Apa yang terjadi di masyarakat setelah 3 (tiga) hari kenaikan BBM? Dan apa kata Bank Dunia?
(Kompas, 27 Mei 2008) Pedagang sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, melayani pembeli dagangannya, Senin (26/5). Semenjak kenaikan harga bahan bakar minyak, harga sayuran di pasar-pasar tradisional mulai merangkak naik. Misalnya tomat, yang sebelumnya dijual Rp 4.000 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kilogram, sedangkan cabai merah yang semula Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 18.000 per kilogram.
(Kompas, 27 Mei 2008) Semarang, Kompas - Sebagian nelayan Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai berhenti mencari ikan sejak hari Sabtu (24/5) setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Mereka tidak mampu menutup biaya operasional melaut yang naik hingga 50 persen
(Kompas, 27 Mei 2008) Serang, Kompas - Tiga hari terakhir, harga minyak tanah di tingkat eceran di sejumlah daerah di Kota Serang, Banten, mencapai Rp 4.000 per liter. Meski demikian, hingga Senin (26/5) sore, Pemerintah Provinsi Banten belum juga menetapkan harga eceran tertinggi untuk minyak tanah.
(Kompas, 27 Mei 2008) Jakarta, Kompas - Empat hari terakhir, warga DKI Jakarta sulit mendapatkan gas isi ulang 3 kilogram. Beberapa pangkalan gas tidak lagi memiliki persediaan dengan alasan tidak mendapat pasokan dari Pertamina. Akibatnya, harga isi ulang bahan bakar program konversi energi ini naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 16.000.
(Koran TEMPO, 27 Mei 2008) Bandung - Melonjaknya harga-harga barang kebutuhan masyarakat di Jawa Barat pascakenaikan harga bahan bakar minyak diperkirakan hanya 3-5 persen. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Agus Gustiar mengatakan kenaikan harga itu sebagian besar di pasar tradisional.
(Koran TEMPO, 27 Mei 2008) Seorang remaja berusia 17 tahun, Fikri Adriansyah, ditemukan tewas tergantung di sebuah pos hansip di Pademangan Barat, Jakarta Utara, kemarin. Malam sebelumnya, Fikri sempat menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan sekolah. Namun, keinginan itu tidak bisa terpenuhi karena ayahnya tidak sanggup membiayai.
(Koran TEMPO, 27 Mei 2008) Pasokan gas untuk kebutuhan rumah tangga terhenti di sejumlah agen di kawasan Jakarta Pusat. "Sudah empat hari tidak ada pasokan dari distributor, " kata Isdiyanto, penjual eceran gas di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat, kemarin.
(Koran TEMPO, 27 Mei 2008) Kenaikan harga minyak sebesar 28,7 persen bakal mendongkrak harga rumah tipe sederhana, rumah susun, ataupun rumah mewah naik 15-30 persen. Sebab, kenaikan harga minyak juga turut mengangkat harga bahan bangunan.
Dan, inilah kata Bank Dunia menanggapi kenaikan BBM di Indonesia.
Keputusan menaikkan harga BBM itu disambut positif oleh Bank Dunia. Menurut Joachim von Amsberg, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, kenaikan harga BBM sebesar 28,7 persen cukup kompatibel dengan anggaran. "Anggaran pemerintah menjadi lebih terjaga dan berkelanjutan, " katanya di Jakarta kemarin. (Koran TEMPO, 27 Mei 2008)
Terbuka sudah sebuah fakta, bahwa para komprador (kaki tangan asing) memang sedang memimpin negeri ini dan berlahan-lahan tapi pasti mulai menghisap darah rakyatnya sendiri…
...Di jalanan kami sandarkan cita-cita... .
(Bongkar, Iwan Fals-Swami)
THE MAGIC OF THREE WORDS...(do you know them?)
« on: May 24, 2008, 04:09:49 PM »
Three Words Which will help you always...
~ Three-Word Phrases, can be tools to help develop every relationship ~
There are many things that you can do to strengthen your relationships.
Often the most effective thing you can do involves saying just three words.
When spoken sincerely, these statements often have the power to develop new
friendships, deepen old ones and even bring healing to relationships that
have soured.
The following three-word phrases can be tools to help develop every
relationship.
~ Let me help:
Good friends see a need and then try to fill it. When they see a hurt they
do what they can to heal it. Without being asked, they jump in and help out.
~ I understand you:
People become closer and enjoy each other more when the other person accepts
and understands them. Letting your spouse know - in so many little ways -
that you understand them, is one of the most powerful tools for healing your
relationship. And this can apply to any relationship.
~ I respect you:
Respect is another way of showing love. Respect demonstrates that another
person is a true equal. If you talk to your children as if they were adults
you will strengthen the bonds and become closer friends. This applies to all
interpersonal relationships.
~ I miss you:
Perhaps more marriages could be saved and strengthened if couples simply and
sincerely said to each other "I miss you." This powerful affirmation tells
partners they are wanted, needed, desired and loved. Consider how important
you would feel, if you received an unexpected phone call from your spouse in
the middle of your workday, just to say "I miss you."
~ Maybe you're right:
This phrase is very effective in diffusing an argument. The implication when
you say "maybe you're right" is the humility of admitting, "maybe I'm
wrong". Let's face it. When you have an argument with someone, all you
normally do is solidify the other person's point of view. They, or you, will
not likely change their position and you run the risk of seriously damaging
the relationship between you. Saying "maybe you're right" can open the door
to explore the subject more. You may then have the opportunity to express
your view in a way that is understandable to the other person.
~ Please forgive me:
Many broken relationships could be restored and healed if people would admit
their mistakes and ask for forgiveness. All of us are vulnerable to faults,
foibles and failures. A man should never be ashamed to own up that he has
been in the wrong, which is saying, in other words, that he is wiser today
than he was yesterday.
~ I thank you:
Gratitude is an exquisite form of courtesy. People who enjoy the
companionship of good, close friends are those who don't take daily
courtesies for granted. They are quick to thank their friends for their many
expressions of kindness. On the other hand, people whose circle of friends
is severely constricted often do not have the attitude of gratitude.
~ Count on me:
A friend is one who walks in when others walk out. Loyalty is an essential
ingredient for true friendship. It is the emotional glue that bonds people.
Those that are rich in their relationships tend to be steady and true
friends. When troubles come, a good friend is there indicating "you can
count on me."
~ I'll be there:
If you have ever had to call a friend in the middle of the night, to take a
sick child to hospital, or when your car has broken down some miles from
home, you will know how good it feels to hear the phrase "I'll be there."
Being there for another person is the greatest gift we can give. When we are
truly present for other people, important things happen to them and us. We
are renewed in love and friendship. We are restored emotionally and
spiritually. Being there is at the very core of civility.
~ Go for it:
We are all unique individuals. Don't try to get your friends to conform to
your ideals. Support them in pursuing their interests, no matter how far out
they seem to you. God has given everyone dreams, dreams that are unique to
4that person only. Support and encourage your friends to follow their dreams.
Tell them to "go for it."
~ I love you:
Perhaps the most important three words that you can say. Telling someone
that you truly love them satisfies a person's deepest emotional needs. The
need to belong, to feel appreciated and to be wanted. Your spouse, your
children, your friends and you, all need to hear those three little words:
"I love you." Love is a choice. You can love even when the feeling is gone.
Semua Gratis di Fan Zone
Kurang dari dua minggu lagi Piala Eropa 2008 akan digelar. Sebagai tuan rumah bersama, Austria dan Swiss kian bergegas demi mencapai kata sempurna dalam persiapan menuju pesta sepakbola paling akbar di Benua Biru itu.
Fan Zone Euro 2008, mengikuti konsep Piala Dunia 2006. (Foto: Getty Images)
Berbagai persiapan fisik dilakoni sejumlah kota penyelenggara. Pembangunan venue yang paling populer saat ini tentu saja adalah Fan Zone.
Area yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para fan itu memang menjadi fasilitas standar yang wajib disediakan tuan rumah. Austria-Swiss 2008 ingin meniru kesuksesan konsep Fan Zone yang dikembangkan Germany 2006.
Ambil contoh Basel. Kota di Swiss yang dilalui Sungai Rhine ini sudah memulai pembangunan Fan Zone. Berbagai unsur pendukung, seperti kerangka penopang layar televisi raksasa berukuran 60 meter persegi, telah dipasang. Televisinya sendiri akan menyusul dipasang pada 2 Juni.
Sedikit berbeda dengan Basel, yang sedang membangun area Fan Zone, ibu kota Austria, Wina, justru telah merampungkan area bagi penggila sepakbola tersebut. Konon area Fan Zone di Wina, yang dibuka mulai pukul 9 pagi hingga tengah malam setiap harinya, dapat menampung pengunjung sampai 70.000 orang.
Lebih enak lagi para pengunjung dapat menikmati segala fasilitas yang tersedia secara cuma-cuma alias gratis! Penggila sepakbola bakal dimanjakan dengan 10 televisi raksasa yang akan menyiarkan semua pertandingan sepakbola.
Hiburan lain yang disiapkan adalah Festival Sepakbola Wina. Festival ini akan berlangsung mulai dari Rathausplatz hingga Heldenplatz. Selain itu, Fan Zone Wina juga menggelar program aktivitas sepakbola bernama Exercise, sebuah ajang permainan olahraga yang diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja.
Buku Petunjuk
Kendati sudah menyelesaikan pembangunan area Fan Zone, bukan berarti pemerintah kota Wina tidak punya pekerjaan lain. Saat ini kota yang pernah menjadi domisili komposer dunia, Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig van Beethoven, itu sedang sibuk memproduksi buku petunjuk bagi para suporter yang bertandang ke Wina.
Buku itu dicetak dalam dua bahasa, Inggris dan Jerman. Fokus utamanya adalah informasi penunjuk arah dan peta menuju Fan Zone Wina.
Selain itu, terdapat pula informasi umum mengenai Piala Eropa, transportasi kota, acara-acara kebudayaan dan kesenian, hotel dan tempat penginapan, restoran dan rumah makan, serta informasi Stadion Ernst-Happel, yang akan menjadi tempat partai puncak Euro 2008. (cw-5)
Klagenfurt
Gelar Program Budaya
Sebagai salah satu kota penyelenggara Euro 2008, Klagenfurt membuat program hiburan yang sangat identik dengan unsur budaya. Sejumlah pergelaran kesenian, mulai seni musik, seni rupa, hingga pertunjukan teater, akan disajikan pemerintah kota.
Program yang menelan biaya 130 ribu euro atau sekitar 1,8 miliar rupiah itu akan dipusatkan di panggung besar dan terbuka di pusat kota, Kardinal Square. Di panggung ini bakal digelar konser jazz dan pameran oleh artis lokal.
Pemerintah setempat juga membuat bangunan unik berbentuk kubus kaca. Di sini para pengunjung dapat menginterpretasikan kutipan puisi karangan penyair legendaris asal Klagenfurt, Robert Musil, dan disiarkan melalui televisi publik.
Keunikan lain ditunjukkan empat jembatan Sungai Lendkanal. Masing-masing jembatan yang melewati sungai penghubung pusat kota Klagenfurt dengan Stadion Worthersee ini didesain berbeda. Di samping menjadi tempat berlangsungnya pameran seni rupa yang melibatkan sejumlah artis dari Jerman, Kroasia, Polandia, dan Austria, tiap-tiap jembatan juga menawarkan hiburan musik dan bazar makanan.
Klagenfurt juga mengadakan pertunjukan teater karya Jorg Steinberg dengan tajuk Ein Koenigreich fuer einen Ball alias My Kingdom for a Ball pada 7-8 Juni. Galeri kota pun menggelar Heimspeil atau pameran Home Game, sedangkan Museum Seni Modern melangsungkan pertunjukan seni rupa patung Landerspiel. (cw-5)
Francesc “Cesc” Fabregas
Bentukan Irish Landlady
Ia beralis tebal. Gerakannya di lapangan luwes, cepat, dan memikat. Saat konferensi pers di Liga Champion menjelang menghadapi AC Milan musim ini, kata-kata lugas nan cerdas yang dimuntahkannya membuat wartawan terkagum-kagum.
Dijuluki Thefab4 setelah kausnya paling laris di Arsenal. (Foto: Getty Images)
“Coba cek akta kelahirannya, tak mungkin ada pemain berumur 20 tahun yang sematang itu,” demikian guyonan yang dilemparkan seorang kolumnis Tutto Sport (Italia) yang turut menyimak pernyataan Francesc Fabregas pada Maret lalu.
Ya, Cesc kala itu memang baru dua dasawarsa hadir di dunia. Pemain kelahiran Catalan, tepatnya di kota Arenys de Mar, ini merayakan hari jadinya yang ke-21 pada 4 Mei silam. Lantaran baru melewati status U-21, ia pun makin diyakini bakal unjuk kemampuan maksimal di Austria-Swiss 2008.
Faktor bertambahnya usia jadi sebuah pertimbangan penting lantaran sebenarnya menjelang Germany 2006 pun ia pernah melalui pengondisian yang serupa atau mungkin layak disebut lebih heboh.
Pada Februari 2006, Cesc jadi buah bibir di seantero Spanyol setelah tampil eksepsional dan menghela Arsenal meraih kemenangan 1-0 di benteng Real Madrid, Santiago Bernabeu.
Koran olahraga Spanyol, Sport, tidak ragu menyebutnya sebagai satu-satunya pemain yang membuat bangga Negeri Matador ketika Los Galacticos justru tampil memalukan.
Luis Aragones jelas tidak bisa mengabaikan favoritisme ini ketika La Furia Roja bertarung memperebutkan Piala Dunia empat bulan kemudian. Sayangnya semua berujung antiklimaks.
Mengenakan seragam bernomor 18 dan bermain penuh sejak kick-off di babak 16 besar Germany 2006, Fabregas tidak bisa menyelamatkan Spanyol dari terkaman Prancis (1-3).
“Hati saya hancur. Meski tidak ada yang menyalahkan saya atas kekalahan itu, saya merasa tak mampu menjawab kepercayaan yang sudah diberikan Luis Aragones,” komentar Fabregas pada Shoot dua bulan setelah Germany 2006.
Langkah Aragones memercayai seorang remaja berumur 19 tahun untuk menjadi pengatur permainan menghadapi tim sematang Les Bleus bukan tanpa alasan. Untuk pelatih berumur 69 tahun itu, masa penggojlokan pemain berjulukan “Thefab4” itu sudah lewat dan Euro 2008 menjadi waktu untuk menuai panenan.
Aragones bisa bicara enteng lantaran ia memang tidak rugi bila Spanyol kembali gagal. Dirinya akan mundur sepulang dari Austria-Swiss, tapi di sisi lain masa depan Fabregas justru masih panjang.
Berlatih karena Vieira
Uniknya bukan retorika Aragones yang membuat Cesc tidak patah arang. Kawan dekat Lionel Messi saat masih di Barcelona itu justru termotivasi nasihat salah satu punggawa timnas Prancis yang sempat jadi pilar Gunners, Patrick Vieira.
Fabregas ingat bagaimana Vieira pernah mendekatinya di dalam bus Arsenal setelah sang youngster bermain jelek melawan Birmingham di 2004/05.
“Kamu masih berumur 17 tahun dan kamu akan bermain sekurangnya 15 musim lagi sebagai seorang profesional. Tidak mungkin terus bermain 100% di setiap pertandingan. Orang yang menuntut seperti itu pasti tidak mengerti sepakbola, belajarlah dari kejadian ini dan jangan berkecil hati,” tutur Fabregas, menirukan nasihat Vieira.
Wejangan di atas melecut Fabregas untuk menambah porsi latihan pribadi setiap sesi resmi latihan klub selesai. Ketika jeda musim datang tanpa diisi turnamen antarnegara, Cesc pun terus rutin menjaga stamina dengan rajin melakukan joging berjarak minimal sepuluh kilometer per hari.
Sementara itu, kematangan nonteknis sosok yang andal bermain Grand Turismo di playstation ini muncul karena pilihannya untuk hidup mandiri di London sejak usia 16 tahun. Bersama bek Arsenal, Philippe Senderos, Fabregas dititipkan Arsene Wenger pada seorang induk semang wanita asal Irlandia.
Sang Irish landlady semula amat disiplin dalam menerapkan aturan, tapi lama-kelamaan menjadi sangat demokratis ketika melihat kedewasaan Fabregas tumbuh dengan cepat.
“Bila induk semang saya adalah seorang diktator, mungkin saya terbentuk menjadi seorang pemuda pemberontak. Saya bersyukur Arsene Wenger memilih orang yang tepat untuk membina saya di luar lapangan,” kata pemain yang sempat berambut gondrong di musim pertamanya bersama Gunners itu. (Darojatun)
Thursday, May 29, 2008
kenaikan BBM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment