Friday, April 25, 2008

Kisah seekor monyet




Seekor anak monyet bersiap-siap hendak melakukan perjalanan jauh.
Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia mendengar
bahwa di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut "hutan" di mana
ia berpikir akan mendapatkan tempat yang lebih "baik".
"Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik!" katanya.
Orangtua si Monyet, meskipun bersedih, melepaskan kepergiannya.
"Biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri," kata sang Ayah kepada sang
Ibu dengan bijak.

Maka pergilah si Anak Monyet itu mencari "hutan" yang ia gambarkan
sebagai tempat hidup kaum Monyet yang lebih baik. Sementara kedua
orangtuanya tetap tinggal di hutan itu.
Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika, si Anak Monyet itu secara
mengejutkan kembali ke orangtuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu
disambut gembira orangtuanya.

Sambil berpelukan, si Anak Monyet berkata, "Ayah, Ibu, aku tidak menemukan
hutan seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui
selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan bergi ke sebuah
tempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama hutan."
"Malah, mereka mentertawakanku." sambungnya sedih.
Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si Anak Monyet itu.
"Sampai aku bertemu dengan Gajah yang bijaksana," lanjutnya, "Ia mengatakan
bahwa sebenarnya apa yang aku cari dan sebut sebagai hutan itu adalah
hutan yang kita tinggali ini!.
Kamu sudah mendapatkan dan tinggal di hutan itu!"
Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang
jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata."

Kita semua adalah si Anak Monyet itu. Hal-hal sederhana, hal-hal ada di
sekitar kita tidak kita perhatikan. Justru kita melihat hal yang "jauh-jauh"
yang pada dasarnya sudah di depan mata. Kita gelisah dengan karir
pekerjaan, kita gelisah dengan sekolah anak-anak, kita gelisah dengan segala
rencana kehidupan kita. Padahal, yang pekerjaan kita sekarang adalah bagian
dari karir kita. Padahal, anak-anak kita bersekolah sekarang adalah bagian
dari proses pendidikan mereka dan hidup yang kita jalani adalah bagian dari
rangkaian kehidupan kita ke masa yang akan datang.

Tanpa mengecilkan arti masa depan dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya
apabila kita fokus dengan apa yang ada di depan mata, apa yang kita kerjakan
sekarang, karena hal ini akan berpengaruh terhadap masa depan Anda.
Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi
jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari
tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban
dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun,
anakku."

Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua
menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah
saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika
tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang
paling penting, sayang?"

Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering
berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.

Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini
penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-
benar"hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku
dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu
kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar
pelajaran yang sangat penting."

Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh
dengan air mata. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling
penting adalah bahumu."

Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?" Ibu
membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman
atau orang yang kamu sayangin ketika mereka menangis. Kadang-kadang
dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma
berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu
selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."

Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak
menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap
penderitaan yang dialamin oleh orang lain. Orang akan melupakan apa
yang kamu katakan... Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan...
Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka
berarti.

"Masa depan Anda, karir Anda, serta kehidupan Anda adalah yang Anda kerjakan
hari ini."

mini article: "Serontonin Diet: Food That Gives You a Lift"

Serotonin Diet: Food That Gives You a Lift by Annie B. Bond Apr 22, 2008


Adapted from Super Healing: The Clinically Proven Plan to Maximize Recovery From Illness or Injury by Julie K. Silver, MD (Rodale, 2007).

Serotonin, a naturally occurring chemical in our bodies, has a significant effect on mood and appetite. Most of the antidepressant medications prescribed today work by raising serotonin levels in the brain. Some foods are really rich in serotonin, and can raise your spirits.
Some people may be better off using prescription antidepressants, but diet can help mood problems. There are significant links between what we put in our bodies and how we feel emotionally. For example, a diet that’s very rich in tryptophan and tyrosine boost serotonin because they are large chain amino acids that are precursors to serotonin.
Below are foods that may help raise serotonin levels in your brain. However, if you are depressed, anxious or very stressed, make a point of talking with your doctor about how you’re feeling.
High Serotonin Concentration
Bananas
Kiwis
Pineapples
Plantains
Plums
Tomatoes
Moderate Serotonin Concentration
Avocados
Black Olives
Broccoli
Cantaloupes
Cauliflower
Dates
Eggplants
Figs
Grapefruits
Honeydew melons
Spinach"

source: http://www.care2. com/greenliving/ food-that- gives-you- a-lift.ह्त्म्ल

Tanpa Toni, Bayern Tertahan

Munich - Tanpa kehadiran Luca Toni, Bayern Munich menemui kebuntuan menjebol gawang Zenit St Peterseburg. Hasil semifinal leg pertama Piala UEFA, Jumat (25/4/2008) dinihari di Allianz Arena pun berakhir 1-1.

Skor akhir tersebut tentunya di luar harapan kubu Bayern, mengingat leg kedua akan berlangsung di kandang Zenit minggu depan. Menang pun menjadi keharusan untuk bisa melebarkan jalan Bayern ke final Piala UEFA.

Sementara Zenit sangat diuntungkan dengan hasil itu. Soalnya tim asal Rusia itu hanya butuh hasil imbang tanpa gol di leg kedua untuk bisa melangkah ke Manchester di pertengahan Mei.

Adapun Bayern memimpin lebih dulu lewat gol Franck Ribery di menit 18. Sementara Zenit baru bisa membalas tepat ketika pertandingan berjalan satu jam lewat gol bunuh diri Lucio.

Turun dengan dua striker terbaik Jerman, Miroslav Klose dan Lukas Podolksi, Bayern sedikit mendominasi jalannya pertandingan. Beberapa peluang juga sempat tercipta, walau hanya tendangan Ribery yang bersarang ke gawang Malafeef.

Gol Ribery berawal dari pelanggaran Ricksen kepada Ze Roberto di kotak terlarang. Ribery yang maju sebagai eksekutor gagal menjalankan tugasnya dengan baik, namun gelandang serang asal Prancis itu berhasil menyambut bola rebound untuk membayar kesalahannya itu di menit 18.

Pasukan Bayern pun semakin bersemangat. Namun buruknya penyeselsaian akhir membuat pertandingan paruh pertama berakhir dengan skor 1-0.

Babak kedua masih menjadi milik Bayern. Sementara Zenit menggunakan strategi counter attack untuk bisa mencuri gol. Usaha mereka berbuah manis ketika pertandingan memasuki menit ke-60 setelah Lucio salah mengantisipasi datangnya bol kiriman Victor Fayzulin yang malah disundulnya masuk ke gawang Oliver Kahn.

Dengan kedudukan yang kembali imbang, Bayern tampil makin ngotot. Peluang demi peluang didapat, termasuk dari sepakan Podolksi beberapa saat menjelang pertandingan berakhir. Sayangnya skor 1-1 bertahan hingg peluit panjang dibunyikan.

Susunan Pemain:
Bayern Munich: 1-Oliver Kahn (22-Michael Rensing 67); 21-Philipp Lahm (39-Toni Kroos 80), 6-Martin Demichelis, 3-Lucio, 23-Marcell Jansen; 7-Franck Ribery, 17-Mark van Bommel, 15-Ze Roberto, 31-Bastian Schweinsteiger (30-Christian Lell 66); 18-Miroslav Klose, 11-Lukas Podolski.

Zenit St Petersburg: 16-Vyacheslav Malafeev; 25-Fernando Ricksen, 15-Roman Shirokov, 4-Ivica Krizanac, 11-Radek Sirl; 27-Igor Denisov, 44-Anatoliy Tymoschuk, 20-Viktor Fayzulin, 18-Konstantin Zyrianov; 10-Andrei Arshavin, 8-Pavel Pogrebnyak

No comments: