
"Ah...pasti banyak kumannya. Buat kamu aja...." Dua orang perempuan itu berlari meninggalkan Ulfa Dwiyanti sendirian di dalam rumah yang begitu kotor dan banyak serangga berkeliaran. Ulfa memang menjadi aikon dalam iklan ini. Ulfa bersama dua orang perempuan lain masuk ke dalam sebuah rumah. Dari adegan itu dapat diduga bahwa ketiga perempuan itu menjadi pewaris dari sebuah rumah yang besar. Ketiga perempuan itu melihat rumah yang menjadi warisan tersebut.
Dari luar rumah tersebut terlihat besar sekali. Namun sayang halaman rumah tersebut begitu kotor. Dedaunan dari pohon yang tersebar di halaman rumah itu berserakan di halaman. Ketiga perempuan itu bahkan harus melangkah cukup hati-hati. Mereka terlihat cukup khawatir terjatuh, kalau-kalau ada dahan yang jatuh melintang di halaman dan mereka tersandung dahan tersebut. Belum lagi dedaunan yang berserakan itu dapat saja ternyata memenuhi sebuah lubang yang karena dipenuhi dedaunan tidak lagi tampak nyata oleh mata, yang ketika diinjak maka kaki akan terperosok ke dalam lubang. Karena itulah mereka terlihat melangkah dengan hati-hati.
Ketika berada di dalam terlihat bahwa rumah itu bukan hanya sudah kotor karena lama ditinggal, tetapi juga sudah banyak serangga yang berkeliaran. Kebanyakan perempuan memang sering tidak bisa melihat kekotoran yang amat sangat apalagi ditambah dengan serangga (seperti kecoa) yang banyak berkeliaran. Dalam bayangan mereka itu bukanlah rumah yang layak ditinggali. Terbayang dalam benak mereka bahwa serangga yang sudah bersarang lama dalam rumah itu bisa saja mengganggu mereka ketika mereka sedang tidur nyenyak.
Tentu saja kedua perempuan itu menjadi tidak suka diberi warisan yang kotor dan meninggalkan Ulfa dan melepaskan bagian warisan mereka. Tetapi karena hafal sebuah cairan pembersih (yang menjadi produk yang diiklankan, tentu), Ulfa menerima pemberian tersebut dengan senang hati. Terbayang langsung betapa nyaman rumah besar tersebut ketika sudah berhasil dibersihkan, apalagi dengan cairan pembersih itu, semua kotoran yang mengganggu tidak akan terlalu sulit untuk dibersihkan. Memang terlalu banyak orang yang melihat sesuatu apa adanya saja.
Seperti kedua perempuan yang melihat rumah itu dari halaman yang kotor dengan dedaunan yang berserakan, dengan bayangan ada lubang yang dipenuhi dedaunan dan bisa membuat mereka terperosok. Ada juga bayangan bahwa akan ada dedahanan yang jatuh dan melintang di halaman tersebut dan dapat membuat mereka jatuh karena tersandung. Oh ya, saya salah. Mereka bukan melihat kondisi halaman apa adanya. Mereka justru sudah punya bayangan. Tetapi bayangan yang buruk. Tentang lubang yang tertutup dedaunan, tentang dahan melintang yang dapat membuat mereka jatuh tersandung.
Sehingga mereka sudah punya bayangan bahwa rumah itu sedang dalam kondisi yang sangat buruk untuk dihuni. Mereka juga bukan orang yang mau bersusah payah melakukan upaya untuk membuat rumah itu lebih nyaman. Seringkali itulah yang membuat perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang tidak mendapatkan apa yang dia inginkan seumur hidup.
Bayangan. Gambaran. Kedua perempuan itu membuat gambaran buruk dalam kepala mereka masing-masing atas apa yang mereka lihat saat itu. Gambaran yang buruk. Berbeda dengan Ulfa, dia melihat gambaran sebuah rumah besar, bersih dan nyaman dengan halaman yang indah. Gambaran yang baik. Mengapa bisa terjadi begitu? Bukankah dia juga perempuan yang kebanyakan tidak suka melihat sesuatu yang jorok. Memang mungkin saja begitu. Perbedaan lainnya adalah bahwa dia melihat sesuatu akan menjadi lebih nyaman ketika sudah dibersihkan dan dia tidak merasa keberatan bila harus membersihkan terlebih dahulu. Perbedaan berikut adalah bahwa Ulfa sangat kenal dengan cairan pembersih yang sangat kuat untuk membersihkan semua kotoran yang ada. Sehingga tidak ada masalah bahwa rumah itu terlalu kotor dan terlihat tidak nyaman untuk ditempati.
