Thursday, May 31, 2007

Kisah Tilang dan Slip Biru


Jakarta - Maaf saya hanya mau share sedikit tentang slip biru yang sedang ramai dibicarakan di milis. Pada Sabtu lalu saya kena razia di jalan raya Ciputat. Jelasnya di jalan Situ Gintung.

Di situ saya ditanya SIM dan STNK. SIM C saya ternyata ssudah hangus dan belum sempat saya perpanjang. Akhirnya STNK saya ditahan. Ini sedikit cerita krnologinya:

Polisi : selamat siang pak !!!
Saya : Siang, pak...
Polisi : bisa minta SIM dan STNK?
Saya : Silakan pak (sambil memberikan SIM dan STNK)
Polisi : Wah mas SIM udah habis nih masa berlakunya.
Saya : Waduh pak, mohon maaf saya lupa kalau harus diperpanjang.
Polisi : Sidang aja ya tanggal 5 besok ya? (sambil mengeluarkan buku
tilang).

Saya : (Ingat berita dimilis) Pak, gini aja deh, saya ngaku salah nih,
saya nggak usah ditilang tapi langsung bayar aja ke bank yah, saya minta slip yg warna biru deh jangan yang merah, saya nggak ada waktu buat ikutan sidang-sidang gitu deh.
Polisi : Wah nggak bisa mas, mas harus sidang.

Saya : Sejak kapan pak? Kayaknya kemarin teman saya cerita, dia ditilang di Depok, dia minta slip biru dikasih tuh. Emang siapa yan memberi perintah slip biru tidak berlaku lagi?
Polisi : Atas perintah Kapolda.

Saya : Pak, masa kapolda kasih perintah tiap daerah beda-beda sih, pokoknya
saya nggak mau disidang, tetap saya minta yang biru, terserah bapak.
Polisi : Nggak bisa mas sini (sambil menarik STNK yang ada di tangan saya dengan cepat bagaikan maling dan langsung menulis di slip warna merah no stnk saya di
slip tersebut).

Saya : Terserah bapak, saya minta yang biru yah.
Polisi : Tanda tangan pak di sini (sambil memberikan slip merah dan pulpen).
Saya : nggak mau pak, saya maunya tetap slip biru, gimana sih, maksa betul jadi aparat, saya tahu hukum pak, dan saya mengaku salah, makanya saya daripada
sidang kan buang waktu, lagian kalau disidang saya kan tidak mengakui saya salah atau melanggar pasal makanya ada isitlah disidang, tapi kan di sini beda, saya mengaku salah dan mau langsung bayar ke bank saja, gitu aja kok repot sih.

Eh dia malah main tanda tangan aja di slip merah tersebut, disobek dari buku
dan diberikan kepada saya. Nah dari situ mulai teman-temannya berdiri di belakang sang polisi dengan arogannya memaksa saya harus menerima slip tersebut. Namun saya tetap memaksa meminta yang biru.

Saking kesalnya saya minta ketemu dengan komandannya yang ternyata tidak jauh
dari lokasi razia. Di situ saya bertemu pak komandan, kebetulan beliau yang bertugas sebagai kepala operasi. Setelah negosiasi yang sangat alot akhirnya
daripada kelamaan saya mengalah dan memberikan uang Rp 50 ribu kepada anak buahnya. Setelah itu saya pulang dengan hati yang masih bertanya-tanya kenapa slip biru tidak berlaku lagi?


Pengirim: Moehamad Iqbal

No comments: