewa Del Piero. Hari itu ia genap berusia 34 tahun. Selain berulang tahun, hal lain yang membuat hari itu istimewa adalah partai kontra Chievo menjadi pertandingan ke-377 buat pemain kelahiran Conegliano Veneto ini di Serie A bersama Juventus.

Pencapaian tersebut membuat Del Piero sejajar dengan legenda klub Gaetano Scirea. Mereka berada di posisi kedua setelah Giampiero Boniperti dengan jumlah penampilan 444.

“Di dalam skuad ada seorang juara dan dia adalah Del Piero. Alex adalah kapten dan pemimpin skuad ini,” kata pelatih Juventus, Claudio Ranieri, seperti dikutip Datasport.

Komentar Ale? “Saya sangat bahagia karena mencetak gol, tapi terutama karena kemenangan ini membuat momen bagus kami berlanjut. Seperti kembali berusia 20 tahun? Mungkin, karena saya dapat bermain 20 tahun lagi, bukan tujuh atau delapan seperti yang saya inginkan,” ucapnya.

Pada Kamis (13/11), Del Piero akan melewati catatan Scirea sekaligus memperpanjang periode bagus penampilan individu dan hasil positif Juventus. Tengah pekan ini, I Bianconeri menjamu Genoa. Laga giornata 12 ini dimajukan karena Stadio Olimpico dipakai pada akhir pekan mendatang. (man)

Vid :

http://www.youtube.com/watch?v=IdqEUhhZLcM

No comments: