Tolong, Kami Kekurangan Karyawan Handal...

Perlu saya tegaskan bahwa ini bukan iklan lowongan kerja. Tapi,
memang benar bahwa saat ini, begitu banyak perusahaan yang lapar dan
dahaga atas keberadaan tenaga kerja terampil. Sehingga, pencarian
talenta-talenta hebat tidak pernah ada hentinya. Kita seringkali
mendengar bahwa jumlah lapangan kerja sangat terbatas. Namun, jumlah
tenaga kerja terampil lebih terbatas lagi. Sehingga meskipun disatu
sisi ada surplus tenaga kerja, namun disisi lain ada begitu banyak
jenis posisi yang teramat sulit untuk dicarikan orang yang tepat
untuk mendudukinya.
"Punya teman yang bagus nggak?" teman saya bertanya.
"Untuk apa?" saya balik bertanya padanya. Lalu dia menjelaskan
beberapa posisi penting yang katanya;"sudah hampir setahun ini kosong
karena belum ditemukan kandidat yang tepat."
Ada banyak perusahaan papan atas yang seperti itu. Mereka membiarkan
posisi penting kosong sampai mendapatkan orang yang benar-benar
tepat. Karena, mereka percaya bahwa orang-orang yang tepat itulah
yang akan berhasil membawa perusahaan kepada pencapaian tinggi. Oleh
karena itu, meskipun teramat banyak orang berseliweran dipasar tenaga
kerja kita, namun ada banyak posisi yang tetap dibiarkan tak terisi.
Secara teoritis, perusahaan memang harus melakukan pengembangan calon-
calon tenaga kerja handal itu. Mereka harus mempersiapkan bakat-bakat
muda untuk menjadi pemimpin masa depan. Orang-orang muda yang bagus
ini menjadi generasi penerus atau pemain utama bagi posisi-posisi
baru yang muncul sesuai dengan dinamika organisasi. Namun, bahkan
perusahaan yang sudah sedemikian cermatnya seperti inipun kadang-
kadang masih kekurangan karyawan-karyawan handal itu. Terutama,
ketika genderang perang bertajuk 'Talent War' ini ditabuh diseantero
dunia. Dimana setiap perusahaan bisa dengan leluasa membajak karyawan-
karyawan hebat dari para pesaing utamanya.
Fakta ini menyiratkan dua hal. Pertama, perusahaan harus sadar betapa
pentingnya membangun kemampuan organisasi untuk mengembangkan
karyawan-karyawan andalan masa depan. Cara terbaiknya adalah dengan
membentuk institusi atau fungsi khusus semisal Program Management
Trainee atau Future Leader Development Center. Tapi, ini tentu
tidaklah mudah. Misalnya, seingat saya; dibutuhkan waktu tidak kurang
dari dua setengah tahun sejak usulan program management trainee saya
diterima menejemen puncak sampai 'iklan' pencarian trainee muncul
untuk pertama kali dimedia masa.
Bagi organisasi yang tidak memungkinkan untuk membuat program
sistematis seperti itu, praktis tantangannya terletak dipundak para
manager. Manager level mana? Itu tidak penting. Sebab, inisiatif
seperti ini bisa muncul dari level Direktur terus turun kebawah.
Atau, sebaliknya justru datang dari para menejer lini yang terjun
langsung dilapangan karena mereka mengetahui betul kebutuhan
operasionalnya seperti apa. Contoh sederhana yang bisa dilakukan
adalah; jika hendak merekrut orang untuk posisi-posisi tertentu
misalnya. Kita mempunyai 2 pilihan; membajak orang yang sudah jadi
dari luar, atau mengijinkan bakat-bakat muda didalam organisasi untuk
mencobanya. Tidak harus langsung diberi gelar manajer karena gelar
bisa didapatkan kemudian; jika mereka benar-benar bisa mengembangkan
diri, dan kemudian menunjukkan hasilnya.
Adalah benar bahwa membajak orang yang sudah jadi merupakan cara yang
paling praktis. Dengan sejumlah uang dan sejumput kompensasi sebagai
daya tarik, orang itu bisa berpindah kursi hanya dalam waktu satu
atau dua bulan saja. Sekedar menulis 30 days notification; orang itu
sudah bisa terbang ke kantor lain. Tidak jarang masih digedung
perkantoran yang sama. Sedangkan, memberi orang-orang muda kesempatan
untuk belajar, sangat lama dan melelahkan. Namun, menurut pendapat
anda; cara manakah yang merupakan langkah strategis jangka panjang?
Hal kedua yang juga sangat penting adalah; sikap kita sebagai
karyawan itu sendiri. Kita, sebagai seorang karyawan; sudahkah bisa
menjadi seseorang yang berharga bagi perusahaan? Dengan kata lain;
apakah kita sudah menjadi satu dari bakat-bakat yang akan dengan
berbagai cara dipertahankan oleh perusahaan? Jika kita belum menjadi
orang yang seperti itu, maka itu menandakan bahwa kita belum benar-
benar menunjukkan kemampuan sesungguhnya yang kita miliki. Kecuali
jika anda orang yang memang tidak berguna; anda pasti memiliki
sesuatu yang sangat langka. Yang unik. Yang berbeda secara positif.
Sesuatu. Yang perusahaan anda tidak dapat menemukannya dari orang
lain. Sesuatu itulah yang harus anda tunjukkan. Sehingga, untuk 'hal
yang satu' itu, perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain
mengandalkan anda. Temukan itu. Dalam diri anda masing-masing.
Dan untuk memastikan bahwa 'sesuatu' itu bernilai bagi perusahaan;
kita perlu membungkusnya dengan sikap positif. Kita semua sudah
menyaksikan betapa banyaknya orang-orang pintar yang tidak maju,
hanya gara-gara sikapnya. Dan diantara sikap yang merusak kualitas
diri kita itu adalah; tidak kooperatif baik dengan atasan, bawahan
atau teman sekerja. Juga menggunakan waktu kerja untuk hal-hal yang
tidak produktif. Berapa banyak orang bahkan dilevel manajer dan
direktur yang bermain game komputer pada saat seharusnya mereka
bekerja atau mempelajari suatu keterampilan baru, misalnya? Lemahnya
loyalitas, juga sering menjadi hambatan. Ini memang agak subjektif.
Tetapi, atasan yang jeli biasanya dapat 'merasakan' hal itu. Tidak
sedikit orang berbakat yang dimasukan kedalam daftar orang-orang
yang 'loyalitasnya perlu dipantau'. Jika kita masuk kedalam daftar
itu, bagaimana? Ya, sekurang-kurangnya, kita tidak akan menjadi
pilihan pertama jika sebuah kesempatan muncul suatu ketika.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah diri kita dari
karyawan biasa. Menjadi seorang bintang ditempat kerja. Dan jika kita
sudah bisa menjadi karyawan seperti itu, maka menejemen puncak akan
menempatkan kita didalam sebuah daftar 'khusus'. Daftar itu disimpan
didalam deposit box dan dikunci serta dijaga ketat. Bahkan ketika
membicarakannya pun mereka menggunakan kode rahasia yang disepakati
diseluruh dunia. Sekarang saya akan membisikkan kode rahasia itu
kepada anda. Kode itu disebut "236". Maukah anda masuk kedalam daftar
karyawan dengan kode itu?
Catatan Kaki:
Ada banyak alasan untuk menjadi pekerja gagal. Dan ada lebih banyak
lagi alasan untuk menjadi karyawan handal.
-----
Bagaimana mengeja SUKSES ?
S = Seleksi tujuan anda
U = Urutkan prioritas dan potensi Anda
K = Komitmen pada rencana anda
S = Siapkan perjalanan Anda
E = Ekspresikan visi dalam tindakan
S = Serahkan hasilnya pada Tuhan
Isu Konsorsium Zahavi
Eksodus enam pemain Portsmouth ke Tottenham ternyata masih jadi tanda tanya. Semula Peter Crouch, Glen Johnson, Sylvain Distin, Lassana Diarra, David James, dan Jermain Defoe, pada akhir pekan lalu diprediksi bakal mengikuti jejak Harry Redknapp menuju The Lilywhites.
Pini Zahavi, merangkul enam miliarder untuk membeli Portsmouth. (Foto: Yahoo)
Ramalan itu sejalan dengan kenyataan bahwa kesulitan ekonomi yang membelit The Pompey-lah yang menyebabkan Redknapp memilih pindah ke Tottenham.
Semula Pompey optimistis akan mulai membangun sebuah fasilitas latihan baru senilai sembilan juta pound (Rp 155,4 miliar) pada Natal 2008, kenyataannya krisis ekonomi dunia membuat klub asal Selatan itu malah harus menutupi sekitar 60 juta pound (Rp 1,03 triliun) untuk penggajian pemain dari 90% laba klub.
Sang pemilik, Alexandre “Sacha” Gaydamak, pun ternyata masih harus memutar otak untuk membayar utang sisa pembayaran transfer pemain sebesar 20 juta pound (Rp 345,2 miliar). Hal ini membuat kas Pompey bakal menyimpan utang lebih dari 30 juta pound (Rp 517,6 miliar).
Ini jelas tidak tertutupi hanya dengan melepas Redknapp ke Tottenham, yang menghasilkan kompensasi sebesar lima juta pound saja (Rp 86,2 miliar).
Upaya Sacha merayu orang terkaya di Eropa, Rinat Akhmetov (Ukraina), untuk menjadi investor pun gagal total karena stadion milik Portsmouth, Fratton Park, dinilai tidak menguntungkan dari segi bisnis.
Boyong Para Bintang
Eh, tak disangka-sangka pada Selasa (4/11) muncul nama Pini Zahavi yang merancang sebuah skenario penyelamatan klub pemegang Piala FA 2007/08 itu secara konkret. Sang agen super sejak awal pekan ini memang diisukan tengah membentuk konsorsium yang bisa menutup utang Portsmouth.
Menurut The People, konsorsium bentukan Zahavi dikabarkan bakal berisi lima sampai enam orang miliarder Eropa dan Asia. Mereka percaya manuver ini kelak akan menghasilkan laba besar ketika krisis berlalu karena Zahavi berjanji bakal memboyong sejumlah pemain mahal untuk mengerek Portsmouth ke level Liga Champion.
Untuk sementara, cerita ini masih dibantah Chairman Portsmouth, Peter Storrie. Menurutnya utang Pompey masih masuk dalam kategori wajar dan tidak melukai siapa pun. (Darojatun)
Lee Chong Wei
Susahnya Menjadi Nomor 1
Tak mudah untuk menjadi pemain nomor satu dunia. Hal ini dialami betul oleh tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei. Ketika gelar juara tak kunjung tiba, semua orang akan mengkritik, termasuk menteri.
Lee Chong Wei, hujan kritik. (Foto: Erly Bahtiar/BOLA)
Setelah kalah di final Olimpiade 2008 Beijing dari Lin Dan, Lee justru bisa merebut posisi pemain nomor satu. Pasalnya, seusai merebut medali emas di Beijing, Super- Dan belum pernah turun bermain lagi.
Namun, justru ketika berada di posisi nomor wahid dan tanpa kehadiran Lin Dan, Lee tidak pernah merebut gelar lagi. Padahal sebelum Olimpiade Lee sudah menang di SS Malaysia dan Singapura.
Di SS Jepang, turnamen pertama yang diikutinya sepulang dari Beijing, Lee gagal mempertahankan gelar setelah ditundukkan Sony Dwi Kuncoro. Di dua turnamen berikut, Lee kalah dari Taufik Hidayat di final GP Makau serta semifinal SS Prancis.
Ada yang melihat selebrasi berlebihan setelah Olimpiade membawa dampak buruk. Sepulang dari Beijing, Lee dihujani berbagai hadiah dan bonus serta penghargaan Diraja berupa gelar Datuk.
Faktor mental juga dinilai masih menjadi kendala. Lee sering tampil buruk ketika tekanan yang dihadapi terlalu kuat. Ketika diharapkan jadi juara dunia di Kuala Lumpur tahun lalu, pemain berusia 26 tahun ini juga kandas di tangan Sony.
“Kemerosotan prestasi ini cukup mengkhawatirkan. Lee kini bisa kalah di tangan lawan-lawan yang peringkatnya jauh di bawah,” kata Menpora Malaysia, Ismail Sabri, Selasa (4/11).
“Saya ingin sebagai pemain nomor satu. Namun, kadang saya meletakkan tekanan yang terlalu tinggi pada diri sendiri,” ujar kekasih tunggal putri Wong Mew Chow ini.
“Sewaktu melawan Taufik, saya berusaha maksimal, tapi Taufik memang lebih baik,” katanya seakan menjawab kritikan sang menteri.
Jawaban Lee didukung oleh mantan pemain ganda tangguh Malaysia, Jalani Sidek. “Pemain yang turun pretasinya harus diberi dukungan. Saat ini jurang kemampuan antarpemain hampir tidak ada. Siapa saja bisa kalah dan menang dari pemain mana pun,” sebut Jalani, adik kandung Misbun.
Lee dijadwalkan akan mengikuti dua ajang terakhir super series, Cina dan Hong Kong, bulan ini. Mampukah Lee menjawab pengkritiknya dengan prestasi? (Irwandi, Kuala Lumpur)
Vid :
http://www.videoku.tv/action/music/20/Begini_Begitu/?ref=Belajar777
No comments:
Post a Comment