Thursday, May 15, 2008

KEMAMPUAN UNTUK SUKSES


KEMAMPUAN UNTUK SUKSES MENJALANKAN
BISNIS DENGAN INTEGRITAS

"Strategi bukan hanya perkara menjadi yang baik pada apa yang Anda
lakukan-Strategi adalah perkara menjadi berbeda dalam hal apa pun
yang Anda lakukan. ~Michael Porter Professor di Harvard Business School

Hampir sebagian besar orang lebih senang menjadi pewirausaha. Menjadi
wirausahawan atau pebisnis dianggap cara yang paling tepat dan cepat
untuk mencapai kebebasan waktu dan keuangan. Realitasnya memang
sumber penghasilan orang-orang terkaya di dunia 74 persen berasal dari
berbisnis.

Tetapi berdasarkan statistik, kurang dari 20 persen pebisnis berhasil
melewati tahun ke-5. Sebuah pepatah bijak mengatakan, "Bukan soal
menang atau kalah, melainkan bagaimana Anda memainkan bisnisnya."
Artinya memang tak mudah menjalankan sebuah bisnis, karena tak hanya
butuh modal keuangan maupun mental, melainkan kemampuan agar dapat
menjalankan bisnis dengan baik hingga mencapai sukses dan
berintegritas. Berikut ini beberapa kemampuan yang harus dimiliki untuk
menjalankannya.

Kemampuan pertama yang harus dimiliki untuk menjalankan sebuah bisnis
adalah bertanggung jawab untuk menyajikan produk atau jasa yang
berkualitas dan memberi manfaat yang optimal terhadap konsumen. Hal
itu akan melahirkan situasi di mana pebisnis dan konsumen sama-sama
mendapatkan apa yang diinginkan dan saling diuntungkan. Sehingga
untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan bisnis bertahan
hingga berjangka panjang, maka seorang pebisnis juga harus bertanggung
jawab untuk menyajikan produk dan pelayanan yang lebih baik
pula.Seperti Michael Porter pernah berkata,"Strategi menuntut pilihan.
Anda harus memutuskan nilai apa yang hendak Anda sajikan, dan kepada
siapa nilai itu hendak Anda sajikan. Anda tidak dapat menyajikan segala
nilai kepada semua orang."

Kemampuan yang kedua adalah kemampuan membaca peluang maupun
risiko yang terhitung maupun tidak. Kemampuan membaca peluang
merupakan kelebihan alamiah yang dimiliki oleh seorang pebisnis sejati.
Kemampuan tersebut tentu saja tidak dimiliki oleh seorang profesor
sekalipun yang hanya menguasai ilmu ekonomi secara teori.

Kemampuan ketiga adalah kemampuan bersikap jujur dan menjadi diri
sendiri, karena setiap pebisnis merupakan pesan dari bisnis yang ia
jalankan. Kejujuran menjadikan konsumen maupun investor yang menjadi
bagian penting dari bisnis merasa aman dan nyaman serta menikmati
aktivitas bisnis dengan pebisnis tersebut. Hal itu akan menumbuhkan
kesetiaan, kepercayaan, dan hubungan yang erat dengan mereka.
Dengan kata lain, reputasi kejujuran yang dimiliki oleh seorang pebisnis
dalam menyajikan produk maupun jasa merupakan faktor penentu apakah
nantinya ia akan berhasil mengembangkan bisnisnya atau tidak.

Selanjutnya, seorang pebisnis yang berhasil pasti mempunyai keberanian
mengambil keputusan atau tindakan-tindakan bisnis walaupun hanya
mendapatkan beberapa informasi dan bukan gambaran secara terperinci.
Memang setiap keputusan atau tindakan-tindakan bisnis selalu
mengandung resiko, misalnya inovasi produk atau jasa yang diluncurkan
diterima atau ditolak oleh pasar. Jika bisnis cukup menguntungkan, tentu
mengandung resiko yang lebih besar pula. No pain, no gain. Sebuah bisnis
hanya akan berjalan di tempat atau bahkan hancur tanpa keberanian
mengambil keputusan.

Kemampuan lain yang harus dimiliki adalah menjadikan bisnis yang ditekuni
sebagai sesuatu yang menyenangkan. Kehidupan kita sudah penuh
dengan berbagai hal yang serius. Sehingga manusia cenderung lebih
terkesan pada segala sesuatu yang bersifat menyenangkan dan menarik.

Berikut contoh-contoh hal menyenangkan yang dapat diaplikasikan
kedalam bisnis; memberikan potongan harga atau ekstra produk khusus
jika berhasil mengumpulkan poin tertentu. Contoh lainnya adalah berupa
kejutan yang menarik dalam periode waktu tertentu. Mengirimkan surat
tanda terima kasih atau ucapan selamat juga merupakan hal yang
menyenangkan sekaligus menghargai orang lain. Konsumen yang
menerima kejutan pasti merasa senang. Itu merupakan ciri khas yang
unik. Jika seorang pebisnis mampu melakukannya, dapat dipastikan
bisnisnya akan berkembang pesat. Karena apa yang kita berikan itulah
nantinya yang akan kita terima.

Seorang pebisnis juga harus mempunyai kemampuan memanajemen,
setidaknya kemampuan manajemen dasar. Berbisnis harus dilandasi oleh
manajemen bisnis dan keuangan yang baik. Jika manajemen yang ia
terapkan cukup baik, tertib dan disiplin, maka segala sesuatu ataupun
sistem yang berkaitan dengan konsumen, kolega, maupun rekanan akan
berjalan dengan baik pula. Sehingga, semua elemen yang terkait merasa
puas dan senang berbisnis dengannya.

Selain memiliki kemampuan manajemen bisnis dan keuangan, seorang
pebisnis haruslah mempunyai kemampuan memanajemen waktu,
khususnya di awal bisnis dijalankan yang akan menguras banyak waktu.
Selain fokus kepada pekerjaan, seorang pebisnis jangan lalai memberikan
waktu dan perhatian terhadap keluarga. Kurangnya perhatian terhadap
keluarga dapat memicu konflik dan berikutnya mempengaruhi kondisi
emosional dan kebijakan bisnis yang diambil.

Untuk menjadi seorang pebisnis yang berhasil harus mempunyai
kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan informasi tentang segala
sesuatu yang berkenaan dengan bisnisnya. Ilmu pengetahuan dan
informasi memungkinkan seorang pebisnis mampu melakukan dan
menikmati kreativitas, contohnya: menciptakan inovasi produk baru, atau
melakukan langkah-langkah guna mengantisipasi tantangan, tehnik
produksi yang bertujuan untuk meningkatkan omzet. Ilmu pengetahuan
dan informasi pada akhirnya sangat membantu pebisnis untuk membaca
peluang yang menguntungkan, mengantisipasi kegagalan dan
menciptakan daya tarik khusus dan unik bagi bisnisnya.

Seorang pebisnis juga harus mampu menyampaikan pesan tentang
keunggulan produk melalui iklan atau promosi. Iklan atau promosi tentang
produk maupun jasa yang baik setidaknya haruslah jelas, mudah
dimengerti dan mengandung unsur humor. Bila perlu seorang pebisnis
menyediakan kontak pelayanan, sehingga setiap orang yang terlibat
dengan bisnisnya dapat berkomunikasi dengan jelas. Langkah tersebut
sangat memudahkan usaha pebisnis memancing banyak orang untuk
menggunakan jasa atau produk yang dipasarkan.

Jika pebisnis tersebut termasuk seorang pengusaha yang mempunyai
karyawan cukup banyak, maka ia harus mampu menjadi pemimpin sebuah
tim. Artinya, ia harus mampu menciptakan budaya yang baik di lingkungan
pekerjanya sehingga produk dan layanan yang dihasilkan berkualitas
spesial. Contoh budaya positif diantaranya adalah tersenyum saat
melayani, produk berkualitas, garansi, dan lain sebagainya.

Semua kemampuan tersebut tentu tidak serta merta dimiliki oleh seorang
pebisnis. Mungkin ada orang yang mempunyai bakat alamiah dan memiliki
beberapa di antara beberapa kemampuan di atas. Tetapi tak menutup
kemungkinan setiap orang diantara kita menguasai seluruh kemampuan
tersebut, memiliki bisnis yang berintegritas dan mencapai puncak
kejayaan jika kita mencoba menerapkannya sedikit demi sedikit. Selamat
berbisnis.[aho]

* Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku
bestseller.


The Big Question: Why is Stalin still popular in Russia, despite the brutality of his regime?

By Shaun Walker
Wednesday, 14 May 2008


AFP/Getty

Joseph Stalin addresses an audience in Moscow during the 1930s. Despite being an ethnic Georgian, the Soviet dictator is on the long list for the name of Russia



Why are we asking this now?

A competition has been launched to find the "Name of Russia" – one Russian from history who should go down as a national symbol and the nation's biggest hero. Joseph Stalin, despite being one of the most vicious tyrants of the 20th century (and an ethnic Georgian), makes it on to the initial long list of 500 names, and is expected to garner a fair few votes.

Since Winston Churchill won the BBC's Great Britons series, other countries have thought that the concept is a rather good idea. But while the German broadcaster ZDF has said that Adolf Hitler and all other Nazi leaders will be barred from running in the "Our Best" series due to start soon, the Russian version includes Stalin and several other Bolsheviks involved in the Great Terror in its long list.

What was Stalin's rule like?

In a word, brutal. Stalin's most murderous episode came in the purges of the late 1930s, when his paranoid regime executed thousands of Russians – or "enemies of the people" as they were described – who were suspected of disloyalty. Millions of others who avoided execution were sent to remote slave labour camps, known as gulags, where starvation and exhaustion were never far away.

The purges not only showed Stalin's willingness to execute his own people, but also robbed the country of many bright and promising minds. Some blame the purges of the Red Army for its lack of leadership when Nazi forces invaded in 1941.

What is Putin's opinion of him?

Most people agree that Stalin's name, and the Stalin period, has undergone a renaissance during Vladimir Putin's eight years in charge. Putin has never come out and heaped praise on the Soviet leader, but has made several remarks suggesting that Stalinism wasn't all that bad. In a discussion with history teachers, he said that the Great Terror of 1937 was a "scary page" in Russian history, but suggested that the American bombings of Hiroshima and Vietnam were far worse. "We should never allow others to make us feel guilty," he said. Putin has also been instrumental in a rehabilitation of the Soviet past in general. "Yelstin wanted to break all links with the Soviet period, whereas Putin moved to re-establish continuity with the Soviet past," says Boris Dubin, an expert at the Levada Centre think tank in Moscow.

And what about Dmitry Medvedev?

Medvedev is of a different generation to Putin. While Putin was running around East Germany as a KGB spy, Medvedev was playing air guitar to Deep Purple records and dreaming of owning a pair of jeans. During his election campaign, he told youths at a rock concert that everything had been "grey" during the Soviet period. In his speeches, he has also focused less on making Russia strong and powerful, and more on improving economic and civil freedoms for its citizens. How serious he is, and how much he'll be able to change things, remains to be seen, but it's a fair bet that his views towards Stalin are less charitable than Putin's.

Nevertheless, while it's unlikely that Medvedev would publically praise Stalin, one of his first speeches as President was to take over command of the Presidential Regiment from Putin and congratulate it on its 72nd anniversary. The regiment was formed in 1936, just before the Great Terror, to protect Stalin. The improbability of Angela Merkel offering similar congratulations to a regiment formed during the Nazi period shows just how differently Russia and Germany look at the "dark" parts of their histories.

How do Russians see the Stalin period?

A survey from late 2006 found that 47 per cent of Russians viewed Stalin as a positive figure, and only 29 per cent as a negative one. "Lenin is slowly becoming a historical figure with little contemporary relevance," says Mr Dubin. "But as we focus more and more on the Great Patriotic War [Second World War] as the main event in our 20th-century history, the figure of Stalin becomes more and more significant to ordinary Russians."

Under Putin, Victory Day has become the biggest Russian holiday, and for most Russians, the name of Stalin is synonymous with the Second World War effort. Western scholarship that suggests Stalin refused to believe that Hitler would attack the Soviet Union in 1941 and thus cost thousands of lives is rubbished, and there is also no discussion of the forced deportation of millions of Soviet citizens – Chechens, Volga Germans, Kalmyks and others.

What are children taught about Stalin?

A new, government-approved history textbook was launched last year to much controversy. The book covers the 20th century, with a chapter at the end on Vladimir Putin and "sovereign democracy". The textbook portrays the Stalinist repressions as a necessary evil: "The result of Stalin's purges was a new class of managers capable of solving the task of modernisation in conditions of shortages of resources, loyal to the supreme power and immaculate from the point of view of executive discipline." A few historians would argue with that analysis.

Who else is in the Name of Russia list?

Among the 500-strong long list are a range of names, from Tsars and aristocrats to the Soviet goalkeeper Lev Yashin, via composers, poets and artists. It will be whittled down to 12, with the winner announced in December.

Vladimir Lavrov, a history professor at the Institute of Russian History, was given the task of selecting the 500 candidates. He said there were some figures who "couldn't be seen as a symbol of the country, such as Lavrenty Beria". Beria was one of Stalin's cruellest henchmen. Other controversial Bolsheviks on the list include Felix Dzerzhinsky, the founder of the Cheka, eventually renamed the KGB.

Does Stalin have a chance of winning?

It is not known who is leading the vote, but Stalin's popularity among a certain section of the population makes it quite possible that he will make the 50-strong shortlist, and perhaps the final 12.

But he faces stiff competition. Peter the Great, who founded St Petersburg, is likely to win a lot of support. The clever money would be on the poet Alexander Pushkin. Although he died in his 30s, Pushkin is by far the most popular Russian literary figure, with streets, squares and cities bearing his name. Every Russian schoolchild can recite at least a few verses of his poetry, and as the popular Russian saying goes: "Pushkin is our everything."

Is Stalin likely to continue becoming more popular in Russia?

Yes...

* As time goes by, the repression and murder of the epoch is forgotten, while there is a nostalgia for superpower status

* The state controls TV, which continues to make patriotic programmes about Stalin and the war that gloss over the repression

* Russians traditionally respect a strong leader more than they worry about human rights or democracy

No...

* Russians will continue to respect for those who fought the Nazis, but they can separate this from respect for a vicious dictator

* Young Russians may not be democrats, or politically engaged, but nor do they have any time for Communism or Stalinism

* After Putin, state propaganda could turn away from portraying the Soviet past as glorious, and adopt a more nuanced approach
__।
Grant: Untung Bukan Wasit Inggris di Moscow

Jakarta - Ucapan selamat Avram Grant pada Manchester United ternyata masih dibarengi ganjalan. Dia kini mempertanyakan integritas wasit dan bersyukur final Liga Champions tak dipimpin wasit Inggris.

Adalah Steve Bennett yang jadi sorotan Grant terkait hasil pertandingan MU vs Wigan Athletic akhir pekan lalu. Dalam laga yang berakhir 2-0 dan kemudian menjadi penentu "Setan Merah" menjadi juara, Bennett disebut Grant membuat banyak kesalahan yang memberi keuntungan pada MU dan ujung-ujungnya merugikan Chelsea.

Pelatih asal Israel itu menyebut MU seharusnya dihukum penalti setelah Rio Ferdinand menyentuh bola dengan lengannya di kotak penalti. Sementara Paul Scholes semestinya mendapat kartu kuning kedua setelah melanggar dengan keras Wilson Palacios.

Bukan Bennett saja yang dikritik Grant, Mike Dean yang memimpin laga MU vs Chelsea di Old Trafford juga disebutnya berperan dalam kegagalan The Blues menjadi juara.

"Saya pikir dalam pertandingan menghadapi Manchester United di Old Trafford, wasit (Mike Dean) punya peran besar dalam menentukan hasil pertandingan. Saya pikir tak seharusnya John Obi Mikel di kartu merah. Saya pikir Paul Scholes seharusnya dikartu merah Minggu kemarin juga hadiah penalti buat Wigan. Tapi semua sudah selesai, saya mengucapkan selamat buat MU," ungkap Grant di Dailymail.

Menghadapi final keduanya dengan MU di laga pamungkas Liga Champions, Grant mengaku tak khawatir kejadian serupa bakal terulang. Dasar keyakinannya cuma satu: bukan wasit Inggris yang memimpin laga final nanti.

"Saya katakan pada Anda kalau saya percaya dengan tradisi pertandingan yang adil di Inggris. Saya tidak menentangnya. Tapi apa yang kemudian terjadi sudah saya perkirakan. Di Inggris ada wasit yang sangat bagus - tapi di antara itu ada sedikit yang bisa Anda pengaruhi, seperti yang Anda lihat."

"Ya, bisa dikatakan seperti itu (senang bukan wasit Inggris yang memimpin pertandingan final," pungkas Grant saat ditanya soal wasit final Liga Champions. ( din / key )


Barca Bukan Apa-apa Tanpa Dinho

Barcelona - Kelanjutan nasib Ronaldinho jadi berita yang paling ditunggu. Meski performanya tengah menurun, Barcelona disarankan tidak membuat kesalahan terbesar dalam sejarah dengan menjualnya.

Adalah legenda sepakbola Argentina, Diego Maradona yang punya pendapat seperti itu. Meski lebih banyak menjadi berita karena dianggap kehilangan magisnya plus kelakuannya di luar lapangan dan isu transfer, Dinho tetap dianggap sebagai sumber kekuatan Barca.

"Tanpa orang Brasil itu Barcelona akan menjadi klub biasa. Pernyataan beberapa media yang menyebut dia bukan siapa-siapa lagi dan sudah menjadi mantan pemain sungguh mengganggu saya. Tanpa Ronaldinho musuh tak takut pada Barca," ungkap Maradona dalam wawancaranya dengan Marca seperti diberitakan Yahoosport.

Jika pada dua musim sebelumnya Ronaldinho adalah tokoh sentral di Barcelona dan punya peran besar membawa klub Catalan itu merengkuh dua titel La Liga Primera serta menjadi kampiun Eropa, tahun ini dia seperti mati suri. Cuma 25 kali dia tampil di seluruh laga musim ini dengan jumlah gol yang hanya sembilan gol dan empat assist.

Mantan pemain terbaik dunia itu juga sempat mendapat kritik tajam terkait kehidupan pribadinya yang dianggap berpengaruh besar pada performanya di atas lapangan. Tapi menurut Maradona, Dinho tak perlu meminta maaf atas tindak-tanduknya tersebut karena dia punya jasa yang lebih besar buat Barca.

"Saya tidak berpikir kalau Dinho harus meminta maaf, seperti yang banyak orang pikirkan. Justru sebaliknya, pemimpin Barca harus berterima kasih pada Ronaldinho atas apa yang dia berikan pada klub."

"Saya pikir jika mereka membiarkannya pergi, itu akan menjadi kealahan terbesar dalam sejarah klub tersebut," pungkas bintang Argentina di Piala Dunia 1986 dan 1990 itu.

Ke mana Dinho akan melanjutkan karirnya musim depan hingga kini memang masih tanda tanya besar. AC Milan yang sebelumnya santer dikabarkan sangat tertarik belakangan justru membatalakan niatnya, adalah Chelsea yang kini disebut-sebut berpotensi mendapatkan mantan pemain Paris St Germain berusia 28 tahun itu. ( din / key )



Komitmen Cech Hanya untuk Chelsea

London - Kabar tak sedap rupanya cukup menganggu Petr Cech. Kiper Republik Ceko ini membantah semua spekulasi dan menegaskan dia tetap berkomitmen pada Chelsea.

Masa depan Cech sedang menjadi sorotan setelah AC Milan dan Barcelona dikabarkan tertarik meminangnya. Terakhir Cech diberitakan meminta kenaikan gajinya. Ia dikabarkan akan hengkang jika The Blues tidak menurut keinginannya.

Meski demikian, Cech membantah semua kabar tersebut. Penjaga gawang berusia 25 tahun ini pun menyatakan keinginan bertahan bersama Chelsea sesuai kontraknya yang baru habis pada 2010.

"Saya ingin bertahan di Chelsea selama mungkin. Ini tak menyusahkan saya jika saya bertahan sepanjang karir di Chelsea. Saya pastikan kepada fans Chelsea saya tidak ingin pergi. Saya merasa senang di sini," tegas Cech seperti dilansir AFP.

Spekulasi masa depan Cech berawal dari wawancara dengan manajer bisnis Pavel Zika yang menyatakan beberapa klub besar siap menawar kiper Chelsea ini sebesar 40 juta euro (Rp 572 miliar) . Cech pun dikabarkan ingin melakukan negosiasi ulang kontraknya di Chelsea. ( key / din )

No comments: