Friday, February 29, 2008

ATM Non Tunai BCA Rawan Pembobolan


Pengirim: Liem Ay Tjhoe

Rabu, 25/07/07 saya ke Griya ATM Bank BCA Pemuda di Semarang (saat saya melakukan dan menutup transaksi tidak ada orang di samping/belakang saya) untuk melakukan 2 kali transaksi yaitu:

1. Pembayaran rekening Halo Telkomsel (jam yang tertera di slip 09:50:18).
2. Pemindahan uang ke rekening sesama BCA (jam yang tertera di slip 09:51:44).

Transaksi di ATM non tunai sudah saya tutup, yang ditandai dengan keluarnya iklan BCA di layar ATM non tunai.

Kemudian saya naik ke dalam Bank BCA untuk mengambil uang tunai di teller BCA. Setelah selesai di-print saya terkejut mendapati ada 2 kali pendebetan di rekening yang tidak saya lakukan. Saya langsung meminta petugas teller, Rhany, supaya segera mengecek transaksi tersebut. Tetapi teller mengatakan bahwa itu bukan wewenang teller.

Bukannya saya dibantu malah petugas tersebut mengatakan "jangan-jangan ibu lupa". Saya dipersilahkan langsung ke Customer Service. Penanganan Customer Service yang sangat lamban membuat saya harus menunggu selama 1 jam. Pada saat dilayani, didapatkan bahwa rekening saya kembali digunakan atau dibobol untuk pembelian pulsa Mentari sebesar Rp 1 juta.

Oleh Customer Service saya ditanya kronologis kejadian. Kemudian saya dipersilahkan mengisi keluhan dan rekening saya disarankan untuk ditutup. Berdasarkan informasi yang saya peroleh diketahui 3 kali transaksi yang tidak saya lakukan merupakan transaksi:

1. Transfer ke rekening BCA atas nama Drs. Adi Nugroho no rek 658.0284696 Rp 20 juta.
2. Transfer ke rekening Bank Permata atas nama Rudy Hartanto Rp 10 juta.
3. Pembelian pulsa ke nomor 085885444797 Rp 1 juta.

Semua nama tersebut di atas tidak ada satu pun yang saya kenal atau pun pernah berhubungan dengan saya. Saya juga meminta agar transfer ke rekening-rekening yang tidak saya kenal tersebut di atas bisa diblokir secepatnya, yang ternyata setelah dicek sudah terlambat. Jumlah uang sudah hilang. Dan saya menanyakan setelah mengisi surat keluhan apakah uang saya bisa kembali? Menurut Customer Service (nama??) "Biasanya uang tidak bisa kembali" (Saya masih di BCA sampai jam 2 sore).

Kamis pagi 26/07/07, saya ke BCA Telogorejo untuk mengurus penutupan rekening. Di sana ditemui pula oleh pimpinan cabang, Bambang yang menanyakan kronologis kejadian yang serupa dengan Customer Service BCA Pemuda. Kesimpulan dari hasil diskusi sementara saat itu mungkin uang dibobol via internet.

Kamis sore 26/07/07, sekitar jam 5 saya ditelepon oleh petugas BCA Pemuda, Ibu Christine yang menyatakan bahwa didapati bahwa transaksi dilakukan lewat internet dan hari itu ada 2 orang yang rekeningnya dibobol .

Jumat, 03/08/07 saya datang ke BCA Telogorejo untuk menanyakan kelanjutan mengenai kasus saya. Karena pimpinan cabang sedang pergi, saya ditemui oleh wakil pimpinan cabang, Ibu Vonny Widjaya. I bu Vonny kemudian menelepon Ibu Christine dan mendapat jawaban bahwa uang saya tidak bisa kembali karena dianggap kelalaian nasabah.

Rabu, 15/08/07, saya mendapat pernyataan resmi dari BCA, uang saya tidak bisa kembali dikarenakan dianggap kelalaian nasabah. Pada hari yang sama pihak BCA menelepon saya, menawarkan diri untuk datang ke rumah, untuk apa? Rencana kunjungan ini mahal sekali ongkosnya, saya harus kehilangan uang saya dulu. Saya akhirnya menolak rencana kunjungan yang tidak jelas tujuannya itu. Karena urusan seperti ini seharusnya diselesaikan di BCA, bukan di rumah nasabah.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Halo BCA (saya menelepon Halo BCA pada waktu dan hari yang berlainan) batas pentransferan untuk ATM GOLD adalah Rp 25 juta, sedangkan kartu saya telah digunakan untuk transfer sebesar Rp 35 juta. Bagaimana pertanggungjawaban BCA?

Tidak tertutup kemungkinan bahwa mesin ATM tersebut juga mengalami kerusakan sistem, sehingga walaupun saya sudah menutup transaksi namun format di dalam masih tetap terbuka, sehingga dapat dibobol orang. Karena saya memperoleh informasi bahwa pada hari itu ada customer lain yang mengalami masalah yang sama dengan saya.

Selain itu, putri saya telah menemukan kasus serupa di http://www.kompas. com/kompas- cetak/0.. .ni/3402695. htm dan Kompas tanggal 27 Agustus 2007 yang menyatakan bahwa ternyata ada kelemahan dalam ATM non tunai bahwa setelah selesai digunakan beberapa menit magnet masih berfungsi sehingga rawan dibobol. Bagaimana tanggung jawab BCA terhadap ketidakamanan ini?

Sudahkah BCA berintrospeksi akan keburukan servisnya? Kalau memang servis BCA dan mesin-mesinnya yang sempurna pasti tidak ada complaint di surat pembaca bukan? Kelambanan Customer Service yang diakui oleh pimpinan cabang, keamanan mesin ATM non Tunai/Tunai BCA, beranikah BCA menjamin kalau mesin tidak pernah rusak? Adakah pihak intern BCA yg terlibat? Sudahkah BCA bekerja sama dengan Bank Permata untuk melacak account Rudi Hartanto? Drs Adi Nugroho yang tidak saya kenal adalah nasabah BCA, sudahkah dilacak account-nya.

Berdasarkan informasi yang peroleh dari surat pembaca di surat kabar, biasanya dalam mengatasi masalah ini, BCA cenderung untuk tidak peduli, dalam arti BCA hanya akan mengeluarkan surat permintaan maaf dan meminta customer untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi.

Sangat mudah sekali kesalahan dilempar ke customer. Saya sangat kecewa sekali dengan penanganan pihak BCA (pelayan inikah yang saya dapatkan setelah sekian tahun menjadi customer) karena kerugian yang saya alami termasuk besar untuk saya.

Berdasarkan informasi dari pihak intern BCA dan ekstern besar kemungkinan BCA tidak memberikan penggantian kepada customer. "Biasanya uang tidak bisa kembali". Apakah ini slogan baru? Di mana tanggung jawab BCA? Apakah tanggung jawab itu hanya sebatas selembar kertas permintaan untuk berhati-hati.


Pemerkosa Pantas Dihukum Mati
Chazizah Gusnita - detikcom
Jakarta - Bagi sang korban, diperkosa sama saja berarti dibunuh. Jiwanya hancur akibat kejahatan itu. Karena itu sudah selayaknya hukuman mati diterapkan bagi pemerkosa.

"Saya buta hukum tapi saya tidak buta hati nurani. Jika hakim mempunyai hati nurani, selayaknya para penjahat pemerkosa dihukum mati saja. Bapak atau Ibu Hakim, jika anak perempuan Anda atau sdri/kakak/adik Anda diperkosa, saya ingin tahu apa Anda masih mempunyai hati nurai hanya dengan 12 tahun? Saatnya hukum harus ditegakkan dan tegas," tulis Kasih dalam fasilitas beri komentar detikcom dalam berita berjudul Penculik & Pemerkosa Mahasiswi Binus Terancam 12 Tahun Penjara, Jumat (21/2/2008).

Hukuman maksimal 12 tahun penjara bagi pemerkosa seperti yang diancamkan pada pasal 285 KUHP juga ditanggapi pesimistis. Hukuman pemerkosa seringkali jauh lebih ringan dari 12 tahun.

"12 tahun mang itu setimpal dengan yang dialami korban, mmmmmmmmmm paling-paling 3 tahun. Kalau udah yang gituan ditembak mati aja," tulis Porsea.

"Enaknya dibuang di laut aja...biar dia tau rasanya kesiksa seumur hidup," ungkap yang lain.

Pasal 285 KUHP mengandung satu ayat dan mengatur tindak pidana perkosaan secara umum. Bunyinya, "barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 tahun".

Pelaku kekerasan pada Li (22), mahasiswi Universitas Bina Nusantara, diancam dengan pasal di atas dan pasal tentang pencurian dengan kekerasan yaitu pasal 365 dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

Selisih Gol Penentu Juara Premiership?

Manchester - Kompetisi seru antara Manchester United dan Arsenal memperebutkan gelar Premiership berpeluang memunculkan sejarah. Untuk kali pertama, titel juara mungkin ditentukan dengan selisih gol.

Menyusul hasil imbang yang dialami Arsenal atas Birmingham City dan kemenangan telak yang didapat MU atas Newcastle United, jarak kedua tim di puncak klasemen kini kembali terpaut tiga angka. Dengan 11 pekan menuju penentuan juara, persaingan kedua tim dipastikan makin sengit.

Apalagi The Gunners masih harus bertandang ke Old Trafford pada 13 April mendatang. Selain itu kedua tim juga masih akan menyambangi ke Chelsea yang membuat perebutan gelar juara masih sangat sulit diprediksi.

Dengan persaingan yang sangat ketat itulah, Sir Alex Ferguson memprediksikan kalau perebutan gelar juara Premier League tahun ini sangat mungkin ditentukan dengan selisih gol. Tentunya jika di akhir musim nanti ada lebih dari satu tim memiliki jumlah poin sama.

"Saya selalu mengatakan kalau memiliki selisih gol yang banyak akan memiliki nilai ekstra. Itu bisa vital di akhir musim karena perebutan gelar sangat ketat," ungkap Fergie di Guardian.

Sejak era Premier League dimulai tahun 1992 lalu belum pernah gelar juara ditentukan melalui selisih gol. Kejadian terakhir di mana dua klub mengumpulkan poin yang sama di akhir musim terjadi pada tahun 1989 dengan Arsenal yang akhirnya keluar sebagai juara mengungguli Liverpool.

Sebelumnya, sepanjang sejarah Liga Inggris cuma ditemui empat kasus di mana sang juara ditentukan dengan selisih gol. Setelah yang pertama tahun 1924 dengan Huddersfield keluar sebagai pemenang, kejadian serupa terjadi pada tahun 1950 (Portsmuoth juara), tahun 1950 yang memunculkan Arsenal dan MU yang mengalaminya tiga tahun berselang.

Meski masih tertinggal tiga angka dari The Gunners, namun dalam hal selisih gol The Red Devil justru mengungguli lawannya. Wayne Rooney cs punya surplus gol 40, sementara Emmanuel Adebayor dkk punya tabungan gol 36.

"Kami mencetak banyak gol dan Anda tak pernah tahu, itu bisa saja menjadi penting. Kami hanya ingin memastikan kalau penentuan gelar juara harus dilakukan dengan selisih gol, kami punya raihan yang bagus," pungkas Fergie. (din/ian)


Jelang Inter vs Roma
Bak Partai Final

Milan - Masih ada 14 laga untuk menentukan siapa yang berhak merebut scudetto musim ini, namun bagi Julio Cesar, laga Inter kontra Roma di Giuseppe Meazza akan menjadi penentu.

Selisih sembilan poin menjadi pembeda kedua tim. Nerrazzurri memimpin dengan 60 poin dan Roma menguntit tepat di belakangnya. Juventus menempati pos ketiga disusul AC Milan yang tertinggal 19 poin dari Inter.

Dengan pemandangan seperti ini, satu-satunya tim yang paling mungkin menyaingi Inter adalah Roma. Tak salah jika menyebut partai Kamis (28/2/2008) dinihari akan menjadi penentu, apakah semakin melebarkan atau menutup peluang Inter meraih scudetto.

"Melawan Roma akan menjadi final bagi kami, persaingan langsung dan kami tidak boleh kalah," demikian kiper Inter Julio Cesar berujar, seperti dikutip Goal.

Partai lain, sesudah ataupun sebelum laga melawan Roma, termasuk pertemuan melawan Liverpool di Liga Champions, pun patut dikesampingkan jauh-jauh, mengingat pentingnya misi mewujudkan kemenangan.

"Sekarang ini kami harus fokus ke liga, yang mana pertarungan belum sepenuhnya berakhir," imbuh kiper asal Brasil itu.

Julio Cesar sendiri, seperti biasanya, akan menempati posisi sebagai portiere numero uno Inter. Ia terhitung tangguh di bawah mistar gawang, mengingat catatan kebobolannya di Seri A hingga pekan ini hanya 14 bola, di mana tujuh di antaranya terjadi di kandang sendiri.


Jelang Inter vs Roma
Inter Krisis Internal

Milan - Akan menghadapi lawan tangguh, AS Roma, dalam lanjutan Seri A, Kamis (28/2/2008) dinihari, Inter diguncang masalah internal klub. Perseteruan antarpemain, juga pemain dan pelatih, mengemuka.

Aksi Patrick Vieira saat Inter melawan Sampdoria beberapa waktu lalu menjadi bukti adanya atmosfer negatif di internal tim. Keputusan Roberto Mancini menggantinya dengan Maniche membuatnya kesal, dan akhirnya menolak untuk menjabat tangan allenatore Inter itu.

Tak sampai disitu saja, Vieira masih menunjukkan sikap kesalnya dengan melempar botol minuman dari bangku cadangan. Nyaris saja rekan setim dan Mancini menjadi korban lemparannya itu.

Namun bagi Mancini, sikap Vieira itu bukan menjadi perhatian utama. Laga melawan Roma dinilainya lebih penting, karena akan menentukan sukses mereka di Seri A musim ini.

"Vieira bagi saya bukanlah suatu masalah. Ia bisa saja pulang dan menenangkan diri. Saya harus memikirkan hal lain yang lebih penting, seperti laga melawan Roma," tandas Mancini seperti dikutip TribalFootball.

Pendapat Mancini dikuatkan Javier Zanetti. "Di kamar ganti, semangat tim tetap dan akan bertahan di sana. Saya melihat tim ini dalam kondisi fit, terlepas dari kesulitan dan krisis cedera. Kami masih yakin atas apa yang kami lakukan."

Apapun itu, sikap tak terpuji Vieira itu sudah menambah daftar permasalahan internal Inter dalam sepekan terakhir. Midweek lalu, Zlatan Ibrahimovich sudah membuka pintu perselisihan dengan mengkritik keras Marco Materazzi, yang dinilai membuat Inter kalah dari Liverpool di ajang Liga Champions.

Apakah hal ini akan menjadi keuntungan bagi Roma atau tidak, kita lihat saja nanti. Namun yang pasti, AS Roma butuh kemenangan untuk bisa memperpendek jarak poin dengan pimpinan klasemen sementara Seri A itu.




Roma Dililit Utang

Roma - Jelang big match dengan Inter Milan, AS Roma dihantam kabar tak sedap. Giallorossi terlilit utang yang tidak sedikit dan dikabarkan akan segera dijual.

Utang yang berasal dari Italpetroli --perusahaan milik Presiden Roma, Franco Sensi-- itu disinyalir mencapai 200 juta poundsterling (sekitar Rp 3 triliun). Hal ini lantas menimbulkan isu di Italia bahwa klub sekota Lazio itu akan segera dijual untuk melunasi utang tersebut.

Namun putri Franco, Rosella Sensi, segera membantah kabar tersebut. "Tidak akan ada penjualan. Kami tidak butuh itu karena kami akan menata ulang Italpetroli. Saya harap saya tak perlu mengulangi kata-kata saya lagi," geram Rosella kepada Mediaset dan dilansir oleh Channel4.

Beberapa nama memang sempat muncul untuk mengambil alih kepemilikan Roma. Termasuk salah satu pemilik Liverpool, Tom Hicks, yang kali ini akan berduet dengan milyuner asal Amerika Serikat lainnya, Jeff Slack.

Tetapi Rosella sekali lagi menegaskan bahwa yang akan dilakukan pihak klub saat ini hanyalah merencanakan restrukturisasi di Italpetroli. "Kami dalam kondisi tenang saat ini. Kami akan terus maju dengan rencana restrukturisasi yang baru dan akan melewati periode sulit ini," tandasnya.

Rosella juga menginginkan para pemain Roma tidak mengkhawatirkan kondisi ini. Ia berharap Francesco Totti cs fokus ke dalam pertandingan, apalagi lawan yang akan mereka hadapi midweek ini adalah Inter.

"Para pemain bisa fokus ke pertandingan, seperti yang mereka lakukan ketika melawan Fiorentina. Mereka tidak perlu mengkhawatirkannya," pungkasnya. .





Adu Mulut Sengit Terry-Ten Cate

Jakarta - Chlesea tumbang 1-2 oleh Tottenham Hotspur di final Piala Carling. Entah terkait atau tidak, yang pasti sehari sebelum pertandingan John Terry dan Henk Ten Cate terlibat adu mulut sengit.

Diberitakan TheSun, pertengkaran antara Terry dan Ten Cate terjadi pada latihan rutin hari Sabtu (23/2/2008). Sesi latihan sebenarnya tinggal menyisakan persiapan akhir untuk laga di Wembley, namun saat itulah perseteruan antara pelatih dan pemain tersebut terjadi.

Secara pasti tak diketahui apa yang menyulut perdebatan sengit itu. Yang kemudian terlihat adalah Terry dan Ten Cate saling bertukar cacian dan mengeluarkan kata-kata bernada hinaan. Saling lontar kata-kata kasar tersebut terjadi dengan keduanya saling berhadapan muka di jarak yang sangat dekat.

Pertengkaran tersebut baru berhenti setelah beberapa pemain Chelsea yang lain memisahkan mereka berdua.

"Itu harusnya menjadi sesi penutup (latihan) - tapi kemudian malah menjadi kekacauan besar. Seluruh pemain merasa kecewa dengan kondisi tersebut, mereka juga tak nyaman dan tak tahu bagaimana kondisi tim untuk pertandingan di Wembley," ungkap seorang sumber TheSun.

"Wajah John dan Ten Cate saling berhadap-hadapan, dan saat yang lain tahu kalau itu ternyata serius mereka segera memisahkan mereka berdua. Semua orang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Tapi intensitas keributan tersebut benar-benar membuat orang terkejut," beber si sumber.

Entah bagaiamana reaksi Roman Abramovich menyaksikan kejadian tersebut. Saat insiden adu mulut itu terjadi, taipan Russia itu kebetulan sedang berada di lokasi untuk menyaksikan pemainnya mempersiapkan laga final Piala Carling.

"Untuk membuat masalah semakin buruk, saat itu Abramovich sedang mengunjungi pusat latihan dan melihat seluruh kejadian," kisah sumber yang sama.

Ten Cate masuk Stamford Bridge pada 11 Oktober 2007 lalu menyusul penunjukkan Avram Grant sebagai pelatih baru The Blues. Pria berpaspor Belanda itu disebut-sebut sebagai otak di balik revolusi Chelsea setelah era Jose Mourinho, eks pelatih Ajax Amsterdam malah diyakini sebagai pembuat keputusan siapa pemain yang cocok dengan sistem permainan Chelsea dan siapa yang tidak. (din/ian)


Tantangan Roma Buat Inter

Jakarta - Musim lalu hanya AS Roma yang mampu menodai keperawanan kandang Inter Milan di Giuseppe Meazza, dengan memberikan kekalahan. Kini Il Lupo mencoba mengulanginya pada giornata 25.

Inter yang begitu digdaya musim lalu harus mengakui keunggulan Roma 1-3. Satu-satunya kekalahan Nerazzuri di Seri A musim lalu itu bahkan dicatatkan di kandangnya sendiri.

Musim ini Inter yang kembali mendominasi Liga Italia akan mendapat tantangan dari lawan yang sama dengan datangnya Francesco Totti cs ke Giuseppe Meazza, Kamis (28/2/2008) dinihari WIB. Sampai sekarang, Inter juga belum pernah kalah di Seri A, kandang maupun tandang.

Saat ini Inter juga masih memuncaki klasemen sementara Seri A dengan poin 60, unggul sembilan angka dari penguntit terdekatnya, Roma. Maka selain mempertaruhkan keperawanan kandang, tuan rumah juga harus mampu meraih kemenangan demi menjaga jarak di papan klasemen. Jika Inter kalah, maka sang lawan akan memangkas jarak sekaligus memiliki motivasi ekstra untuk mengejar.

Beruntung bagi Inter, dua laga tandang terakhir Roma selalu berakhir dengan kegagalan memetik angka. Dijamu Siena, tim besutan Luciano Spaletti itu kandas 0-3, dan kemudian kalah 0-1 dari Juventus.

Jika Roma terpeleset dalam kunjungannya nanti, Juventus yang menghuni posisi tiga bisa mengambil kesempatan untuk membuat selisih keduanya hanya jadi satu angka. Akan tetapi mendulang tiga poin juga bukan perkara mudah bagi Bianconeri yang harus terlibat derby ketika menjamu Torino di Olimpico Grande Torino.

Juventus yang tak pernah kalah dari lima laga terakhirnya melawan Il Toro jelas diunggulkan. Akan tetapi pertama-tama mereka harus mengeyahkan bayang-bayang kelabu usai kalah kontroversial dari Reggina akhir pekan lalu.

Kalau tiga besar klasemen bakal menghadapi partai ketat, AC Milan yang ada di posisi empat besar kemungkinan bakal meraih tiga angka saat dijamu Catania di Stadio Angelo Massimino. Kalau Catania hanya sekali menang dari sepuluh laga terakhirnya, Rossoneri justru baru satu kali kalah dalam sepuluh laga terakhir, yaitu pada 23 Januari lalu saat dijamu Atalanta.




Genoa Ajang Pembuktian Borriello

Jakarta - Sempat berkelana ke berbagai klub, Marco Borriello akhirnya menemukan "rumah" terbaik di Genoa. Bersama klub barunya itu, ia menemukan tajinya sebagai seorang striker.

Borriello direkrut Il Grifone di awal musim 2007/2008 dari AC Milan dengan status co-ownership. Bisa jadi itu merupakan deal terbaik Genoa musim ini karena penyerang berusia 25 tahun itu akhirnya menjelma menjadi goal getter menakutkan dengan memuncaki daftar top skorer Seri A bersama David Trezeguet dengan 15 gol.

Tetapi masa-masa awal karir Borriello tidaklah seindah kisah ketajamannya musim ini. Terhitung ia pernah memperkuat enam tim sebelum Genoa. Triestina, Treviso, Empoli, AC Milan, Reggina, dan Sampdoria adalah klub-klub yang pernah memakai jasanya.

Selama membela mereka, kesuburan merupakan barang yang langka bagi Borriello. Catatan paling baik hanyalah 10 gol yang ia berikan kepada Treviso pada musim 2001/2002. Setelahnya torehan gol terbanyak pemain kelahiran kota Neples itu hanya lima, yaitu ketika kembali membela Treviso di tahun 2006.

Cerita pahit kembali terulang musim lalu ketika ia membela Milan. Pada tanggal 21 Desember 2006, Borriello dinyatakan positif menggunakan doping sehingga ia pun harus menerima hukuman larangan bertanding sampai 21 Maret 2007.

Lepas dari masa hukuman, penyerang bertinggi 185 cm itu diboyong Genoa dengan nilai transfer 1,3 juta poundsterling (sekitar Rp 23 miliar). Di sinilah Borriello akhirnya menemukan permainan terbaiknya. Bermain dalam 22 pertandingan di semua kompetisi yang sudah dilakoni Rossoblu ia berhasil menjaringkan 18 gol.

Koleksi gol paling barunya ia raih saat Genoa mengalahkan Udinese 5-3 hari Minggu (24/2/2008) lalu. Tidak tanggung-tanggung Borriello menciptakan tiga gol sekaligus alias hattrick ke gawang Bianconeri.

Trigolnya tersebut merupakan yang kedua musim ini. Uniknya, hattrick-nya yang pertama juga ia raih ketika menekuk Udinese September lalu. Ketika itu Genoa menang dengan skor 3-2.

Cerita indah Borriello berlanjut ke tim nasional Italia. Melihat ketajamannya, Roberto Donadoni pun memasukkan namanya ke dalam skuad Azzurri ketika berhadapan dengan Portugal 6 Februari lalu. Borriello akhirnya melakukan debutnya bagi Italia setelah menggantikan Luca Toni di babak kedua. Meski tidak mencetak gol, debut itu berakhir indah karena "Si Biru" akhirnya menang 3-1.



Jelang Inter vs Roma
Sama-sama Kehilangan Kunci

Milan - Menjelang bigmatch antara Inter Milan vs AS Roma, kedua klub sama-sama kehilangan sejumlah pemain kuncinya. Khusus Roma, jadwal yang ketat juga jadi persoalan tersendiri.

Pertarungan yang akan dilangsungkan di Stadion Giuseppe Meazza, Kamis (28/2/2008) ini, disebut-sebut sebagai laga penentu siapa klub yang akan menjadi scudetto di akhir musim nanti.

Tapi menghadapi partai sepenting ini, dilaporkan oleh Football Italia, Inter justru kehilangan tiga pemain penting, yakni Zlatan Ibrahimovic, Ivan Cordoba dan Walter Samuel. Ketiga nama itu masih bergelut dengan cedera.

Untuk mengisi tempat Ibra, pelatih Inter Roberto Mancini kemungkinan akan menampilkan Hernan Crespo. Sementara di lini belakang, duet bek tengah mungkin akan dipercayakan kepada Marco Materazzi dan Rivas Nelson.

Tak jauh beda dengan rivalnya, Roma juga harus kehilangan dua pilar, Juan dan Amantino Mancini. Meski keduanya masih ikut latihan, kondisi dua pemain asal Brasil itu diperkirakan tidak cukup fit untuk bertanding.

Bagi kubu Roma, persoalan jadi lebih sulit dengan padatnya jadwal. Seusai meladeni Inter, I Giallorossi akan menjamu Parma di akhir pekan dan tengah pekan berikutnya harus melawat ke kandang Real Madrid di Liga Champions. Menyimpan tenaga sejumlah pemain bisa jadi pilihan allenatore Roma, Luciano Spalletti.

Meski memiliki jadwal yang juga tidak bisa dibilang enteng, Inter punya keuntungan dengan jadwal Liga Champions yang baru akan mereka lakoni pada 11 Maret karena mereka harus bergantian memakai stadion dengan AC Milan.

Di Seri A, Inter masih memimpin klasemen dengan 60 angka, unggul sembilan poin di depan Roma yang terus menguntit dengan setia di posisi kedua.

Dudu: Saya Maafkan

London - Eduardo da Silva menunjukkan sikap yang patut diacungi jempol. Meski karirnya nyaris dibuat berakhir, ia masih mau memberikan maafnya kepada Martin Taylor.

"Saya memaafkan Martin," tegasnya seperti dikutip The Sun, Selasa (26/2/2008).

"Sakitnya minta ampun memang, tapi saya baik-baik saja sekarang ini. Saya tahu dia melakukannya (mematahkan kakinya) tidak dengan sengaja."

Pengampunan Dudu --panggilan akrab Eduardo-- itu menjawab permohonan maaf yang disampaikan Taylor beberapa waktu lalu. Pemain Birmingham City itupun mengaku sudah beberapa kali menjenguk pemain yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-25 itu.

Sedangkan Dudu sendiri mengaku optimis bisa secepatnya sembuh. Mengenai nasib sialnya ini, ia menilai hal ini merupakan hal yang lumrah.

"Hal seperti ini biasa terjadi di sepakbola. Saya melihatnya sebagai risiko dalam sepakbola profesional. Kadang naik, kadang turun," tandasnya.

"Tapi, yang pasti saya akan kembali."

Kami tunggu, Dudu!



Mencampakkan 4-4-2

London - Ada yang berubah dalam sistem permainan sepakbola di Inggris. Pola permainan yang begitu terkenal selama berpuluh-puluh tahun, yaitu 4-4-2, mulai ditinggalkan.

Sejak lama klub-klub Inggris dikenal sebagai pengguna setia sistem permainan ini. Kalah atau menang mereka kaku menggunakannya. Maklum, 42 tahun yang silam Inggris memenangi Piala Dunia menggunakan sistem ini sehingga kemudian menjadi populer di tingkat klub. Klub-klub Inggris yang berjaya di Eropa dipenghujung tahun 60-an dan tahun 70-an juga selalu menggunakan sistem ini.

Yang khas dari sistem 4-4-2 Inggris adalah dua striker di depan biasanya kombinasi pemain tinggi besar dan kecil lincah. Tinggi besar untuk memenangi umpan-umpan bola atas. Kecil lincah untuk memanfaatkan arahan bola partner tinggi besarnya. Kombinasi ini tentu karena pengaruh kesenangan tim-tim Inggris untuk bermain bola-bola panjang.

Kini dari tujuh klub Inggris yang kini berlaga di Eropa, hanya Tottenham Hotspur yang masih (setia) dengan pola 4-4-2. Bolton dan Everton yang bersama Tottenham berlaga di Piala UEFA lebih sering memainkan pola 4-5-1. Di Liga Champions, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool, dan Manchester United juga memilih pola 4-5-1. Tentu dengan berbagai variasi pergerakan pemain yang lentur, tetapi pola dasarnya adalah empat pemain bertahan, lima pemain tengah, dengan striker tunggal.

Bisa saja mereka memainkan dua penyerang, tetapi tidak lagi bermain tandem layaknya striker tinggi besar dan kecil lincah dalam sistem 4-4-2, tetapi stiker kedua bermain lebih dalam alias menjadi penyerang lubang.

Juga yang kentara adalah pergerakan posisi pemain tengah. Ada sedikit bau total football di sini. Kelima pemain tengah bisa dengan mudah berganti posisi, dari sayap kiri pindah ke kanan, dari kanan ke tengah, dari gelandang bertahan menjadi menyerang, semuanya tergantung pada situasi permainan dan tempo permainan yang diinginkan.

Yang sangat disiplin menjaga posisi hanyalah pemain belakang. Benar, dua bek di kiri maupun kanan memang sering diminta untuk menusuk pertahanan lawan lewat pinggir, tapi dalam situasi ini tugas mereka adalah untuk secepatnya melakukan umpan tarik ke mulut gawang. Mereka ini tidak ikut menyerbu kemuka gawang itu sendiri.

Mencari jawaban tunggal mengapa perubahan ini terjadi mungkin tidaklah cocok. Alasan perubahan itu sangat bermacam-macam. Namun beberapa manajer tim Inggris yang berlaga di Eropa menyebut persoalan tim Inggris harus mampu beradaptasi dalam kompetisi tingkat Eropa.

Pola 4-4-2 menuntut bola dalam situasi apapun, entah bagaimana caranya, untuk secepatnya dialirkan ke duo striker di depan. Yang paling gampang tentu saja tending bola kearah dua striker didepan seperti model kick and rush Inggris di masa lalu. Duo strikerlah yang harus bekerja keras dengan bantuan tenaga dari pemain tengah yang maju ke depan secepat mungkin.

Gaya permainan langsung ini mungkin menarik di mata, tetapi dirasa membuat tim dengan pola 4-4-2 tidak pernah benar-benar bisa mengontrol permainan. Dan di Eropa kalau tidak mengontrol permainan hampir dipastikan Anda akan kalah. Kalaupun ingin berkutak-katik dengan sabar, membangun permainan dengan perlahan, lalu buat apa memasang dua pemain didepan untuk menunggu bola.

Di era modern seingat saya hanya tiga tim yang memainkan 4-4-2 nyaris sempurna, menarik sekaligus bisa mengontrol permainan, mengkombinasikan kutak-katik dengan bola-bola panjang: AC Milan di bawah Fabio Capello, Manchester United tahun 1999, Liverpool akhir tahun 70-an dan awal 80-an.

Perubahan pola permainan juga dirasa perlu karena pola 4-4-2 dirasa kurang memaksimalkan luas lapangan. Karena terlalu mengandalkan dua striker di depan, serangan cenderung langsung menusuk jantung pertahanan (di tengah). Pertahanan yang bagus akan dengan mudah menerka ke mana arah bola akan lari untuk kemudian mematahkannya.

Pola 4-5-1 dengan fluiditas yang tinggi lebih susah ditebak dan cenderung memanfaatkan setiap sudut lapangan untuk mencari celah penyerangan.

Kritik yang menyebut 4-5-1 adalah sebuah pola yang cenderung bertahan dibantah oleh para manajer dengan mengatakan memainkan satu striker bukan berarti memberatkan pertahanan. Striker modern berbeda dengan striker jaman dulu. Mereka ini lebih mampu bermain sendirian tanpa bantuan. Secara fisik mereka lebih kuat dan secara teknis lebih terampil.

Kalaupun striker itu bukanlah kualitas nomor satu, tetapi lima pemain tengah adalah yang terbaik hasilnya akan tetap luar biasa. Prancis memenangi Piala Dunia 1998 dengan sistem ini dan tidak dikenal sebagai tim yang bertahan. Stephane Guivarc'h bukanlah striker hebat, tetapi di belakangnya ada Zinedine Zidane, Youri Djourkaef, Didier Deschamp, Emmanuelle Petit, Christophe Dugarry. Guivarc'h mungkin tidak mencetak gol, tetapi kelima pemain di belakangnya lebih dari mampu untuk melakukannya.

Persoalannya adalah setelah meninggalkan pola 4-4-2 akankah tim-tim Inggris ini kemudian berjaya di Eropa? Kalau yang satu ini adalah persoalan berbeda dan lain ceritanya.

===

* Penulis adalah wartawan detikcom, tinggal di London.


Frederic Kanoute
Rahasia Intelegensia Sepakbola

Awal Februari 2008, Frederic Kanoute akhirnya terpilih sebagai Pemain Terbaik Afrika 2007. Mungkin namanya kalah tenar dibanding bintang Afrika lainnya macam Didier Drogba dan Michael Essien, tapi Kanoute sudah membuktikan ketajamannya.

Karakter Frederic Kanoute berkembang setelah bermain di Inggris.

Tak pelak, pria berusia 30 tahun itu adalah salah satu kunci sukses Sevilla. Berkat gelar juara Piala UEFA 2006 dan 2007 serta Piala Super Eropa 2006, klub Spanyol tersebut berhasil masuk ke dalam jajaran tim elite dunia.

Berikut petikan wawancara pemain asal Mali yang mencuat bersama Lyon seperti disarikan dari Champions Magazine.

Bahagia di Sevilla?

Sejak datang ke mari, saya bermain dalam enam partai final, mencetak gol, dan menang di lima partai di antaranya. Saat menandatangani kontrak, saya belum pernah memenangkan piala dan disebut tak dilahirkan sebagai pencetak gol.

Sekarang saya berada dalam kondisi terbaik mencetak gol dan memenangkan lima medali.

Saya tak bisa menjawab pertanyaan bagaimana rasanya mengangkat piala tanpa mencetak gol sebab setiap kali juara saya selalu mencetak gol di partai final. Sungguh manis rasanya mencetak gol penting dan memenangkan partai final.

Arsene Wenger memperhitungkan Sevilla sebagai salah satu kandidat dan lawan kuat berlaga di final Liga Champion di Moskow.

Jika Liga Champion adalah sebuah kejuaraan yang berlangsung sembilan bulan, kami pasti tak memiliki kemampuan untuk menjadi juara. Tapi, Sevilla punya peluang bagus untuk menang dengan format seperti sekarang.

Kami adalah tim turnamen, dalam babak knock-out setiap tim punya peluang. Kesempatan Sevilla cukup terbuka untuk menang, menuju ke final dan juara.

Bagaimana Anda menilai diri sekarang?

Saya menjadi seorang pesepakbola yang lebih pintar. Di Tottenham Hotspurs dan West Ham, saya berupaya menjangkau seluruh wilayah lapangan, sekarang saya bergerak lebih efisien.

Saya tak mau menjawab dugaan sebagai striker egoistis sebab hal itu tak benar. Jika ada kesempatan, saya pasti memberi umpan kepada teman untuk mencetak gol. Saya pikir seorang striker bagus akan melakukan 80 persen tembakan setiap ada kesempatan. Tapi, seorang penyerang harus tahu bagaimana mendapatkan posisi terbaik dengan cara paling efisien. Itulah intelegensia sepakbola.

Mungkin inilah bedanya kultur sepakbola Spanyol dan Inggris. Di Spanyol, pendukung tak akan mencemooh, meski Anda tidak menjelajah semua daerah di lapangan. Yang penting efisien dan mencetak gol. Di Inggris, penonton tak peduli Anda mencetak gol atau tidak, mereka lebih menghargai jika Anda terus berlari, menekel, dan berjuang hingga akhir.

Bagaimana menyikapinya?

Tak mudah membandingkan kerja keras dan intelegensia. Saya belajar banyak dari Liga Inggris yang membantu meraih sukses di Sevilla.

Saya menambahkan fighting spirit dan tak pernah takut dengan kontak fisik. Premier League mungkin menjadi liga favorit saya, semangat di lapangan dan reaksi pendukung sungguh luar biasa.

Hal inilah yang membuat saya menikmati bermain di Inggris, spirit dan loyalitas pada nilai-nilai pertandingan (values of the game).

Bagaimana pendapat tentang makin banyaknya pemain Afrika berlaga di Eropa?

Anda akan selalu melihat gelombang pemain Afrika menuju Eropa. Sepakbola adalah olahraga milik negara sederhana, bukan negara kaya. Di Afrika, kita masih bisa melihat apa yang tiada lagi tampak di Eropa. Di Afrika setiap orang bermain sepakbola jalanan.

Makanan, kesehatan, dan pendidikan adalah prioritas di seluruh Afrika. Tetapi, bila negara-negara kami diberi fasilitas untuk mengembangkan sepakbola, Afrika akan menjadi kekuatan luar biasa.

Anda lebih suka dikenang sebagai pemenang, pencetak gol, atau sekadar pesepakbola?

Tentu saja saya senang dikenang sebagai ketiganya. Tapi, di atas segalanya, saya adalah pesepakbola. Jika sedang berlibur dan bertemu kawan lama, saya hanya sekadar bermain bola tanpa perlu mencetak gol. Faktanya bermain sepakbola membuat saya bahagia. (Roosyudhi Priyanto/Foto: AFP)

No comments: