
Madrid vs Mallorca 3-1
Sempurna!
Campeones! Selesai sudah penderitaan Real Madrid musim ini. Kemenangan vital di jornada 38 mengantarkan gelar La Liga ke-30 bagi tim ibu kota. Apalagi, skor 3-1 ke gawang Mallorca diperoleh melalui penampilan mengkhawatirkan di babak I.
Keharusan untuk menang di pekan terakhir Primera Division 2006/07, Minggu (17/6), ternyata menjadi beban bagi Los Blancos. Turun dengan komposisi ideal untuk membangun serangan, Los Blancos malah kebobolan lebih dahulu. Menit ke-16, Fernando Valera merusak keyakinan publik Madrid. Umpan Juan Fernando Arango di jantung pertahanan tuan rumah diselesaikan dengan baik.
Kegugupan menghantui pasukan Fabio Capello. Bahkan dalam 20 menit awal, Los Blancos sulit menemukan jalan menebus tembok kokoh Mallorca. Apalagi ketika Ruud van Nistelrooy cedera dan keluar di menit ke-32, strategi Don Fabio untuk babak II seolah berantakan. Capello jelas paham, meski tak terkalahkan sejak jornada 31, gawang Madrid sering kebobolan di babak I.
Di babak I, dari 9 kesempatan, hanya 2 kali serangan Madrid mengarah ke gawang Mallorca. Publik pun menanti perubahan apa yang dilakukan Capello usai istirahat. Emerson ditarik untuk memberi tempat pada Guti sebagai pengalir serangan. Tapi, belum ada tanda-tanda menyejukkan ketegangan di Estadio Santiago Bernabeu.
Cedera kaki yang kembali dirasakan David Beckham akhirnya menjadi pintu Madrid menuju singgasana La Liga. Jose Antonio Reyes, yang mengisi tempat Becks di menit ke-65, memberi dua gol. Dua menit setelah masuk, Reyes menyongsong umpan tarik Gonzalo Higuain di mulut gawang Mallorca. Skor 1-1. Gelombang keyakinan dari bangku penonton ampuh memperbaiki performa Raul Gonzalez cs.
Gol tambahan itu datang dari gelandang bertahan, Mahamadou Diarra. Kembali bola datang dari Higuain. Dari sepak pojok di kanan pertahanan Mallorca, Diarra menyambut meski dikawal dua pemain lawan. Bola yang sempat disentuh kiper Miguel Moya mengenai bek Aggelos Basinas, yang berdiri di garis gawang. Si bundar menggelinding masuk ke dalam gawang.
Skor 2-1 dirasa belum aman, Los Blancos masih melakukan tekanan. Bola muntah yang berusaha dikuasai Higuain seperti menjalani takdir untuk dilesakkan Reyes. Dengan jitu, dari luar kotak penalti, sang gelandang menendang bola melengkung tanpa sanggup dihalau Moya. Kedudukan 3-1 di menit ke-82 merontokkan usaha Mallorca menggagalkan pesta juara Los Blancos di La Cibeles, kolam air mancur di pusat kota Madrid.
Kebersamaan dan Masa Depan
“Gelar ini berkat kebersamaan dan keutuhan tim!” Begitu teriak Raul seperti dilansir Sportec. “Kami berhak mendapatkannya.”
Van Nistelrooy pun mengakui girang luar biasa. “Ini musim terbaik sepanjang karier saya. Kami juara dan saya pencetak gol terbanyak.” Statistik di situs resmi kejuaraan mencatat 26 gol untuk Van The Man.
Sosok Capello jelas menjadi salah satu pusat perhatian selain ucapan selamat jalan pada Beckham dan Roberto Carlos. Don Fabio akhirnya berhak menjadi orang yang tertawa terakhir setelah ketegasan dan perubahan yang dilakukan sempat membuat panas situasi tim.
Gelar keduanya bersama Madrid tentu menjadi kado indah saat Capello merayakan ulang tahunnya yang ke-61 Senin, 18 Juni. “Saya sangat bahagia. Ingin rasanya bertahan di sini, tapi semua tergantung presiden,” ucapnya.
Dengan perubahan mencolok sejak tahun berganti, bersama pemain-pemain muda bertalenta tinggi, publik Madrid layak berharap Capello bertahan dan mengembalikan nama besar Los Blancos.
Selamat, Madrid! (Weshley Hutagalung)
Gimnastic vs Barcelona 1-5
Hambar!
Lima gol Barcelona ke gawang tuan rumah Gimnastic, Minggu (17/6), terasa hambar, bahkan pahit. Kemenangan 5-1 menjadi sia-sia karena Real Madrid pun mengumpulkan tiga poin di saat bersamaan atas Mallorca .
Sebelum Madrid mendapat gol kedua melalui tandukan Mahamadou Diarra di menit ke-79, empat gol yang dipersembahkan Carles Puyol, Lionel Messi (2), dan Ronaldinho disambut sangat antusias. Barcelonistas sudah membayangkan betapa nikmatnya menjungkalkan Madrid dari singgasana di partai terakhir.
Tapi, tambahan satu gol dari Gianluca Zambrotta pada masa injury time, setelah Nastic memperkecil kekalahan di menit ke-82 melalui Grahn, hanya disambut kekhawatiran. Apa gunanya menang besar bila nilai Barca dan Madrid kembali sama? Penilaian berdasarkan head to head mengalahkan The Catalans.
Secara sportif, Frank Rijkaard mengakui kekalahannya. “Kami semua sedih. Itu normal. Kami harus memberi selamat pada Madrid. Kini saatnya memandang ke depan, lupakan permasalahan kemarin. Yang penting jangan pernah kehilangan harga diri!” ujarnya pada Sport.
Seperti kata-kata penghiburan dari Andres Iniesta, “Kompetisi tidak ditentukan oleh satu kekalahan!” (wesh)
30 Ditentukan 65
Jika La Liga mengenal pemakaian bintang di atas logo klub layaknya personel Serie A Italia, berarti mulai musim kompetisi mendatang Real Madrid berhak memasang tiga bintang kembar.
Apa pasal? Gelar terakhir yang direbut El Real Ahad kemarin merupakan trofi yang ke-30 sepanjang keikutsertaan mereka di arena sepakbola terwahid ranah Spanyol. Bandingkan dengan pencapaian seteru abadi mereka, Barcelona, yang baru mengoleksi satu bintang (18 gelar).
Jika aturan bintang ini diterapkan, berarti Barca baru kebagian satu. Lebih gilanya lagi, klub papan atas La Liga lain, semisal Atletico Madrid (9), Athletic Bilbao (8), Valencia (6), Real Sociedad (2), serta Real Betis (1), Deportivo La Coruna (1), Sevilla (1), sama sekali belum berhak memakai bintang.
Dalam tiga musim terakhir, ambisi Madrid untuk menambah “bintang semu” ini sempat tertahan oleh dominasi Barcelona dan Valencia. Masuknya pemain-pemain berlabel bintang ke Santiago Bernabeu ternyata tak melulu bakal menjamin sukses. Pergantian nakhoda pelatih pun sami mawon.
Hanya dengan pemilihan pelatih yang tepat, di sini berarti pelatih yang bisa meredam ego tinggi pemain bintang, barulah deretan galacticos bakal mengandung efek positif. Fabio Capello membuktikan diri sebagai el entrenador yang sanggup memikul beban ini.
Di tengah tekanan dewan direksi serta teriakan Madridistas, yang tampak tak puas dengan hasil paruh pertama musim, Capello tetap bergeming. Keraguan media soal pemilihan pemain inti berikut pergantiannya pun tak digubris Don Fabio.
Secara meyakinkan, Capello berkeras dengan strategi bongkar pasang pemainnya. Namun, namanya bukan Capello jika tak bisa mempertanggungjawabkan langkah yang ia ambil. Dalam paruh kedua musim ini, sukses Madrid murni bersandar pada substitution yang dilakoni Capello.
Kemenangan beruntun pada jornada 32-36 atas Valencia, Bilbao, Sevilla, Espanyol, Recreativo Huelva, Deportivo la Coruna, hasil seri atas Real Zaragoza (37), sampai kemenangan dramatis 3-1 atas Real Mallorca mustahil muncul jika bukan lantaran pergantian pemain ala Capello.
Jika kita fokus pada partai kontra Mallorca, Madrid sebetulnya tinggal berjarak 25 menit dari bencana. Pada menit ke-65 itu, El Real tengah tertinggal 0-1 dan Barcelona unggul 4-0 atas Gimnastic Tarragona. Pada menit itu pula, Capello menarik David Beckham dan memasukkan Jose Antonio Reyes.
Hanya dalam tempo empat menit, Reyes mengubah alur cerita dengan gol yang ia ciptakan. Gol tersebut menyengat moral Madrid. Meski cuma butuh satu gol untuk melewati Barca, Madrid malah menambah dua berkat sundulan Diarra dan satu lagi lewat gol Reyes. (Sapto Haryo Rajasa)
Celta-Sociedad Susul Nastic
Persaingan sengit tak hanya muncul dalam perburuan mahkota La Liga, tapi juga di segenap teritori yang berpengaruh pada kualifikasi menuju panggung Eropa. Entah itu memperebutkan tiket Eropa menuju Piala UEFA maupun Intertoto.
Pergeseran di wilayah tersebut masih melibatkan sejumlah tim. Pengecualian ada pada Sevilla dan Valencia, yang sudah dipastikan sebagai pendamping Real Madrid dan Barcelona ke Liga Champion, serta Real Zaragoza sudah aman di tangga keenam, ditambah Getafe, yang berhak masuk UEFA lewat jatah finalis Copa Del Rey.
Di luar keenam klub sukses ini, masih ada Villarreal dan Atletico Madrid, yang sama-sama berebut tiket terakhir ke UEFA. Berkat kemenangan 1-0 atas Sevilla di Ramon Sanchez Pizjuan, Villarreal akhirnya mendapatkan tiket tersebut sekaligus menutup pintu Sevilla meraih gelar juara liga.
Satu zona terakhir yang tak kalah menarik mentas di papan terbawah. Pelakonnya kuartet, Athletic Bilbao, Real Betis, Celta Vigo, dan Real Sociedad. Pada jornada penutup ini, keempat klub yang sempat merasakan atmosfer Liga Champion itu dipaksa bertarung mati-matian untuk menetap di Primera.
Jika ditotal, ada 81 probabilitas yang mungkin mencuat untuk mencari rekan Gimnastic Tarragona, yang sudah dipastikan turun kasta sejak pekan ke-34 lalu. Kemungkinan tertipis dipegang Sociedad, yang sebelum kick-off duduk di posisi 19. Kasarnya, cuma dengan kemenangan, dibarengi kekalahan Celta dan Betis, baru La Real bisa bertahan.
Pada menit ke-2, skenario Savio Bortolini dkk. tampak berjalan mulus tatkala Garitano membuka skor bagi Sociedad saat bertamu ke Mestalla guna bersua Valencia. Akan tetapi, tiga menit berikutnya, David Villa menyamakan kedudukan bagi Los Ches.
Kejar-mengejar kemudian terjadi, hingga skor berakhir 3-3. Tanpa perlu melihat hasil Celta dan Betis, secara otomatis hasil seri ini tak cukup buat Sociedad. Jurang degradasi pun tak terelakkan lagi. Kini tinggal mencari satu korban lagi. Betis, Celta, atau Bilbao?
Setelah melalui partai nan dramatis, ketiganya sama-sama berhasil menuai kemenangan. Bilbao menang di kandang 2-0 atas Levante, Celta pun sukses memukul Getafe di Balaidos dengan skor 2-1. Hingga menit ke-80, situasi seperti ini akan mendepak Betis, yang masih bermain kacamata di rumah Racing Santander.
Sial bagi Celta dan pelatih barunya, Hristo Stoichkov. Pada menit ke-35 babak II, Edu mencuri gol bagi Betis. Edu bahkan menggandakan keunggulan Los Verdiblancos pada menit terakhir. So, berbekal hasil 2-0 ini, Betis pun menyalip Celta.
Bagi Bilbao, skor 2-0 berarti keberhasilan memperpanjang sejarah mereka sebagai klub yang tak pernah terdegradasi sejak bergulirnya La Liga. (shr)
Antara Eto’o dan Dinho
Memilih antara dua pilar terbaik jelas bukan hal yang nyaman untuk dilakoni. Namun, inilah dilema yang tengah dihadapi Frank Rijkaard soal Samuel Eto’o dan Ronaldinho. Untuk musim mendatang, sang entrenador dipaksa mendepak satu di antara mereka berdua.
“Segalanya bergantung pada hasil malam ini (partai terakhir Primera Division La Liga). Pihak klub (Barcelona) akan menentukan siapa dari mereka yang bakal dilepas, Samuel Eto’o atau Ronaldinho,” ujar Enzo Bronzetti, agen Real Madrid untuk wilayah Italia.
Sepintas memang terlihat janggal karena komentar tentang masa depan pemain El Barca justru keluar dari mulut agen El Real. Akan tetapi, kebenarannya pantas diyakini lantaran kedekatan erat Bronzetti dengan klub-klub Serie A, terutama AC Milan.
Nah, Eto’o dan Dinho sedang diincar I Rossoneri. Bahkan tak sebatas diminati. Kabarnya Eto’o malah sudah memilih San Siro sebagai destinasi berikut setelah ia menanggalkan seragam kebesaran Blaugrana. “Jika harus memilih, Eto’o condong ke Milan,” kata Bronzetti lagi.
Jika melihat kontribusi Eto’o sebagai aktor penting dalam tiga trofi prestisius Barca sepanjang dua musim ke belakang (dua primera dan satu Liga Champion), langkah para petinggi Camp Nou sangatlah tidak populis, bahkan bisa dibilang cenderung irasional.
Namun, kenyataannya friksi internal dalam tubuh Azulgrana sudah sebegitu besar. Jika tidak, mustahil Eto’o secara terang-terangan berani menunjukkan kondisi tak kondusif ini pada media. Dalam dua kesempatan berbeda, Eto’o sempat “menyerang” Rijkaard dan Dinho.
Amarahnya pada Rijkaard ditunjukkan lewat penolakan masuk sebagai pemain pengganti (vs Racing Santander) saat waktu normal tinggal menyisakan lima menit. Keesokan harinya, Eto’o menambah bobot ketegangan dengan mempertanyakan itikad sang bos.
Keputusan Laporta
Sementara itu, ketidaksukaan Eto’o pada Dinho jelas tampak saat dirinya melakukan selebrasi gol dengan menghampiri kiper Victor Valdes. Padahal, gol tersebut merupakan assist akurat Dinho. Meski di konferensi pers pascalaga Eto’o membantah ada sesuatu, aksi tersebut sudah cukup untuk membentuk opini negatif publik.
“Saya sama sekali tak memiliki masalah dengan siapa pun, termasuk dengan Eto’o. Masa depan Eto’o murni menjadi keputusan petinggi klub,” ujar Rijkaard. “Saya pikir kami punya sederet pemain bagus. Namun, kami harus berefleksi lalu menganalisis sebelum memutuskan sesuatu.”
Menurut situs pro Barca, El Mundo, presiden klub Joan Laporta akan memaparkan rencana strategis musim 07/08 pada Selasa (19/6). Apakah pencoretan Eto’o termasuk di dalamnya? Atau justru Dinho?
Yang jelas keduanya dihargai Milan sebesar 25 juta euro. Uang ini tentu berarti besar jika Barca benar ingin membeli Thierry Henry dari Arsenal. (Sapto Haryo Rajasa)
Becks = Rp 903 Miliar!
Real Madrid mau menahan David Beckham? Boleh! Pemilik baru mantan kapten Inggris itu, LA Galaxy, telah mengeluarkan pernyataan seiring niat Presiden Madrid Ramon Calderon untuk tetap memiliki Becks. Tapi, semua tentang bisnis.
Januari lalu, Beckham menandatangani kontrak sebesar 250 juta dolar AS, lebih dari 2,257 triliun rupiah untuk lima tahun di LA Galaxy. Klub anggota Major League Soccer itu memetik keberuntungan ketika Beckham dan Madrid gagal mencapai kesepakatan soal kontrak baru sang gelandang.
Becks, yang masa kerjanya di Santiago Bernabeu selesai pada Juni 2007, menolak disebut pindah ke Amerika hanya karena masalah fulus. Di Galaxy, Becks diberitakan menerima gaji lebih dari 10 juta dolar per tahun. Ditambah dari pemasukan iklan, jumlah itu membengkak mencapai 50 juta dolar, sekitar 451,5 miliar setiap tahun!
Belakangan, performa brilian Beckham telah membuat Calderon dan pelatih Fabio Capello bersikeras menyatakan Madrid butuh dirinya. Sontak manajemen Madrid menyusun strategi menggagalkan kesepakatan Becks dengan LA Galaxy.
“Madrid memang punya kesempatan membeli kembali Beckham,” ujar Presiden Galaxy, Alexi Lalas, pada Mirror. “Tapi, saya ragu mereka mau melakukannya. Kalau Madrid datang dengan tawaran 100 juta dolar, baru kami akan membicarakan bisnis.”
Wow, maukah Calderon merogoh kas Madrid sebesar 903 miliar rupiah? Melepas Beckham gratis, tapi membeli sang pemain dengan memecahkan rekor transfer? Pada 2001, Madrid telah melakukannya saat memboyong Zinedine Zidane dari Juventus. Transfer termahal di dunia disinyalir mencapai 87 juta dolar.
Jangan lupakan juga bahwa kepergian Beckham dari Madrid dipicu ketidakcocokan masalah pembagian hasil image right. Bagaimana Calderon menjawab tantangan Lalas dan meracik strategi bisnisnya? (wesh)
Sempurna!
Campeones! Selesai sudah penderitaan Real Madrid musim ini. Kemenangan vital di jornada 38 mengantarkan gelar La Liga ke-30 bagi tim ibu kota. Apalagi, skor 3-1 ke gawang Mallorca diperoleh melalui penampilan mengkhawatirkan di babak I.
Keharusan untuk menang di pekan terakhir Primera Division 2006/07, Minggu (17/6), ternyata menjadi beban bagi Los Blancos. Turun dengan komposisi ideal untuk membangun serangan, Los Blancos malah kebobolan lebih dahulu. Menit ke-16, Fernando Valera merusak keyakinan publik Madrid. Umpan Juan Fernando Arango di jantung pertahanan tuan rumah diselesaikan dengan baik.
Kegugupan menghantui pasukan Fabio Capello. Bahkan dalam 20 menit awal, Los Blancos sulit menemukan jalan menebus tembok kokoh Mallorca. Apalagi ketika Ruud van Nistelrooy cedera dan keluar di menit ke-32, strategi Don Fabio untuk babak II seolah berantakan. Capello jelas paham, meski tak terkalahkan sejak jornada 31, gawang Madrid sering kebobolan di babak I.
Di babak I, dari 9 kesempatan, hanya 2 kali serangan Madrid mengarah ke gawang Mallorca. Publik pun menanti perubahan apa yang dilakukan Capello usai istirahat. Emerson ditarik untuk memberi tempat pada Guti sebagai pengalir serangan. Tapi, belum ada tanda-tanda menyejukkan ketegangan di Estadio Santiago Bernabeu.
Cedera kaki yang kembali dirasakan David Beckham akhirnya menjadi pintu Madrid menuju singgasana La Liga. Jose Antonio Reyes, yang mengisi tempat Becks di menit ke-65, memberi dua gol. Dua menit setelah masuk, Reyes menyongsong umpan tarik Gonzalo Higuain di mulut gawang Mallorca. Skor 1-1. Gelombang keyakinan dari bangku penonton ampuh memperbaiki performa Raul Gonzalez cs.
Gol tambahan itu datang dari gelandang bertahan, Mahamadou Diarra. Kembali bola datang dari Higuain. Dari sepak pojok di kanan pertahanan Mallorca, Diarra menyambut meski dikawal dua pemain lawan. Bola yang sempat disentuh kiper Miguel Moya mengenai bek Aggelos Basinas, yang berdiri di garis gawang. Si bundar menggelinding masuk ke dalam gawang.
Skor 2-1 dirasa belum aman, Los Blancos masih melakukan tekanan. Bola muntah yang berusaha dikuasai Higuain seperti menjalani takdir untuk dilesakkan Reyes. Dengan jitu, dari luar kotak penalti, sang gelandang menendang bola melengkung tanpa sanggup dihalau Moya. Kedudukan 3-1 di menit ke-82 merontokkan usaha Mallorca menggagalkan pesta juara Los Blancos di La Cibeles, kolam air mancur di pusat kota Madrid.
Kebersamaan dan Masa Depan
“Gelar ini berkat kebersamaan dan keutuhan tim!” Begitu teriak Raul seperti dilansir Sportec. “Kami berhak mendapatkannya.”
Van Nistelrooy pun mengakui girang luar biasa. “Ini musim terbaik sepanjang karier saya. Kami juara dan saya pencetak gol terbanyak.” Statistik di situs resmi kejuaraan mencatat 26 gol untuk Van The Man.
Sosok Capello jelas menjadi salah satu pusat perhatian selain ucapan selamat jalan pada Beckham dan Roberto Carlos. Don Fabio akhirnya berhak menjadi orang yang tertawa terakhir setelah ketegasan dan perubahan yang dilakukan sempat membuat panas situasi tim.
Gelar keduanya bersama Madrid tentu menjadi kado indah saat Capello merayakan ulang tahunnya yang ke-61 Senin, 18 Juni. “Saya sangat bahagia. Ingin rasanya bertahan di sini, tapi semua tergantung presiden,” ucapnya.
Dengan perubahan mencolok sejak tahun berganti, bersama pemain-pemain muda bertalenta tinggi, publik Madrid layak berharap Capello bertahan dan mengembalikan nama besar Los Blancos.
Selamat, Madrid! (Weshley Hutagalung)
Gimnastic vs Barcelona 1-5
Hambar!
Lima gol Barcelona ke gawang tuan rumah Gimnastic, Minggu (17/6), terasa hambar, bahkan pahit. Kemenangan 5-1 menjadi sia-sia karena Real Madrid pun mengumpulkan tiga poin di saat bersamaan atas Mallorca .
Sebelum Madrid mendapat gol kedua melalui tandukan Mahamadou Diarra di menit ke-79, empat gol yang dipersembahkan Carles Puyol, Lionel Messi (2), dan Ronaldinho disambut sangat antusias. Barcelonistas sudah membayangkan betapa nikmatnya menjungkalkan Madrid dari singgasana di partai terakhir.
Tapi, tambahan satu gol dari Gianluca Zambrotta pada masa injury time, setelah Nastic memperkecil kekalahan di menit ke-82 melalui Grahn, hanya disambut kekhawatiran. Apa gunanya menang besar bila nilai Barca dan Madrid kembali sama? Penilaian berdasarkan head to head mengalahkan The Catalans.
Secara sportif, Frank Rijkaard mengakui kekalahannya. “Kami semua sedih. Itu normal. Kami harus memberi selamat pada Madrid. Kini saatnya memandang ke depan, lupakan permasalahan kemarin. Yang penting jangan pernah kehilangan harga diri!” ujarnya pada Sport.
Seperti kata-kata penghiburan dari Andres Iniesta, “Kompetisi tidak ditentukan oleh satu kekalahan!” (wesh)
30 Ditentukan 65
Jika La Liga mengenal pemakaian bintang di atas logo klub layaknya personel Serie A Italia, berarti mulai musim kompetisi mendatang Real Madrid berhak memasang tiga bintang kembar.
Apa pasal? Gelar terakhir yang direbut El Real Ahad kemarin merupakan trofi yang ke-30 sepanjang keikutsertaan mereka di arena sepakbola terwahid ranah Spanyol. Bandingkan dengan pencapaian seteru abadi mereka, Barcelona, yang baru mengoleksi satu bintang (18 gelar).
Jika aturan bintang ini diterapkan, berarti Barca baru kebagian satu. Lebih gilanya lagi, klub papan atas La Liga lain, semisal Atletico Madrid (9), Athletic Bilbao (8), Valencia (6), Real Sociedad (2), serta Real Betis (1), Deportivo La Coruna (1), Sevilla (1), sama sekali belum berhak memakai bintang.
Dalam tiga musim terakhir, ambisi Madrid untuk menambah “bintang semu” ini sempat tertahan oleh dominasi Barcelona dan Valencia. Masuknya pemain-pemain berlabel bintang ke Santiago Bernabeu ternyata tak melulu bakal menjamin sukses. Pergantian nakhoda pelatih pun sami mawon.
Hanya dengan pemilihan pelatih yang tepat, di sini berarti pelatih yang bisa meredam ego tinggi pemain bintang, barulah deretan galacticos bakal mengandung efek positif. Fabio Capello membuktikan diri sebagai el entrenador yang sanggup memikul beban ini.
Di tengah tekanan dewan direksi serta teriakan Madridistas, yang tampak tak puas dengan hasil paruh pertama musim, Capello tetap bergeming. Keraguan media soal pemilihan pemain inti berikut pergantiannya pun tak digubris Don Fabio.
Secara meyakinkan, Capello berkeras dengan strategi bongkar pasang pemainnya. Namun, namanya bukan Capello jika tak bisa mempertanggungjawabkan langkah yang ia ambil. Dalam paruh kedua musim ini, sukses Madrid murni bersandar pada substitution yang dilakoni Capello.
Kemenangan beruntun pada jornada 32-36 atas Valencia, Bilbao, Sevilla, Espanyol, Recreativo Huelva, Deportivo la Coruna, hasil seri atas Real Zaragoza (37), sampai kemenangan dramatis 3-1 atas Real Mallorca mustahil muncul jika bukan lantaran pergantian pemain ala Capello.
Jika kita fokus pada partai kontra Mallorca, Madrid sebetulnya tinggal berjarak 25 menit dari bencana. Pada menit ke-65 itu, El Real tengah tertinggal 0-1 dan Barcelona unggul 4-0 atas Gimnastic Tarragona. Pada menit itu pula, Capello menarik David Beckham dan memasukkan Jose Antonio Reyes.
Hanya dalam tempo empat menit, Reyes mengubah alur cerita dengan gol yang ia ciptakan. Gol tersebut menyengat moral Madrid. Meski cuma butuh satu gol untuk melewati Barca, Madrid malah menambah dua berkat sundulan Diarra dan satu lagi lewat gol Reyes. (Sapto Haryo Rajasa)
Celta-Sociedad Susul Nastic
Persaingan sengit tak hanya muncul dalam perburuan mahkota La Liga, tapi juga di segenap teritori yang berpengaruh pada kualifikasi menuju panggung Eropa. Entah itu memperebutkan tiket Eropa menuju Piala UEFA maupun Intertoto.
Pergeseran di wilayah tersebut masih melibatkan sejumlah tim. Pengecualian ada pada Sevilla dan Valencia, yang sudah dipastikan sebagai pendamping Real Madrid dan Barcelona ke Liga Champion, serta Real Zaragoza sudah aman di tangga keenam, ditambah Getafe, yang berhak masuk UEFA lewat jatah finalis Copa Del Rey.
Di luar keenam klub sukses ini, masih ada Villarreal dan Atletico Madrid, yang sama-sama berebut tiket terakhir ke UEFA. Berkat kemenangan 1-0 atas Sevilla di Ramon Sanchez Pizjuan, Villarreal akhirnya mendapatkan tiket tersebut sekaligus menutup pintu Sevilla meraih gelar juara liga.
Satu zona terakhir yang tak kalah menarik mentas di papan terbawah. Pelakonnya kuartet, Athletic Bilbao, Real Betis, Celta Vigo, dan Real Sociedad. Pada jornada penutup ini, keempat klub yang sempat merasakan atmosfer Liga Champion itu dipaksa bertarung mati-matian untuk menetap di Primera.
Jika ditotal, ada 81 probabilitas yang mungkin mencuat untuk mencari rekan Gimnastic Tarragona, yang sudah dipastikan turun kasta sejak pekan ke-34 lalu. Kemungkinan tertipis dipegang Sociedad, yang sebelum kick-off duduk di posisi 19. Kasarnya, cuma dengan kemenangan, dibarengi kekalahan Celta dan Betis, baru La Real bisa bertahan.
Pada menit ke-2, skenario Savio Bortolini dkk. tampak berjalan mulus tatkala Garitano membuka skor bagi Sociedad saat bertamu ke Mestalla guna bersua Valencia. Akan tetapi, tiga menit berikutnya, David Villa menyamakan kedudukan bagi Los Ches.
Kejar-mengejar kemudian terjadi, hingga skor berakhir 3-3. Tanpa perlu melihat hasil Celta dan Betis, secara otomatis hasil seri ini tak cukup buat Sociedad. Jurang degradasi pun tak terelakkan lagi. Kini tinggal mencari satu korban lagi. Betis, Celta, atau Bilbao?
Setelah melalui partai nan dramatis, ketiganya sama-sama berhasil menuai kemenangan. Bilbao menang di kandang 2-0 atas Levante, Celta pun sukses memukul Getafe di Balaidos dengan skor 2-1. Hingga menit ke-80, situasi seperti ini akan mendepak Betis, yang masih bermain kacamata di rumah Racing Santander.
Sial bagi Celta dan pelatih barunya, Hristo Stoichkov. Pada menit ke-35 babak II, Edu mencuri gol bagi Betis. Edu bahkan menggandakan keunggulan Los Verdiblancos pada menit terakhir. So, berbekal hasil 2-0 ini, Betis pun menyalip Celta.
Bagi Bilbao, skor 2-0 berarti keberhasilan memperpanjang sejarah mereka sebagai klub yang tak pernah terdegradasi sejak bergulirnya La Liga. (shr)
Antara Eto’o dan Dinho
Memilih antara dua pilar terbaik jelas bukan hal yang nyaman untuk dilakoni. Namun, inilah dilema yang tengah dihadapi Frank Rijkaard soal Samuel Eto’o dan Ronaldinho. Untuk musim mendatang, sang entrenador dipaksa mendepak satu di antara mereka berdua.
“Segalanya bergantung pada hasil malam ini (partai terakhir Primera Division La Liga). Pihak klub (Barcelona) akan menentukan siapa dari mereka yang bakal dilepas, Samuel Eto’o atau Ronaldinho,” ujar Enzo Bronzetti, agen Real Madrid untuk wilayah Italia.
Sepintas memang terlihat janggal karena komentar tentang masa depan pemain El Barca justru keluar dari mulut agen El Real. Akan tetapi, kebenarannya pantas diyakini lantaran kedekatan erat Bronzetti dengan klub-klub Serie A, terutama AC Milan.
Nah, Eto’o dan Dinho sedang diincar I Rossoneri. Bahkan tak sebatas diminati. Kabarnya Eto’o malah sudah memilih San Siro sebagai destinasi berikut setelah ia menanggalkan seragam kebesaran Blaugrana. “Jika harus memilih, Eto’o condong ke Milan,” kata Bronzetti lagi.
Jika melihat kontribusi Eto’o sebagai aktor penting dalam tiga trofi prestisius Barca sepanjang dua musim ke belakang (dua primera dan satu Liga Champion), langkah para petinggi Camp Nou sangatlah tidak populis, bahkan bisa dibilang cenderung irasional.
Namun, kenyataannya friksi internal dalam tubuh Azulgrana sudah sebegitu besar. Jika tidak, mustahil Eto’o secara terang-terangan berani menunjukkan kondisi tak kondusif ini pada media. Dalam dua kesempatan berbeda, Eto’o sempat “menyerang” Rijkaard dan Dinho.
Amarahnya pada Rijkaard ditunjukkan lewat penolakan masuk sebagai pemain pengganti (vs Racing Santander) saat waktu normal tinggal menyisakan lima menit. Keesokan harinya, Eto’o menambah bobot ketegangan dengan mempertanyakan itikad sang bos.
Keputusan Laporta
Sementara itu, ketidaksukaan Eto’o pada Dinho jelas tampak saat dirinya melakukan selebrasi gol dengan menghampiri kiper Victor Valdes. Padahal, gol tersebut merupakan assist akurat Dinho. Meski di konferensi pers pascalaga Eto’o membantah ada sesuatu, aksi tersebut sudah cukup untuk membentuk opini negatif publik.
“Saya sama sekali tak memiliki masalah dengan siapa pun, termasuk dengan Eto’o. Masa depan Eto’o murni menjadi keputusan petinggi klub,” ujar Rijkaard. “Saya pikir kami punya sederet pemain bagus. Namun, kami harus berefleksi lalu menganalisis sebelum memutuskan sesuatu.”
Menurut situs pro Barca, El Mundo, presiden klub Joan Laporta akan memaparkan rencana strategis musim 07/08 pada Selasa (19/6). Apakah pencoretan Eto’o termasuk di dalamnya? Atau justru Dinho?
Yang jelas keduanya dihargai Milan sebesar 25 juta euro. Uang ini tentu berarti besar jika Barca benar ingin membeli Thierry Henry dari Arsenal. (Sapto Haryo Rajasa)
Becks = Rp 903 Miliar!
Real Madrid mau menahan David Beckham? Boleh! Pemilik baru mantan kapten Inggris itu, LA Galaxy, telah mengeluarkan pernyataan seiring niat Presiden Madrid Ramon Calderon untuk tetap memiliki Becks. Tapi, semua tentang bisnis.
Januari lalu, Beckham menandatangani kontrak sebesar 250 juta dolar AS, lebih dari 2,257 triliun rupiah untuk lima tahun di LA Galaxy. Klub anggota Major League Soccer itu memetik keberuntungan ketika Beckham dan Madrid gagal mencapai kesepakatan soal kontrak baru sang gelandang.
Becks, yang masa kerjanya di Santiago Bernabeu selesai pada Juni 2007, menolak disebut pindah ke Amerika hanya karena masalah fulus. Di Galaxy, Becks diberitakan menerima gaji lebih dari 10 juta dolar per tahun. Ditambah dari pemasukan iklan, jumlah itu membengkak mencapai 50 juta dolar, sekitar 451,5 miliar setiap tahun!
Belakangan, performa brilian Beckham telah membuat Calderon dan pelatih Fabio Capello bersikeras menyatakan Madrid butuh dirinya. Sontak manajemen Madrid menyusun strategi menggagalkan kesepakatan Becks dengan LA Galaxy.
“Madrid memang punya kesempatan membeli kembali Beckham,” ujar Presiden Galaxy, Alexi Lalas, pada Mirror. “Tapi, saya ragu mereka mau melakukannya. Kalau Madrid datang dengan tawaran 100 juta dolar, baru kami akan membicarakan bisnis.”
Wow, maukah Calderon merogoh kas Madrid sebesar 903 miliar rupiah? Melepas Beckham gratis, tapi membeli sang pemain dengan memecahkan rekor transfer? Pada 2001, Madrid telah melakukannya saat memboyong Zinedine Zidane dari Juventus. Transfer termahal di dunia disinyalir mencapai 87 juta dolar.
Jangan lupakan juga bahwa kepergian Beckham dari Madrid dipicu ketidakcocokan masalah pembagian hasil image right. Bagaimana Calderon menjawab tantangan Lalas dan meracik strategi bisnisnya? (wesh)
No comments:
Post a Comment