Menghargai Orang Lain

Oleh : Andrie Wongso
Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.
Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadikan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.
Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.
Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."
Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.
Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut. Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.
Pembaca Yang Budiman,
Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.
Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.
Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
Kebijakan Ekonomi Obama
Kamis, 6 November 2008 | 00:28 WIB
Oleh : A Prasetyantoko
Langkah Barack Hussein Obama tak terbendung. Kemenangannya dalam pemilihan umum AS mengantarnya untuk menuju ke Gedung Putih sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat.
Meski secara resmi baru mulai bekerja pada awal tahun 2009, dunia seperti tak sabar menunggu arah kebijakan yang akan diterapkan Presiden Obama dan tim ekonominya. Memang, Obama tidak akan menunggu sampai hari pelantikan untuk mulai membereskan masalah ekonomi.
Di belakang Obama, ada tiga tokoh kunci yang bertugas merancang kebijakan ekonomi, yaitu Paul Volcker (mantan Ketua The Fed), Larry Summers, dan Robert Rubin (keduanya mantan menteri keuangan). Mereka memiliki dua sisi yang amat dibutuhkan sebagai pengambil kebijakan (birokrat), yaitu kecerdasan dan pengalaman. Mereka adalah mantan pejabat penting AS yang dianggap sukses pada zamannya.
Apa pun alasannya, Obama mendapat warisan masalah pelik yang sedang diderita perekonomian AS serta ancaman resesi global. Turbulensi pasar finansial, selain disebabkan oleh muramnya proyeksi fundamental ekonomi, juga diperparah oleh kepanikan yang muncul akibat hilangnya kepercayaan akan ketidakpastian masa depan ekonomi. Tugas berat pertama yang harus diemban Obama adalah mengembalikan kepercayaan pelaku ekonomi itu.
Program ”New Deal” baru
Kemenangan Presiden berkulit hitam pertama ini mengingatkan pada kemenangan Franklin D Roosevelt yang menjadi presiden ke-32 tahun 1933. Saat itu AS juga sedang dilanda resesi besar yang menyeruak tahun 1929. Roosevelt dipilih karena programnya yang populis dan diyakini mampu menggerakkan sektor riil.
Dengan program New Deal, Presiden Roosevelt berupaya keras membangkitkan perekonomian AS melalui proyek-proyek infrastruktur yang bersifat padat karya. Dia percaya musuh utama perekonomian adalah pengangguran. Maka, seluruh kebijakan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan kesempatan kerja (full-employment) . Dengan demikian, daya beli masyarakat (demand side) akan meningkat dan perekonomian akan bekerja. Dalam buku teks ekonomi, pola ini disebut kebijakan Keynesian.
Tampaknya, kebijakan serupa juga dibutuhkan AS sekarang ini, tentu dengan sejumlah penyesuaian. Pascapecahnya gelembung sektor finansial yang ditandai dengan proses penyusutan nilai aset (deleveraging) secara dramatis, perekonomian membutuhkan langkah konkret untuk menggerakkan sektor riil.
Standard & Poor’s melaporkan, selama bulan Oktober telah terjadi penurunan kapitalisasi pasar modal dari 52 bursa global sebesar empat triliun dollar AS. Jika dihitung selama 10 bulan terakhir, penurunannya mencapai 16,22 triliun dollar AS. Mengapa koreksi terjadi begitu dalam? Karena sebelumnya, peningkatan aset juga terjadi secara eksesif. Dalam perekonomian, di mana sektor finansial terlalu besar, spekulasi bisa berakibat fatal. Ketika situasi normal dan optimistis nilai aset akan menggelembung lewat aksi spekulasi (speculation- up), sebaliknya ketika terjadi ancaman resesi spekulasi akan menggerus dalam nilai aset (speculation down).
Selama ini perekonomian AS terlalu didominasi para spekulan dan pelaku bermodal besar. McKinsey and Company melaporkan, hingga tahun 2008 sebesar 46 persen pasar finansial AS dikuasai para hedge funds, sementara 32 persen lainnya ditempati kelompok super kaya (high-net worth individuals) . Terkait fakta ini, Obama termasuk orang yang keras menentang usaha penyelamatan pasar modal dengan stimulus besar-besaran.
Meski demikian, sejauh ini skema yang sudah disepakai telah tertuang dalam Emergency Economic Stabilization Act, paket penyelamatan sebesar 700 miliar dollar AS melalui Troubled Asset Recovery Program. Tampaknya, skema ini akan berlanjut dengan berprinsip pada dua hal penting, menstabilkan pasar modal sebagai target jangka pendek serta menggerakkan ekonom riil sebagai platform jangka panjang. Obama dituntut merancang program New Deal bentuk baru.
Kebijakan ekonomi
Sebagaimana janji dalam kampanye, Obama akan mengarah pada paket stimulus yang langsung mengerakkan perekonomian di sektor riil daripada ”menggarami laut” dengan menggelontorkan uang ke sektor finansial. Kongkretnya, rencana pemerintah baru ini adalah menyediakan pemotongan pajak (tax cut) serta pemberian kredit pada pekerja dengan penghasilan (household incomes) di bawah 200.000 dollar AS serta menaikkan pajak untuk keluarga berpenghasilan lebih dari 250.000 dollar AS. Jika dirangkum, pola kebijakan Obama akan mengarah pada pengembangan industri dalam rangka penambahan lapangan pekerjaan baru.
Dunia pun menaruh harapan besar pada Obama untuk mengatasi krisis finansial global ini. Banyak pihak mengharapkan Obama sudah terlibat pertemuan tingkat tinggi negara-negara G-20, 15 November dalam Washington Summit. Bersama Nicolas Sarkozy dan Gordon Brown, Obama diharapkan mampu menjadi simbol kembalinya sistem intervansi pasar pada ekonomi dengan penguatan regulasi-regulasi, khususnya pada pasar finansial.
Bisa jadi, kemenangan Obama hanya soal momentum. Dia datang pada saat yang tepat di tengah bergejolaknya pasar finansial serta kerinduan pada intervensi dan regulasi pemerintah. Namun, momentum ini juga sebuah kesempatan untuk menata perekonomian global yang lebih berorientasi pada ”ekonomi riil”, bukan ”ekonomi finansial”.
Akankah Obama mampu menjadi Roosevelt II untuk AS serta mampu merancang program ”New Deal” gaya baru? Itu semua masih buram, di tengah euforia kemenangannya. [A Prasetyantoko Pengajar di Unika Atma Jaya, Jakarta]
11 Kemenangan Beruntun Barca
Denda Ikut Berperan
Kekalahan dan seri adalah sepasang hasil yang dipetik Barcelona pada awal bergulirnya musim 08/09 ini. Hebatnya, 11 partai berikut dilalui dengan kemenangan. Tak sebatas menang, dalam tujuh laga Primera, tiga partai Liga Champion, dan satu duel Copa del Rey ini, Barca mengemas 38 gol!
Lionel Messi mengklaim bahwa kesuksesan besar ini tak lepas dari hengkangnya Ronaldinho dan Deco Souza. Katanya tanpa dua sosok berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir itu, Los Azulgranas justru bisa tampil lepas sehingga leluasa berkreasi sesuka hati.
Sumber lain menilai kebangkitan The Catalans terpengaruh sejumlah kebijakan anyar Pep Guardiola. Harus diakui memang, meski masih tergolong hijau dari aspek usia maupun jam terbang, Pep ternyata memiliki pendekatan unik yang tidak dipakai pelatih sebelumnya.
Ya, Pep memperkenalkan penggunaan musik di bus dan tempat latihan. Jika di bus ia mendoktrin anak-anak asuhnya agar mendengarkan lantunan suara Chris Martin dalam balutan grup musik asal Inggris, Cold Play, di tempat latihan Pepe membebaskan Carles Puyol dkk. memilih musik sendiri.
Walaupun terdengar aneh, para pemain mengakui bahwa pendekatan ini sangat ampuh untuk menyatukan visi dan menghadirkan kebersamaan dalam tim. Tanpa disadari, musik Cold Play pun dikatakan mampu menggugah daya juang tim sebelum masuk lapangan.
Media setempat tampak belum puas dengan faktor musik sebagai satu-satunya metode sukses Pep. Rasa penasaran mereka terbayar. Lewat penyelidikan para jurnalis El Mundo Deportivo, yang kebetulan berbasis dan condong dekat dengan pentolan-pentolan Barca, mereka menemukan bahwa Pep juga memberlakukan sanksi keras pada pemain yang tidak disiplin.
Tiga Aspek
Tidak tanggung-tanggung, besar denda yang dipatok mantan el capitan Barca era 90-an ini berkisar antara 500 sampai 6.000 euro. Ini tergantung kesalahan yang dibuat para jugador. Pep sendiri menekankan acuan denda pada tiga aspek: latihan, makan pagi, dan jam malam.
Yang difokuskan pada sektor latihan adalah keterlambatan hadir di Mini Estadi, pusat latihan rutin klub, atau di Camp Nou, sehari menjelang pertandingan. Perhitungannya tak main-main. Puyol dkk. harus hadir minimal satu jam sebelum latihan dimulai.
Gagal tepat waktu? Selain denda 6.000 euro, yang bersangkutan juga tak boleh bergabung dengan rekan-rekannya. Untuk kategori telat muncul di acara makan pagi, keterlambatan “dihadiahi” 500 euro. Jika kelewat telat, si pemain kudu rela menanggung biaya sarapan seluruh personel tim.
Soal jam malam, setiap hari Pep secara pribadi akan menelepon rumah atau apartemen pemain secara acak. Waktu telepon tergantung kemauan Pep. Yang jelas dilakukan dalam rentang pukul 12 malam hingga empat pagi. Jika si pemain tak mengangkat telpon tanpa alasan dan bukti kuat keesokan harinya, denda 2.000 kudu ditanggung.
Yang membuat spesial: hasil denda ini bukan untuk kantong Pep. Namun, untuk acara makan malam bersama di restoran atau untuk disumbangkan kepada pihak yang dianggap layak mendapatkan uang lumayan besar ini. Sayangnya, tak ada bocoran perihal siapa yang telah menerima sanksi Pep. Yang pasti metode ini terbukti ampuh untuk menghadirkan rentetan hasil fantastis. Ada pelatih Liga Super Indonesia yang mau mencontoh Pep? (Sapto Haryo Rajasa)
Music :
http://www.videoku.tv/action/music/131/Koes_Plus___Nusantara_III/?ref=Belajar777
No comments:
Post a Comment