
Kalo keterkaitan posisi Bulan dan frekuensi gempa
bumi, sudah banyak yang mendukung hipotesisnya.
Segarisnya posisi Bulan dan Matahari (yakni saat Bulan
baru dan Bulan purnama)l membuat kombinasi gaya pasang
surut gravitasi kedua benda langit itu menjadi lebih
besar dan konsekuensinya meningkatkan static stress di
zona patahan kerak Bumi maupun di kantung magma,
sehingga wajar saja jika menjadi pemicu meningkatnya
frekuensi gempa di satu wilayah ataupun memicu letusan
gunung api.
Tapi hubungan posisi Bulan dengan 'datang bulan' (maaf
sebelumnya) pada perempuan? Rasanya konyol. Koq
seperti astrologi saja, hanya dalam kasus ini yang
dikaitkan adalah siklus manusia (perempuan) dengan
posisi benda langit. Namun hal ini pernah lho dinukil
di majalah sains tahun 1980-an, AKUTAHU namanya, meski
dalam satu kolom kecil.
Saya iseng saja mengaitkan siklus datang bulan
seseorang (alhamdulillah, kebetulan beliau calon
istri..) dengan fase-fase Bulan di langit. Dan
mengejutkan, sebagian besar periode`datang bulan-nya
berdekatan dengan saat-saat Bulan purnama ataupun
Bulan baru. Jarang sekali yang terjadi berdekatan
dengan kuartir pertama maupun kuartir ketiga. Dan ini
sejalan dengan yang ditulis AKUTAHU dulu.
Nah, bagaimana bapak-bapak, mas-mas, ibu-ibu,
mbak-mbak cendekia semuanya? Ada penjelasan nggak
dibalik hal ini? Kalo bisa ditemukan keterkaitannya,
wah siap-siap saja mengembangkan satu cabang ilmu baru
: astroreproduksi, yang musti disosialisasikan ke
BKKBN dan pasangan2 suami-istri baru, hehehe
Maaf kalo rada konyol.
bumi, sudah banyak yang mendukung hipotesisnya.
Segarisnya posisi Bulan dan Matahari (yakni saat Bulan
baru dan Bulan purnama)l membuat kombinasi gaya pasang
surut gravitasi kedua benda langit itu menjadi lebih
besar dan konsekuensinya meningkatkan static stress di
zona patahan kerak Bumi maupun di kantung magma,
sehingga wajar saja jika menjadi pemicu meningkatnya
frekuensi gempa di satu wilayah ataupun memicu letusan
gunung api.
Tapi hubungan posisi Bulan dengan 'datang bulan' (maaf
sebelumnya) pada perempuan? Rasanya konyol. Koq
seperti astrologi saja, hanya dalam kasus ini yang
dikaitkan adalah siklus manusia (perempuan) dengan
posisi benda langit. Namun hal ini pernah lho dinukil
di majalah sains tahun 1980-an, AKUTAHU namanya, meski
dalam satu kolom kecil.
Saya iseng saja mengaitkan siklus datang bulan
seseorang (alhamdulillah, kebetulan beliau calon
istri..) dengan fase-fase Bulan di langit. Dan
mengejutkan, sebagian besar periode`datang bulan-nya
berdekatan dengan saat-saat Bulan purnama ataupun
Bulan baru. Jarang sekali yang terjadi berdekatan
dengan kuartir pertama maupun kuartir ketiga. Dan ini
sejalan dengan yang ditulis AKUTAHU dulu.
Nah, bagaimana bapak-bapak, mas-mas, ibu-ibu,
mbak-mbak cendekia semuanya? Ada penjelasan nggak
dibalik hal ini? Kalo bisa ditemukan keterkaitannya,
wah siap-siap saja mengembangkan satu cabang ilmu baru
: astroreproduksi, yang musti disosialisasikan ke
BKKBN dan pasangan2 suami-istri baru, hehehe
Maaf kalo rada konyol.
No comments:
Post a Comment