Monday, November 24, 2008

Beginning Today




Beginning today I will no longer worry about yesterday.
It is in the past and the past will never change.
Only I can change by choosing to do so.

Beginning today I will no longer worry about tomorrow.
Tomorrow will always be there, waiting for me to make the most of it.
But I cannot make the most of tomorrow without first
making the most of today.

Beginning today I will look in the mirror and I will see a person worthy
of my respect and admiration.
This capable person looking back at me is someone I enjoy spending time
with and someone I would like to get to know better.

Beginning today I will cherish each moment of my life.
I value this gift bestowed upon me in this world and I will unselfishly
share this gift with others.
I will use this gift to enhance the lives of others.

Beginning today I will take a moment to step off the beaten path and to
revel in the mysteries I encounter.
I will face challenges with courage and determination.
I will overcome what barriers there may be which hinder my quest for
growth and self-improvement.

Beginning today I will take life one day at a time, one step at a time.
Discouragement will not be allowed to taint my positive self-image,
my desire to succeed or my capacity to love.

Beginning today I walk with renewed faith in human kindness.
Regardless of what has gone before, I believe there is hope
for a brighter and better future.

Beginning today I will open my mind and my heart.
I will welcome new experiences. I will meet new people.
I will not expect perfection from myself nor anyone else: perfection does not exist in an imperfect world.
But I will applaud the attempt to overcome human foibles.

Beginning today I am responsible for my own happiness and I will do
things that make me happy . . .
admire the beautiful wonders of nature, listen to my favorite music,
pet a kitten or a puppy, soak in a bubble bath . . .
pleasure can be found in the most simple of gestures.

Beginning today I will learn something new; I will try something
different; I will savor all the various flavors life has to offer.
I will change what I can and the rest I will let go.
I will strive to become the best me I can possibly be.

Beginning today. And every day.

Just a thought, but as I often think of you and realize how much God loves you, sometimes I think we need to also love ourselves through His eyes. God Bless.

Only those who will risk going too far can possibly find out how far one can go."

T.S. Eliot
1888-1965, Poet and Critic

Masalah di Internazionale
Ujian Kebesaran Mou

Adriano masih tak disiplin, Hernan Crespo kecewa karena tak ikut Liga Champion, permainan tim dikritik karena masih bergantung pada Zlatan Ibrahimovic, dan hubungan Jose Mourinho dengan pers Italia memanas. Itulah masalah-masalah Internazionale dalam empat bulan pertama musim ini. Hebatnya, hal tersebut tak mengganggu posisi Inter di klasemen.

Memiliki beberapa masalah yang sebenarnya berpotensi mengganggu pencapaian tim, Inter mampu berada di puncak klasemen Serie A. Pelatih Mourinho punya peran penting membuat I Nerazzurri berada di posisi seperti sekarang.

Masalah tersebut dapat dikatakan sebagai ujian kebesaran Mourinho. Allenatore asal Portugal itu datang ke Italia pada Juli lalu dengan predikat salah satu pelatih terbaik di dunia berkat kesuksesannya bersama Porto dan Chelsea. Sampai sejauh ini, Mou dapat mengatasi ujian-ujian tersebut.

Untuk kasus Adriano, Mou dapat menjaga keseimbangan bersikap sebagai pelatih yang mementingkan disiplin dan ayah yang melindungi anaknya. Ia tetap menghukum Adriano karena terlambat datang latihan. Namun, ia tak menjelekkan si bomber.

“Bukan karakter saya membicarakan pemain saya di media,” kata Mourinho, seperti dikutip situs Inter.

Meski tak mencantumkan nama Crespo dan Walter Samuel di daftar skuad ke Liga Champion, Mou tetap percaya pada mereka di Serie A. Crespo hampir selalu masuk tim meski hanya untuk duduk di bangku cadangan. Soal Samuel, si pelatih langsung percaya kepada si bek setelah pulih dari cedera.

Yang Penting Menang

Soal kritik tentang permainan Inter yang tak istimewa dan masih terlalu bergantung pada kejeniusan Ibra, Mourinho punya jawaban.

“Kami orang Portugis sama seperti orang Italia. Hal yang paling penting adalah memenangi pertandingan, meski selama 89 menit tidak bermain baik. Sepakbola Italia sulit. Pelatih mesti mempersiapkan tim dengan sangat baik. Saat melawan Genoa, saya mesti empat kali melakukan perubahan permainan,” ujarnya.

Intinya, Mourinho mampu mewujudkan apa yang paling diinginkan tifosi, yakni kemenangan. Di Serie A, Javier Zanetti dkk. mencatat delapan kemenangan dalam 12 laga. Ditambah tiga hasil seri, delapan kesuksesan itu mengantar I Nerazzurri berada di posisi pertama. Fakta itu yang membuat Interisti tak menghiraukan kritik media soal permainan La Beneamata yang tidak istimewa.

Meski demikian, media akan terus menyoroti Inter, khususnya Mourinho. Begitulah yang harus dihadapi sang juara dua musim terakhir. Pepatah semakin tinggi pohon semakin kencang angin meniupnya tepat buat Inter. Mou harus membuat pohon itu tetap berdiri kokoh. (Riemantono)



556 Miliar Belum Berarti Banyak

Setelah mengumumkan Jose Mourinho sebagai pelatih anyar pada musim panas lalu, Internazionale gencar diberitakan begitu berambisi mendatangkan gelandang Chelsea, Frank Lampard. Faktanya Lampard gagal didapat. Gelandang asal Portsmouth, Sulley Muntari, menjadi pengganti.

Mercato Inter tidak berhenti meski sudah memperoleh Muntari sebagai pengganti Lampard dan sebelumnya menggaet penyerang sayap Amantino Mancini dari AS Roma. I Nerazzurri mengejar Ricardo Quaresma. Penyerang sayap asal Portugal itu berhasil didapat dengan nilai 24,6 juta euro atau sekitar 370 miliar rupiah.

Seperti Lampard, Quaresma disebut sebagai pemain yang dapat mempraktikkan permainan yang diinginkan Mourinho. Namun, sampai pekan ke-12 pemain Portugal itu mengecewakan. Media di Italia menyebut Quaresma terlalu egoistis. Si pelatih berkilah Q77 butuh adaptasi dan begitu juga dengan publik Italia terhadap gaya si pemain.

Mancini juga belum sebaik seperti saat berbaju Roma. Ia hanya bagus di pramusim dan beberapa giornata awal.

Di Serie A, Quaresma dan Mancini sama-sama tujuh kali menjadi starter dan tiga kali menjadi pengganti. Bandingkan dengan kiper Julio Cesar atau penyerang Zlatan Ibrahimovic, yang selalu menjadi starter. Hal itu bukti Quaresma dan Mancini belum menjadi bagian tak terpisahkan dari Inter. Sementara itu, Muntari beberapa kali absen karena cedera. Gelandang yang dibeli dengan harga 16 juta euro itu hanya enam kali bermain.

Masalah-masalah tersebut turut berperan dalam terciptanya kekecewaan pada Mourinho, yang datang ke Italia dengan sebutan pelatih terbaik di dunia. Banyak pakar di Italia yang kecewa karena ternyata The Special One gagal memberikan perbedaan yang sangat mencolok untuk permainan Inter. Seperti di era Roberto Mancini, I Nerazzurri masih sangat bergantung pada kejeniusan Ibrahimovic.

Dana sekitar 37 juta euro atau sekitar 556 miliar rupiah yang dikeluarkan Inter untuk membeli Quaresma dan Mancini belum memberi pengaruh besar pada permainan La Beneamata. Namun, Mourinho punya jawaban ampuh, yakni Inter sekarang ada di puncak klasemen Serie A. (man)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/212/Indonesian/?ref=Belajar777

No comments: