Thursday, May 29, 2008

Indonesia Dimata Dunia : Gadis Desa dimata Pemerkosa




Pemerintah RI tidak akan melepaskan Papua karena wilayah ini merupakan
bakul nasi yang penting bagi rakyatnya.

Jadi untuk solusi apapun tidak bisa diharapkan kalo berakhir dengan
terlepasnya Papua ini.

Namun bukan alasan bahwa Papua itu bisa jadi merdeka dengan
pemerintahannya sendiri, tapi bukan dengan cara negosiasi, berunding,
cari temu solusi dlsb,...... Cuma ada satu jalan yaitu Perang dan
Menang !!!!

Tanpa ada orang Papua yang berani memimpin peperangan dengan
pemerintah Indonesia, maka tidak ada satupun negara didunia yang bisa
ikut campur. Dukungan dunia dan ikut campurnya negara diluar
Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Papua haruslah dimulai dari
dalam atau dari rakyatnya sendiri dengan cara memerangi pemerintah RI
seperti halnya yang terjadi di Timor Leste dulu.

Kalo anda mau meninjau cara2nya Timor Leste, maka jelas, Xanana Gusmao
melakukan perang gerilya menghabisi tentara RI dari tanah Timor,
sejalan dengan serangan gerilya ini Ramos Horta melancarkan diplomasi
diluar negeri untuk mendapatkan bantuan politik maupun support senjata
bagi gerilya ditanah airnya. Dengan cara2 demikianlah simpati dunia
berdatangan untuk membantu dan secara politik, ekonomi dan militer
berhasil menekan pemerintah RI untuk menyetujui pelaksanaan referendum
dibawah pengawasan Internasional.

Jadi janganlah segelintir orang Papua cuma cuap2 saja untuk solusi
apalagi untuk Merdeka, jangan harap ada yang bersimpati dengan cara2
kampungan seperti itu.


ROMANTIC OR UNROMANTIC?!@@@@@@@@@
« on: Yesterday at 07:21:47 PM »


Check out these quotes with the most romantic first
line but least romantic second line. Hope u enjoy :-)

***

I love your smile, your face, and your eyes

Damn, I'm good at telling lies!

***

My darling, my lover, my beautiful wife:

Marrying you screwed up my life.

***

I see your face when I am dreaming.

That's why I always wake up screaming.

***

Oh loving beauty, you float with grace

If only you could hide your face.

***

Kind, intelligent, loving and hot

This describes everything you are not.

***

I want to feel your sweet embrace

But don't take that paper bag off of your face.

***

My love, you take my breath away.

What have you ... in to ... this way?

***

Love may be beautiful, love may be bliss

But I only ... ... , because I was ....

***
My feelings for you no words can tell

Except for maybe "Go To Hell".

***

Roses are red, violets are blue, sugar is sweet, and
so are you.

But the roses are wilting, the violets are dead, the
sugar bowl's empty and

so is your head

***

What inspired this amorous rhyme?

Two parts vodka, one part lime.

***

And Last,.....

All the above 2nd phrases are true...

don't be shy to say no!!!!



ABC of motivation ~~~

A void negative sources, people, places, things and habits.

B elieve in yourself.

C onsider things from every angle.

D on't give up and don't give in.

E njoy life today, yesterday is gone, tomorrow may never come.

F amily and friends are hidden treasures; enjoy their riches.

G ive more than you planned to.

H ang on to your dreams.

I gnore those who try to discourage you.

J ust do it.

K eep trying no matter how hard it seems, it will get easier.

L ove yourself first and most.

M ake it happen.

N ever lie, cheat or steal, always strike a fair deal.

O pen your eyes and see things as they really are.

P ractice makes perfect.

Q uitters never win and winners never quit.

R ead, study and learn about everything important in your life.

S top procrastinating.

T ake control of your own destiny.

U nderstand yourself in order to better understand others.

V isualize it.

W ant it more than anything.

E X cellerate your efforts.

Y ou are unique of all God's creations, nothing can replace YOU.

Z ero in on your target and go for it!


RAPOR MERAH LIMA PRESIDEN INDONBSIA

Padahal, menurut Ishak Rafick, kalau negeri ini masih dikelola dengan paradigma lama dengan "menyerahkan masa depan" bangsa ini kepada trinitas IMF (International Monetery Fund), World Trade Organization (WTO), dan Wordl Bank (Bank Dunia), bukan saja merupakan langkah tak bijak tapi juga membahayakan
(N. Mursidi, Suara Merdeka, Mei 2008)


Sudah enam puluh tiga tahun Indonesia merdeka. Tapi, hingga detik ini belum tinggal landas. Canangan Orde Baru dengan rencana pembangunan lima tahun yang dulu didengung-dengungkan Scenario ternyata kandas. Akibatnya Indonesia bukan jadi negara maju, megah dan disegani di dunia. Sebaliknya, justru terpuruk. Indonesia dibelit utang bertumpuk dan kapal yang dimuati 200 juta jiwa lebih inipun oleng.

Nilai rupiah anjlok, pengangguran dan kemiskinan meningkat. Rakyatdi negeri ini didera busung lapar, kurang gizi dan tingginya tingkat angka putus sekolah. Lebih ironis, bangsa ini dijuluki bangsa korup, dan bangsa kuli yang hanya mampu menyediakan tenaga murah ke luar negeri. Sungguh Ironis!

Keadaan parah itu, tentu mengundang sejuta pertanyaan. Apa yang salah dengan pengelolaan negeri ini sampai gagal tinggal landas? Kenapa negeri yang dilimpahi kekayaan alam, justru jadi bangsa kuli dan kekurangan pangan? Lebih menukik, kesalahan kebijakan apa yang diperbuat pemimpin bangsa ini, sehingga Indonesia harus karam cukup dalam?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang coba dijawab Ishak Rafick, wartawan Majalah Global Asia ini. Meski hanya memotret kondisi Indonesia selama 10 tahun terakhir, tetapi tidak dimungkiri jika buku ini merupakan "investigasi mumpuni" yang dapat dijadikan dokumentasi tentang rapor merah yang ditorehkan oleh lima presiden Indonesia dalam membawa bangsa ini.

Dengan rencana pembangunan yang berkesinambungan, Soeharto seharusnya mampu membawa Indonesia tinggal landas pasca-repelita VII. Apalagi, selama 30 tahun sebelumnya pembangunan yang ditegakkan Soeharto lancar dan dunia sempat memujinya. Tetapi "cita-cita" itu ternyata kandas. Indonesia bukannya tinggal landas, justru terpuruk. Akibat krisis moneteryang mengakibatkan nilai tukar rupiah anjlok setelah band intervensi terhadap kurs mengambang terkendali itu dicabut, Indonesia pun limbung.

Maksud hati, Soeharto mau memeluk gunung untuk menghemat devisa, tapi yang terjadi, justru celaka. Ekonomi Indonesia kacau. Indonesia urung tinggal landas dan kembali digiring ke titik nol dalam pelukan IMF (halaman 69). Soeharto yang sejak 1967 menopang pem¬bangunan dari dana pinjaman IMF, seperti tak bisa mengelak. Dengan iming iming umpan 43 miliar dollar AS, IMF lantas memaksa Soeharto menandatangani lesepakatan —terdiri 50 paragraf yang kemudian dikenal sebagai 50 point Letter of Intent (Lol)- dan ironisnya, kini jadi bumerang bagi siapa pun yang memimpin negeri ini. Meski 1967-1998, Indonesia telah menelan resep-resep yang ditawarkan IMF dan terbukti "gagal tinggal landas", anehnya arsitek (ekonomi) dibalik Soharto meminta lagi obat IMF. Padahal tak ada satu negara berkembang (seperti di Amerika Latin dan Ekuador) berhasil meningkatkan kesejahteraannya setelah mengikuti "model Konsensus Washington".

Sebaliknya negara-negara yang menyimpang (seperti Jepang, Taiwan, Malaysia dan China), justru bisa berhasil memperbesar kekuatan ekonomi. Tak pelak lantaran resep IMF itu tak manjur, ujungnya Soeharto jatuh. Tapuk pimpinan beralih ke pundak Habibie, yang ironisnya mewarisi negeri yang bangrut, utang di ambang batas 100 miliar dolar AS karena menjelang Soeharto jatuh negeri ini menanggung utang -Maret 1998- sekitar 137,424 miliar dolar AS. Habibie, jadi korban pertama. Setiap tahun setelah itu, terpaksa harus "menganggarkan" seratus triliun lebih untuk cicilan utang dalam dan luar luar negeri ditambah bunganya.

Seperti Soeharto, Habibie pun bangga dengan dana pinjaman IMF dan tak punya pilihan lain lantaran jalan yang ditempuh sudah ditentukan IMF lewat 50 poin kesepakatan yang telah ditandatangani Soeharto. Jika pun ada yang patut dicatat dari kelebihan Habibie, maka itu terkait tuntutan dari arus bawah dan kaum reformis lewat program redistribusi aset di tangan Tanri Abeng, dan juga rajutan ekonomi kerakyatan yang dinahkodai Adi Sasono.

Tapi ironisnya, dua kelebihan Habibie itu diruntuhkan Gus Dur. Memang terpilihnya Gus Dur, semula diramalkan akan jadi "obat mujarab". Apalagi, Gus Dur berani membuka poros Jakarta-Peking dan menggertak Amerika. Tapi gebrakan Gus Dur ternyata mengundang •badai dan tekanan dari dunia luar. Gus Dur jatuh. Tapi Gus Dur telah membuktikan bahwa Indonesia bisa diurus tanpa bantuan IMF.

Megawati yang menggantikan Gus Dur, sayangnya melunak. Tak pelak jika Indonesia tak kunjung sembuh justru semakin kambuh. Mega kembali meminta obat generik (pinjaman) IMF dengan konsekuensi menjual aset-aset negara. Indonesia pun secara pelan tapi pasti, telah terpuruk lewat pintu krisis yang diarahkan jadi pasar menuju liberalisasi ekonomi tanpa batas. Kini "kehancuran negeri" ini jatuh di pundak Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Tetapi pemerintah sekarang rupanya belumkapok berhutang dan tak kreatif membuat terobosan-terobosan baru untuk mengatasi krisis dan masih memakai paradigma lama dalam mengelola negeri ini.
.-
Padahal, menurut Ishak Rafick, kalau negeri ini masih dikelola dengan paradigma lama dengan "menyerahkan masa depan" bangsa ini kepada trinitas IMF (International Monetery Fund), World Trade Organization (WTO), dan Wordl Bank (Bank Dunia), bukan saja merupakan langkah tak bijak tapi juga membahayakan.

Lalu, "langkah apa" yang harus diambil oleh pemerintah sekarang untuk merintis jalan baru dalam membangun Indonesia? Eshak Rafick, tak ingin dikata kurang bijak jika sekadar mengevaluasi catatan hitam lima presiden Indonesia. Maka, ia pun menawarkan gagasan baru untuk membangun Indonesia di masa depan.

Pertama, pemerintah Indonesia harus berani meniru langkah yang pemah diambil oleh Pakistan, Nigeria, dan Argentina untuk meringankan utang. Kedua, menguatkan otot rupiah terhadap dollar/valuta asing. Ketiga, berani mengajukan penghapusan utang 30 persen utang luar negeri yang najis (pemah dikorup) dan menyatakan obligasi rekap tak berlaku. Ketiga pilihan itu, menurutnya, adalah jalan pintas yang paling rasional guna membangun negara Indonesia. Bila tidak—segala upaya yang sedang berjalan (termasuk pemberantasan korupsi) tak akan berarti (halaman 33-40). (N Mursidi-35)




ONE OF THOSE DAYS...
« on: May 27, 2008, 11:23:20 AM »

Have you ever had one
of those days...


When even the smallest chores bothered you....


When all your plans backfired...

You were unstable...


You felt helpless...

Nothing would go right...

Everything in your life was ironic...

Everything you did was embarrassing...

It was like one of those bad dreams
where you were naked in public...

Nobody would help you out...

You felt like everyone was making fun of you...


Everyone was judging you...

You felt like a zombie...

You were completely worn down...

You felt isolated...

You were frustrated...

You were annoyed...


And you could not escape...

You felt like your head was in a vise!

Has that ever happened to you?

Well don't ever feel that way again!

Just remember that things could always be worse,
and always remember that I will be here if you ever need me!
I will always be your friend!
and...
You are deeply LOVED!!!


Bos Hanya Melihat Hasil Akhir »»»



Bos saya hanya melihat hasil, bukan proses dan kerja keras saya.



"Kenapa sih bos maunya beres saja? Kenapa maunya tinggal beres aja?"



Namanya juga bos, kalau ngerjain sendiri, namanya bukan bos dong. Manusia diciptakan kan sangat kompleks, dan merupakan hasil dari gabungan antara sifat dasar dan lingkungan sekitarnya, jadi kalau kita berpikir bahwa cara yang kita gunakan layak diperhitungkan, bukan berarti semua orang pasti seperti kita kan ?



Terkadang, tekanan dan target yang ada menyebabkan seseorang bisa (seolah-olah) tidak peduli pada cara dan metode yang digunakan untuk mencapai target yang diberikan padanya. Katakanlah, bos kita, misalnya dia adalah pemilik (owner) dari perusahaan tempat kita bekerja. Sekilas terlihat, bahwa enak untuk berada dalam posisi owner, yang akan memperoleh keuntungan terbesar. Tapi, pernahkah kita melihat dan menghitung, bahwa untuk keuntungan yang besar, resiko yang harus ditanggungnyapun juga besar?



So, terkadang karena tekanan dan resiko yang besar, seorang bos terlihat terlalu menekankan pada hasil, dan (seolah) tidak perduli pada cara bawahannya mencapai target/ hasil, yang ada di dalam pikirannya, adalah bagaimana perusahaan itu tetap dapat bergerak dan mampu menghidupi semuanya (baik karyawan maupun proyek yang sedang berlangsung) .



Misalnya bos kita bukan seorang pemilik? Berarti dia juga punya bos lagi kan ? Yang mungkin bos nya bos itu juga menekan dia untuk hasil yang harus dicapainya? Dan yang menyedihkan adalah jadi karyawan yang harus mencapai target itu? Nggak juga lah, kan kalau kita tidak berhasil mencapai hasil yang diinginkan, bos kita masih harus bertanggung jawab ke atas (itu untuk bos yang baik ya). Mungkin kita juga kalau dalam posisinya, juga akan berbuat hal yang sama. Siapa tahu?



Intinya, misalnyapun bos kita bukan bos yang baik (Cuma mau tau beres, mengambil semua kredit dan pujian untuk dirinya sendiri, langsung menyalahkan anak buah begitu ada kesalahan tanpa mau bertanggung jawab ke atasannya, dll), dan yang bisa dilakukan Cuma ngedumel di belakang, coba untuk hentikan kebiasaan tersebut. Ngedumel bukan solusi, hanya merusak dan mengotori pikiran kita, so apa yang harus kita lakukan? Percaya bahwa kita adalah manusia dengan segudang potensi, serta memiliki banyak kesempatan bagi siapapun yang berusaha.



Kalau satu pintu tertutup, masih ada pintu lain yang terbuka kan ?

Perlukah saya tunjukkan cara kerja saya?



Kalau tipe bos kita adalah orang yang hanya mau melihat hasil akhir, mungkin terlihat sedikit aneh kalau kita memaksakan diri kita untuk menunjukkan cara kita bekerja, lha wong dianya aja mau Cuma terima beres kan ? Tetapi kita bisa kan mengubah cara berkomunikasi kita dengan bos kita itu..

Misalnya? Kita bisa secara berkala, melakukan report ke bos kita itu, untuk hasil hasil kecil yang sudah berhasil diraih, dalam perjalanan menuju hasil yang diharapkan. Ini sama saja dengan kita melaporkan cara yang kita gunakan, tetapi bos melihat dari sisi pandang hasil. Bisa kan ?

Atau, bisa saja kita mempresentasikan plan kita untuk mencapai hasil yang diinginkan bos kita di awal, setelah kita menerima perintah untuk mengerjakan proyek atau pekerjaan tersebut. Lalu hasil dan cara serta improvisasi selama proyek tersebut dijalankan, kembali di presentasikan di akhir kita memberikan report dan hasil dari pekerjaan kita. Semua ini tidak membutuhkan waktu yang panjang, dan bisa disesuaikan dengan waktu dan kondisi bos kita.

Intinya? Komunikasikan dengan cara yang tepat...

Bolehkah main curang aja, toh bos tahunya hasil akhir?

Tidak ada yang melarang kita untuk bermain curang, toh gak ada yang tau kan ? Pertanyaannya, kira-kira kita sendiri tau nggak? Jawabannya, PASTI TAU. Ini yang jadi permasalahan utama. Apapun yang kita lakukan, adalah tanggung jawab pribadi, ini yang paling sulit. Kalaupun kita curang, dan hasil terpenuhi, tapi kita tidak belajar bagaimana untuk menyelesaikan sesuatu dengan cara yang tepat, wong namanya juga curang, pasti ambil jalan pintas.

Tapi yang penting kan hasilnya sukses? Benar, hasilnya sukses, tapi kalau lain kali, kita mendapat tugas yang sama, tapi tempat, situasi, dan kondisinya beda, masih bisa selesaikan dengan waktu dan hasil yang sama? Nggak kan .. So, mungkin tidak akan ada yang pernah tahu dengan cara apa kita meraih sesuatu, tapi kita sendiri tahu. Biasakan diri kita untuk selalu terlatih untuk belajar, dari apapun di sekitar kita. Biasakan kita tidak mengeluh ketika mengerjakan sesuatu, karena ketika kita tidak mengeluh, entah bagaimana, bisa kita rasakan bersama, bahwa tiba-tiba banyak komentar dan kreativitas yang muncul di dalam hati dan pikiran kita.

Apakah ini? Itu yang kita sebut sebagai hikmah. Segala sesuatu ada hikmahnya, walaupun curang sekalipun. Nah sekarang, kembali pada diri kita sendiri, mau dapat hikmahnya banyak atau sedikit, hikmah untuk selamanya atau sementara, hikmah untuk kebahagiaan kita sendiri atau rasa bersalah, semuanya kembali berpulang pada diri kita masing-masing.

Selamat mencoba dan meraih hasil yang Anda inginkan, sekali lagi, ambil hikmah/pelajaran dari apapun yang sedang Anda lakukan.

Yunani 2004
Konsentrasi Fisik

Menyebut Jerman sebagai spesialis turnamen bukan hal berlebihan. Tim Panser memang selalu siap berlaga di perhelatan besar, entah itu Piala Dunia ataupun Euro. Selain punya banyak talenta, Jerman juga memiliki kelebihan di sisi nonteknis, terutama segi fisik.

Bundesliga hanya beranggotakan 18 tim. Ketika liga Eropa lain belum kelar, Jerman sudah lebih dulu finis. Kalaupun sama, mereka bisa rihat lebih lama saat pergantian tahun. Resep Jerman diikuti beberapa negara. Yunani empat tahun silam adalah contoh yang paling bagus.

Empat tahun lalu sebelum bertolak ke Portugal, Liga Yunani rampung pada 22 Mei alias dua pekan sebelum pembukaan Euro. Walau terbilang mepet, persiapan Theodoros Zagorakis dkk. kemudian terfokus pada peningkatan kondisi fisik dan mempertajam filosofi kekompakan.

“Di masa lalu, anak-anak Yunani adalah individu-individu bagus, tapi tak tampil sebagai tim. Sekarang berbeda setelah tiga tahun mengadopsi moto ‘semua untuk satu, satu untuk semua’,” ucap pelatih Yunani, Otto Rehhagel, menjelang Portugal 2004.

Konsentrasi itu mendukung permainan penuh ketangguhan mental hingga bisa menampilkan permainan yang sarat determinasi. Hellas seperti muncul dari antah berantah dengan kejutan demi kejutan. Akhirnya berbuah manis bernama trofi bersejarah.

Jadi, tak mengherankan jika musim ini mereka mempercepat liga. Meski empat tim di bawah posisi juara harus melakoni play-off untuk jatah Liga Champion, Liga Yunani musim ini telah berakhir pada 14 Mei.

Final Piala Yunani digelar tiga hari sesudahnya. Artinya Hellas masih memiliki waktu persiapan tiga minggu, lebih dari cukup untuk mengembalikan kekuatan fisik dan mental seperti 2004.

Kini, selain menekankan pada para pemain untuk tampil dengan hati dan menggunakan otak, Rehhagel juga menyatakan pentingnya kondisi fisik prima bagi Tim Negeri Seribu Dewa.

“Melihat semua pemain dalam kondisi sehat adalah hal yang sangat bagus,” ujarnya di situs Greeksoccer sebelum beruji coba dengan Turki akhir pekan lalu. Tak pelak, King Otto mencoba menggali keunggulan utama pasukannya seperti pergelaran Euro sebelumnya. Dengan kondisi yang lebih bugar dibanding empat tahun silam, ancaman Hellas akan lebih besar lagi. (chrs)



Marco Materazzi
Tahun Bermutu Tinggi

Nama Marco Materazzi masuk dalam skuad sementara Italia menuju Euro 2008. Karena pelatih Roberto Donadoni cuma memanggil tujuh orang bek, besar kemungkinan difensore Internazionale FC ini akan berangkat ke Austria-Swiss.

Marco Materazzi, tetap dipercaya Roberto Donadoni. (Foto: Grazia Neri)

Menurut situs UEFA.com, Materazzi malah bisa masuk ke dalam starting XI Italia. Donadoni ditengarai ingin terus memakai komposisi bek Italia di Piala Dunia dua tahun lalu.

Yang jadi pertanyaan, benarkah bek kelahiran 19 Agustus 1973 ini masih berguna untuk Italia? Apabila Matrix serta Fabio Cannavaro menjadi starter di jantung pertahanan, Gli Azzurri akan memiliki salah satu lini belakang tertua di Euro 2008. Keduanya sama-sama sudah berusia 34 tahun.

Satu permasalahan lagi, penampilan Materazzi sepanjang musim 2007/08 sebetulnya tak terlalu bagus. Dia memiliki kelemahan yang di Euro nanti bisa dimanfaatkan lawan. Boleh jadi dia akan menjadi penentu kegagalan Si Biru.

Mau tahu apa kelemahan eks pemain Perugia dan Everton ini? Materazzi gamang dalam duel menghadapi striker lawan dengan skill tinggi. Ia sempat dibulan-bulani bintang Milan, Kaka, dalam laga derby Milano di Serie A, 4 Mei lalu.

Kejadian yang serupa terjadi di Coppa Italia empat hari kemudian. Materazzi juga dibuat kerepotan oleh striker Lazio, Goran Pandev. Untuk urusan teknik, dia kelihatan masih belum bisa disejajarkan dengan bek-bek legendaris Italia.

Masalah Matrix yang lain adalah dia terkadang membuat pelanggaran yang tidak perlu. Risiko menerima kartu kuning atau kartu merah cukup besar dimiliki oleh Materazzi.

Peluang Italia menjuarai Euro 2008 bisa menipis bila ada pemain yang absen karena terkena skorsing. Materazzi adalah salah satu pemain yang masuk “daftar hitam” tersebut.

Media Italia bahkan pernah menganggap Materazzi sebagai pemain brutal. Tekel-tekelnya kasar dan rentan mencederai lawan. Gayanya disebut tidak akan pernah bisa berubah.

Pembelaan Donadoni

Donadoni berusaha membela pilihannya mengedepankan Materazzi. Menurutnya, pengalaman Matrix dapat membantu Italia. Dua tahun lalu di Piala Dunia, Materazzi berperan sangat besar membawa Gli Azzurri meraih gelar juara.

Di tengah turnamen ia menggantikan peran Alessandro Nesta, yang mengalami cedera. Pada partai final, Materazzi mencetak gol Italia sekaligus menjadi salah satu algojo yang sukses menjalankan tugasnya di adu penalti melawan Prancis.

“Di Piala Dunia 2006, Materazzi baru tampil di babak-babak yang vital dan ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Tidak ada yang perlu diragukan dari kapasitas dan kualitas dirinya,” kata Donadoni seperti dikutip situs FC Italia.

Donadoni juga tidak mempermasalahkan gaya main Matrix yang terkadang justru bisa merugikan tim. “Saya percaya dengan semua pemain yang saya panggil. Mereka pasti punya kemauan untuk tampil baik membela nama negaranya."

Apakah Matrix sendiri yakin punya kemauan untuk tidak mengecewakan fan Italia? Komentarnya setelah membawa Inter meraih scudetto pada Goal.com bisa dijadikan referensi.

“Setelah scudetto, saya terpilih masuk skuad Italia untuk Euro. Dua kepuasan ini datang setelah melalui banyak pengorbanan. Jadi, 2008 adalah tahun bermutu tinggi yang akan terus saya ingat. Saya ingin melengkapinya dengan membawa Italia meraih prestasi terbaik di Euro nanti." (Dwi Widijatmiko)

No comments: