Wednesday, November 26, 2008

MUJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK






Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.



Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan!
Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi!
Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.



Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.



You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you".



Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.



Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain ...
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah ..
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan ...

Learn to enjoy every minute of your life. Be happy now. Don't wait for something outside of yourself to make you happy in the future. Think how really precious is the time you have to spend, whether it's at work or with your family. Every minute should be enjoyed and savored."

Earl Nightingale
1921-1989, Radio Announcer, Author and Speaker

Piala Master
Pelajaran buat Debutan

Ternyata tak mudah tampil di kejuaraan tutup tahun Piala Master. Itulah yang dialami para debutan pada turnamen yang hanya diikuti delapan pemain terbaik dan pekan ini tengah berlangsung di Shanghai, Cina.

Juan Martin del Potro dan Jo-Wilfried Tsonga mengalaminya. Pemain asal Argentina dan Prancis ini merasakan betapa besar tekanan tampil di turnamen yang menyediakan hadiah total 4,45 juta dolar atau sekitar Rp 45 miliar itu.

Del Potro tanpa banyak kesulitan ditundukkan pemain Serbia, Novak Djokovic. Padahal tahun silam, Djokovic mengalami masa sulit sebagai debutan di turnamen yang menggunakan sistem round robin untuk penyisihan ini.

"Saya terintimidasi oleh fakta tak pernah memenangi satu pertandingan pun tahun lalu. Namun, tahun ini keadaan berbeda. Saya lebih percaya diri, lebih dewasa, dan lebih solid di lapangan," ucap pemain berusia 21 tahun itu seusai menundukkan lawannya yang setahun lebih muda.

Nasib Tsonga pun tak jauh berbeda, meski pertandingannya lebih alot bila dilihat dari skor. Perlawanan sengit finalis Australia Terbuka 2008 ini belum mampu menghadang Nikolay Davydenko, yang sudah empat kali tampil di turnamen ini.

Dua debutan lain pun mengawali perjuangannya dengan berat. Gilles Simon, yang masuk pada saat-saat terakhir setelah pemain nomor satu dunia, Rafael Nadal, mundur, harus menghadapi juara empat kali, Roger Federer, Senin (10/11).

Andy Murray pun harus berjuang keras di pertandingan pertamanya. Wakil Skotlandia ini menantang pemain yang sudah lima kali berpartisipasi, Andy Roddick.

Federer Kejar Sampras

Sementara itu, Federer terus memburu rekor mantan pemain AS, Pete Sampras. Di arena grand slam, pemain Swiss itu sudah mengantongi 13 gelar, hanya satu tertinggal dari Sampras. Begitu juga di kancah Piala Master, Federer tinggal butuh satu gelar lagi untuk bisa menyamai rekor lima kali juara Sampras.

Andaikan tak kalah dari David Nalbandian pada final 2005, rekor Sampras sudah bisa disamai Federer tahun lalu. Bahkan prestasi Fed bakal lebih mengkilap dari Sampras karena bisa jadi juara lima kali beruntun. Sayang, Nalbandian menggagalkan sejarah itu.

Namun, perjuangan pemain berusia 27 tahun itu untuk mengejar ambisinya tentu tak mudah. Apalagi dengan bekal cedera punggung yang didapatnya pada Master Paris dua minggu lalu.

Masalah cedera memang selalu menghantui panitia Piala Master. Apalagi setelah Nadal mundur karena cedera lutut dan Del Potro juga diganggu cedera di ibu jari kaki kanan. Panitia masih ingat bagaimana kecewanya mereka ketika empat peserta mengundurkan diri pada 2005 karena cedera, yakni Nadal, Roddick, Marat Safin, dan juara dua kali Lleyton Hewitt. Alhasil, separuh dari delapan tempat diisi wakil dari Argentina, yakni Nalbandian, Mariano Puerta, Gaston Gaudio, dan Guillermo Coria. (Rahayu Widiyarti)

DATA-FAKTA
----------------------------
Pembagian Grup
Merah: Roger Federer (Swi), Andy Murray (Sko), Andy Roddick (AS), Gilles Simon (Pra)
Emas: Novak Djokovic (Srb), Nikolay Davydenko (Rus), Juan Martin del Potro (Arg), Jo-Wilfried Tsonga (Pra)

Hasil Minggu (9/11)
Djokovic vs Del Potro 7-5, 6-3
Davydenko vs Tsonga 6-7 (6), 6-4, 7-6 (0)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/music/132/Koes_Plus___Nusantara_V/?ref=Belajar777

No comments: