Tuesday, April 29, 2008

Yesterday No More




"Orang lain menasihatkan Anda untuk memusatkan perhatian
pada wanita, memperlakukannya seperti obyek yang penting,
mempelajari luar dalam tentang tendensi kepribadiannya dan
kemampuan untuk memainkan struktur emosinya.

Itu semua adalah strategi yang buruk!

Mengapa?

Karena strategi tersebut menciptakan mindset wanita sebagai
posisi obyek, atau bahkan 'musuh yang ingin ditaklukkan.'
Dan yang lebih bodohnya lagi adalah mindset tersebut
membawa kita pada pemikiran bahwa kita ingin menghabiskan
hidup dan waktu dengan 'sang musuh' setelah berhasil
mengalahkannya.

Tidak peduli seberapa dijinakkan seekor ular, singa, atau
beruang, semua orang yang berpikiran sehat tidak akan
berbagi kamar tidur dengan mereka.

Sobat, wanita bukanlah musuh, makhluk buas, ataupun
binatang seperti itu.

Mereka adalah manusia yang diciptakan sepadan dengan kaum
pria, dan dunia romansa tidak seharusnya menyalahi
rancangan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.

Dalam Hitman System, kita menjunjung tinggi kesepadanan
ilahi tersebut dan menemukan mekanika pasar romansa
bukanlah tentang pria menaklukkan wanita ataupun wanita
menaklukkan pria.

Sekali lagi, kita menaklukkan hati lawan jenis yang menjadi
target kita dengan cara menaklukkan hal lain di luar sang
target itu sendiri.

Kami tidak mengajarkan romansa sebagai, "It's between You
and Me! Somebody has to lose to make this work," yang
mengimplikasikan hubungan terjadi bila salah satu pihak
tertawan dan menyerahkan kekuasaan kepada ..."

Materi di atas hanyalah POTONGAN saja. Untuk kasus dan
jawaban selengkapnya, silakan baca pada alamat ini
http://www.hitmansy stem.com/ index.php? news=151




[RANDOM ARTICLE]
"Mari saya beritahu satu rahasia kecil, cewek bisa dengan
mudah membedakan antara cowok LOSSY dan GLOSSY hanya
dengan sekali pandang.

Mereka juga bisa merasakan tujuan dibalik kamu mengajak
mereka jalan, nonton dan lain-lain.

Saya masih ingat, belum lama ini saya mendapat telepon dari
seorang cewek yang baru pulang kencan dengan cowok yang
baru PDKT dengan dia.

Dia menceritakan kalau cowok tersebut SANGAT BAIK!

MALAH TERLALU BAIK!

Teman saya itu mengatakan ia dibelikan sebuah boneka yang
cukup mahal. Ia bercerita saat itu ia masuk ke sebuah toko
boneka, ia melihat boneka beruang yang lucu, saat ia sedang
mengatakan pada si cowo bertapa lucunya beruang itu, si
cowok dengan gagah berkata, "Mau? sini aku beliin."

Yeah, terdengar jantan dan gagah.

Sayangnya di otak cewek kata-kata tersebut berarti, "Mau?
Sini gw beliin! Tapi elo harus ganti dengan menyukai gw! Gw
kan dah beliin elo barang mahal, jadi sukailah gue karena
gue cuman bisa narik perhatian elo pake cara itu doang.
Oke? Ayo kita beli sekarang."

Menyedihkan sekali banyak cowok yang tidak tahu kalau rasa
tertarik itu tidak bisa dipaksakan dengan suapan atau
sogokan apapun. Apa yang terjadi ... "

Materi di atas hanyalah POTONGAN saja. Untuk kasus
dan jawaban selengkapnya, silakan baca pada alamat ini
http://www.hitmansy stem.com/ index.php? news=83


What can an individual investor do?
Message:
I always seek “expert” opinion on subjects I do not know about. Someone’s whose knowledge I can trust. Sometimes it is from friends and sometimes paid.It keeps me on the right track and saves me time.
So if you feel you are not an “expert”but want to grow your wealth, you take other’s help. If you real passion for this field and have the time and energy, you can start doing your own research.
As an individual investor you might require tools or support that can help you have an edge.
Despite all this,if you are fond of shooting in the dark, then keep on trying your “luck” in the markets. Keep on looking for “hot tips”!
But remember in markets,there are no free lunches. So whether we are investing 50,000 or 5 millions , the rules are the same.Markets punishes us badly if we have not done our homework well.


Try Kaget Lihat Foto Bung Karno dan "PKI" di PWTC Kuala Lumpur


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno mengaku kaget melihat foto Presiden RI Bung Karno sedang menunjuk dan di tangannya ada tulisan PKI (partai komunis Indonesia) di lantai 4 Putra World Trade Center (PWTC) Kuala Lumpur.

"Istri saya pun kaget melihat foto itu. Kok presiden dan proklamator kita dituduh PKI kata istri saya," kata Try Sutrisno menirukan kata-kata istrinya, ketika bertemu dengan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Kuala Lumpur, Tatang B Razak dan seluruh staf KBRI, di Kuala Lumpur, Selasa.

Try Sutrisno beserta istri datang ke Kuala Lumpur untuk memenuhi undangan mantan panglima tentara Malaysia yang mengadakan pertemuan paguyuban para mantan panglima tentata di negara-negara Asean. Pertemuan itu diadakan di PWTC itu. Ia pun sudah meminta atase pertahanan dan staf KBRI untuk memotret foto Bung Karno di sana.

"Tapi saya minta istri saya dan semuanya bisa memahami dibalik foto yang dipajang di Putra World Trade Center. Konfrontasi Malaysia dengan Indonesia di masa Bung Karno karena banyak dipengaruhi oleh PKI. Bukan berarti presiden kita itu adalah komunis," katanya.

Jadi di lengan Bung Karno ada balutan bertuliskan PKI bukannya menuduh presiden RI ke-1 adalah seorang komunis, kata mantan panglima TNI itu.

Try Sutrisno merupakan ketua organisasi persahabatan Indonesia-Malaysia. Selain meningkatkan hubungan baik antara Indonesia-Malaysia, tujuan kedatangannya ke Kuala Lumpur, bertemu dengan para mantan pejabat Malaysia dan pejabat UMNO juga untuk meningkatkan hubungan bisnis kedua negara.


"Makanlah Pisang Jika Ingin Anak Laki-laki"


Oleh Aditia Maruli

Sengaja bercinta pada bulan purnama, menghindari atau justru melakukan gaya tertentu saat berhubungan badan, banyak dilakukan pasangan yang ingin memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu.

Mitos-mitos tersebut belum pernah dapat dibuktikan kebenarannya dari segi ilmu pengetahuan, namun satu tim peneliti membuktikan hubungan antara makanan sang calon ibu dengan jenis kelamin bayi dalam kandungannya.

Penelitian dari universitas Exeter dan Oxford itu menemukan bahwa perempuan yang diet rendah kalori dan tidak sarapan saat masa pembuahan, punya kemungkinan lebih besar melahirkan bayi perempuan.

Penelitian yang diterbitkan dalam suatu jurnal pada pertengahan pekan ini juga menyebutkan bahwa ibu dengan asupan energi lebih tinggi punya kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi laki-laki.

"Penelitian ini mungkin membantu untuk menjawab pertanyaan, mengapa di negara maju, dengan kaum perempuan muda yang umumnya diet rendah kalori, jumlah bayi laki-laki makin sedikit," kata Fiona Mathews, pemimpin penelitian tersebut sebagaimana dikutip berbagai media dan situs berita.

Menghindari sarapan mungkin diterjemahkan tubuh sebagai isyarat rendahnya ketersediaan makanan sehingga membuat tubuh menekan kadar gula darah.

Jenis kelamin secara genetik ditentukan oleh sang ayah, dan diketahui pula bahwa kadar glukosa yang tinggi akan mendorong pertumbuhan serta perkembangan embrio laki-laki sekaligus menghalangi embrio perempuan. Hal yang belum jelas adalah mekanisme persis dari proses tersebut.

"Sang ibu sepertinya bisa mempengaruhi sperma atau sel telur sejak tahap awal, bahkan kemungkinan sebelum berada di rahim." kata Mathews, peneliti dari Universitas Exeter.

"Kami juga bisa membenarkan dogeng ibu-ibu zaman dulu bahwa makan pisang hingga punya asupan potasium yang banyak ada kaitannya dengan mengandung bayi laki-laki." lanjut Mathews.

Menurut dia, yang belum terbukti adalah mitos minum banyak susu agar punya bayi perempuan. "Bahkan sebaliknya, minum banyak susu berarti makin banyak kalsium masuk sehingga lagi-lagi kemungkinannya lebih besar memiliki bayi laki-laki."

Mathews menyatakan tidak perlu membedakan energi yang didapat berasal dari karbohidrat atau lemak. "Yang penting, berapa jumlah kalori yang didapat."

Mereka yang makan sekitar 2.200 kalori per hari memiliki kemungkinan punya bayi laki-laki 1,5 kali lebih besar dibanding calon ibu yang makan sekitar 1.850 kalori per hari.

Para ilmuwan memperingatkan para calon perempuan hamil agar tidak mengkonsumsi garam secara berlebih jika mengubah makanan mereka karena dapat membahayakan.

Jika ingin punya anak laki-laki, lanjut dia, makan sereal setiap hari dalam batas wajar serta potasium, kalsium, sodium secukupnya ditambah asupan protein, merupakan salah satu pilihan yang baik.

Mathews dan koleganya mempelajari 740 perempuan Inggris yang sedang hamil pertama. Para peneliti tersebut menemukan bahwa 56 persen dari kelompok yang tertinggi tingkat asupan energinya ternyata mengandung anak lelaki, sedangkan kelompok dengan asupan energi terendah, hanya 45 persen yang mengandung bayi lelaki.

"Perempuan yang mengandung bayi laki-laki juga lebih tinggi 300mg dalam konsumsi asupan potasium. Jadi makanan seperti pisang adalah baik," katanya.

Sebagian peneliti sejak bertahun-tahun lalu telah memperingatkan adanya perubahan rasio jenis kelamin di negara-negara maju. Ketika itu yang dituding sebagai penyebab adalah polutan dan bahan kimia sintetis, misalnya beberapa pestisida, karena hal itu mengganggu hormon manusia.

Penelitian itu tidak menemukan bukti hubungan antara jenis kelamin bayi dengan kebiasaan merokok atau minum kafein dari sang ibu. Tidak ditemukan pula adanya hubungan antara indeks massa tubuh (BMI) si ibu dengan jenis kelamin anaknya.

Penemuan terbaru itu diterbitkan di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

Namun, professor Stuart West, dari Edinburgh University, mengingatkan kaum perempuan untuk sangat berhati-hati jika menerapkan pola makan tertentu dalam usaha mempengaruhi jenis kelamin bayi dalam kandungan.

Dia menyatakan penelitian-peneliti an serupa yang dilakukan kepada hewan menunjukkan banyaknya variasi efek dari langkah tersebut, karena itu studi Mathews dan para koleganya masih harus didalami lebih lanjut.

"Mengubah pola makan akan berdampak pada kesehatan ibu dan anak," katanya.

West mengemukakan, efek makanan terhadap jenis kelamin bayi seperti dalam penelitian itu sebenarnya relatif kecil.

Pernyataan West senada dengan Dr Allan Pacey, ahli kesuburan dari University of Sheffield.

"Saya mengimbau kaum perempuan jangan mencoba sengaja membuat dirinya kelaparan untuk mempengaruhi jenis kelamin bayinya," kata Pacey.

"Sudah terbukti bahwa perubahan kecil dalam pola makan dapat berdampak panjang pada hidup keturunannya, jadi sangat penting bahwa seorang ibu makan gizi yang cukup saat pembuahan dan selama kehamilan." (*)


Benarkah Desi Anwar Bantu Penembak Ramos Horta?


Oleh Akhmad Kusaeni

Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Ramos Horta menuding wartawati Metro TV Desi Anwar membantu tokoh pemberontak, Alfredo Reinaldo, dalam insiden serangan terhadap Horta di Dili, 11 Februari 2008.

Dalam keterangan pers dengan media internasional pekan lalu, Horta yang baru sembuh dari perawatan luka tembak di sebuah rumah sakit di Australia, paling tidak menyebut tiga kali nama Desi Anwar untuk memperkuat tuduhannya.

"Tuan Alfredo Reinaldo memiliki banyak kontak di Indonesia. Ia pergi ke negeri itu dengan dokumen palsu. Siapa yang memberikan dokumen palsu itu kepadanya di Atambua? Kami tahu siapa yang melakukannya, " kata Horta.

Wartawan yang hadir menunggu dengan antusias kalimat berikutnya dari mulut Horta. Mereka ingin tahu apakah Presiden Timor Leste itu akan menyebut nama pihak yang membantu pemimpin kelompok tentara pembelot yang tewas dalam insiden serangan itu. Ini tentu bisa menjadi berita utama di media. Bisa jadi "breaking news".

Horta lalu "feeding the beast" (istilah bagi media yang lapar terhadap berita besar) dengan menyebut sosok di belakang Alfredo.

"Pihak berwenang di Atambua memberikan dokumen palsu dengan bantuan wartawati Metro TV Desi Anwar," ujar Horta.

Semua yang hadir di konferensi pers itu tentu kaget. Tidak menduga sama sekali. Biasanya wartawan hanya melaporkan berita. Kali ini wartawan menjadi berita, bahkan dituding bersekongkol membantu kelompok pembunuh presiden!

Horta berjanji akan melakukan "complain" ke lembaga wartawan internasional yang bermarkas di Brussel karena "tindakan mereka nyaris membuat saya, seorang presiden yang terpilih secara demokratis, terbunuh."

Horta tidak akan bisa diam sampai "kebenaran" terbuka.

"Bilamana perlu saya akan angkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB sebagai mana kasus pembunuhan terhadap Perdana Menteri Lebanon," ujar Horta.

Berita tuduhan Horta bahwa wartawan Indonesia, Desi Anwar, terlibat dalam membantu serangan terhadap Presiden Timor Leste pun tersebar ke seluruh penjuru dunia.

ANTARA menelpon Desi Anwar untuk mengecek kebenaran tuduhan itu. Wartawati itu mengatakan sambil terkekeh bahwa ANTARA bukan media pertama yang mempertanyakan kebenaran berita tersebut. Desi sudah ditelefon banyak pihak, dari dalam dan luar negeri, sebagian besar wartawan, yang ingin melakukan konfirmasi.

Desi membantah keras tuduhan Horta yang mengatakan dirinya membantu Alfredo Reinado berkunjung ke Indonesia untuk wawancara pada 23 Mei 2007.

"Ini sangat lucu dan tidak masuk akal. Sama sekali tidak benar," katanya.

Sebelumnya, Horta diberitakan menuduh Desi Anwar membantu Alfredo Reinado berkunjung ke Indonesia untuk wawancara pada 23 Mei 2007.

Terhadap tudingan itu, Desi Anwar mengaku hanya bisa tertawa.

"Mudah-mudahan berita ini bukan bagian dari April Mop," katanya terkekeh.

Ia menyayangkan seorang Presiden bisa menyampaikan tudingan yang tidak didasari bukti-bukti dan data yang akurat. Ia mendoakan Horta betul-betul sehat kembali.

"Saya berdoa untuk kesembuhan Horta. Saya juga berdoa untuk masa depan negerinya," kata wartawati yang telah mewawancarai sejumlah tokoh seperti mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, Jenderal Pervez Musharraf, dan mantan Presiden Cina Jiang Zhemin.


Bukan yang pertama

Benarkah Desi Anwar Bantu Penembak Ramos Horta?

Kasus Desi Anwar bukan yang pertama. Koresponden kantor berita Jiji Press di Filipina, Dana Batnag, juga mengalami nasib yang sama.

Dana, yang pernah menepuh studi di Ateneo de Manila University, menjadi berita pada 24 Januari 2008.

"Kawan kita Dana Batnag kini jadi berita. Ia dituduh oleh Kepolisian Nasional Filipina (PNP) telah membantu pemimpin kudeta, sehingga dia bisa keluar dari Hotel Peninsula, Manila, yang dijadikan markas tentara pemberontak, " begitu "e-mail" yang terima ANTARA beberapa waktu lalu.

Dana dituding telah memberikan kartu pers kepada Kapten Nicanor Faeldon sehingga pemimpin pemberontak itu bisa meninggalkan hotel bersama-sama dengan para wartawan dan lolos dari pandangan 1.500 polisi yang menyerbu hotel tersebut.

Tentu saja Dana membantah. Ia hadir di Hotel Peninsula untuk meliput, bukan untuk membantu membebaskan pemberontak. Kamera CCTV memang merekam Dana sedang berbicara dengan Faeldon. Tapi itu sebuah wawancara dan dilakukan bersama-sama tiga lusin wartawan lain.

Gambar CCTV, yang belakangan diputar oleh sejumlah stasiun televisi, tidak memperlihatkan Dana memberi Kapten Faeldon sebuah kartu pers sehingga dia bisa lolos dari pemeriksaan polisi.

"Sangat tidak masuk akal kalau saya dituduh ikut membantu pelarian Kapten Faeldon," tegasnya.

"Saya merasa tersanjung menjadi korban fitnah pemerintah terhadap pekerja media, tapi sejatinya saya tidak melakukan semua yang dituduhkan itu," katanya lagi.

Respon organisasi pers

Sangat menarik membandingkan kasus Dana Batnag di Filipina dengan Desi Anwar di Indonesia, terutama respon masyarakat dan tokoh media terhadap dua kasus serupa tapi tak sama itu.

Asosiasi Koresponden Asing di Filipina (FOCAP), di mana Dana menjabat sebagai Wakil Ketua, mengeluarkan pernyataan yang mendukung wartawati tersebut.

"Kami mendesak agar aparat menghentikan fitnah terhadap media," tulis FOCAP.

Persatuan Wartawan Nasional Filipina (NJUP), semacam PWI di Indonesia, malah dengan gamblang menyatakan "laporan yang mengkaitkan wartawan dalam pelarian Kapten Faeldon dikeluarkan oleh penyebar rumor yang pengecut."

"Kami menantang polisi untuk membuktikan tuduhan itu. Jika tidak, hentikan fitnah terhadap media," tulis NJUP.

Organisasi wartawan itu yakin Dana hanya dijadikan kambing hitam dari kegagalan polisi menangkap pemimpin pemberontak.

Itu di Filipina. Lain dengan di Indonesia. Hampir tidak satu tokoh media ataupun organisasi wartawan di Tanah Air yang memberikan perhatian kepada Desi Anwar. Seperti Dana Batnag, Desi dituduh membantu pemberontak. Tapi nyaris tidak ada yang membela. Desi dibiarkan sendirian membela diri. Kasihan.
(*)


NOKIA TARIK 46 JUTA BATERAI
* BL-5C RAWAN MELEDAK
* CEPAT PANAS SAAT ISI DAYA




Perusahaan pembuat alat-alat telepon seluler atau vendor terkemuka, Nokia akan menarik sebanyak 46 juta baterai tipe BL-5C. Baterai produksi Matsushita Battery Industrial CoLtd, Jepang itu dinilai bermasalah karena cepat panas sewaktu isi ulang daya, bahkan secara keseluruhan ditemui 100 kasus baterai sangat panas saat di-charge.

Pengumuman resmi yang dikeluarkan Nokia dari markas besarnya di Espoo , Finlandia, Rabu (15/8), Nokia menjelaskan produksi baterai bermasalah ini diproduksi sejak Desember 2005 hingga November 2006.
'Kami menyarankan konsumen, sejak sekarang, produk baterai BL-5C buatan Matsushita Battery Industrial Co Ltd, Jepang, tidak digunakan lagi,' demikian siaran pers Nokia.

Corporate Communication Manager Nokia Indonesia Regina Hutama juga menyarankan konsumen di Indonesia juga menghindari penggunaannya. 'Baterai BL-5C ini juga beredar di Indonesia . Sejauh ini memang belum pernah ada kasus atau keluhan dari pengguna, namun kami harap tidak menggunakannya, ' ujar Regina ketika dihubungi Persda Network melalui ponsel, kemarin.

Ledakan baterai ponsel tidak hanya dialami Nokia. Tanggal 5 Juli lalu, Xiao Jinpeng, seorang karyawan bagian las di pabrik besi di Yingpan , Gansu , Cina meninggal akibat telepon seluler Motorolla miliknya meledak. Saat kejadian, korban tengah asyik mengelas, tiba-tiba ponsel yang ditaruh di saku celana meledak. Dia meninggal karena serpihan tulang rusuk menembus jantung.

Namun Regina mengatakan, tidak akan ada penarikan produk secara massal. 'Nokia tidak akan menarik semua baterai itu secara bear-besaran. Yang kami lakukan adalah memberitahukan kepada konsumen untuk memeriksa baterai ponselnya. Jika betul merek BL-5C buatan Matsushita keluaran antara Desember 2005 hingga November 2006, silakan tukarkan. Baterai akan diganti dengan tanpa pungutan biaya,' kata Regina . Konsumen dapat mengunjungi website www.nokia.com/ batteryreplaceme nt atau menghubungi Nokia Call Center terdekat.

Nokia mempunyai beberapa pemasok untuk baterai BL-5C yang secara keseluruhan telah memproduksi lebih dari 300 juta baterai BL-5C. Nokia memperoleh data, beberapa kasus baterai merek Nokia BL-5C menjadi lebih panas dari biasa (overheat) yang di sebabkan karena arus pendek pada waktu pengisian daya (charging), dan menyebabkan baterai terlepas dari tempatnya. Nokia tengah bekerja sama dengan Matsushita dan juga pihak-pihak yang terkait untuk menyelidiki kasus ini.

Nokia mempunyai beberapa pemasok untuk baterai BL-5C yang secara keseluruhan telah memproduksi lebih dari 300 juta baterai BL-5C. Namun pemberitahuan ini hanya berlaku bagi 46 juta baterai yang diproduksi Matsushita dalam kurun waktu antara Desember 2005 dan November 2006.

Regina mengingatkan, baterai BL-5C tidak di pakai di semua produk Nokia dan hanya sebagian dari baterai Nokia BL-5C yang sekarang sedang dalam pemakaian yang terkait dengan pemberitahuan produk ini.

Baterai BL-5C satu dari 14 model baterai yang berbeda yang digunakan pada produk Nokia. Seperti pada komponen lainnya, Nokia mempunyai strategi untuk bekerjasama dengan beberapa pemasok untuk baterai, termasuk BL-5C. Matsushita adalah salah satu dari beberapa pemasok yang bekerjasama dengan Nokia untuk baterai BL-5C. (Persda Network/amb)



Mengidentifikasi Baterai BL-5C Bermasalah
*Pertama-tama baterai harus dikeluarkan dari handphone
*Baterai dari Nokia akan ada kata-kata 'Nokia' dan BL-5C' tertulis di bagian depan baterai
*Pada bagian belakang, tanda Nokia tercetak pada bagian atas dan nomor identitas baterai (terdiri dari 26 karakter) dapat dilihat pada bagian bawah.
*Konsumen harus mengacu pada nomor identifikasi ini dalam menentukan apakah baterai yang dipakai termasuk dalam baterai yang di produksi Matsushita dalam kurun waktu antara Desember 2005 sampai November 2006.
*Apabila termasuk jenis itu datangi gerai kunjungi www.nokia.com/ batteryreplaceme nt atau menghubungi Nokia Call Center terdekat, atau 021 526 6542.
*Baterai BL-5C akan diganti cuma-cuma


Confronting Man’s Enemy
Fatin Bundagji, fatin@bundagji. com




Last week I wrote about the global phenomenon of corruption and how countries are taking the lead in finding ways to monitor and combat it. The thing about corruption is that most people engage in it without actually considering its devastating effects and that is why I believe that defining it as a term helps explain its unrecognized gravity.

Generally speaking, dictionaries define corruption as “the offering, giving, receiving, or soliciting of something of value for the purpose of influencing the action of an official in the discharge of his or her public duties”. In essence, corruption is the misuse of public power for private gain and at the core of this basic definition is the root of all evil: Bribery. Bribery undermines good governance, harms economic efficiency, stunts development and distorts trade.

In a global anti-corruption movement the international community has engaged in initiating several charters against this malignant social disease. For one, the declaration of Dec. 9 as an international day for celebrating anti-corruption efforts was announced recently. Another initiative is the historic creation of “The United Nations (UN) Convention against Corruption” to which over 30 countries signed in as its members.

In addition a practical guide is posted on the UN website for member states — or for whoever is interested in doing so — to use as a road map for their journey toward becoming corrupt-free nations.

The Global Program against Corruption is a handy manual and a practical step-by-step resource that outlines how anti-corruption programs can be established and implemented.

Other attempts at promoting anti-corruption treaties are also being adopted by the OECD in the “Convention on Combating Bribery of Foreign Public Officials in International Business Transactions” , as well as by the Council of Europe in the “Criminal Law Convention on Corruption”. In essence, what these charters aim to do is to ensure that their signatories establish two types of anti-corruption institutions: One to prevent corruption, and the other to combat it through law enforcement processes.

This is all well said and done. But international treaties, legislations, mechanisms and road maps alone cannot combat or reform dishonest attitudes and mindsets. The bottom line on corruption is that it has been, is and always will be mankind’s enemy No. 1.

Corruption and acts of temptation are not new. It is as old as human history. We are paying a heavy price for this historic legacy.

If we are ever to overcome the culture of corruption and bribery we need to come to terms with this vain inherent aspect of human nature. Only by doing so can we be in the position of understanding this phenomenon’s breadth and scope. Corruption is a moral disease that colors the character of a nation, and depletes it from all forms of integrity, honesty, compassion and virtue. Unfortunately this is where most countries of the world stand today.

The only way out from this predicament is to focus on the future while keeping a steady eye on the present. Our first priority should be to establish the two monitoring and anti-corruption agencies that the European Council and the OECD countries are promoting: One for preventing acts of corruption, and the other for combating these acts through law enforcement processes.

Another way out is to rebuild the integrity and character of our nation; and that is by reforming our educational system by introducing the subjects of civic duty, national integrity, ethics, manners, protocol, courtesy and decency. These subjects need to be made a priority and should be at the core of all oncoming educational reform measures. They must also be integrated into the system as early as the kindergarten years — and all the way to the final years of high school.

There is still hope for us to rehabilitate our spirit. Many countries have done so. As I mentioned last week in my column, Transparency International has a system for ranking countries according to a scale from being least corrupt to most corrupt. Within that scale, several countries have reached the mark of no corruption whatsoever. This means that there must be something right being done. All we need to do is to find out what.

I believe that we are already engaged in the solution process. The fact that we talk about it publicly is the first step toward recovery. Now all we have to do is act. Try to remember that the next time you want to thank someone for doing his or her public duty in a timely manner, avoid giving a gift in return, no matter how small, because at the root of this courteous behavior is the seed that will blossom into a bribe which will in turn develop into blackmail. Not only will you be setting a precedent for embedding the culture of compensation for duty delivered, but you will also encourage people to do their jobs only when — and if — a gift is provided in return. This is how bureaucracy and red tape is created.

And always keep in mind that the biggest harm coming from this act falls on none other than the most vulnerable segment of our society — the poor and the underprivileged, the ones who are rarely in a position to bribe anyone. And that on its own leads to chronic socioeconomic devastation and decay. Learn to say, “No”.

— Fatin Bundagji is an institutional development consultant. She is based in Jeddah.


"The mind can't take you where your heart longs to go."


Debbie Ford
Speaker and Author of Why Good People Do Bad Things

"I have always grown from my problems and challenges, from the things that don't work out, that's when I've really learned."


Carol Burnett
Actress and Comedian

Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya,

ada yang menghemat secara luar biasa,

namun selalu berkekurangan.

- Amsal 11:24



Sejak masih kecil, orang tua dan guru saya menanamkan falsafah hidup hemat pangkal kaya ke dalam diri saya. Ketika saya kuliah di fakultas ekonomi, para dosen saya juga mengajarkan pentingnya efisiensi (penghematan), sebagai upaya untuk meningkatkan laba perusahaan. Hanya ada satu dosen yang pernah berkata hemat pangkal miskin.

Ucapan dosen yang satu ini masih saya ingat sampai sekarang, dan saya jadikan judul bab ini. Ia mengungkapkan hal ini ketika mengajarkan tentang nilai uang yang akan semakin merosot apabila tingkat kenaikan harga-harga barang (inflasi) lebih tinggi daripada tingkat suku bunga simpanan atau tingkat keuntungan suatu usaha.

Misalnya, Anda memiliki uang sebesar Rp. 100.000,-. Seumpama uang tersebut disimpan di bank dan Anda memperoleh bunga sebesar Rp. 2000,- sebulan, maka uang Anda pada bulan berikutnya akan menjadi Rp. 102.000,- Misalkan sebuah barang yang harganya Rp. 25.000,- per unit mengalami kenaikan harga selama bulan tersebut sebesar Rp. 3000,- maka harganya akan menjadi Rp. 28.000,- pada bulan yang akan datang. Apabila Anda menghemat dengan menyimpan uang tersebut di bank, maka sebulan kemudian, dengan uang sebesar Rp. 102.000,- tersebut, Anda hanya akan memperoleh barang sebanyak 3,64 unit (Rp. 102.000,- dibagi Rp. 28.000,-). Padahal sebelum kenaikan harga, dengan uang sebesar Rp. 100.000,- Anda dapat membeli barang itu sebanyak 4 unit (Rp. 100.000,- dibagi Rp. 25.000,-). Ini berarti nilai uang Anda merosot. Sebelumnya, Anda dapat membeli 4 unit barang, tetapi sekarang Anda hanya dapat membeli sebanyak 3,64 unit barang. Inilah yang disebut oleh dosen saya hemat pangkal miskin.

Perusahaan yang berusaha menghemat pengeluaran untuk pengembangan sumber daya manusia, dalam jangka panjang akan mengalami banyak kesulitan dan hambatan untuk berkembang di tengah kompetisi yang semakin ketat karena kurang terampilnya karyawan perusahaan tersebut. Bahkan perusahaan akan mengalami kemerosotan karena tersaingi oleh para pesaingnya. Upaya efisiensi untuk memperoleh laba yang lebih besar, justru sebaliknya akan menyebabkan laba perusahaan semakin mengecil, atau bahkan merugi. Inilah yang dinamakan hemat pangkal miskin!

Saya tidak sedang bermaksud untuk menganjurkan agar masyarakat menjadi boros, apalagi menjadi konsumtif. Seperti halnya dengan kedua paradoks yang telah dijelaskan sebelumnya, paradoks ketiga ini juga mengandung makna yang sangat mendalam dan memiliki persamaan dengan kedua paradoks pertama.

Semua hukum dan peraturan Tuhan lebih banyak menyangkut soal manusia dan hubungan (dengan sesama maupun dengan Tuhan) daripada menyangkut soal materi atau kekayaan. Bagi Tuhan manusia lebih penting dan bernilai ketimbang benda atau uang. Apabila kita berhenti sejenak dari kegiatan kita yang serba cepat, dan merenungkan arti kehidupan yang sesungguhnya, kita pasti setuju sepenuhnya dengan konsep Allah, bahwa yang terpenting dan paling bernilai dalam hidup ini adalah manusia dan hubungan. Itulah sebabnya manusia disebut makhluk sosial.

Cobalah Anda renungkan sejenak pertanyaan-pertanyaan ini. Mana yang lebih penting: kesehatan atau kekayaan? keutuhan dan keharmonisan rumah tangga atau kemewahan? keberhasilan dan keberadaan anak-anak kita atau keberhasilan dalam meraup Rupiah? pendidikan atau bersenang-senang?

Banyak manusia yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas secara tepat. Sayangnya, mereka tidak melaksanakannya dengan tepat. Misalnya, banyak orang berkata, bahwa kesehatan jauh lebih penting daripada harta atau uang. Ini berarti mereka mengetahui bahwa manusia jauh lebih bernilai daripada harta. Namun, dalam kehidupan sehari-hari keputusan dan tindakan mereka justru memperlihatkan keadaan yang sebaliknya.

Menyebarkan harta yang dikatakan dalam firman Tuhan tidaklah berarti menghabiskan harta untuk berfoya-foya atau untuk kesenangan jasmani. Apabila hal itu yang kita maksudkan, maka kita akan mengalami kehidupan yang tragis seperti si bungsu di dalam perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk. 15:11-32). Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa bagi Tuhan manusia dan hubungan jauh lebih penting daripada harta atau benda.

Menyebar atau menghemat harta yang dimaksud Tuhan dalam ayat firman Tuhan ini adalah untuk kepentingan manusia dan hubungan (sesama dan Tuhan). Orang-orang yang selalu menghemat dalam memberdayakan (tidak mau mengembangkan atau membuat lebih berdaya) manusia dan mengembangkan hubungan yang positif dan berkualitas, akan mengalami kemerosotan nilai dan kualitas hidup, yang akhirnya akan membuat manusia hidup dalam kekurangan, kesengsaraan, dan kemelaratan.



Salah satu penyebab dari kemiskinan dan

ketidakadilan di dunia ini adalah karena manusia

dan hubungan kurang mendapat

perhatian yang serius.



Salah satu penyebab dari kemiskinan dan ketidakadilan di dunia ini adalah karena manusia dan hubungan kurang mendapat perhatian yang serius. Suatu negara pada umumnya lebih memperhatikan kemakmuran dan pembangunan fisik daripada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki hubungan yang positif. Akibatnya, pengetahuan dan keterampilan manusia menjadi semakin berkurang. Hubungan dengan sesama menjadi buruk, apalagi dengan Tuhan. Muncullah kedengkian, iri hati, kebencian, dan penipuan. Orang-orang yang tidak berdaya ini akan melahirkan generasi yang semakin tidak berdaya lagi, sehingga terjadilah kemiskinan dan ketidakadilan.

Sebaliknya, apabila setiap negara memberikan perhatian yang lebih besar terhadap manusia dan hubungan daripada kemakmuran dan pembangunan fisik, maka generasi yang dilahirkan akan menjadi generasi yang berkualitas sangat baik. Generasi yang unggul ini akan mampu meningkatkan kualitas hidup ke tingkat yang lebih baik lagi, bukan hanya dalam hal fisik, tetapi juga dalam hal jiwa (mental) dan rohani.

Tuhan bekerja dari dalam ke luar – dimulai dari roh, kemudian jiwa, dan akhirnya daging (1 Tes. 5:23). Sebaliknya, dunia ini bekerja dari luar ke dalam – dimulai dari fisik (daging), kemudian jiwa, dan akhirnya roh. Karena itulah dunia memerlukan paradoks kekristenan ini: hemat pangkal miskin, boros pangkal kaya!

Sebagai umat Tuhan, marilah kita menyebar harta kita lebih banyak untuk keperluan roh, kemudian jiwa, dan akhirnya daging. Yang saya maksudkan di sini bukan urutannya (roh - jiwa - daging), tetapi porsinya. Saya tidak menganjurkan agar kebutuhan jasmani ditelantarkan atau ditempatkan pada urutan yang terakhir. Penekanannya adalah agar kita tidak menghemat harta untuk kepentingan roh dan jiwa manusia!



Menyebar atau menghemat harta yang dimaksud

Tuhan dalam ayat firman Tuhan ini adalah untuk kepentingan manusia

dan hubungan (sesama dan Tuhan).



Seseorang dikatakan kaya apabila ia memiliki kualitas hidup yang baik secara menyeluruh: tubuhnya terawat dengan baik, jiwanya tenang dan tenteram, dan rohnya hidup dan diperbaharui.

Sebaliknya, meskipun seseorang memiliki uang dengan berkelimpahan, tetapi banyak penyakitnya, jiwanya tegang dan tidak ada ketenangan, dan rohnya padam, maka sebenarnya orang itu hidup berkekurangan. Kehidupan manusia diukur dari nilainya, bukan dari jumlah atau kuantitas harta yang dimilikinya.

"Allow me to be a blessing to you and allow yourself to be a blessing to others."


John Coonley
Cancer Survivor

It is not what we read, but what we remember that makes us learned. It is not what we intend but what we do that makes us useful. And, it is not a few faint wishes but a lifelong struggle that makes us valiant."


Henry Ward Beecher
1813-1887, American Preacher, Orator, Writer

Rijkaard Indikasikan Dinho Segera Pergi

Barcelona - Indikasi Ronaldinho segera hengkang dari Barcelona menguat setelah pelatih El Catalan Frank Rijkaard membenarkan kemungkinan tersebut.

Spekulasi tersebut muncul saat Rijkaard saat diwawancara TV3 mengenai laga Barca melawan Real Mallorca pada 11 Mei yang kabarnya akan menjadi laga perpisahan Dinho dengan fans Barca.

"Ya, sangat mungkin," tandasnya seperti dikutip AFP, Selasa (29/2/2008). "Saya tidak ingin orang melupakan apa yang sudah diberikannya untuk Barca. Saya harap ia pergi dengan penghormatan tinggi dan memperlihatkan kepada dunia bagaimana dirinya sebenarnya," imbuh pria asal Belanda itu.

Pernyataan Rijkaard tersebut tentu saja semakin menguatkan indikasi Ronaldinho segera hengkang, walaupun hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak klub.

Dan dari semua klub yang tertarik, AC Milan-lah yang paling berpeluang menjadi pelabuhan Ronaldinho berikutnya. Tawaran konkret sudah diajukan, meski nilainya belum disepakati oleh kubu Barca.

Konon, Barca meminta 30 juta euro untuk Ronaldinho, yang masih terikat kontrak selama dua musim. Adapun AC Milan hanya bersedia menebus pemain Brasil berusia 27 tahun itu dengan nilai transfer 16 juta euro.


Pemain Terbaik Inggris Versi PFA

Jakarta - Setiap tahun sejak 1974 Asosiasi Pemain Profesional atau Professional Footballer's Association (PFA) merilis pemain terbaik. Siapa saja yang pernah menerimanya, berikut ini daftar Player of the Year versi PFA:

1973–74 Norman Hunter (Leeds United )
1974–75 EColin Todd (Derby County)
1975–76 Pat Jennings (Tottenham Hotspur)
1976–77 Andy Gray (Aston Villa)
1977–78 Peter Shilton (Nottingham Forest)
1978–79 Liam Brady (Arsenal)
1979–80 Terry McDermott (Liverpool)
1980–81 John Wark (Ipswich Town)
1981–82 Kevin Keegan (Southampton)
1982–83 Kenny Dalglish (Liverpool)
1983–84 Ian Rush (Liverpool)
1984–85 Peter Reid (Everton)
1985–86 Gary Lineker (Everton)
1986–87 Clive Allen (Tottenham Hotspur)
1987–88 John Barnes (Liverpool)
1988–89 Mark Hughes (Manchester United)
1989–90 David Platt (Aston Villa)
1990–91 Mark Hughes (Manchester United)
1991–92 Gary Pallister (Manchester United)
1992–93 Paul McGrath (Aston Villa)
1993–94 Eric Cantona (Manchester United)
1994–95 Alan Shearer (Blackburn Rovers)
1995–96 Les Ferdinand (Newcastle United)
1996–97 Alan Shearer (Newcastle United)
1997–98 Dennis Bergkamp (Arsenal)
1998–99 David Ginola (Tottenham Hotspur)
1999–00 Roy Keane (Manchester United)
2000–01 Teddy Sheringham (Manchester United)
2001–02 Ruud van Nistelrooy (Manchester United)
2002–03 Thierry Henry (Arsenal)
2003–04 Thierry Henry (Arsenal)
2004–05 John Terry (Chelsea)
2005–06 Steven Gerrard (Liverpool)
2006–07 Cristiano Ronaldo (Manchester United)
2007-08 Cristiano Ronaldo (Manchester United)

Catatan:
- PFA dibentuk pada 1907 dan merupakan organisasi atlet profesional tertua di dunia. Saat ini jumlah anggotanya sekitar 4.000 orang.

- Pemilihan dilakukan setiap musim gugur, dengan setiap anggota memiliah dua pemain. Daftar kandidat diumumkan di bulan April dan pemenangnya diumumkan beberapa hari kemudian.

- Baru ada empat pemain yang pernah memenangi penghargaan ini lebih dari satu kali, yakni Mark Hughes, Alan Shearer, Thierry Henry, dan Cristiano Ronaldo – semuanya dua kali.

- Henry orang pertama yang meraih award ini dua musim berturut-turut (2003 & 2004), sebelum diikuti Ronaldo (2007 & 2008).

No comments: