Hampir 90% public bus diseluruh Amerika sudah menggunakan Etanol, dan
akibat kenaikan harga bensin/minyak, maka jutaan mobil2 pribadi juga
beralih kepada etanol sehingga kebutuhan biofuel yang meningkat ini
mendorong petani2 beras tidak mau lagi menanam beras melainkan bahan2
untuk biofuel seperti jagung, kedelai dll.
Akibat kejadian ini, negara2 maju pengexport beras terbesar didunia
seperti Amerika, Australia, dll mulai menghentikan atau menurunkan
export berasnya karena beras bukanlah makanan pokok di-negara2 maju.
Akibat peralihan ini, maka negara2 yang makanan utamanya beras
mengalami krisis beras yang maha dahsyat sepanjang sejarah dunia ini.
Indonesia tidak akan mampu menutupi kebutuhannya akan beras karena
perbandingan lahan pertanian dan jumlah penduduknya tidak sebanding
sehingga sangat tergantung kepada beras import. Hilangnya beras dari
pasaran akan menjerumuskan ekonomi Indonesia yang sudah krisis kedalam
jurang kelaparan yang luas dimasa yang tidak lama lagi. Kondisi ini
mendorong para pejabat, pedagang, dan seluruh masyarakat untuk
menimbun beras demi kebutuhan masing2.
Liverpool FC
Jekyll and Hyde
Opini bahwa Liverpool menggila jika memasuki saat genting Liga Champion sudah cukup sering terpapar. Aroma Eropa memang tampak lebih pekat muncul dari tubuh Liverpool, terutama setelah Rafael Benitez masuk.
Faktanya pencapaian di Eropa milik Si Merah lebih mentereng ketimbang di liga domestik setelah Liga Inggris berganti baju menjadi Premier League sejak 1992/93.
Tak mengherankan bila muncul pendapat susulan bahwa Reds lebih pas di Eropa daripada di Inggris sendiri. Well, subjektivitas tentu lekat dalam wacana kedua itu.
Agar lebih netral, ada baiknya kita menyimak perkataan Manuel Almunia. Bagaimana meningkatnya konsentrasi The Reds di Benua Biru tergambar dengan baik dari komentar kiper Arsenal ini.
The Gunners adalah bukti terakhir lawan yang disingkirkan Liverpool dari perempatfinal meski di liga praktis lebih perkasa dibanding Merseyside Merah. Almunia cs. takkan lupa bagaimana Liverpool bangkit dalam tempo enam menit saja.
“Liverpool agak mirip Dr. Jekyll dan Mr. Hyde. Mereka mengubah wajah mereka,” ucap penjaga gawang asal Spanyol itu seperti dikutip Sky Sports.
Jekyll dan Hyde adalah tokoh rekaan penulis Skotlandia, Robert Louis Stevenson (1850-94), dalam novel tenarnya, Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde.
Dua perangai yang sangat berbeda, bagai bumi dan langit, dicitrakan dengan baik di sana. Namun, keduanya hadir dari satu persona. Jekyll dan Hyde menjadi frase untuk menggambarkan kepribadian ganda. Si Merah lebih condong ke Hyde, yang garang, di Eropa.
Toh mengubah muka di Liga Champion tak hanya dilakukan Reds. Man. United pun melakoninya.
Bertahan habis-habisan tak haram bagi mereka, seperti yang terlihat di Camp Nou pada laga pertama. Namun, di Old Trafford, United pasti akan lebih galak untuk kejayaan Eropa. (chrs)
Alergi akibat Tekanan
Gol bunuh diri beberapa detik sebelum bubaran jelas menyakitkan. Apalagi injury time berlangsung semenit lebih lama. Rafael Benitez merasa timnya dirugikan. Konrad Plautz, pengadil saat meladeni Chelsea, dituding sebagai penyebab, termasuk dengan beberapa keputusan sepanjang duel.
Rafa memang seperti alergi pada wasit, bahkan sebelum laga. Tabloid Sun menyebut seorang pemain Liverpool mengaku telah diperingatkan si bos soal kemungkinan sikap Plautz yang berat sebelah.
Patokannya, wasit asal Austria itu telah memimpin enam duel Eropa sebelum semifinal. Lima di antaranya berakhir dengan kegagalan tuan rumah menang, termasuk kekalahan terakhir The Reds di Anfield dari Marseille.
Kasus Plautz bukan yang pertama memunculkan keluhan bos asal Spanyol itu. Musim ini saja, Rafa meletupkan setidaknya tiga kritik untuk korps baju hitam. Yang pertama kala menelan kekalahan pertama musim ini dari Reading. Yang kedua atas kartu merah Peter Crouch hingga Reds disingkirkan Chelski dari Piala Liga.
Yang ketiga Rafa bahkan menuding pelatih lawan, waktu itu Sir Alex Ferguson, mendorong agar wasit merugikan kubunya dengan bahasa tubuh saat duel di Old Trafford. Javier Mascherano diusir wasit saat itu.
Latar penyebab mengapa Rafa merasa begitu teriritasi wasit mungkin bisa dilihat dari kondisi Liverpool musim ini. Gonjang-ganjing soal masa depannya menyusul kisruh dalam kepemilikan klub tak pelak memberikan tekanan besar.
Salah satu bentuk mekanisme defensif adalah mencari kambing hitam. Tampaknya hal itu yang dilakukan Benitez. Kesalahan kecil wasit akan tampak besar dalam pikirannya. (chrs)
Tuesday, April 29, 2008
Harga Beras Naik 3x Lipat Karena Etanol Menggantikan Bensin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment