Friday, June 15, 2007

RESEP MENJALANI HIDUP




Suatu Hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti
dari pekerjaanku,
berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti
dari spiritualitasku
aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk
yang terakhir
kalinya. "Tuhan", kataku. "berikan aku satu alasan
untuk tidak
berhenti?"

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku. "Lihat ke
sekelilingmu" ,
kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis
dan bambu yang ada
dihutan ini?" "Ya", jawabku.

Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam
mereka, Aku menanam
dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku
beri mereka cahaya,
Aku beri mereka air, pakis-pakis itu tumbuh dengan
sangat cepat warna
hijaunya yang menawan menutupi tanah namun, tidak Ada
yang terjadi dari
benih bambu tapi Aku tidak berhenti merawatnya.

Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat
Dan lebih banyak
lagi. Namun, tetap tidak Ada yang terjadi dari benih
bambu tetapi Aku
tidak menyerah terhadapnya. " "Dalam tahun ketiga
tetap tidak Ada yang
tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak
menyerah begitu juga
dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil
muncul dari dalam tanah
bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil
Dan sepertinya tidak
berarti.
Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan
mencapai ketinggian
lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun
untuk menumbuhkan
akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan
memberikan apa yang dia
butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan
ciptaanku tantangan
yang tidak bisa mereka tangani."

"Tahukan engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu,
sebenarnya engkau
sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah
terhadap bambu itu
Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "

Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang
lain. Bambu-bambu
itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan
pakis tapi keduanya
tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."
"Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.
"Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?"
Tuhan balik bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya "Ya."
jawabNya, "Muliakan Aku
dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat
capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa
Allah tidak akan
pernah menyerah terhadapku dan Dia juga tidak akan
pernah menyerah
terhadap Anda.

Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda
jalani sekalipun itu
hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan
kebahagiaan;
hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman;
kedua-duanya memberi arti
bagi kehidupan ini.

Tuhan Memberkati kalian.

No comments: