Monday, June 23, 2008

16.050 Siswa SMP Tidak Lulus



(21 Jun 2008, 18 x , Komentar)

Oleh: Amiruddin

Luwu Terbaik, Parepare Terburuk, Makassar Anjlok

MAKASSAR—Prestasi ujian nasional (UN) siswa SMP/Madrasah se Sulsel tahun ini menurun. Jika tahun ajaran lalu tingkat kelulusan mencapai 94 persen, tahun ini turun ke angka 85,57 persen. Tercatat 16.050 orang dari total 111.197 siswa SMP yang ikut UN, dinyatakan tak lulus.Dari 23 kabupaten/kota di Sulsel, persentase ketidaklulusan tertinggi diraih Kota Parepare, yakni 39,45 persen. Dari 2.162 siswa di kota jasa dan niaga ini, 853 di antaranya tidak lulus. Hasil buruk ini membuat Parepare menggeser Bantaeng yang tahun lalu tidak meluluskan 1.402 siswa, atau jika dipersentasekan mencapai angka 66 persen.

Posisi kedua terburuk tahun ini ditempati tetangga Parepare, Barru, dengan persentase ketidaklulusan 36,79 persen. Dari 2.520 peserta UN, tercatat 927 orang tidak lulus. Posisi ketiga dipegang Gowa. Di daerah yang pernah dua periode dipimpin Syahrul Yasin Limpo itu, dari 6.911 siswa yang ikut UN, 2.182 orang atau 31.57 persen di antaranya, juga gagal melewati UN.

Posisi terburuk keempat "dipegang" ibukota Sulsel, Makassar dengan persentase kegagalan 30,10 persen. Dari 18.734 siswa yang ikut UN di Makassar, 5.639 di antaranya harus gigit jari.
Prestasi Makassar tahun ini jelas anjlok. Maklum, persentase kegagalan UN SMP tahun lalu di Makassar hanya 1,52 persen atau 292 orang dari total siswa 19.271 peserta.

Jika empat teratas paling hancur hasil UN tahun ini dipegang daerah bertetangga di wilayah Ajatappareng dan "jantung" Makassar, maka posisi teratas paling tinggi tingkat kelulusannya datang dari kawasan Luwu Raya.

Sama seperti tahun lalu, tahun ini persentase kelulusan terbaik masih dipegang Kabupaten Luwu. Dari 5.821 peserta, hanya 17 di antaranya atau 0,29 persen saja yang gagal. Pencapaian SMP se-Luwu ini lebih baik dari tahun lalu. Kala itu, tingkat ketidaklulusan mencapai 0,44 persen, atau 26 siswa dari 5.866 total peserta UN.

Terbaik kedua dipegang tetangga Luwu, Tana Toraja dengan persentase ketidaklulusan hanya 0,65 persen, disusul Lutra 0,71 persen, dan Palopo di posisi keempat dengan 0,72 persen.


Fenomena Nasional

Wakil Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, HM Saleh Gottang yang dihubungi Jumat, 20 Juni mengakui menurunnya persentase kelulusan UN SMP di Sulsel tahun ini. Tapi, kata dia, kondisi ini tak hanya terjadi di Sulsel saja.

Seluruh daerah di Indonesia juga mengalami penurunan persentase kelulusan. "Penurunan tingkat kelulusan ini merata di seluruh provinsi. Semua daerah juga persentase kelulusannya menurun," kata Saleh.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, M Natsir Azis juga mengakui anjloknya tingkat kelulusan di Makassar. "Persentase kelulusan siswa kita menurun. Untuk SMPN dengan peserta UN 9.938 yang lulus hanya 6.605 atau hanya 66,46 persen saja. Untuk SMP Terbuka dengan peserta 343 orang yang lulus hanya 46 orang saja.

Khusus SMPN swasta dari jumlah peserta 7.208 yang lulus cuma 5.738 siswa. Sementara untuk MTsN hasilnya cukup bagus. Dari 547 peserta yang lulus 508 orang. MTs swasta sendiri pesertanya 1.883 dan yang lulus 1.325 orang," jelasnya.

Natsir sendiri mengaku belum bisa memprediksi penyebab banyaknya siswa yang gagal UN kali ini. Namun katanya, pihak dinas pendidikan melalui sekolah, sudah berupaya maksimal. Untuk SMP negeri dengan jumlah siswa terbanyak yang tak lulus, menurut Natsir, dipegang SMPN 7 Makassar. Dari 371 siswa di sekolah yang terletak di Jl Cakalang ini, 297 di antaranya gagal UN.

"Persentase ketidaklulusannya mencapai 80,05 persen. Untuk jumlah siswa tidak lulus terbanyak kedua kategori SMP negeri dipegang SMPN 34. Dari 244 siswa, hanya 177 yang lulus UN," katanya.
Bahkan menurut Natsir, ada beberapa sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus UN tahun ini.

Namun, itu didominasi sekolah swasta. Natsir lantas menyebut tiga sekolah; SMP Muhammadiyah 4, SMP Adven, serta SMP Ki Hajar Dewantara. Namun menurutnya, jumlah siswa mereka memang sangat sedikit. SMP Muhammadiyah 4 hanya sembilan peserta UN, SMP Adven 19 orang, dan SMP Ki Hajar Dewantara 18 peserta.

Untuk SMP yang meluluskan seluruh siswanya, Natsir menyebut salah satunya SMPN 28 Baranglompo. Dari 29 siswa SMP pulau itu yang ikut UN tahun ini, seluruhnya lulus. "Untuk tingkat kelulusan terbaik diraih siswa SMP Nusantara Makassar dengan nilai 33,76 untuk empat mata pelajaran," kata Natsir lagi.

Hasil UN Ulang SMA Rayon XIV

Sementara itu, hasil UN enam SMA swasta se-Rayon XVI yang terbukti melakukan kecurangan pada ujian 22-23 April lalu, akhirnya tiba juga dari Jakarta. Dari 724 pelajar yang mengikuti UN ulang, 364 di antaranya atau 50,27 persen tidak lulus.

Jumlah itu lebih dari separuh peserta UN enam sekolah masing-masing; SMA Kartika Wirabuana, SMA Cokroaminoto Tamalanrea, SMA Cokroaminoto Latimojong, SMA Tut Wuri Handayani, SMA Tri Dharma MKGR, dan SMA Abdi Pembangunan.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Menengah Ismunandar, untuk SMA Kartika, dari 334 siswa, 36 di antaranya tidak lulus. Di SMA Tut Wuri Handayani, jumlah siswa yang tak lulus 44 orang dari total peserta UN 99 orang.

Khusus di SMA Cokroaminoto Latimojong, dari 99 siswa, yang tak lulus sebanyak 77 orang. Bahkan di sekolah ini, jurusan IPS hanya meluluskan satu siswa dari keseluruhan siswa 46 orang. Di SMA Abdi Pembangunan, dibeberkan Natsir bahwa 86 siswa juga gagal UN. Jumlah itu sangat besar mengingat siswa di sana hanya 90 orang.

"Persentase kelulusan hanya 4,92 persen saja. Kemungkinan dua orang saja yang lulus. Namun siswa di sana seluruhnya dari IPS," katanya. Untuk SMA Tridharma MKGR yang juga hanya mengasuh IPS, dijelaskan Ismunandar bahwa dari 53 siswa yang ikut UN ulang, 46 di antaranya tidak lulus.

Sedangkan di SMA Cokroaminoto Tamalanrea, 42 siswa IPA tidak lulus dari keseluruhan peserta UN ulang 45 orang. Jurusan IPS juga demikian. Dari 54 siswa, 49 dinyatakan tidak lulus. "Untuk jurusan IPA yang lulus hanya 8,11 persen sedangkan IPS sedikit lebih baik, yaitu 9,52 persen," terangnya. (l
_



Top 7 Leadership Mistakes
Kristine Geimure

Leadership and management skills are something that rarely come naturally for most people. But if you follow some basic rules and are willing to learn how to work with people you will have things running much more smoothly in the workplace in no time.
Here's a list of some the things you should NOT be doing.

Neglecting workers
Your workers ARE your business and they have to be treated that way. Failing to send this message to workers can be a financial and productivity drag for any business. Our workers are people with feelings and emotions and have to be told in many ways how important they are to the company.

Not being able to handle criticism
Just because you're in a leadership position does not mean that you suddenly become immune to making the wrong decisions. As a leader you have to listen to constructive criticism and make the changes necessary. If a worker cares enough to share criticism, the least you can do is listen.

Unable to delegate responsibilities
This is often a problem for small business owner / managers. We have to trust that our workers can do the things we have done for so long. If they really can't do the job because a particular skill is needed, then get them the training required or hire someone that can. A big part of leadership and management is about making sure that things run smoothly and efficiently, and that does not mean running from job to job doing everything ourselves!

Knowing everything
Many of the world's greatest leaders are people of average intelligence that don't know all there is to know in their industry. They understand that they can't possibly know everything and they hire people that do know everything! The success of any business is in the hands of its workers and the leading managers and entrepreneurs of the world all strive to hire the best in their field.

Procrastination
Putting something off till tomorrow that should be done today! Often procrastination is a result of having no plan or list of priorities. Look into time management and goal setting for more ideas on how to overcome procrastination.

Lack of focus
Obviously there will be things come up during the day that require immediate action that will distract us from our work, but we have to have a clear set of priorities to follow. Doing a little bit of everything gets nothing finished, causing stress and feelings of being overwhelmed.

Afraid to change
The ability to change in business is essential. Changes in technology, the way we deal with people, the way we present the business, and in every other aspect of running and operating the company. Holding on to old ways of doing things just because they've always been done that way is a sure way to lose business. If any aspect of the business can be improved then there has to be change, even if this means getting rid of a poor performing worker or product range that is no longer profitable.

As a manager or leader you have to treat your business like a garden. Continue to water, fertilize and weed your garden and it will continue to reap a quality harvest year after year.



Ratusan Ribu Warga Kota Bekasi

BEKASI (Suara Karya): Sebanyak 152.084 dari 2.001.899 jiwa atau sekitar 7,59 persen warga Kota Bekasi masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi kemiskinan ini terjadi karena beberapa faktor. Namun yang utama adalah faktor angka pengangguran yang tinggi serta pendidikan yang minim.

"Jumlah pengangguran di Kota Bekasi saat ini sekitar 12,85 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 102.832 jiwa dengan usia rata-rata di atas 10 tahun. Padahal, kedua hal tersebut merupakan modal sangat penting dalam rangka meningkatkan hidup lebih baik lagi," kata Kepala Seksi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, Ade Suhandi, kepada Suara Karya di ruang kerjanya, Senin (13/8).

Menurut Suhandi, saat ini warga miskin di Kota Bekasi banyak yang mencari nafkah sebagai kuli musiman. Selain itu, ada juga yang bekerja sebagai petani atau buruh kasar. "Tidak sedikit dari penduduk miskin ini yang tidak bekerja sama sekali," katanya.

Berdasarkan catatan kantor BPS Kota Bekasi, dari total jumlah penduduk sebanyak 2.001.899 jiwa, sekitar 7,59 persen masih hidup dalam kemiskinan. "Tepatnya jumlah penduduk miskin sebanyak 152.084 jiwa," katanya lagi.

Yang tergolong penduduk miskin ini, menurut Suhandi, adalah penduduk yang kemampuan belanja kebutuhan hidupnya kurang dari Rp 163.385 per kapita per bulan.

Indikator lainnya adalah penduduk miskin itu tidak memiliki perabot rumah tangga yang memadai seperti radio, televisi, dan telepon.

Menanggapi hal ini, Kepala Humas Pemerintah Kota Bekasi, Endang Suharyadi, mengatakan, sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah berupaya mengangkat derajat hidup warga miskin Kota Bekasi, yakni dengan menggelar program pengentasan kemiskinan. "Di antaranya dengan pemberian santunan, baik langsung maupun tidak langsung," kata Endang.

Endang menilai angka kemiskinan yang disampaikan BPS tidak akurat. Ini mengingat penetapan jumlah warga miskin hanya didasarkan sampel, sehingga sering tidak sama dengan data milik pemerintah.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Bekasi, Hery Koeswara, menilai banyaknya jumlah warga miskin di Kota Bekasi karena pemkot belum optimal dalam menanggulangi angka kemiskinan.

Meski diakui Koeswara, arah penanggulangan kemiskinan sudah jelas, namun diharapkan lebih ditingkatkan lagi. (Dudun Hamidullah)

Belanda vs Rumania 2-0
Mulai Sombong

Nada-nada "sombong" mulai terdengar dari kubu Belanda. Namun, salahkah De Oranje merasa jumawa jika dengan tim lapis kedua pun mereka mampu mengalahkan skuad yang bisa menahan Italia dan Prancis?

Belanda berhasil memetik kemenangan 2-0 atas Rumania di hari terakhir Grup C, Selasa (17/6). Hebatnya, De Oranje melakukan itu dengan tim cadangan.

Pelatih Marco van Basten mengganti sembilan dari 11 starter yang tampil di laga menghadapi Italia dan Prancis. Dengan skuad seperti ini, nyatanya keganasan De Oranje tidak berkurang.

Rumania selalu berada dalam posisi tertekan. Tricolorii akhirnya dipaksa menyerah 0-2 lewat gol Klaas Jan Huntelaar dan Robin van Persie. Hasil ini membuat Rumania tersingkir sekaligus menolong Italia lolos ke babak perempatfinal.

Siapa pun akan terkesan pada penampilan Belanda di fase grup, tidak terkecuali pemainnya sendiri. Van Persie tidak tahan untuk mengeluarkan komentar yang bernada "sombong".

"Jika bisa mengalahkan Rumania hanya dengan 'tim cadangan', fakta itu bicara banyak. Dengan skuad ini, saya benar-benar mendapatkan perasaan tim ini tidak terkalahkan," kata Van Persie kepada Reuters Online.

"Itu sebabnya saya ingin menjadi bagian dari tim ini. Sesuatu yang indah kelihatannya akan terjadi untuk Belanda," lanjut pemain yang dimainkan Van Basten sebagai second striker di belakang Huntelaar ini.

Penempatan posisi Van Persie semakin menegaskan Belanda yang ini beraliran total football. "Saya bisa bermain di tiga posisi: striker, second striker, atau sayap kanan," tukas pemain Arsenal tersebut.

Total football yang sempurna pernah membawa Belanda meraih prestasi bagus di Piala Eropa maupun Piala Dunia. Kalau sudah begitu, tentu tidak salah Belanda saat ini merasa sedang berada di atas tim-tim lain.


Austria vs Jerman 0-1
Danke, Kleine Kaiser!

Michael Ballack tampil brilian saat menundukkan tuan rumah Austria dalam laga penentuan di Ernst Happel (16/6). Eksekusi tendangan bebasnya pada menit ke-49 memandu suporter tim Panser berseru: "Terima kasih, Kaisar Kecil!"

Di sisi lain, Ballack sukses membungkam sesumbar media Austria, yang kadung yakin Andreas Ivanschitz cs. mampu mengulang momen manis ketika mengalahkan Jerman di Cordoba pada Piala Dunia 1978.

“Mendengarkan semua perkataan mereka membuat orang berpikir bahwa kami tak cukup bagus dan seolah merekalah yang tiga kali menjuarai Piala Dunia,” sindir pemain yang punya julukan Little Kaiser ini.

Performa pria kelahiran Gorlitz pada 26 September 1976 ini memang luar biasa. Kubu lawan bahkan tak segan meniupkan pujian. “Ballack mencetak gol kelas dunia, sangat sensasional,” puji pelatih Austria, Josef Hickersberger, sebagaimana dilansir situs Guardian.

Tak ayal gelar man of the match menjadi ganjaran layak. Namun, Ballack justru lebih tertarik memuji seluruh tim. “Kami sedikit gugup dan melewatkan sejumlah peluang. Namun, kami tetap berjuang hingga akhir,” ujar Ballack.

“Kami puas karena berhasil melangkah ke perempatfinal, apalagi setelah kekalahan melawan Kroasia,” lanjut pemilik 84 cap dengan 37 gol ini.

Pelatih Jerman, Joachim Loew, mengeluarkan pendapat senada. “Saya senang tim ini bisa memenangi pertandingan, meski mendapat tekanan cukup berat. Tapi, tentu saja harus ada perbaikan di perempatfinal,” kata Loew.

Jerman sendiri sebenarnya tampil kikuk di babak pertama akibat skema bertahan yang diterapkan Loew. Sayang Austria tidak bisa memanfaatkan keadaan. “Sektor penyerangan kami tidak bermain seperti yang diharapkan,” ujar Hickersberger.

Meski tersingkir, Austria tak lantas bersedih. “Tim ini diisi pemain muda yang telah bekerja keras selama dua tahun untuk membuktikan mereka bisa bermain bola dengan baik. Mereka harus bangga dengan pencapaian sejauh ini,” kata asisten manajer, Andreas Herzog.

Herzog tak lupa melancarkan kritik atas kartu merah yang dikeluarkan wasit Manuel Mejuto Gonzalez bagi kedua pelatih yang dianggap berselisih di pinggir lapangan.

“Tak ada yang melakukan kesalahan apa pun. Saya pikir wasit hanya ingin mencari perhatian,” tukas Herzog.

Justru underdog

Kemenangan ini membawa Jerman menghadapi Portugal di babak delapan besar. Bagi sang skipper, inilah ujian sesungguhnya.

Ballack menilai Seleccao bukanlah lawan mudah. “Portugal adalah salah satu favorit juara. Ini akan jadi pertandingan besar buat kami,” kata Ballack.

“Portugal sangat baik dalam melakukan serangan meski tidak terlalu memikirkan pertahanan. Apalagi ditambah kehadiran Ronaldo, yang menjalani musim luar biasa di Inggris,” lanjut Pemain Terbaik Jerman 2002, 2003, dan 2005 ini.

Ballack memilih merendah. “Saya rasa Portugal lebih diunggulkan. Tapi, mungkin hal itu bisa membantu kami tampil tanpa beban,” ucap Ballack.

Joachim Loew lebih optimistis. “Saya rasa tim ini telah mencapai apa yang kami inginkan. Saya yakin kami bisa bersaing dengan Portugal,” kata Loew.

No comments: