
Jelang Arsenal vs Manchester City
Sven-sasi Belum akan Berhenti
Jakarta - Meski belum cukup jauh, apa yang dilakukan Sven Goran Eriksson di Manchester City merupakan suatu sensasi. Menghadapi Arsenal di Emirates Stadium, Sabtu (25/8/2007), sensasi itu belum akan berhenti.
Tidak banyak yang menjagokan Manchester City bisa melakukan start yang meyakinkan. Sukses di kandang West Ham di pertandingan perdana disusul dengan kemenangan atas Derby County, lalu mengatasi rival sekotanya Manchester United.
Sven yang menjadi publik enemy orang Inggris -termasuk di Manchester- menjelang akhir tugasnya menangani The Three Lions, kini justru dianggap pahlawan oleh The Citizens.
Manchester City menjadi satu-satunya tim yang tak terkalahkan sejauh ini. Tidak itu saja, gawang Kasper Schmeichel pun satu-satunya yang belum kebobolan.
Hasil sensasional ini seiring dengan sensasi lain yang saling bertaut. Keberadaan Schmeichel di City of Manchester Stadium menarik perhatian karena ia merupakan anak pahlawan Manchester United saat meraih treble winner, Peter Schmeichel. Sang ayah selalu hadir dan mendapat sorotan kamera tiap kali anaknya bertanding.
Gol Geovanni ke gawang Manchester United sangat istimewa. Mantan anggota Tim Samba itu merupakan salah satu dari delapan pemain baru yang dibeli Eriksson. Sementara pemain-pemain baru lain seperti Elano dan Martin Petrov juga selalu tampil menonjol di tiap pertandingan.
Namun yang paling menarik bagi media adalah Micah Richards. Bek muda Inggris inilah yang menjadi lakon utama kegagalan The Red Devils. Bersama kapten Richard Dunne, lini belakang Manchester City terlihat meyakinkan.
Bagaimana tangguhnya pertahanan "Si Biru", akan mendapat ujian lebih serius di Emirates Stadium. Striker Belanda Robin van Persie akan kembali berduet dengan goal getter Togo Emmanuel Adebayor yang baru sembuh dari cedera.
The Gunners terkenal sangat licin di depan publiknya sendiri. Dengan rata-rata dihuni anak muda, serangan cepat menjadi kekuatan besar Arsenal.
Namun kepergian Thierry Henry harus diakui mempengaruhi ketajaman lini depannya. Terlalu banyak peluang yang terbuang, terlihat saat tim asuhan Arsene Wenger ditahan 1-1 Blackburn Rovers. Absennya kapten William Gallas karena cedera juga menambah titik rawan.
Kiper senior Jens Lehmann dipastikan absen karena cedera saat membela Jerman menghadapi Inggris di laga ujicoba. Namun keberadaannya mungkin memang sedang tidak diharapkan.
Blunder Lehmann di dua pertandingan sebelumnya, seharusnya cukup untuk meyakinkan Wenger mencoba Manuel Almunia atau kiper barunya Lukasz Fabianski. Namun apa pun pilihan Wenger, takkan mengubah posisi Arsenal sebagai tim yang mendapat tekanan lebih besar. (lom/din)
Jelang Real vs Atletico
Bukan Derby Madrid Biasa
Jakarta - Sudah delapan tahun Real tak pernah kalah dalam derby Madrid. Tapi di awal musim ini Los Blancos punya banyak alasan untuk khawatir saat menjamu Atletico.
Atletico Madrid harus menengok ke bulan Oktober 1999 untuk mengenang kemenangan terakhir mereka atas Real di Liga Spanyol. Saat itu di Santiago Bernabeu, Los Rojiblancos secara gemilang menundukkan tuan rumah 3-1.
Maka saat laga pembuka La Liga Primera mengharuskan kedua tim langsung baku hantam di tempat yang sama, Atletico tak layak merasa minder. Faktanya skuad besutan Javier Aguirre memang punya bekal lebih dari cukup buat menorehkan start baik.
Kepergian Fernando Torres yang menjadi topskor mereka dalam beberapa musim terakhir harusnya bukan merupakan kehilangan besar. Lihatlah kekuatan baru pemegang sembilan gelar juara Liga Spanyol itu saat ini hasil aktivitas di bursa transfer.
Diego Forlan bakal mengisi tempat yang ditinggalkan Torres. Striker Uruguay itu bisa bertandem dengan penyerang muda Argentina Sergio Aguero atau dipasangkan dengan rekrutan baru lainnya, Jose Antonio Rayes. Di tengah, kekuatan Atletico tak kalah menakutkan setelah mendatangkan Luis Garcia dan Simao untuk membantu kerja Maniche dan Maxi Rodrigues.
Bagaimana dengan Real? Dengan belanja besarnya, semua pasti mengunggulkan sang juara bisa mempertahankan gelarnya. Tapi penampilan Raul Gonzales di beberapa laga pra-musim justru tak mengindikasikan hal itu.
Kekalahan 3-5 atas Sevilla di leg kedua Piala Super Spanyol akhir pekan itu menjadi bukti sahih betapa Real masih jauh dari status sebagai tim menakutkan. Kodisi yang diakui sendiri oleh Javier Saviola.
"Kami masih sangat jauh dari bermain dengan baik. Kami harus mengubah penampilan dan kami harus melakukannya dengan cepat karena kami punya waktu pendek sebelum menghadapi Atletico," ujar Saviolla pasca kekalahan atas Sevilla.
Dari kubu Atletico, aroma optimisme tercium cukup kuat. Tanpa memandang kecil lawan, sang tamu yakin bisa cukup berbicara di Santiago Bernabeu.
"Dengan penyerang yang kami miliki, kami bisa membuat kegaduhan di Bernabeu. Tapi kami harus berjuang dengan maksimal, terus bertarung dan berharap semuanya berjalan sesuai keinginan," sahut Presiden Atletico Enrique Cerezo di Marca.
Jelang Liga Spanyol
Menunggu Hiburan dari Schuster
Madrid - Unsur entertainment menjadi alasan Real Madrid mempekerjakan Bernd Schuster. Tapi sepanjang pra-musim, hiburan yang ditunggu tak juga datang. Menunggu sampai kapan herr Schuster?
Mengakhiri puasa gelar Real bukan jaminan Fabio Capello bertahan di kursinya. Dengan alasan terlalu defensif, Ramon Calderon memulangkan Don Fabio ke Italia dan menggantikannya dengan Schuster yang disebut sang bos mampu menyuguhkan hiburan dalam sebuah permainan sepakbola.
Ironisnya pasca selebrasi merengkuh gelar La Liga ke-30, fans Real justru belum lagi mendapat hiburan lain. Kedatangan Christoph Metzelder, Pepe, Javier Saviola, Royston Drenthe, Wesley Sneijder disusul Arjen Robben dan Gabriel Heinze pastinya membawa kegembiraan di hati Madrisitas.
Tapi hiburan yang ditunggu dari perpaduan belanja pemain yang menguras kas Real sebesar 118 juta euro itu tak kunjung datang. Meski hanya berpatokan pada hasil laga pra-musim, fans Real pantas masih merasa was-was terhadap penampilan para pahlawannya itu.
Fakta bahwa dari 10 laga yang dilakoni Los Blancos di pra musim ini enam di antaranya berakhir dengan kekalahan jelas memunculkan kekhawatiran. Yang paling memalukan dan mengecewakan tentu saja kekalahan 3-5 atas Sevilla di Santiago Bernabeu pada leg kedua Piala Super Spanyol yang membuat Raul Gonzales kalah agregat 3-6.
"Akan sulit untuk menghasilkan sepakbola yang sesuai keinginan saya bersama tim ini di tahun ini. Akan sangat sulit mencapai puncak yang menjadi tujuan saya, tapi kami akan mencapai level itu -- meskipun dengan risiko membutuhkan waktu karena saya harus mengubah mental pemain," ungkap Schuster
Sebagai pelatih yang baru duduk di posisinya, plus limpahan banyak pemain baru, Schuster jelas butuh waktu untuk memadukan bakat-bakat pemainnya menjadi sebuah tontonan yang menghibur -- dan tentunya berujung kemenangan. Tapi eks pelatih Getafe itu harusnya juga sadar kalau keberadaannya di Santiago Bernabeu sangat dibatasi oleh waktu.
Pria Jerman itu pasti tahu kalau dirinya adalah pelatih kedelapan Real dalam empat tahun terakhir. Artinya surat pemecatan bisa ia terima kapan saja kalau Calderon merasa dirinya sudah cukup lama menunggu. (din/key)
No comments:
Post a Comment