Ada empat perbedaan.
Pertama, gambaran yang jelas seperti apa hal yang akan didapat setelah usaha untuk mencapainya berhasil dilakukan.
Ke dua, kesediaan untuk melakukan upaya mencapai tujuan yang akan diraih.
Ke tiga, punya pengetahuan tentang cara dan alat untuk mencapai tujuan.
Ke empat, kesabaran untuk terus berusaha hingga tujuan dapat diraih. Tidak banyak orang yang memiliki sekaligus empat hal yang membuat perbedaan antara orang sukses dan orang yang tidak berhasil meraih hal yang diinginkan.
Beberapa orang tidak memiliki dua atau tiga dari empat hal tersebut. Kebanyakan tidak memiliki salah satu dari empat hal tersebut. Namun yang paling banyak adalah orang-orang yang tidak memiliki hal yang ke empat; kesabaran.
Seorang tua yang memiliki kesabaran untuk menawarkan resep ayam goreng yang dia sukai hingga ribuan kali untuk akhirnya mengembangkan Kentucky Fried Chicken.
John Grisham menawarkan novel perdananya; A Time to Kill hingga puluhan kali sebelum diterbitkan dan akhirnya menjadi novelis yang buku-buku karyanya terjual laris.
Tiger Wood terus-menerus berlatih golf sejak usia delapan tahun. Ray Kroch menawarkan berkali-kali kepada kakak beradik McDonalds hingga mendapatkan sebuah sistem pelayanan yang sangat baik dan dapat dijadikan waralaba yang membuka satu outlet baru di seluruh penjuru dunia setiap tiga belas jam. Kesabaran. Hanya itu? Tidak!
Semua itu dilandasi oleh keyakinan bahwa usaha mereka akan berhasil. Berhasil dengan baik dan square one, keyakinan itu didasarkan pada kemampuan melihat gambaran tentang kenikmatan yang akan didapat ketika semua usaha telah berhasil dilakukan.
Tepat seperti pedagang Spanyol (dipimpin oleh Antonio Armijo) yang pertama melintasi Gurun Pasir Mojave dan menamakan wilayah itu sebagai vega (dari Bahasa Spanyol yang berarti lapangan) serta pedagang Mexico yang mengembangkan wilayah itu menjadi tempat tinggal dan tempat berusaha dan kemudian terus berkembang menjadi pusat keramaian terbesar di seluruh dunia. Jadi, kapan Anda akan mengembangkan kemampuan untuk melihat gambaran? ( source : unknown )
Dear semua anggota milis yang merasa iklan adalah pembodohan publik,
Disini sebagai insan desain grafis yang juga berhubungan dengan periklanan, saya memang bisa menyadari bahwa iklan adalah sebuah media untuk mempromosikan sebuah barang (jasa, benda, maupun gaya). Tapi bukan sepenuhnya memiliki maksud pembodohan publik. Nah, disini terdapat sebuah anekdot yang menarik, entah saya lupa disadur dari mana, tetapi ini sudah membudidaya di kalangan para insan periklanan. "Dimana iklan komersial sebuah negara semakin canggih (membuat penikmat berpikir), dan masyarakat dapat menerima, disitulah negara itu sudah bisa dikatakan maju". Jadi ini membuktikan bahwa kualitas iklan di indonesia ini masih dibawah standar internasional. Misalnya, masyarakat Indonesia masih membutuhkan sebuah ikon yang berasal dari bintang film, ataupun siapa saja yang bisa menarik pembeli, contohnya Iklan Yamaha pakai Komeng (salah satunya). Kenapa Yamaha memilih komeng? karena seperti halnya Honda memilih basuki dan mandra, yaitu lucu. semakin lucu, semakin diingat orang. Sekarang Tukul, nanti berapa bulan lagi muncul ikon baru lagi.... tergantung situasi dan kondisi.
Seperti halnya Iklan Ulfa maupun yang lain2 memang kita sebagai pengguna (penikmat) harus pintar2 memilih, dan mencerna apa yang ingin disampaikan oleh para produsen, melalui media. Jadi jangan serta merta gosok gigi pake pepsodent pasti putih, langsung ganti pasta pepsodent. tetapi setelah pakai kok nggak putih-putih, komplain dikoran... hahahaha.. ya itu resiko sendiri. yang komplain itu adalah salah satu contoh kebodohan bangsa kita yang merasa iklan itu adalah benar adanya, tanpa berpikir panjang lagi.
Mungkin ini beberapa hal yang perlu saya luruskan mengenai dunia periklanan.
Mohon maaf bila ada kekeliruan dalam menyampaikan, mungkin tata cara penggunaan bahasa dan istilah ada yang menyinggung publik. Tetapi bukan maksud saya ingin melecehkan bangsa sendiri, tetapi prihatin saja.
Regards,
Christian - graphic designer, music programmer, bikers.
ibu Masayu
Saya sangat setuju dengan pendapat ibu bahwa semua iklan adalah berlebihan. Bahkan saya merasa ada pembohongan publik terhadap hampir semua produk yang diiklankan. Tetapi disatu sisi saya tidak setuju dengan pernyataan ibu bahwa dalam markeitng yang penting adalah strategi menjual meski produk yang ditawarkan buruk.
Saya kira tidak demikian setiap produk yg ditawarkan kepada publik harus dapat dipertanggungjawabk an sesuai dengan spesifikasi yang dimilikinya. Artinya terkait dengan produk yang di pakai ulfa semestinya hasil dari produk tersebut setidaknya mendekati yang diiklankan, sehingga tidak mengecewakakn konsumen.
Dan mungkin perlu kiranya kita fikirkan saat ini bahwa setiap artis yang digunakan sebagai model harus ikut bertanggungjawab terhadap produk tersebut. Hal ini karena mereka sebagai role model yang sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.
semua Iklan memang sesuatu yang berlebihan. karena dalam dunia marketing yang paling penting adalah strategi penjualan. jadi seburuk apapun bentuk Produknya kalau penjualannyanya bagus maka produk tersebut akan terjual. Nah, maksud dari Bung Djodi yang saya tangkap adalah bukan membenarkan iklan Ulfa tersebut tapi makna dari Cerita Iklan tersebut, bahwa sesuatu yang jelek atau buruk apabila kita sikapi dengan pikiran yang tenang maka kita akan tau apa yang ada di balik keburukan itu. Maaf kalau saya salah Bung Djodi.
Phylospy ceritra Ulfa memang baik, contoh Ulfa sendiri berlebihan, malah cendrung merupakan Pembongan Publik. Silahkan coba pembersih yang diklani, .... tidak akan seperti.. diperagakan Ulfah... berlebihan.. ..
Dari luar rumah tersebut terlihat besar sekali. Namun sayang halaman rumah tersebut begitu kotor. Dedaunan dari pohon yang tersebar di halaman rumah itu berserakan di halaman. Ketiga perempuan itu bahkan harus melangkah cukup hati-hati. Mereka terlihat cukup khawatir terjatuh, kalau-kalau ada dahan yang jatuh melintang di halaman dan mereka tersandung dahan tersebut. Belum lagi dedaunan yang berserakan itu dapat saja ternyata memenuhi sebuah lubang yang karena dipenuhi dedaunan tidak lagi tampak nyata oleh mata, yang ketika diinjak maka kaki akan terperosok ke dalam lubang. Karena itulah mereka terlihat melangkah dengan hati-hati.
Ketika berada di dalam terlihat bahwa rumah itu bukan hanya sudah kotor karena lama ditinggal, tetapi juga sudah banyak serangga yang berkeliaran. Kebanyakan perempuan memang sering tidak bisa melihat kekotoran yang amat sangat apalagi ditambah dengan serangga (seperti kecoa) yang banyak berkeliaran. Dalam bayangan mereka itu bukanlah rumah yang layak ditinggali. Terbayang dalam benak mereka bahwa serangga yang sudah bersarang lama dalam rumah itu bisa saja mengganggu mereka ketika mereka sedang tidur nyenyak.
Tentu saja kedua perempuan itu menjadi tidak suka diberi warisan yang kotor dan meninggalkan Ulfa dan melepaskan bagian warisan mereka. Tetapi karena hafal sebuah cairan pembersih (yang menjadi produk yang diiklankan, tentu), Ulfa menerima pemberian tersebut dengan senang hati. Terbayang langsung betapa nyaman rumah besar tersebut ketika sudah berhasil dibersihkan, apalagi dengan cairan pembersih itu, semua kotoran yang mengganggu tidak akan terlalu sulit untuk dibersihkan. Memang terlalu banyak orang yang melihat sesuatu apa adanya saja.
Seperti kedua perempuan yang melihat rumah itu dari halaman yang kotor dengan dedaunan yang berserakan, dengan bayangan ada lubang yang dipenuhi dedaunan dan bisa membuat mereka terperosok. Ada juga bayangan bahwa akan ada dedahanan yang jatuh dan melintang di halaman tersebut dan dapat membuat mereka jatuh karena tersandung. Oh ya, saya salah. Mereka bukan melihat kondisi halaman apa adanya. Mereka justru sudah punya bayangan. Tetapi bayangan yang buruk. Tentang lubang yang tertutup dedaunan, tentang dahan melintang yang dapat membuat mereka jatuh tersandung.
Sehingga mereka sudah punya bayangan bahwa rumah itu sedang dalam kondisi yang sangat buruk untuk dihuni. Mereka juga bukan orang yang mau bersusah payah melakukan upaya untuk membuat rumah itu lebih nyaman. Seringkali itulah yang membuat perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang tidak mendapatkan apa yang dia inginkan seumur hidup.
Bayangan. Gambaran. Kedua perempuan itu membuat gambaran buruk dalam kepala mereka masing-masing atas apa yang mereka lihat saat itu. Gambaran yang buruk. Berbeda dengan Ulfa, dia melihat gambaran sebuah rumah besar, bersih dan nyaman dengan halaman yang indah. Gambaran yang baik. Mengapa bisa terjadi begitu? Bukankah dia juga perempuan yang kebanyakan tidak suka melihat sesuatu yang jorok. Memang mungkin saja begitu. Perbedaan lainnya adalah bahwa dia melihat sesuatu akan menjadi lebih nyaman ketika sudah dibersihkan dan dia tidak merasa keberatan bila harus membersihkan terlebih dahulu. Perbedaan berikut adalah bahwa Ulfa sangat kenal dengan cairan pembersih yang sangat kuat untuk membersihkan semua kotoran yang ada. Sehingga tidak ada masalah bahwa rumah itu terlalu kotor dan terlihat tidak nyaman untuk ditempati.
Ada empat perbedaan.
Pertama, gambaran yang jelas seperti apa hal yang akan didapat setelah usaha untuk mencapainya berhasil dilakukan.
Ke dua, kesediaan untuk melakukan upaya mencapai tujuan yang akan diraih.
Ke tiga, punya pengetahuan tentang cara dan alat untuk mencapai tujuan.
Ke empat, kesabaran untuk terus berusaha hingga tujuan dapat diraih. Tidak banyak orang yang memiliki sekaligus empat hal yang membuat perbedaan antara orang sukses dan orang yang tidak berhasil meraih hal yang diinginkan.
Beberapa orang tidak memiliki dua atau tiga dari empat hal tersebut. Kebanyakan tidak memiliki salah satu dari empat hal tersebut. Namun yang paling banyak adalah orang-orang yang tidak memiliki hal yang ke empat; kesabaran.
Seorang tua yang memiliki kesabaran untuk menawarkan resep ayam goreng yang dia sukai hingga ribuan kali untuk akhirnya mengembangkan Kentucky Fried Chicken.
John Grisham menawarkan novel perdananya; A Time to Kill hingga puluhan kali sebelum diterbitkan dan akhirnya menjadi novelis yang buku-buku karyanya terjual laris.
Tiger Wood terus-menerus berlatih golf sejak usia delapan tahun. Ray Kroch menawarkan berkali-kali kepada kakak beradik McDonalds hingga mendapatkan sebuah sistem pelayanan yang sangat baik dan dapat dijadikan waralaba yang membuka satu outlet baru di seluruh penjuru dunia setiap tiga belas jam. Kesabaran. Hanya itu? Tidak!
Semua itu dilandasi oleh keyakinan bahwa usaha mereka akan berhasil. Berhasil dengan baik dan square one, keyakinan itu didasarkan pada kemampuan melihat gambaran tentang kenikmatan yang akan didapat ketika semua usaha telah berhasil dilakukan.
Tepat seperti pedagang Spanyol (dipimpin oleh Antonio Armijo) yang pertama melintasi Gurun Pasir Mojave dan menamakan wilayah itu sebagai vega (dari Bahasa Spanyol yang berarti lapangan) serta pedagang Mexico yang mengembangkan wilayah itu menjadi tempat tinggal dan tempat berusaha dan kemudian terus berkembang menjadi pusat keramaian terbesar di seluruh dunia. Jadi, kapan Anda akan mengembangkan kemampuan untuk melihat gambaran? ( source : unknown )
Dear semua anggota milis yang merasa iklan adalah pembodohan publik,
Disini sebagai insan desain grafis yang juga berhubungan dengan periklanan, saya memang bisa menyadari bahwa iklan adalah sebuah media untuk mempromosikan sebuah barang (jasa, benda, maupun gaya). Tapi bukan sepenuhnya memiliki maksud pembodohan publik. Nah, disini terdapat sebuah anekdot yang menarik, entah saya lupa disadur dari mana, tetapi ini sudah membudidaya di kalangan para insan periklanan. "Dimana iklan komersial sebuah negara semakin canggih (membuat penikmat berpikir), dan masyarakat dapat menerima, disitulah negara itu sudah bisa dikatakan maju". Jadi ini membuktikan bahwa kualitas iklan di indonesia ini masih dibawah standar internasional. Misalnya, masyarakat Indonesia masih membutuhkan sebuah ikon yang berasal dari bintang film, ataupun siapa saja yang bisa menarik pembeli, contohnya Iklan Yamaha pakai Komeng (salah satunya). Kenapa Yamaha memilih komeng? karena seperti halnya Honda memilih basuki dan mandra, yaitu lucu. semakin lucu, semakin diingat orang. Sekarang Tukul, nanti berapa bulan lagi muncul ikon baru lagi.... tergantung situasi dan kondisi.
Seperti halnya Iklan Ulfa maupun yang lain2 memang kita sebagai pengguna (penikmat) harus pintar2 memilih, dan mencerna apa yang ingin disampaikan oleh para produsen, melalui media. Jadi jangan serta merta gosok gigi pake pepsodent pasti putih, langsung ganti pasta pepsodent. tetapi setelah pakai kok nggak putih-putih, komplain dikoran... hahahaha.. ya itu resiko sendiri. yang komplain itu adalah salah satu contoh kebodohan bangsa kita yang merasa iklan itu adalah benar adanya, tanpa berpikir panjang lagi.
Mungkin ini beberapa hal yang perlu saya luruskan mengenai dunia periklanan.
Mohon maaf bila ada kekeliruan dalam menyampaikan, mungkin tata cara penggunaan bahasa dan istilah ada yang menyinggung publik. Tetapi bukan maksud saya ingin melecehkan bangsa sendiri, tetapi prihatin saja.
Regards,
Christian - graphic designer, music programmer, bikers.
ibu Masayu
Saya sangat setuju dengan pendapat ibu bahwa semua iklan adalah berlebihan. Bahkan saya merasa ada pembohongan publik terhadap hampir semua produk yang diiklankan. Tetapi disatu sisi saya tidak setuju dengan pernyataan ibu bahwa dalam markeitng yang penting adalah strategi menjual meski produk yang ditawarkan buruk.
Saya kira tidak demikian setiap produk yg ditawarkan kepada publik harus dapat dipertanggungjawabk an sesuai dengan spesifikasi yang dimilikinya. Artinya terkait dengan produk yang di pakai ulfa semestinya hasil dari produk tersebut setidaknya mendekati yang diiklankan, sehingga tidak mengecewakakn konsumen.
Dan mungkin perlu kiranya kita fikirkan saat ini bahwa setiap artis yang digunakan sebagai model harus ikut bertanggungjawab terhadap produk tersebut. Hal ini karena mereka sebagai role model yang sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.
semua Iklan memang sesuatu yang berlebihan. karena dalam dunia marketing yang paling penting adalah strategi penjualan. jadi seburuk apapun bentuk Produknya kalau penjualannyanya bagus maka produk tersebut akan terjual. Nah, maksud dari Bung Djodi yang saya tangkap adalah bukan membenarkan iklan Ulfa tersebut tapi makna dari Cerita Iklan tersebut, bahwa sesuatu yang jelek atau buruk apabila kita sikapi dengan pikiran yang tenang maka kita akan tau apa yang ada di balik keburukan itu. Maaf kalau saya salah Bung Djodi.
Phylospy ceritra Ulfa memang baik, contoh Ulfa sendiri berlebihan, malah cendrung merupakan Pembongan Publik. Silahkan coba pembersih yang diklani, .... tidak akan seperti.. diperagakan Ulfah... berlebihan.. ..
No comments:
Post a Comment