Saturday, May 24, 2008

ESKALASI KOMITMEN


ESKALASI KOMITMEN, PERJODOHAN DAN
BISNIS "

Tono dan Tini sudah pacaran selama 7 tahun. Berbagai
suka duka telah dijalani. Sebenarnya, dalam perjalanan
mereka pacaran, terlihat bahwa semakin hari mereka
semakin sering bertengkar.

Sedikit saja perbedaan akan menyulut percekcokan
keduanya. Day by day, aroma ketakcocokan di antara
keduanya semakin menguat saja dan mereka pun
menyadarinya. Namun, mereka maju terus menyiapkan
rencana pernikahan. Dan ketika suatu hari seorang
sahabat mengkonfirmasikan kepada Tono tentang
kelanjutan hubungan keduanya, Tono menjawab,
"Ya..memang saya terus akan menikahinya. Sebab, saya
sudah capek berpacaran, malas untuk memulai hubungan
baru, sudah mengeluarkan banyak biaya, hubungan sudah
'terlalu jauh' dan hubungan antar orangtua juga sudah
sangat dekat..."

Kasus ini tampak banyak terjadi, dan mungkin saja
menghampiri salah seorang dari saudara, sahabat atau
relasi kita. Yang terjadi disini adalah keunikan dalam
membuat sebuah keputusan, terutama yang berkaitan
dengan praktek hubungan antara 2 pihak, yang ditandai
dengan komitmen untuk meningkatkan hubungan, yang
dalam ilmu perilaku disebut dengan Eskalasi Komitmen,
yaitu sikap bertahan dalam membuat sebuah keputusan
dalam berhubungan, walaupun kejadian dan fakta
disekitarnya tidak benar/tidak mendukung... .

Akhirnya, Tono Tini menikah dan kemudian hari mereka
bercerai, setelah mencoa bertahan dalam beberapa tahun.
So, apa yang sebaiknya dilakukan? Ya, jika kita telah
mengetahui bahwa dalam suatu hubungan terdapat banyak
ketidakcocokan diantara kedua belah pihak, maka mungkin
lebih baik diambil keputusan untuk mengakhirinya.
Walaupun, data memperlihatkan sebagai upaya keras
melelahkan yang telah dilakukan bertahun-tahun. Sebab,
kegagalan yang terjadi ketika mahligai pernikahan sudah
dimasuki, apalagi jika sudah terdapat anak sebagai hasil
pernikahan akan membawa biaya
lebih besar ketimbang mencoba sebuah hubungan baru.
Misalnya saja, dampak buruk perceraian pada jiwa anak
yang bisa memberi efek traumatis seumur hidupnya...

Begitu pula dalam bisnis. Seorang CEO bisa saja
membatalkan sebuah rencana penggabungan perusahaan,
jika tanda-tanda atau data-data yang ada tidak
menunjukkan bahwa penggabungan (merger, akuisisi atau
amalgamasi) akan membawa hasil baik. Lebih baik ia
mencoba hubungan baru untuk rencana penggabungan
lain. Jika ia meneruskan langkah penggabungan karena
merasa sudah susah payah menjalankan persiapan
pramerger, perusahaan yang akan diambil sudah cocok
dimata pemimpin tertinggi, dan enggan untuk mencari
perusahaan baru, maka bersiaplah untuk menghadapi
resiko dan
biaya besar, yang jauh lebih besar dibanding dengan
memulainya kembali.

Eskalasi komitmen ini bisa dilakukan, if and only if anda
mempunyai intuisi yang sangat kuat bahwa: Walau data
dan fakta terlihat tidak cocok, tetapi anda yakin bahwa
komitmen yang diteruskan akan membawa dampak baik
untuk semua, di kemudian hari. Hanya problemnya, tidak
banyak orang mempunyai intuisi yang sangat kuat, karena
bakat yang satu ini biasanya merupakan bakat langsung
yang diberikan Tuhan....

Memberi

Rockefeller, pada usia 60 tahun menderita kanker diperutnya, dan dokter berkata bahwa tiga bulan lagi ia akan meninggal dunia. Ia lalu berkata, “Buat apa kekayaanku yang bermiliar-miliar, dan buat apa rumah-rumahku yang mewah.” lalu, ia datang kepada Tuhan dan berjanji, “Tuhan, dahulu saya hanya mencari uang, tetapi sekarang saya mau memberi.” Kemudian, ia mulai membangun rumah sakit Kristen, memberikan uangnya kepada hamba-hamba Tuhan yang pergi menginjil di Afrika, dan mengirim utusan-utusan Injil. Ia berkata bahwa sebelum ia meninggal dunia, ia mau memberi dahulu supaya dapat meninggalkan hal-hal yang baik. Tetapi, setelah 3 bulan ia tetap hidup, justru malah ia merasa semakin sehat. Lalu, ia pergi memeriksakan diri kepada dokter dan dokter berkata bahwa kanker itu telah lenyap. Puji Tuhan, ia sembuh bukan karena di doakan oleh pendeta, melainkan karena memberi. Dari mana datangnya kanker?Dari sifat yang kikir. Dari mana datangnya kesembuhan? Dari suka memberi.
Memberi bukanlah berarti hanya dalam bentuk uang. Banyak orang yang salah paham, dan jika ada seorang pendeta yang berkotbah mengenai memberi dikatakan ia mata duitan. Memberi tidak hanya berarti memberi uang, tetapi juga bisa berupa kasih, perhatian, waktu, tenaga, pikiran, dan sebagainya.
Sumber: secangkir sup 6 bagi jiwa anda (Timotius Adi Tan)




Kerusuhan Pasca-Final Piala UEFA
Pengaruhi Fan Park Liga Champion

Lahirnya Zenit Saint Petersburg sebagai juara baru di kancah Piala UEFA membuat banyak elite dari Serie A, Premier League, maupun La Liga bakal terganggu. Kubu Sine-belo-golubye memang bisa dipastikan jadi penantang berbahaya di Liga Champion 2008/09 setelah secara meyakinkan membekap Rangers 2-0 di final pada Rabu pekan lalu.

Sebelum musim depan berjalan, ternyata fenomena Zenit langsung sudah berdampak pada pesta final LC 2007/08. Ya, pihak dewan kota Manchester pada akhir pekan lalu telah membatalkan dibukanya sejumlah fan park di Manchester bagi pendukung Red Devils yang tidak mendapatkan tiket untuk menonton langsung final ke Moskow.

Keputusan ini terpaksa diambil karena segilintir pendukung Rangers telah melahirkan chaos berdurasi 40 menit di pusat kota Manchester.

Selain lantaran dipicu konsumsi alkohol yang berlebihan dan kekalahan klub kesayangannya, Manchester Evening News menyebut perilaku ganas suporter Gers berawal dari padamnya tayangan laga pada layar besar di salah satu fan park di Piccadilly Garden.

Glaswegian yang kadung kesal langsung melempari polisi dan beberapa kaca jendela bar, apartemen, dan sejumlah toko di Piccadilly, yang berjarak hanya sekitar satu setengah kilometer dari Stadion City of Manchester.

Pihak kepolisian Greater Manchester pun menangkap 42 orang biang kerusuhan, yang salah satu di antaranya sempat membuat seorang suporter Zenit mengalami luka tikaman.

BOLA bahkan sempat menyaksikan langsung bagaimana ambulans pembawa korban harus dikawal tiga mobil polisi agar lolos dari hadangan massa berkaus biru yang tengah marah.

Ini jelas sungguh kontras dengan adegan saat pelatih Zenit, Dick Advocaat, di hadapan wartawan terlihat menerima ucapan selamat dari Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin, lewat ponsel. Komunikasi Putin dan Advocaat ini berlangsung di stadion bersamaan dengan saat kerusuhan terjadi, yaitu pada sekitar pukul 22.00 waktu lokal.

Transportasi Umum Mogok

Sisa-sisa suasana mencekam berimbas pada sulitnya mayoritas pendukung Gers dan para wartawan, yang mulai meninggalkan stadion pada pukul sebelas malam, untuk mendapatkan taksi atau bus untuk pulang.

Esoknya jaringan televisi five menayangkan wawancara dengan petinggi dewan kota Manchester, Richard Leese. Sang petinggi menyangkal anggapan bahwa kejadian ini terjadi akibat pihaknya tidak siap menjamu sekitar 150 ribu suporter Rangers.

“Ketika tayangan di Piccadilly padam, panitia langsung mengangkut sekitar sebelas ribu orang ke fan park lain. Itu usaha maksimal kami untuk memberi pelayanan sebaik mungkin, dan pihak UEFA pun telah memberikan pujian,” kilah Leese.

Kejadian yang disebut The Sun sebagai "Manchester battle" ini juga menyisakan seratus ton sampah plastik dan kaleng yang membuat repot dewan kota. Kerusuhan sepakbola terburuk di Manchester tersebut bahkan disebut-sebut bisa mempengaruhi kepercayaan FIFA untuk memilih Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Alamak! (Darojatun)





Gers Lapang Dada

Dalam konferensi pers, bos Rangers, Walter Smith, terlihat berlapang dada dan emoh menyalahkan pihak Scottish Premier League (SPL), yang menolak beberapa penyesuaian jadwal menjelang final menghadapi Zenit. Ya, seharusnya Gers memang tidak perlu bertanding menghadapi Dundee United empat hari sebelumnya bila SPL memberi dispensasi.

Namun, diplomasi Smith ini berlawanan dengan suara arus bawah. Bek asal Spanyol, Carlos Cuellar, dan kapten Barry Ferguson, yang ditemui BOLA di mixed zone punya pendapat beda. “Seharusnya SPL mengizinkan kami beristirahat. Apalah artinya memundurkan jadwal selama satu minggu saja. Bila kami menjadi juara Piala UEFA, bukankah mereka ikut bangga?” kata Cuellar.

Ferguson bersikap lebih bijaksana. Ia menilai kondisi serupa juga dihadapi pihak Zenit. Ya, Dick Advocaat memang memilih beruji coba melawan AZ Alkmaar sepekan sebelum final, meski mendapatkan izin dari Liga Premier Rusia untuk menggeser jadwal melawan Lokomotiv Moskva.

“Saya dengar mereka melakukan rotasi pemain untuk mengakali jadwal. Seharusnya kami pun bisa andai skuad Rangers tidak menghadapi masalah cedera pemain,” tandas sang kapten berusia 30 tahun itu. (toen)





Komunikasi Macet

Terlepas dari insiden hilangnya sinyal siaran di Piccadilly Garden, persiapan panitia Manchester 2008 cukup rapi. Namun, keapikan ini terganggu beberapa cacat kecil dalam hal pelayanan untuk media peliput final tersebut.

Dalam konferensi pers, misalnya, jumlah headset yang menyuarakan uraian penerjemah UEFA ke dalam bahasa Rusia atau Inggris ternyata sangat minim. Alhasil, kehadiran sosok populer seperti Andrei Arshavin di media centre pun jadi sia-sia.

Striker Rusia berumur 26 tahun ini memang disorot habis lantaran memberi assist gol pertama Zenit, yang dicetak Igor Denisov. Selain itu, pemain yang gemar merancang baju olahraga tersebut dianggap jadi sosok kunci di timnas Rusia yang menggagalkan melajunya Inggris ke Euro 2008.

Sayang, semua pertanyaan dalam bahasa Inggris maupun Rusia yang diajukan wartawan hanya dijawabnya dalam bahasa Rusia. Arshavin bisa mengerti pertanyaan dalam bahasa Inggris karena mengenakan headset.

Ini berbeda dengan puluhan wartawan non-Rusia yang tidak kebagian alat penerjemah itu. Mereka, termasuk BOLA, hanya bisa bengong dan menggerutu. (toen)




Sejarah di Menit Ke-86

Belum hilang dalam ingatan ketika sepakan melambung Nayim dari jarak 40-an meter melayang di atas jangkauan kiper Arsenal, David Seaman. Gol spektakuler di menit terakhir extra-time itu berhasil membuat Real Zaragoza memenangi Piala Winner 94/95.

Cerita tersebut kini tinggal kenangan. Kita tak akan mungkin melihat aksi Zaragoza di level Eropa. Bahkan untuk semusim ke depan pun permainan atraktif Los Manos hanya bisa dinikmati lewat layar kaca televisi lokal. Itu pun yang menyiarkan laga Segunda A Division.

Ya, setelah mengarungi kegetiran sepanjang musim 07/08, Albert Celades dkk. akhirnya dipaksa angkat kaki dari panggung Primera Division. Lewat duel dramatis di ONO Estadi, Real Mallorca memastikan kemenangan 3-2 sekaligus menyodorkan tiket degradasi buat Zaragoza.

Mallorca bukannya bermaksud tega atau sengaja menjatuhkan Zaragoza. Soalnya mereka pun membawa misi wajib menang agar bisa meng-up-grade tiket Piala Intertoto menjadi tiket Piala UEFA. Los Rojillos mengais asa lewat poin penuh sembari berharap Racing Santander gagal menang.

Hingga jam wasit menunjukkan menit ke-85, segalanya masih tampak bersahabat. Kala itu, Mallorca sedang menikmati keunggulan 2-1 berkat gol Daniel Guiza (gol ke-27 musim ini) dan Pierre Webo. Tapi, semenit kemudian, angan-angan wakil dari Pulau Palma de Mallorca itu buyar.

Di El Sardinero, Santander sukses mengungguli Osasuna lewat gol tunggal Ivan Bolado. Lantaran gol semata wayang itu bertahan sampai laga bubar, dan keunggulan Mallorca melar menjadi 3-1 lalu kemudian kembali mengecil menjadi 3-2, El Racing yang berhasil mewakili La Liga ke Piala UEFA.

Bagi Pedro Munitis dkk., inilah kali pertama mereka berlaga di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa. Klub yang pernah manjadi runner-up Primera pada tahun 1930/31 itu memang sempa mencicipi aroma Benua Biru berkat partisipasi di Intertoto 03/04. Tapi, mereka takluk dari Slovan Liberec di babak II.

Dengan permainan konsisten seperti yang diperlihatkan selama musim ini, rasanya klub yang berdiri pada 1913 tersebut menyimpan segudang amunisi untuk dipamerkan. Tapi, ada catatannya, Marcelino Garcia Toral, pelatih jenius mereka, tak jadi dibajak Sevilla atau Valencia. (Sapto Haryo Rajasa)




Portsmouth Juara Piala FA 2008
Pertahankan Gengsi Inggris

Gol semata wayang Nwankwo Kanu di menit ke-37 berbuah banyak makna, salah satu yang paling penting adalah dipertahankannya gengsi Inggris di stadion kebanggaan mereka, Wembley.

Inggris atau Wales. Kekhawatiran inilah yang terpancar dari FA setelah UEFA memastikan bahwa jika Cardiff City berhasil tampil sebagai juara, lagu kebangsaan Wales bisa berkumandang dalam setiap pertandingan klub berjulukan The Bluebirds itu.

Kekhawatiran tersebut hilang di akhir laga. Bagi Portsmouth, titel ini juga punya banyak makna. Selain yang pertama setelah menunggu selama 58 tahun, gelar kedua Piala FA ini adalah hadiah ulang tahun ke-110 klub pesisir selatan Inggris itu.

Rasa optimisme sudah dirasakan para pemain Pompey ketika ditemui BOLA di tempat latihan di Wellington Training Ground Eastleigh. “Kami akan merebutnya (Piala FA) untuk suporter yang telah setia mendukung kami selama ini,” ujar David James, kiper senior yang hanya kebobolan satu gol sepanjang Piala FA kali ini.

Keyakinan itu mendapat sambutan para pendukung. Sejak pagi hari, ribuan suporter Pompey sudah berkumpul di kompleks Megastore Portsmouth di Rodney Road, yang bersebelahan dengan Stadion Fratton Park. Datang dengan atribut lengkap, layaknya terjun ke medan perang, mereka rela antre 7 jam sebelum berangkat menuju Wembley.

Di dalam bus, mereka tak henti bernyanyi lagu-lagu Pompey sepanjang perjalanan. Sungguh refleksi keyakinan mengikuti ambisi David James dkk.

BOLA sendiri harus berterima kasih kepada The British Council Jakarta dan Pompey Study Center di Portsmouth karena memuluskan perjalanan tugas meliput final Piala FA. Bahkan BOLA diperbolehkan berada dalam salah satu bus pendukung Pompey tersebut.

Janji Redknapp

Seiring keberhasilan ini, Harry Redknapp sudah berjanji bahwa selain tambahan dana dari kemenangan Piala FA ini, Pompey juga akan merestorasi kekuatan tim memasuki persiapan menjelang terjun ke Piala UEFA. Dana sebesar 2,38 juta pound (sekitar 42,85 miliar rupiah) ada di tangan. Nama-nama bintang bahkan sudah masuk dalam agenda pelatih yang 2 Maret lalu genap berusia 61 tahun itu.

Dua hal yang telah diper¬siapkan oleh Pompey ada¬lah perubahan logo dan diluncurkannya jersey kedua yang mulai dipakai pada 2008/09. Seperti apa bentuknya, kita tunggu tanggal mainnya.

No comments: