Tuesday, June 5, 2007

Ancam PTUN-kan ITS

Tiga Mahasiswa yang Diskors Pihak Rektorat

SURABAYA - Penjatuhan skors terhadap tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh (ITS) tampaknya bakal berbuntut panjang. Ketiga mahasiswa itu bersikap reaktif atas keluarnya Surat Keputusan (SK) Rektor ITS bernomor 2908/12/KM/2007 yang isinya mencabut hak perkuliahan mereka hingga 31 Desember 2007.

"Kami sudah bertemu dan membicarakan keputusan skors tersebut. ITS akan kami PTUN-kan," tegas Tomy Dwinta Ginting, mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota angkatan 2002 yang kena skors. Dia dijatuhi sanksi bersama dua rekannya, Benny Ihwani (D-3 Teknik Mesin angkatan 2004) dan Yuliani (Perencanaan Wilayah Kota angkatan 2002). Mereka dinilai melanggar tata kehidupan kampus ketika melakukan aksi Seminar Jalanan pada 6 Maret lalu.

"Keputusan itu tidak adil. Banyak keganjilan di dalamnya. Demo tidak ada kaitannya dengan pelanggaran akademik," ucap Tomy, mahasiswa semester X itu. Menurut Tomy dkk, apabila mereka dituduh mencemarkan nama baik, maka jalurnya harus lewat hukum yang berlaku. "Jika ini memang tindak pidana, maka laporkan ke pengadilan," ucapnya mewakili kedua rekannya yang lain.

Tomy, mahasiswa asal Medan itu, mengklaim dirinya dan peserta aksi tidak melanggar norma apapun. "Itu (umpatan, Red) saya kira wajar-wajar saja. Menghina presiden saja tak masalah," ucapnya. "Itu namanya DO (drop out, Red.) pelan-pelan. "

Sebagai bukti keseriusan mereka, Tomy menyatakan tidak akan meminta keringanan kepada pihak rektorat. "Akan ada pengacara yang siap membantu kami. Gratis. Pokoknya banyak dukungan. Kawan-kawan juga melayangkan surat protes," ungkapnya. Pihak rektorat memberikan waktu dua pekan kepada para mahasiswa itu untuk meminta keringanan.

Menanggapi reaksi ketiga mahasiswa itu, Rektor ITS Priyo Suprobo mengatakan siap melayani gugatan. Menurut dia, bukan sekali ini ITS tersangkut dengan permasalahan skors atau pengadilan. "Ini negara hukum, silakan kalau mau di PTUN-kan. Tidak masalah."

Probo -panggilan akrabnya-menekankan bahwa hukuman yang diberikan bukan lantaran tensi personal. SK turun lewat berbagai pertimbangan. "Kalau mereka menolak sanksi akademik, memangnya mereka itu mahasiswa mana? ITS itu institusi akademik, tugasnya mendidik," kata bapak empat orang anak itu.

Rektor yang baru terpilih menggantikan M. Nuh itu menekankan bahwa skors bukan pembungkaman aspirasi mahasiswa. ITS hanya meminta, ketika mahasiswa melakukan aksi, hendaknya menggunakan etika yang berlaku. "Protes memang ada, tapi yang mendukung keputusan itu juga banyak. Saya dapat banyak SMS dari orang tua mahasiswa yang menyatakan mendukung tindakan ITS," katanya sambil memperlihatkan pesan pendek di telepon selulernya.

Dia menambahkan, beberapa waktu lalu-saat masih menjabat sebagai dekan FTSP- dirinya sudah menelepon orang tua Tomy. Probo mengatakan, ibu Tomy kaget mendengar kabar tentang anaknya. "Saat saya tanya, terimakah ibu apabila dipanggil anjing oleh seorang anak? Dia jawab tidak terima. Ya sudah," katanya.

Seperti diceritakan Probo, waktu itu peserta aksi membawa spanduk bertulisan ITS Anjing, ada juga Anjing Berdasi (ditujukan untuk pimpinan ITS). Aksi itu muncul lantaran ITS dinilai berpihak pada Lapindo terkait penanganan bencana lumpur di Porong. "Itu tidak benar. Semua data LPPM ITS yang berhubungan dengan kasus lumpur Lapindo telah diserahkan kepada yang berkepentingan, termasuk masyarakat Porong."

Terkait sanksi yang dijatuhkan pihak rektorat, mahasiswa ITS lainnya menyatakan simpati. "Asal bukan DO, saya rasa tidak apa-apa. Diskors dua semester memang berat. Apa tidak bisa jadi satu semester saja?," ucap Etty Nurlia Kusumawati, mahasiswi Kimia-FMIPA semester IV. (ara)

http://www.jawapos. co.id/index. php?act=detail_ c&id=286400

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

saya sangat prihatin dan simpati terhadap mahasiswa ITS yang sudah berani bersuara meskipun waktu itu (sebelum terjadi ini) ancaman DO sudah di depan mata. Dan saya sangat kecewa kepada pihak birokrat kampus yang secara tidak langsung menghentikan hak mahasiswa dalam berbicara, berpendapat dan mengeluarkan protes/dukungan.

Terus Berjuang Teman-teman !
Tegakkan Keadilan !
Katakan Hitam adalah Hitam
Katakan Putih adalah Putih
Hidup Mahasiswa !!!!

No comments: