Dari jendela kamar matahari sore tampak perlahan turun saat handphone tua 9210i berbunyi, tanda sebuah sms masuk. Sebuah pesan singkat,"Mas call me." dari istri tercinta segera membuat keasyikanku di depan komputer tertunda sejenak untuk menghubunginya.
Pertama yang terdengar suara tangisnya. Lalu kata-kata kekesalannya karena modem USB yang dipakainya rusak setelah setelah diservis di tempat yang saya rekomendasikan. Ujungnya dia marah-marah kepadaku plus sumpah serapah khas suroboyoan yang mampir-untuk yang kesekian kalinya- di telingaku tepat saat adzan ashar di kejauhan terdengar.
Saya tidak menyalahkan kemarahannya. Siapapun bisa marah. Saat ini saya sedang di Surabaya dan dia di Jakarta. Tangan ini terlalu pendek untuk membawa modem warna hitam mungil itu dari sana untuk saya atasi sendiri. Itu alasan saya merekomendasikan sebuah warnet kecil yang saya kenal penjaganya saat sama-sama sujud di masjid Al Ikhlash dekat rumah. Pun tempat itu adalah pilihan nomor tiga yang tentunya 'kelas'nya jauh dibawah pilihan pertama dan kedua yang ditolak istri saya karena alasan tertentu.
Dan terjadilah apa yang harus terjadi. Modem USB itu sekarang rusak katanya. Saya akui turut bersalah atas kesalahan orang lain yang diluar jangkauan dan kewenangan saya itu. Satu kejadian yang bisa terjadi pada siapapun. Tapi benang merahnya bukan itu.
Benang merahnya adalah emosi kita adalah salah satu parameter yang menunjukkan seberapa besar kecintaan kita pada sesuatu / seseorang.
Mari kita bertanya pada orang yang sangat mencintai kendaraannya. Apakah mobil mahal bermerek Jaguar atau sekedar sepeda motor modifikasi atau cuma sepeda engkol yang butut. Ada perasaan senang berlama-lama dan menikmati saat-saat nongkrong di joknya. Ada kesenangan hati saat bersamanya dan sanggup ngobrol berlama-lama membicarakannya. Suka memujinya, sudi mengelusnya berjam-jam dan bahkan ada yang mengajaknya bicara layaknya manusia.
Tapi lihat reaksinya seandainya apa yang dicintainya itu kesenggol kendaraan lain atau kena lempar batu hingga penyok. Marah kah? lalu bagaimana seandainya tahu-tahu hilang di curi orang. Marah? Stress? Cari kambing hitam? Menyalahkan orang lain?
Hal yang sama juga bisa terjadi pada orang yang terlalu sangat mencintai hartanya, istri, suami, anak, rumah, uang, pekerjaan, jabatan, kecerdasan, kesehatan, kecantikan, ketampanan atau apa saja yang kita anggap dalam kendali dan kuasa kita.
Lantas apakah bijaksana bila kita meletakkan semua kecintaan kita pada itu semua? Padahal semua itu bisa jadi sewaktu-waktu diambil Yang Maha Kuasa. Kenyataan banyak berbicara di sekeliling kita bahwa bila seseorang sudah waktunya dipanggil Yang Maha Memiliki, pun yang dibawa hanya lembar kain kafan dan amal semasa hidup semata. Lain tidak.
Kita mungkin juga pernah melihat sekeliling betapa orang yang kehilangan sesuatu atau seseorang lalu hidupnya berubah drastis. Menjadi pemurung, tidak bergairah dalam hidup, tidak produktif bahkan kehilangan 'kontak' dengan lingkungannya. Bisa jadi selama-lamanya.
Lantas bagaimana bila perlahan-lahan kita mulai berjaga-jaga. Sedikit demi sedikit menginventarisir apapun yang menjadi 'milik' atau dalam 'kekuasaan' kita lalu secara bertahap memindahkan volume 'kecintaan' kita itu hanya kepada Yang Maha Memiliki dengan menganggap itu semua hanyalah pinjamanNya semata. Benar-benar pinjaman. Amanah yang kelak harus dapat dipertanggung jawabkan di hadapan Yang Maha Bijaksana.
Bisakah kita menjadikanNya sebagai tujuan kecintaan kita yang paling utama dalam hidup ini. Bisakah kita melakukannya? Sudikah?
Mungkin setelah itu kita akan bisa lebih bijaksana memandang kehidupan fana ini. Bila kitasaat ini kurang rezeki kita akan bersabar dan terus berusaha. Bila kita banyak rezeki kita akan bersyukur dan banyak-banyak beramal. Memandang semua ini sebagai titipan semata yang tidak akan bisa menolong di hari pembalasan bila tidak diubah menjadi amal kebajikan kepada sesama manusia dengan tulus ikhlas dan tidak menyerah dalam perjuangan hidup yang makin berat ini.
Semoga ada yang bisa dipetik hikmahnya.
Bunga Langka ‘Udumbara’ Merekah di Batam, Dikunjungi Walikota
(Erabaru.or.id) - “Eh bunga apa ini, kecil mungil tapi cantik, kok seperti yang di internet itu” mungkin ini kalimat yang ada di benak Eviyanti pagi itu, saat melihat merekahnya bunga Udumbara di lokasi tempat dia berlatih Senam Falun Dafa, Batam Centre, Batam. Sesaat kemudian tempat itu dikerumuni oleh orang-orang yang ingin melihat bunga langka tersebut.
Pagi itu, Minggu (27/4) puluhan praktisi Falun Dafa seperti biasanya berlatih senam Falun Dafa di lapangan pemerintah Kota Batam. Sebuah aktivitas yang rutin dilakukan sejak lama. Lokasi yang lebih dikenal dengan sebutan alun-alun Engku Puteri tersebut memang menjadi pusat berolahraga bagi masyarakat Batam, khususnya setiap Minggu pagi. Namun berbeda dengan minggu-minggu sebelumnya, pagi itu menjadi istimewa dengan ditemukannya ‘bunga Udumbara’ oleh Eviyanti, bocah berusia 10 tahun, yang turut berlatih senam Falun Dafa bersama orangtuanya. Bunga mungil nan lembut berwarna putih yang tumbuh di daun sebuah tanaman menarik perhatiannya hingga ia sadar bahwa bunga tersebut bukan bunga biasa. Bunga langka yang pernah dilihatnya di internet..
Bentuknya mungil dan lembut. Tingginya rata-rata 8 milimiter, berwarna putih dengan tangkai lebih kecil dari rambut manusia. Bunganya tumbuh berkelompok satu titik, nampaknya ditumbuhi 10 hingga 20 tangkai. Sedangkan diatasnya muncul dan tumbuh daun yang menyerupai kapas, kecil dan bulat. Secara keseluruhan Udumbara muncul pada delapan daun. Beberapa daun mempunyai 30 tunas kecil di atasnya, beberapa memiliki 40, 50 atau 60 tunas.
Setelah ditelusuri di sekitar lokasi awal ditemukan, ternyata bunga Udumbara banyak sekali tumbuh di hampir sekeliling lapangan dilapangan Engku Putri. Seorang pecinta bunga, Lukman yang datang karena menyebarnya berita temuan bunga langka tersebut, mengatakan bahwa bunga ini termasuk bunga langka dan ia percaya kalau bunga udumbara bukan bunga duniawi.
Berita ini dimuat di harian setempat, Tribun Batam, menyebabkan banyak warga kota Batam datang melihatnya secara langsung.
Banyak orang yang memetik bunga Udumbara dan dibawa pulang untuk diperlihatkan ke orang lain. Oleh karenanya Pemko Batam melalui humasnya pada senin sore (28/4) memberi tulisan peringatan berukuran 4R. Diantaranya berbunyi “Peringatan, mohon jangan disentuh. Please, do not touch,” dan lain-lain. Beberapa pohon diberi lakban sebagai pembatas karena banyak ditumbuhi Udumbara. Aparat Pemerintah Kota Batam mesti memasang line, pembatas untuk menghindari membludaknya warga yang ingin menonton.. Beberapa petugas Satpol PP juga ditugaskan Pemko Batam menjaga bunga-bunga tersebut agar tidak dirusak.
Selain muncul di Batam, sebelumnya bunga Udumbara telah dilaporkan di Australia, Korea, daratan China, Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Udumbara mulai tumbuh pada Patung Buddha, batu bata, kaca, pipa besi, dan daun tanaman. Gejala paling awal merekahnya Bunga Udumbara di Korea terjadi pada bulan Juli 1997. Pada saat itu Kepala Biara di jalan Jingji, distrik Guangzhou menemukan 24 kuntum Bunga Udumbara di bagian dada patung Tatagatha emas yang berdiameter 3 cm. Kemudian Bunga Udumbara bukan hanya ditemukan di vihara, berturut-turut juga ditemukan di sejumlah tempat lain. Menurut catatan kitab Buddha, tahun 1997 adalah tahun 3024 tarikh Buddhis.
Kelangkaan bunga Udumbara menjadikan bunga ini istimewa dan berharga. Tercatat pada kitab Buddha sebagai bunga yang diimajinasikan, baru akan merekah pada saat Tatagatha atau Raja Pemutar Roda datang ke dunia. Kitab Fa Hua Wen Ju (Saddharma Pundarika Sutera), mencatat bahwa bunga Udumbara, muncul tiga ribu tahun sekali, di kala muncul Raja Roda Emas datang. Sedangkan menurut “Etimologi dalam YinYi Huilin,” sebuah kitab suci Buddha dari Dinasti Tang pada awal abad ke-9, “Udumbara muncul di Langit. Ini bukan milik manusia di dunia. Hanya maha belas kasih dari Tathagata yang sedang bereinkarnasi atau munculnya Raja Sakral Falun yang akan menyebabkan Udumbara muncul di dunia manusia.”
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan tertarik dengan tumbuhnya bunga Udumbara di Engku Putri, Batam Centre. Didampingi Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Batam Yusfa Hendri, Dahlan meninjau keberadaan bunga langka tersebut, Selasa (29/4). Dahlan mengungkapkan, jika benar tumbuhan tersebut adalah Udumbara, ia berharap supaya dapat dipublikasikan secara luas. Sehingga khalayak ramai dapat mengetahuinya. Ia berharap ada ahli yang benar-benar memahami tumbuhan itu dan dapat memeriksa keberadaan tumbuhan ini lebih lanjut. Seperti yang diberitakan Tribu7n, bunga Udumbara bagi umat Budha merupakan bunga surga. Bunga tersebut muncul setiap 3.000 tahun sekali. Tumbuhnya bunga itu juga mengundang perhatian warga Batam. (*)
duh ..yang punya esia, emang semakin untung yah.. ;D
> Jakarta, 16 Mei 2008,
>
> Bukan Bakrie Telecom namanya kalau tidak muncul dengan gagasan-gagasan
> baru yang segar dan inovatif.
> Sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada operator CDMA ini untuk
> selalu selalu mengeluarkan produk maupun layanan baru yang kreatif dan
> menjadi trendsetter dalam industri telekomunikasi.
>
>
>
> Kali ini Bakrie Telecom memperkenalkan revolusi tarif SMS dengan
> mengubah secara total paradigma pemberlakuan biaya (charging) SMS.
> Selama ini SMS dikenal dengan tarif per 160 karakter. Namun, sering
> kali SMS yang di ketik pelanggan jauh lebih pendek dari itu. Tetapi
> tetap dikenakan biaya sama dengan SMS panjang. Itu dirasakan tidak
> adil.
>
>
>
> Maka tarif baru SMS Esia kini berubah menjadi hanya Satu Rupiah Per
> Karakter bagi seluruh pengguna Esia ke semua operator Indonesia.
> Karena biayanya dihitung berdasarkan panjang pendeknya isi sms.
> "Semakin singkat isi sms yang dikirimkan maka semakin murah biayanya.
> Satu rupiah per karakter dan murah tanpa syarat", ujar Erik Meijer,
> Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk dihadapan media ketika
> memperkenalkan tarif baru sms ini kemarin di Jakarta.
>
>
>
> Kalau dengan seluruh operator lain biaya pengiriman pesan singkat atau
> sms bisa mencapai Rp 350 per SMS, kini dengan Esia cukup berdasarkan
> panjang pendeknya isi sms tersebut. Makin murah dan bagi pelanggan
> juga semakin diuntungkan karena biayanya bukan berdasarkan jumlah
> pengiriman tapi tergantung jumlah karakter. "Misalnya kirim SMS berisi
> 'OK' hanya 2 rupiah saja! Jadi pelanggan esia bisa ngSMS jauh lebih
> murah atau jauh lebih sering dengan biaya sangat murah".
>
>
>
> Melalui revolusi tarif sms ini Bakrie Telecom juga ingin mengedukasi
> pelanggannya untuk berhemat.
> "Pakai sesuai kebutuhan dan anda bayar berdasarkan apa yang digunakan.
> Jika memang pesan yang hendak disampaikan cukup jelas dalam beberapa
> kata atau kalimat, mengapa harus berpanjang-panjang. Gunakan singkatan
> untuk semakin menghemat biayanya", ujar Erik.
>
>
>
> Dijelaskannya lebih lanjut pola seperti ini akan menguntungkan dan
> adil bagi kedua belah pihak, pelanggan maupun operator. Sistem yang
> kami terapkan adalah sistim yang 100 persen otomatis, dimana network
> yang kami rancang dapat membaca jumlah karakter per SMS tanpa harus
> membuka SMS tersebut.
>
>
>
> "Inovasi ini merupakan inovasi yang diterapkan pertamakali di dunia.
> Untuk itu kami sangat bersyukur dapat mempersembahkan inovasi,
> kreatifitas dan keadilan dari Indonesia bagi masyarakat telekomunikasi
> diseluruh dunia bertepatan dengan hari Telekomunikasi Dunia yang jatuh
> pada tanggal 17 Mei." Imbuhnya.
>
>
>
> Bakrie Telecom juga dikenal sebagai operator yang menerapkan Good
> Corporate Governance atau perusahaan dengan tata kelola yang baik
> karena menerapkan bisnis secara bertanggung jawab. Keberlangsungan
> usaha tetap dijaga, tapi kepentingan pelanggan juga diperhatikan.
>
>
>
> Apalagi dalam situasi ekonomi yang tidak menguntungkan saat ini.
> Rencana kenaikan harga BBM, melambungnya harga kebutuhan pokok dan
> menurunnya daya beli masyarakat menjadikan perilaku berhemat harus
> terus diperkenalkan. Memang industri telekomunikasi merupakan sedikit
> dari dunia usaha yang justru makin turun tarifnya. Tarif percakapan
> telepon semakin lama semakin murah. Namun kecenderungan penurunan
> tarif ini bukan malah disikapi secara negatif dan menjadikan pelanggan
> mengabaikan perilaku berhemat.
>
>
>
> Sebagai operator swasta nasional dan bagian dari perusahaan
> berkomitmen terhadap good corporate governance, menjadi kewajiban bagi
> Bakri Telecom untuk tidak saja mengingatkan tapi juga menemukan
> cara-cara yang bisa meringankan beban pengeluaran.
> Apa pun itu. Termasuk dalam sektor telekomunikasi.
>
>
>
> "Kami dukung penggunaan menara bersama. Kami terapkan skema pembiayaan
> vendor financing. Kami pun dikenal sebagai operator yang pertama kali
> memprakarsai penurunan tarif percakapan telepon.
> Sekarang kami temukan revolusi pentarifan yang adil dan mendorong
> masyarakat untuk efisien dalam penggunaan pesan singkat", kata Erik
> menjelaskan upaya Bakrie Telecom untuk berbuat yang terbaik bagi
> Indonesia.
>
>
>
> Dengan diluncurkannya tarif satu rupiah per karakter ke seluruh
> operator telekomunikasi di Indonesia maka Bakrie Telecom akan semakin
> menegaskan posisinya sebagai operator telekomunikasi yang mengerti
> kebutuhan pelanggannya dan juga inovatif dalam mengeluarkan produk
> maupun layanannya. Seluruh pelanggan Esia secara otomatis langsung
> menikmati tarif satu rupiah yang berlaku sejak tanggal 15 Mei 2008.
> Untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci pelanggan dapat
> mengunjungi website perusahaan www.bakrietelecom.com atau
> www.myesia.com.
>
>
>
> ***********************************
>
> Informasi lebih lanjut:
>
> PT Bakrie Telecom Tbk
>
> A. Noorman Iljas
>
> Corporate Communications
>
> Telp : 021 - 926 44 654
>
> Email : noorman@bakrietelecom.com
>
> "
>
>
>
Modern Math
Equation 1
Human = eat + sleep + work + enjoy
Donkey = eat + sleep
Therefore,
Human = Donkey + work + enjoy
if, Human - enjoy = Donkey + work
In other words,
Human that doesn't enjoy = Donkey that works
(Eqn 1)
******************************************************
Equation 2
Men = eat + sleep + earn money
Donkeys = eat + sleep
Therefore, Men = Donkeys + earn money
(Eqn 2)
If Men - earn money = Donkeys
In other words,
Men that don't earn money = Donkeys
(Eqn 3)
******************************************************
Equation 3
Women = eat + sleep + spend
Donkeys = eat + sleep
Therefore, Women = Donkeys + spend
(Eqn 4)
If, Women - spend = Donkeys
In other words,
Women that don't spend = Donkeys
(Eqn 5)
******************************************************
To Conclude:
>From Eqn 3 and Eqn 5
Men that don't earn money = Women that don't spend
So,
Men earn money not to let women become Donkeys!
(Postulate 1)
Women spend not to let men become Donkeys!
(Postulate 2)
>From Eqn 2 + Eqn 4, we have
Men + Women = Donkeys + earn money + Donkeys + spend
>From Postulates 1 and 2, we can conclude
Man + Woman = 2 Donkeys
And the Donkeys live happily ever after!
*****
Offline Offline
Posts: 756
Li Yongbo
Standar Semakin Tinggi
Apa yang mengkhawatirkan sekaligus menggembirakan manajer tim Thomas/Uber Cina, Li Yongbo, tentang perbulutangkisan putri? Adalah kenyataan bahwa standar bulutangkis dunia di bagian putri kini semakin meningkat. Indikasinya adalah lolosnya Indonesia ke final Piala Uber dan Belanda yang merepotkan putri-putri Cina di babak perempatfinal.
Di satu sisi ini adalah ancaman bagi Cina, tapi di sisi lain akan memacu mereka untuk menemukan metode-metode baru yang lebih baik untuk memperbaiki pembinaan mereka.
"Bukan kami yang menurun, tapi standar dunia yang meningkat. Dibanding lima kali juara sebelumnya, kali ini kami merasakan jauh lebih sulit. Ini karena negara lain juga semakin kuat, contohnya Indonesia," kata Li.
Perlu dicatat, ketika nyaris membuat Cina terpuruk di babak perempatfinal, Belanda datang ke Jakarta sudah tanpa Mia Audina, pemain naturalisasi asal Indonesia yang selama ini dianggap sebagai tulang punggung mereka.
Dengan kata lain, kekuatan Cina sudah tidak lagi untouchable, mereka sudah dalam jangkauan. (any)
Indonesia Kalah dengan Kepala Tegak
Apresiasi tinggi pantas diberikan kepada tim Piala Uber Indonesia. Meski bermain di depan publik sendiri, tim ini sebenarnya adalah underdog. Target yang diberikan PBSI pun hanya sampai babak semifinal. Namun, semua bisa dibalikkan oleh Maria Kristin cs. Kalah di final dari tim terkuat saat ini membuat mereka tetap bisa berjalan dengan kepala tegak.
Bagi tim Uber Indonesia, ini adalah partai final pertama dalam 10 tahun setelah terakhir kali mereka menjejakkan kaki di partai puncak pada 1998. Setelah itu, prestasi putri Indonesia di ajang beregu ini terus menurun. Puncaknya terjadi dua tahun lalu ketika mereka gagal lolos ke putaran final yang berlangsung di Jepang.
"Semangat juang pemain sangat luar biasa. Kini mereka membuktikan bahwa sebetulnya mereka bisa. Saya pribadi berharap ini adalah awal kebangkitan prestasi putri-putri Indonesia," ucap Susy Susanti, manajer tim Uber Indonesia.
Meski kecewa karena Piala Uber kembali diboyong Cina untuk yang keenam kalinya berturut-turut sejak 1998, tidak ada raut muka sedih dari para pemain setelah pertandingan. Bagaimana pun, bisa masuk final saja sudah menjadi prestasi tersendiri bagi mereka.
"Puas jelas tidak karena Piala Uber gagal kita raih, tapi tetap bangga karena bisa melebihi target. Kita kalah dari tim yang memang lebih tinggi kelasnya dari kita. Semoga ini menjadi awal sukses kita di 2010," ucap Lilyana Natsir, spesialis ganda yang berpasangan dengan Vita Marissa.
Hasil ini pun secara jelas menunjukkan beberapa kelemahan yang harus diperbaiki oleh putri Indonesia, terutama di sektor tunggal. Dua singelar yang sempat turun Sabtu lalu, Maria Kristin dan Adriyanti Firdasari, masing-masing kalah dari Xi Xinfang dan Lu Lan dengan dua set langsung.
"Begitu melihat di lapangan, sudah terpikir apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mereka. Yang paling lemah adalah kemampuan menutup lapangan dan kelincahan. Kita akan benahi mereka di dua bagian tersebut karena saya lihat secara teknis mereka sama sekali tidak kalah," sebut Marlev Mainaky, pelatih tunggal putri. (any)
Istora
Berbahaya untuk Telinga
Akrab dengan teriakan khas "huh..."-"yeah..." saat menyaksikan pertandingan bulutangkis dunia dari Istora? Percayalah, itu adalah teriakan khas penonton Indonesia yang tidak ada duanya di belahan dunia mana pun. Teriakan yang mewakili antusiasme publik Indonesia terhadap bulutangkis.
Tak hanya teriakan, penonton Istora juga kerap tampil dengan berbagai atribut khas suporter fanatik. Setiap poin yang diperoleh pemain Indonesia pasti disambut dengan kegaduhan luar biasa yang menurut sebagian besar pemain adalah nomor satu di dunia.
Namun, tahukah Anda bahwa kegaduhan yang diproduksi dari gabungan teriakan, tabuhan berbagai benda, dan tepukan tangan itu berbahaya bagi telinga? Observasi kecil-kecilan yang dilakukan BOLA selama putaran final Piala Thomas dan Uber lalu menunjukkan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan mencapai 114 desibel. Sekadar informasi, batas aman kebisingan yang mampu ditoleransi telinga manusia adalah maksimal 85 desibel. Salah satu indikasi bahwa kegaduhan Istora sudah melebihi batas normal adalah kita harus berteriak untuk berbicara dengan orang yang duduk di sebelah kita saat puncak kegaduhan tersebut.
Sebagai perbandingan, batas maksimal kebisingan mesin motor Motogp sesuai peraturan FIM adalah 130 desibel. Formula 1, yang mesinnya kerap dianggap suara mesin paling eksotis sedunia, mencapai tingkat 170 desibel, sedangkan mesin jet pesawat terbang berkisar 150-160 desibel.
Untung kebisingan tersebut tidak terjadi terus-menerus sepanjang pertandingan. Puncak kegaduhan hanya berlangsung sesaat tak lebih dari 15 detik. Itu sebabnya, tidak ada efek buruk pada pendengaran penonton usai menonton pertandingan bulutangkis di Istora. (any)
Piala Thomas
Lawan Lebih Siap
Kenyataan yang harus diterima tim Thomas Indonesia memang pahit. Dengan target ke final, melewati semifinal pun akhirnya Taufik Hidayat cs. tak mampu karena kalah telak 0-3 dari Korea (15/5).
“Sejak awal saya sudah merasa bahwa Korea memang akan jadi lawan terberat. Semua sudah main habis-habisan, tapi memang ini hasil yang sudah maksimal kita raih,” sebut Candra Wijaya, ganda ketiga.
Segala cara dan strategi sudah dilakukan untuk meredam Korea. Termasuk menaikkan ganda ketiga Candra/Nova Widianto menjadi ganda kedua guna meredam Lee Jae-jin/Hwang Ji-man.
Namun, Candra/Nova tak sempat turun lantaran Indonesia sudah lebih dulu kalah 0-3. “Sampaikan maaf kami buat masyarakat yang mengharap kita bisa juara,” sebut Lutfi Hamid, manajer tim Thomas.
"Saya tak mengira kita kalah 0-3. Di lapangan, pemain lawan memang lebih kuat. Mental mereka juga tak terpengaruh dengan suporter Indonesia," kata Sutiyoso, Ketua Umum PBSI.
Memilih Strategi
Sebelum semifinal, lawan yang dihadapi Taufik dkk. di atas kertas memang lebih lemah. Namun, menghadapi Thailand pun di pertandingan pertama (11/5), Indonesia harus susah payah sebelum menang 3-2.
Sementara itu Korea di perempatfinal menang 3-2 dalam partai berat melawan Denmark. Tim Negeri Ginseng juga sudah membidik Indonesia sebagai lawan di semifinal setelah mereka memilih strategi kalah 1-4 melawan Malaysia di penyisihan grup.
“Kami memang menyiapkan diri untuk menghadapi Indonesia di semifinal karena menghindari Cina. Lawan Cina lebih baik di final,” sebut manajer tim Korea, Kim Jong-soo.
“Bukan cuma itu masalahnya. Lawan memang lebih kuat, sedangkan beberapa pemain kita tidak dalam kondisi terbaik karena terganggu cedera,” jelas Lutfi.
Menurut konsultan pelatih fisik Jason Kurfust, kegagalan yang dialami oleh tim Thomas Indonesia juga bukan semata-mata karena fisik pemain lebih lemah dibanding lawan.
"Kita tak bisa menilai pemain yang menang selalu punya kondisi fisik dan stamina yang lebih bagus," ucap Jason.
Menurut pelatih asal Australia ini, ada beberapa hal yang akan menentukan penampilan pemain di lapangan.
"Ada faktor teknik dan mental. Jadi bukan fisik saja yang berpengaruh pada penampilan pemain. Belum tentu pemain Korea punya kondisi fisik lebih bagus dibanding pemain Indonesia," lanjut Jason.
Gangguan Cedera
Di semifinal, melawan Park Sung-hwan, Sony Dwi Kuncoro tak 100% fit karena cedera kaki. Sebelum turnamen Taufik pun sempat terganggu cedera punggung.
“Hanya orang bodoh yang tak siap main tapi tetap mau diturunkan. Saya tetap siap main dan tak mau cari alasan karena kekalahan. Saya kalah karena lawan lebih bagus,” tegas Taufik.
"Materi tim kita memang terbatas. Kalaupun menang melawan Korea, bisa dibilang pemain kita sudah tinggal ampasnya ketika menghadapi Cina di final," sebut Icuk Sugiarto, mantan pemain nasional.
Menurut Lutfi, di semifinal sempat ada rencana menurunkan Taufik jadi tunggal pertama. Namun, Simon Santoso yang naik menjadi tunggal kedua tak yakin bisa mengatasi Lee Hyun-il.
Jika Simon naik jadi tunggal kedua, otomatis Tommy Sugiarto jadi tunggal ketiga. Keadaan ini juga tak menguntungkan karena Tommy sama sekali belum pernah turun.
“Atas persetujuan seluruh anggota tim akhirnya strategi itu batal. Jika memang hasilnya seperti ini, kami minta maaf. Jangan hujat pemain karena mereka sudah main maksimal. Saya sebagai manajer yang bertanggung jawab,” ujar Lutfi. (Erwin Fitriansyah)
Pemain Senior
Persembahan Terakhir
Dua tahun lalu, ketika tim Thomas berlaga di Jepang, Candra Wijaya sempat berucap dirinya sudah merasa cukup mengabdi di tim bulutangkis Indonesia. Candra mempersilakan pemain yang lebih muda untuk menggantikan posisinya.
Namun, pemain yang kini berpartner dengan Tony Gunawan ini tetap dipanggil tim Thomas Indonesia 2008. Ganda Candra/Nova Widianto sempat main dan menang 21-17, 21-17 atas Tim Dettmann/Johannes Schoettler kala Indonesia menang 5-0 atas Jerman (12/5).
“Panggilan ke tim Thomas adalah tugas dan saya tak kuasa untuk menolaknya. Pasti kami juga ingin main dan menyumbang poin buat tim, sayang Korea sudah keburu menang,” ucap Candra.
Di usianya yang menginjak 32 tahun, ayah dua anak ini tak berpikir muluk untuk dipanggil lagi dua tahun lagi. “Saya berharap selanjutnya pemain yang lebih muda tampil. Kegagalan ini harus dijadikan pelajaran untuk bangkit di masa depan,” sebut Candra, yang ikut merebut Piala Thomas pada 1998, 2000, dan 2002.
Tak cuma Candra pemain senior yang dipercaya tim. Denmark juga masih membutuhkan tenaga Peter Gade (31), yang dipasang jadi tunggal kedua setelah Kenneth Jonassen.
Saat menghadapi Korea di perempatfinal, Peter harus main menggantikan Jonassen yang sakit. Perjuangan gigih Peter membuat ia mampu menuntaskan perlawanan Park Sung-hwan 26-24, 20-22, 19-21 dalam waktu 80 menit.
Padahal, sepanjang 2008, Peter banyak menghabiskan waktu untuk memulihkan cedera. Ia sempat mengalami patah tulang rusuk dan absen di sejumlah turnamen penting.
“Secara mental saya sudah siap untuk main, tapi fisik masih harus dilatih lagi supaya bisa kembali seperti sebelum cedera,” kata Peter.
Sayang, di pengujung karier bersama tim Thomas, Candra dan Peter tak menemui hasil manis karena timnya takluk dari Korea. Indonesia kalah 0-3 di semifinal, sedang Denmark lebih dulu takluk 2-3 di perempatfinal. (win)
Master Hamburg
Dendam Nadal Terbalas
Pembalasan terasa manis. Itulah yang dirasakan Rafael Nadal seusai mengalahkan seterunya, Roger Federer, di final Master Hamburg di Jerman, Minggu (18/5).
Rafael Nadal, makin mendekati sejarah. (Foto: AFP)
Tahun silam, Federer mengakhiri dominasi Nadal di lapangan tanah dengan menjuarai Hamburg Terbuka. Di final, pemain nomor satu asal Swiss itu melibas Nadal, yang pada pekan-pekan sebelumnya baru saja sukses mencetak hattrick di Master Monte Carlo, Barcelona Terbuka, dan Master Roma.
Kekalahan itu tentu menyakitkan Nadal, yang terkenal sebagai King of Clay. Karena itu, ketika pemain nomor dua asal Spanyol itu kembali bertemu Federer di tempat dan babak yang sama, keinginannya hanyalah menebus kegagalan tahun silam. Hasilnya Nadal menang 7-5, 6-7 (3), 6-3.
Keberhasilan kali ini juga mengembalikan reputasinya setelah dua minggu lalu tumbang di babak kedua Master Roma, yang merupakan kegagalan pertama di Roma sejak pertama kali berkiprah pada 2005.
Bukan hanya itu, keberhasilan di Hamburg juga membuat si kidal berusia 21 tahun ini makin difavoritkan untuk kembali menjuarai Prancis Terbuka, 25 Mei-8 Juni. Nadal memang tengah mengejar sejarah dengan menjadi juara empat kali beruntun di Prancis dan tak terhadang sejak pertama tampil di grand slam ini pada 2005.
Sementara itu, buat Federer, kekalahan di Hamburg makin memperpanjang kegagalannya tahun ini. Dalam lima bulan ini, baru satu titel juara yang didapat pemain 26 tahun itu di Estoril Terbuka. Kering gelar ini tak pernah lagi dialami Federer sejak delapan tahun silam dan itu membuat orang menilai dominasinya sudah runtuh dan tak lama lagi akan kehilangan tahta nomor satunya. (yuk)
Forex Trading Specifics and Facts Information
You are here: Home > Forex Trading Specifics and Facts Information
If you want to trade forex you simply have to know what margin requirement is, how margin call occurs and what does it affect. You also need to know why your forex broker will charge you interest or premium. While you chat with traders they will often use slang to express their thoughts in a shorter form: "what is going on with kiwi this morning?". Please see below explanation to read more about the trading specifics and the language used in the forex world.
Trading Terminology
Traders often chat with one another about a variety of topics related to the forex market, giving their perspectives and discussing trading ideas and current moves on the market. While communicating with each other they often use slang to express their thoughts in a shorter form. You can read about the slang and other trading terminology in these pages.
EUR/USD: Euro / US Dollar is often called Euro;
USD/JPY: US Dollar / Japanese Yen is often called Dollar Yen;
GBP/USD: British Pound / US Dollar is often called Cable;
USD/CHF: US Dollar / Swiss Franc is often called Dollar Swiss, or Swissy;
USD/CAD: US Dollar / Canadian Dollar is often called Dollar Canada, or C-Dollar;
AUD/USD: Australian Dollar / US Dollar is often called Aussie Dollar;
EUR/GBP: Euro / British Pound is often called Euro Sterling;
EUR/JPY: Euro / Japanese Yen is often called Euro Yen;
EUR/CHF: Euro / Swiss Franc is often called Euro Swiss;
GBP/CHF: British Pound / Swiss Franc is often called Sterling Swiss;
GBP/JPY: British Pound / Japanese Yen is often called Sterling Yen;
CHF/JPY: Swiss Franc / Japanese Yen is often called Swiss Yen;
NZD/USD: New Zealand Dollar / US Dollar is often called New Zealand Dollar or Kiwi;
Margin Requirements
As you know, the margin deposit is not a down payment on a purchase. Rather, the margin is a performance bond, or good faith deposit, to ensure against trading losses. The margin requirement allows you to hold a position much larger than your actual account value. Forex online trading platforms have margin management capabilities that allow you to get as much as four times the leverage of a typical futures contract. The trading platforms often perform automatic pre-trade checks for margin availability, and will execute the trade only if you have sufficient margin funds in your account. These systems also calculate the funds needed for current positions and display this information to you in real time.
For example, a broker might require only $1,000 in the trader's account in order to trade a 100,000 EUR/USD currency position. The $1,000 is referred to as "margin". This amount is essentially collateral to cover any losses that you might incur. Since nothing is actually being purchased or sold for delivery, the only requirement, and indeed the only real purpose for having funds in your account, is for sufficient margin.
Margin should reflect some rational assessment of potential risk in a position. For example, if a currency is very volatile, a higher margin requirement would normally be justified.
In the event that funds in your account fall below margin requirements, most forex platforms will automatically close one or more open positions. This prevents your account from ever falling below the available equity even in a highly volatile, fast moving market.
Overnight Interest
Every currency and commodity has a "cost of carry" associated with holding the position for more than one day. It is called "overnight interest" or "premium". In currencies, this cost is a function of the "interest rate differential" of the two currencies that comprise the exchange rate.
For example, in USD/JPY, the interest rate differential is the difference between short-term U.S. interest rates and short-term Japanese interest rates. If, for example, U.S. interest rates are 5.0% and Japanese interest rates are 1.0%, the interest rate differential is 4.0% (5.0% - 1.0%). This means that if a trader was to sell USD/JPY, he would have to pay 4.0% of the notional amount of the contract per year to hold the position. If position quantity is 100,000, the trader would have to pay approximately $4,000 to hold the position for one year. This translates to approximately $11.00 per day for holding the USD/JPY position ($4,000 / 365).
Monday, May 26, 2008
Antara Modem Rusak, Emosi dan Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment