
Apakah yang sedang menunda pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan Anda?
Paradox
Di satu sisi kita ingin menuju pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan, ternyata di pihak lain, dalam waktu yang bersamaan kita pun sedang menunda pencapaiannya, sungguh ironis bukan? Seperti sebuah paradox.
Paradox adalah sebuah ketidaksinambungan, sesuatu yang tidak melanjutkan dan bahkan sering bertentangan dengan logika umum, tetapi sangat benar. Itulah sebabnya, penemuan dari sebuah paradox, dan kemudian pengertiannya, hanya ramah kepada mereka yang berpikiran terbuka, dan yang bersedia berhenti sejenak untuk menguji ketepatan dari cara-cara yang digunakannya. (MTST: Super Paradox).
Ketepatan cara cara
Untuk mengetahui apakah cara-cara kita sudah tepat dalam pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan, marilah kita kenali beberapa kebiasaan yang dapat menundanya:
Pertama, marah tanpa sebab. Bagaimana mungkin dia memastikan kepatuhan dari lingkungannya, bila apa yang disukainya dan apa yang membuatnya marah tidak jelas bagi orang lain?
Kedua, berbicara tanpa maksud. Dia membuat mereka yang mendengarkannya bertanya-tanya tentang maksud dari pembicaraannya.
Ketiga, berubah tanpa kemajuan. Orang yang berubah-uban dengan cepat, tanpa kemajuan hanya akan membuat orang yang dipimpinnya letih dan kebingungan.
Keempat, bertanya tanpa tujuan. Jawaban yang terbaikpun, tidak akan bisa membantu orang yang tidak jelas baginya untuk apa jawaban bagi pertanyaannya.
Kelima, percaya kepada orang yang tidak dikenalnya. Tidak sedikit orang yang yang menyepelekan nasehat dari kerabat dan orang-orang ahli, tetapi dia percaya kepada janji-janji besar dari orang yang tidak dikenalnya.
Keenam, memperlakukan teman seperti musuh. Entah apa yang menjadi ketakutannya, dia selalu merasa perlu untuk mempertahankan diri.
(MTST: Six Dwarfing Habits)
Sekumpulan pria berada di ruang ganti di salah satu tempat gym terkemuka dan eksklusif di pusat kota . Tiba2 terdengar deringan hp di penjuru ruangan itu. Salah satu dari pria itu menjawab panggilan tersebut dan terjadilah obrolan berikut:
"Hallo?"
"Abang, ini ayang."
"Eemmmmm.... "
"Abang masih di tempat gym ya?"
"iya..."
"Ayang sekarang lagi ada di shopping complex dekat tempat gym abang. Ayang liat Louis Vuitton punya koleksi tas baru. Harganya murah kok, Cuma Rp. 7.000.000 aja... Boleh beli nggak, Bang?"
"O.K, belilah kalau kamu sudah sangat menyukainya. "
"Ahhhhh....thanks abang,dan tadi sebelon ayang datang kesini,ayang ada singgah ke pameran mobil dan ngeliat mobil Mercedes terbaru.
Ayang suka banget dengan modelnya, dan ayang juga sudah ngobrol dengan penjualnya dan dia setuju mau kasi 'good price'. Lagian kan bagus juga kalo mobil BMW yg kita beli thn lalu itu
ditukar dengan yg baru.
"Berapa harga yang dia kasih?"
"Lagi harga promo, jadi Cuma Rp. 550 juta aja, bang..."
"O.K pastikan harga itu sudah 'on the road'."
"Great, ada 1 lagi, bang."
"Apa?"
"Tadi pagi ayang iseng-iseng singgah ke agent real estate dan ternyata rumah yg kita liat kemarin2 itu ternyata dijual..!!! Abang ingat ga?? Rumah seluas 1000 meter di Kebayoran Baru yang ada
kolam renang berbentuk love, trus ada taman orchidnya dibelakang rumah yang berhadapan lapangan tennis itu, dan yang garasinya muat 4 mobil itu....Cantik kan bang?"
"Berapa harga yang mereka minta?"
"Cuma Rp 10 milyar saja. ok kan harganya,dan ayang liat kalo tabungan abang cukup buat beli itu."
"Baguslah kalau begitu. Kalo kamu bisa tawar jadi Rp 8,5 milyar silakan aja..."
"OK abang sayang,terima kasih bang. kita jumpa nanti malam ya?? I luv u."
"bye..."
Pria itu berhenti ngomong dan menutup flip hp nya.sambil mengangkat tangan dan memegang hp itu,dia bertanya pada orang2 yang di ruangan tersebut dan dengan suara keras dia bilang gini :
" ADA YANG TAU NGGAK, INI HANDPHONE PUNYA SIAPA !!???"
--------------------
kalo dibaca sekilas...kesannya matre,
tapi pesan yg ingin disampaikan adalah
suami/istripun terkadang dituntut
untuk berakting layaknya Pelawak ;-)
salam laptop
No comments:
Post a Comment