Tuesday, May 13, 2008

100 Tahun Kebangkitan Nasional


Apakah Perlu Diperingati?

Sabam Siagian

Senin (5/5) siang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang para redaktur dan pemilik media makan siang bersama di Istana Negara. Istilah "pemilik media" akhir-akhir ini muncul dalam undangan untuk menghadiri pertemuan resmi. Apakah hal ini berarti bahwa semangat kapitalisme diakui kenyataannya dalam era Reformasi ini?

Presiden membicarakan dua hal dalam sambutannya sebelum acara makan siang dimulai. Seperti diduga, ia uraikan permasalahan sekitar kenaikan harga BBM dan harga pangan. Keterangan itu telah diketahui masyarakat karena telah disampaikan oleh sejumlah menteri, anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Bedanya, sekali ini Presiden maju setapak lagi. Katanya, soal kenaikan sudah dapat dipastikan akan terjadi. Soalnya, berapa dan saat yang tepat untuk diberlakukan.

Gaya Presiden yang serba hati-hati dan maju setapak demi setapak dalam mengambil sebuah keputusan penting agaknya sudah dipahami masyarakat. Di meja sebelah terdengar beberapa rekan bisik-bisik: "Susilo 'Bimbang' Yudhoyono... ." Maklumlah wartawan, lidah usilnya sulit dikekang.

Masalah kedua yang menarik perhatian saya, ketika Presiden bahas rencana peringatan "Satu Abad Kebangkitan Nasional". Klimaksnya diacarakan pada 20 Mei nanti di Gelora Bung Karno (Stadion Senayan) di Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono melihatnya "Sebagai satu tonggak supaya bangsa ini lebih bersatu - sangat penting bagi bangsa yang besar untuk reposisi supaya dapat lebih maju".

Tampaknya, Presiden mengharapkan suatu visi baru menatap masa depan akan muncul dengan peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Ia minta bantuan komunitas media massa sambil menandaskan betapa pentingnya membina "generasi muda yang cerdas dan kreatif".

Sedari awal ketika slogan "Seabad Kebangkitan Nasional" dicetuskan, saya skeptis tentang manfaat meramaikan suatu peristiwa seratus tahun lalu. Tambah semarak berbagai rencana peringatan disebar-luaskan, lebih tenggelam lagi peristiwa orisinalnya dalam keramaian yang dikembangkan.

*

Agaknya, peristiwa 20 Mei 1908 ketika organisasi kebudayaan Boedi Oetomo didirikan di Batavia (Jakarta) oleh sekelompok "dokter Jawa" muda hanya dimanfaatkan saja tanpa mempelajari secara mendalam makna kesejarahannya.

Ketika dokter Wahidin Soedirohoesodo dan dokter Soetomo memprakarsai berdirinya sebuah organisasi untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur dalam budaya Jawa, semangat nasionalisme agaknya masih samar-samar dalam diri mereka.

Karena itu, seorang sejarawan Jepang yang meneliti secara mendalam kelahiran dan tahap awal Boedi Oetomo menganggap tahun 1908 dan tahun-tahun seterusnya sebagai "fajar" nasionalisme Indonesia. Judul karya Dr. Akira Nagazumi yang dalam bentuk aslinya merupakan disertasi sejarah politik di Universitas Cornell, AS, sebagai berikut: The Dawn of Indonesian Nationalism - The Early Years of The Boedi Oetomo ( Tokyo 1974).

Memperingati kelahiran Boedi Oetomo sebenarnya dirintis oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta (ibu kota perjuangan RI) mulai 1946. Pada setiap tanggal 20 Mei diselenggarakan pertemuan di Gedung Negara (Istana Presiden, dulunya kediaman dinas residen Belanda) yang didominasi oleh ceramah Bung Karno. Ia membahas makna kesejarahan Boedi Oetomo dan berspekulasi bahwa kemenangan angkatan laut Jepang (sebuah negara Asia) yang mengalahkan angkatan laut Rusia (negara orang kulit putih) pada 1904 di Selat Tsushima (Korea) mungkin ada pengaruhnya.

Maksudnya, kemenangan sebuah bangsa Asia itu agaknya telah menggetarkan benih-benih rasa kebangsaan di kalangan terpelajar Indonesia di Batavia (Jakarta).

Namun, tidak begitu akurat kalau berdirinya sebuah perkumpulan kaum terpelajar Jawa yang mementingkan kelestarian budaya Jawa dinyatakan sebagai awal dari kebangkitan nasional.

Apakah dalam kaitan ini, perasaan dan pandangan bangsa Indonesia di luar Pulau Jawa telah diperhitungkan. Mereka mungkin mempunyai kerangka referensi kesejarahan yang lain.

Pidato pembelaan Ir Soekarno pada Agustus 1930 di pengadilan di Bandung (ia ditahan karena sebagai aktivis politik dianggap membahayakan ketenteraman umum) yang berjudul "Indonesia Menggugat!" (aslinya dalam bahasa Belanda: "Indonesia Klaagt Aan!") mungkin merupakan peristiwa yang lebih tepat diperingati dalam rangka Kebangkitan Nasional.

*

Bagaimanapun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memutuskan untuk menyelenggarakan rentetan acara dalam rangka Peringatan Seabad Kebangkitan Nasional.

Usaha untuk menarik sebanyak-banyaknya wisatawan ke Indonesia juga dikaitkan dengan slogan Seabad Kebangkitan Nasional. Apa logikanya, tidaklah begitu jelas.

Kalau toh Seabad Kebangkitan Nasional mulai 20 Mei akan datang ingin diperingati - meskipun tanpa landasan pemahaman sejarah yang mantap - kenapa tidak memilih sebuah proyek yang manfaatnya mencakup sampai beberapa generasi mendatang?

Umpamanya, perluasan Perpustakaan Nasional yang sekarang berlokasi di daerah Matraman. Indonesia patut memiliki gedung Perpustakaan Nasional yang megah, lengkap dengan ruang baca yang luas, dengan kamar-kamar khusus untuk para peneliti, sistem katalog yang digital di lokasi yang serba tenang.

Dapat juga dipikirkan menambah fasilitas Museum Nasional dengan ruang-ruang khusus untuk menggambarkan tahap-tahap dari sejarah modern Indonesia sejak para pedagang Belanda tiba di Teluk Banten pada pertengahan abad ke-17.

Sebenarnya, sudah lama dipertimbangkan untuk memindahkan Departemen Pertahanan ke lokasi baru, mungkin di sekitar Cilangkap. Dengan demikian, gedung yang sekarang dapat berfungsi sebagai tambahan baru dari Museum Nasional. Karena perlu juga disediakan pelataran parkir yang cukup luas untuk bus-bus yang mengangkut para pelajar ataupun pengunjung dari daerah.

Tentunya masih ada beberapa proyek lainnya yang dapat dirancang dengan manfaat tinggi untuk mengembangkan kontinuitas kesadaran nasional dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Proyek-proyek seperti yang disebut tadi mungkin kurang menarik dari sudut humas dan memerlukan perencanaan yang matang.

Sedangkan berbagai mata acara yang dipersiapkan sehubungan dengan peringatan Seabad Kebangkitan Nasional, kalau tidak dikelola secara tepat, mudah dialihkan menjadi semacam kampanye terselubung sebagai pemanasan menuju Pemilu 2009.

Penulis adalah pengamat perkembangan nasional

Kenapa Aceh Miskin?

[ penulis: M Jais Rambong | topik: Ekonomi ]


Kemiskinan berkait erat dengan tingginya angka pengangguran, minimnya lapangan pekerjaan, dan kurangnya sumberdaya manusia (SDM) dan sumberdaya alam (SDA). Bisa dipastikan, bila suatu daerah tidak memiliki SDM/SDA memadai, maka akan banyak warganya berstatus sebagai penganggur alias berlabel miskin.

Adakah itu di Aceh? Saat ini masyarakatnya masih miskin, bahkan daerah nomor lima besar termiskin di Indonesia. Dirincikan, dari 2.677.900 penduduk Aceh usia kerja, 331.949 orang pengangguran terbuka yang tersebar di 21 kabupaten/kota. Dengan pengangguran terbanyak di Kabupaten Pidie, mencapai 50.754 (15,28 persen) orang, disusul Aceh Utara 49.116 (14,79 persen) orang dan Bireuen,37.697 orang. Disamping itu pengangguran terkecil terdapat di kota Sabang 1.568 orang, Gayo Lues 2.043 orang dan Bener Meriah 4.794 orang. Sedangkan selebihnya tersebar di Simeulue, Aceh Timur, Banda Aceh dan Lhokseumawe. (Analisa, 26 Maret 2007). Diperkirakan sekitar 331.949 rakyat Aceh sekarang sedang mencari pekerjaan

Seperti diketahui, sejak musibah tsunami lapangan pekerjaan di Aceh terbuka lebar, khususnya selama rehab-rekon Aceh. Di sinilah sebenarnya pemerintah harus mengambil langkah-langkah antisipasi, jika ke depan Aceh bisa clear dari pengangguran dan kemiskinan.

Pascatsunami, dana yang singgah di Aceh sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk membangun lapangan pekerjaan. Penerimaan anggaran (APBA), sejak tahun 1999 Aceh sebagai salah satu provinsi paling banyak menerima santunan dana dari pusat, setelah Kalimantan dan Papua. Pada tahun tahun 2007, berdasarkan realese Departement keuangan No.01/HMS/2007, Aceh memperoleh alokasi dana sektoral sebesar 11,7 triliun. Urutan keempat setelah Jakarta, Jawa timur, dan Jawa barat. (hukmas.depkeu. go.id ).

Bahkan untuk tahun berjalan 2008 Aceh diusulkan menerima dana segar sebesar 1,8 ditambah lagi dana tambahan otonomi khusus dan Migas untuk setiap kabupaten. Tapi kenapa Aceh masih saja tidak berubah.

Tentu, persoalan yang dihadappi tidak mungkin hilang begitu saja. Perlu waktu secara bertahap. Apalagi setiap tahun jumlah penduduk Aceh semakin meningkat. Setiap tahunnya jumlah usia pendidikan semakin bertambah setelah menyelesaikan studi. Itu artinya angka pengangguran akan bertambah bila lapangan kerja tidak mampu diupayakan.

Dalam kontek itu, sudah patutnya pemerintah memikirkan strategi agar masalah angkatan kerja tidak menjadi bumerang bagi Aceh ke depan. Harus ada langkah-langkah konkrit membantu meminimalisir pengangguran dan kemiskinan itu. Apakah dengan cara memberikan bantuan modal maupun mempromosikan sumberdaya manusia dan alam ke investor luar.

Minimnya usaha-usaha produktif telah membuat pergerakan arus kemiskinan semakin berpotensi, dan membuat orang Aceh hidup kelimpungan. Apalagi lapangan kerja yang saat ini disediakan, kebanyakan memperkerjakan orang-orang dari luar Aceh. Belum lagi

adanya monopoli alat-alat produksi oleh kalangan tertentu semakin membuat kemiskinan di Aceh meningkat. Sementara, pemerintah tampaknya tidak menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai agenda utama dalam program strategis pemerintahan ke depan.

Keadaan itu sepertinya ada pembiaran kesengajaan. Misal, ketika aset-aset/alat produksi yang sepatutnya diperuntukkan untuk orang lokal (daerah), malah masih dikuasai oleh cukong-cukong tertentu. Hal itu mengakibatkan sulitnya bagi rakyat untuk bisa mendapatkan pekerjaan apalagi sejahtera.

Pascabencana, Aceh ditimbun uang. Namun uang yang mengalir itu tidak semunya berputara di Aceh. Aceh tak ubahnya sebagai paralon tempat melintasnya arus, yang didapatnya hanya panasnya saja. Dan ini sungguh memprihatikan, karena begitu banyaknya uang mengalir namun menguap ke daerah lain.

Dari sekitar 13 Triliun yang diperuntukkan bagi proyek-proyek pembangunan, penelitian dan lain sebagainya di Aceh, diperkirakan hanya sekitar 30 persen uang/bantuan yang masuk ke Aceh berdiam di sini. Selebihnya (70 persen) mengalir ke Jawa, Jakarta atau Medan dan dinikmati daerah lain. Apalagi dalam tender proyek kebanyakan diberikan pada kontraktor luar Aceh. Dan dari jumlah 30 persen yang mengendap di Aceh itu pun, tidak semuanya mengalir deras ke bawah, langsung menyentu kebutuhan rakyat kecil, terutama dalam peningkatan kapasitas maupun peningkatan kesejahtraan hidup rakyat yang selayaknya menjadi penerima azas manfaat.

Itu dalam soal proyek. Belum lagi soal tenaga kerja. Selama rehab-rekon Aceh, ternyata yang banyak dilibatkan justru bukan orang daerah. Misal, sebuah kantor mulai tenaga clearing servis sampai staf, semuanya diimpor dari luar Aceh. Padahal bila mau jujur tingkat kompetensi dengan putra daerah tidaklah terlalu kalah saing. Hanya saja akses untuk masuk dalam lapangan pekerjaan sepertinya ditutup. Maka benarlah kata indatu Aceh buya krueng mate teudeng, buya tameng ulak reseuki (buaya sungai/orang Aceh cuma bisa melihat, orang luar terus mengeruk keuntungan). Para pekerja dari luar itu seperti ombak pantai yang surut menyurut secara bergerombolan datang ke Aceh.

Sejatinya, pemerintah memiliki kepekaan dalam mengatasi permasalahan ini. Setidaknya, ada pemikiran bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan dalam bentuk pembuatan padat karya. Selain itu, perlunya upaya meningkatan skill education (pelatihan kemampuan diri). Hal yang saya pikir urgen adalah bagaimana mencanangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor riil lainnya. Sehingga banyak tenaga kerja di serap di bidang ini.

Pemerintah Aceh perlu meminimalisir ketergantungan barang-barang impor dari luar daerah. Tentu di sini harus memperkuat jaringan pengusaha Aceh dalam membuka peluang menciptakan pasar dengan stok bahan produksi di daerah. Minimal jangan lagi ketergantungan dari Medan. Perlu mencari peluang-peluang atau adanya masterplan pencegahan pengangguran dan meminimalisir kemiskinan yang sudah akut ini.

Dalam pengembangan usaha masyarakat kecil, pemerintah tidak sekedar mensupport tapi membuka akses masyarakat terutama dalam perolehan modal usaha. Selanjutnya, memberikan peluang bagi pengusaha-pengusaha lokal dalam mendominasi usahanya di setiap daerahnya, dengan memberi peinjaman modal bagi pengusaha-pangusaha yang banyak memperkerjakan orang-orang lokal. Jika masalah yang sebut mampu dilakukan, maka angka pengangguran bisa diminimalisasikan. Jika tidak maka Aceh ke depan akan bisa masuk rekor MURI sebagai daerah paling banyak manusia nganggur yang gilirannya angka kemiskinan semakin membengkak.



Fergie Manajer Terbaik Pilihan Manajer

Manchester - Mengantar Manchester United meraih gelar juara ke-17 Liga Inggris memberi sukses lain buat Sir Alex Ferguson saat namanya dipilih sebagai manajer terbaik musim ini.

Untuk penghargaan yang satu ini Fergie mungkin jauh merasa lebih bangga. Betapa tidak, status manajer terbaik musim 2007/08 datang dari hasil pilihan sesama manajer di Premier League yang tergabung dalam League Managers Association.

Ini bukan kali pertama Sir Alex mendapat perghargaan tersebut karena dia juga mendapat pengakuan yang sama saat mengantar "Setan Merah" merengkuh treble winners tahun 1999 silam. Fergie terpilih menggantikan Steve Coppel yang di dua musim sebelumnya selalu jadi pemenang berkat kontribusi besarnya mengantar dan mempertahankan eksistensi The Royals di Premier League meski dengan skuad terbatas.

"Itu penghargaan yang luar biasa, sesama manajer dan anggota LMA yang telah mempertimbangkan saya berhak mendapat. Saya bangga mendapatkannya," sahut Fergie singkat seperti diberitakan Goal.

Mulai membesut MU sejak 1986, hingga kini sudah 10 gelar juara Liga Inggris dia persembahkan buat The Red Devils. Itu belum termasuk serangkaian sukses lain di kompetisi lokal dan Eropa yang total berjumlah 28 titel. Dalam sepekan mendatang jumlah tersebut bisa bertambah jika mereka mampu memenangi final Liga Champions.



Mikel Siap Balas MU di Moskow

London - Chelsea masih kecewa atas kekagagalan meraih gelar Premier League. Namun John Obi Mikel yakin skuadnya bisa membalasnya dengan mengatasi Manchester United di final Liga Champions.

MU sukses memastikan merengkuh gelar Premier League setelah unggul dua poin dari Chelsea setelah mengalahkan Wigan 2-0 di JJB Stadium saat laga terakhir musim ini. Sementara The Blues hanya bermain imbang dengan Bolton.

Musim lalu, Chelsea juga kalah dalam perebutan gelar Premier League dengan MU. Namun para pemain Chelsea akhirnya dapat membalas kekalahannya tersebut dengan mengatasi MU 1-0 di final final Piala FA yang digelar di Wembley Stadium.

Saat ini Mikel pun berharap bisa mengulangi hal itu dengan membalas kekalahan mereka di Moskow di final Liga Champions. "Ada frustasi namun hal itu menimbulkan kebulatan tekad di antara setiap orang," ungkapnya seperti dilansir Sky.

"Kami berkata satu sama lain setelah kami gagal bahwa kami akan memikirkannya di Moskow. Kami masih akan terus bekerja keras hingga saat final nanti dan memastikan kami dapat memenangi Liga Champiosn," tegas Mikel.

Yang pasti sukses Chelsea membalas kekalahan dari MU di final Piala FA musim lalu telah menjadi inspirasi pemain Chelsea. "Kali ini mereka kembali memenangkan liga lagi namun kami tahu bahwa cukup bagus untuk mengalahkan mereka."

Parma Pecat Hector Cuper

Roma - Karir Hector Cuper bersama Parma rupanya tidak berlangsung lama. Pelatih asal Argentina ini sudah dipecat setelah baru bekerja selama dua bulan.

Cuper memang mendapatkan tugas yang berat saat setuju menjadi pelatih di Parma. Pelatih berusia 52 tahun ini diharapkan bisa mempertahankan Parma di klub Seri A musim depan.

Ternyata target tersebut tidak dapat ditembus oleh Cuper. Mantan pelatih Inter Milan ini hanya bisa memberikan Gialloblu dua kali kemenangan, dua kali seri dan lima kali kalah. Kini Parma pun terpuruk di zona degradasi.

Pihak Parma pun langsung mengambil tindakan tegas yaitu mengakhiri kerjasama dengan Cuper. "Hari ini Parma mengumumkan telah memberhentikan Hector Cuper dari pelatih skuad utama Parma FC," kata pihak klub seperti dilansir Goal

Sementara Parma mengangkat pelatih tim Parma junior Andrea Manzo untuk semnatar menggantikan posisi Cuper. "Dia sudah akan berada di bench untuk petandingan MInggu 18 Mei nanti menghadapi Inter," lanjut pihak klub Parma.

Cuper berlabuh di Stadio Ennio Tardini guna mengantikan Domenico di Carlo pada 11 Maret lalu. Di Carlo dipecat setelah hanya meraih lima kali kemenangan dari 27 laga Seri A dan membuat Parma berada di posisi ke-17.


Totti: Inter Juaranya

Roma - Kapten AS Roma Francesco Totti mengakui sulit untuk mengganjal Inter Milan meraih Scudetto. Ia pun memprediksikan Inter akan memastikan gelarnya akhir pekan ini.

I Nerazzurri bisa merayakan gelar juara Seri A seminggu lebih cepat apabila pada pertandingan Minggu (11/5/2008) kemarin bisa mengalahkan Siena di Giuseppe Meazza dan Roma tak menang apalagi kalah dari Atalanta.

Namun di luar dugaan Inter ditahan imbang 2-2 oleh Siena dan Roma menang 2-1. Kini selisih kedua tim ini hanya terpaut satu poin saja. Meski demikian di mata Totti, masih sangat sulit bagi Giallorossi mengejar Inter.

"Mereka (Inter) akan memenangkannya, catatan siap tertulis pada Minggu ini. Kami akan menang namun mereka juga dan kami akan tetap tenang. Kita lihat saja nanti," ungkap Totti seperti dilansir Goal.

Roma memang bukan tanpa peluang. Mereka hanya perlu berkonsentrasi mengalahkan Catania pada akhir pekan ini dan berharap Parma bisa mengatasi atau menahan Inter. Maka gelar Scudetto bisa menjadi milik Roma.

No comments: