Tuesday, May 6, 2008

Menjadi Sukses Dengan Sifat Atusias






Seorang yang antusias, selalu bisa menganggap hidup ini bagaikan gelanggang perlombaan, persepsi individunya membuat dunia kerjanya tak ubah sebuah gelanggang perlombaan yang tiada hentinya. Ia tidak akan pernah lari dari tantangan yag satu ke yang lainnya, bahkan ia selalu siap menghadapi tantangan yang lebih besar, lebih besar dan lebih besar lagi.

Seorang yang antusias, selalu dan selalu penuh minat akan hal hal yang baru , yang segar dan berbeda, dan bisa mendorong kita untuk selalu bersemangat. Antusiasme berasal dari kata "en" dan "theos" yang artinya "Tuhan di dalam". Ketidakgairahan kerja dan ketidakhadiran antusiasme dalam diri kita merupakan indikator lemahnya kehadiran Tuhan dalam diri, maka ia akan kehilangan masa depan. Sedangkan sang juara senantiasa memiliki antusiasme karena ada Tuhan dalam hatinya.ebih cepat, lebih giat dan lebih aktif. Antusisme adalah sesuatu yang mudah menular.

orang yang selalu antusias tidak memberikan peluang kepada kebosanan untuk tumbuh dan berkembang. Memang secara fitrah ia terkadang terhinggapi kebosanan, namun ia memiliki keterampilan jiwa untuk mengisolasi sang bosan sehingga tidak menular. Maka sang bosan pun merasa bosan berlama-lama dalam jiwa orang yang mempunyasi sifat antusias karena tidak diberi kesempatan berlama-lama bersemayam di sana. Antusiasme itu energi jiwa yang mampu membangkitkan energi fisik

energi fisik pun bisa merangsang gairah dan antusiasme. Bergeraklah lebih cepat dari biasanya! Anda akan merasakan gairah dalam jiwa Anda sedikit demi sedikit tumbuh dan berkembang. Orang yang memiliki mobilitas tinggi biasanya memiliki antusiasme lebih besar dibandingkan dengan yang bergerak lamban. Bekerjalah lebih cepat! Berjalanlah lebih cepat dari biasanya! Itu bisa menstimulasi hadirnya antusiasme dalam diri Anda.

Ketika energi fisik dan energi jiwa telah bersatu, maka karya hebat merupakan sebuah keniscayaan. Bagaimana tidak, tindakan telah bernafaskan antusiasme, perpaduan antara energi jiwa dan energi fisik biasanya melahirkan prestasi fantastik dalam kehidupan.

Tak ada hal yang tidak mungkin diraih oleh mereka yang memiliki antusiasme tinggi. Begitu kata pepatah. Sepertinya pepatah ini ada benarnya. Orang yang memiliki antusiasme tinggi akan memancarkan antusiasme tersebut kepada orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, orang-orang sekitarnya juga akan merasakan energi emosi yang tinggi ini.

Mereka yang tadinya tidak percaya, menjadi percaya, yang tidak mau menjadi mau, dan yang tidak berminat menjadi berminat, dan yang tidak tertarik menjadi tertarik.
Selain untuk orang lain, energi ini juga mempunyai kekuatan luar biasa untuk membantu mengatasi berbagai hambatan dan masalah yang mengadang. Antusiasme yang tinggi akan mendorong orang bertahan terhadap berbagai kesulitan sampai akhirnya kesulitan tersebut berlalu, atau sampai akhirnya jalan keluar ditemukan.

Jadi menjadi seorang yang selalu antusias adalah menyenangakan, pasti anda akan lebih senang berkawan dengan seorang yang antusias, atau riang, karena seorang yang antusias akan membawa suasana yang ceria. jadi kenapa tidak kita menjadi orang yang antusias. dengan antusias orang akan mudah mencapai sukses, tidak percaya...? coba buktikan sendiri…..


Melepas Topeng Egoisme Pribadi

Saat ini cenderung kita lebih mengedepankan Ego pribadi, melihat orang dalam berkendara yang ingin menang sendiri, Melihat pemimpin mementingkan kepentingan pribadi, Budaya antri sudah berkurang, Saat gotong royong dan toleransi sudah memudar. dalam perenungan saya mencoba memikirkan tentang Egoisme. dan mengapa orang cenderung Mendahulukan Egonya?

Egoisme manusia yang mementingkan kenyamanan diri kadang melupakan kondisi lingkungan. egoisme adalah suatu tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Karena itu, satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Dalam bahasa Aristoteles, tujuan hidup dan tindakan setiap manusia adalah untuk mengejar kebahagiannya. Bagi Aristoteles kebahagiaan adalah perwujudan diri manusia dalam segala potensinya secara maksimal.

Manusia pada dasarnya egois, mementingkan diri sendiri. Egoisme merupakan suatu kejahatan dan dipandang sebagai pelanggaran moral karena ia selalu mengabaikan kepentingan orang lain. Egoisme membuat manusia jauh dari kebenaran dan menyimpang dari petunjuk Tuhan. Egoisme, dengan demikian, dapat dipandang sebagai penjara (belenggu) bagi manusia.

Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis. Yaitu, kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang vulgar. Lalu yang baik secara moral disamakan begitu saja dengan kesenangan atau kenikamatan. Karena itu, tindakan yang baik secara moral diartikan sebagai tindakan yang bertujuan mendatangkan kenikmatan dan menghindari penderitaan. Akibatnya dengan segala macam cara orang yang menganut etika ini berusaha untuk memperoleh kenikmatan bagi dirinya dan menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan.

Pernahkah Anda merasakan kegelisahan hati dan jiwa ? Seperti, Anda tidak tahu apa yang harus Anda kerjakan, sedangkan pekerjaan sebenarnya menumpuk dihadapan Anda ?. Pernahkah Anda merasakan beban hidup yang terasa berat dan menumpuk dipundak Anda, sedangkan Anda merasakan tidak tahu harus dari mana menguranginya ? Pernahkah Anda merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghadang setiap langkah kehidupan Anda, tubuh Anda terasa lunglai, tidak tahu harus melangkah kemana ? Pernahkan Anda merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tak berarturan dan serba salah ? Kalau hal itu menimpa Anda, berarti Anda dalam kegelapan cahaya hati karena diliputi egoisme diri yang sangat tinggi.

Lalu bagaimana cara mengendalikan ego kita. Tanggalkan pakaian kesombongan hati dengan sikap rendah hati. Tidak ada yang pantas disombongkan manusia dalam hidup ini.Tanggalkan pakaian dengki dan gantikan dengan cinta dan kasih sayang. Tanggalkan pakaian takabur dan gantikan dengan kesadaran diri sebagai hamba dan abdi Tuhan semata. Buanglah pakain prasangka negatif dengan mengembangkan sikap positif dalam setiap langkah kaki kedepan. Hindarilah prinsip hidup yang salah dengan kembali dalam kejernihan jati diri yang bersumber dari hati.

Kalau anda menginginkan yang baik, buatlah diri anda jadi lebih baik. Jika anda ingin meraih cita-cita, buatlah diri anda menjadi ideal. Anda ingin punya teman yang lebih baik, buatlah diri anda menjadi teman yang lebih baik. Jika anda ingin bekerjasama dengan orang yang mempunyai nilai, jadikan diri anda sendiri lebih bernilai. Kalau anda ingin berurusan dengan orang yang kompromis, buatlah diri anda menjadi lebih kompromis. Kalau anda ingin memasuki berbagai kondisi dan keadaan yang lebih menyenangkan, buatlah diri anda sendiri menjadi lebih menyenangkan. Jika anda ingin dicintai pasangan hidup anda, buatlah diri anda menjadi orang yang mencintainya lebih. Mungkin anda akan bertemu dengan orang-orang yang sulit dimengerti, namun tetap berikanlah diri anda yang terbaik, meski itupun tidak akan pernah memuaskan semua orang.

Kesuksesan dan keagungan dalam hidup tidak akan dapat diraih hanya dari potensi fisik dan kecerdasan akal pikiran. Lebih dari itu diperlukan kecerdasan hati dan kemampuan menemukan cahaya hati yang bersumber dari pengendalian Ego Pribadi. Dan dengan meninggalkan egoisme diri menuju kehidupan yang lebih baik. Jadi maukah kita melepas Topeng Egoisme pribadi kita?

Tips buat para "pensiunan"

Saudara-ku yang baik,
Ada satu sigma yang sangat diyakini oleh mereka yang sudah pensiun, bahwa bila mereka sudah pensiun, habislah sudah. Saya ingin katakan dengan jelas, bahwa stigma tersebut ataupun apapun namanya, sangat tidak benar, keliru dan menyesatkan.

Celakanya, bila kita meyakini omong kosong tersebut, maka hal itu pasti benar-benar terjadia pada diri kita. Kemudian yang terjadi adalah , para pensiunan tersebut "bergabung" dengan pensiun lain, yang setiap hari hanya membicarakan penyakit, membicarakan betapa menderitanya mereka karena sudah tidak dihargai orang lain, membicarakan betapa pintu rejeki seolah-olah sudah tertutu rapat buat mereka. Semua itu kemudian di-ekspresikan dengan cara berpakaian mereka. Sekali-kali mereka pergi ke mesjid, yang seumur hidupnya jarang dilakukan, tapi sholatnya tidak khusuk karena pikiranya masih berputar kepada "penderitaan" nya sebagai pensiunan.

Mereka sering mengenakan celana pendek yg lusuh, mengenakan kaos oblong merk Swan yang sudah bolong-bolong dan sudah tiga hari tidak dicuci dan tentu saja bau apek. Pikiran mereka seolah-olah sudah terkunci dan menolak untuk menerima rejeki yang berlimpah dan menerima kebahagiaan yang berkelimpahan. Mereka anggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak mungkin, padahal sangat mungkin !

Jangan khawatir, jika Saudaraku masih seperti itu, masih bisa berubah.
Ada beberapa tips yang membuka kembali pikiran yang sudah terkunci tadi.

1. Jangan jauh-jauh dari Tuhan. Dekatlah terus kepada Tuhan.

2. Yakinlah bahwa Tuhan terus memberi rejeki tanpa melihat umur.

3. Ketahuilah, usia produktif seseorang dimulai usia 20 th s/d 70 th.

4. Jangan sering-sering gaul dengan pensiunan yang suka mengeluh.

5. Selalu berpakaian rapih jika keluar rumah. (Jangan pakai celana kolor dan kaos oblong yang sudah bolong dan lusuh)

6. Hindari pembicaraan tentang penyakit secara mendalam.

7. Jangan kelewat sering mengatakan saya sudah tua, karena pada saat kita berkata demikian, maka seluruh sel tubuh kita langsung menjadi tua. Kita memang sudah tua, semua orang sudah tahu, tapi gak perlu diomong-omongin terus.

8. Ubah pola berpikir kita dari hal-hal negatif kepada yang positif.

9. Mulai dari sekarang katakan kepada diri sendiri: Didalam pikiran-ku yang sehat terdapat tubuh yang sehat, makmur, sejahtera, berkelimpahan, mampu bersedekah dan sangat bahagia dunia / akherat.

Zenit vs Muenchen 4-0
Raksasa Tersungkur

Dana 69,7 juta euro (991,4 miliar rupiah) guna mendatangkan sederet pemain bintang tidak menjadikan Bayern Muenchen perkasa di Eropa. Ambisi FC Hollywood untuk merebut treble winner kandas. Muenchen tersingkir di semifinal Piala UEFA setelah dipermalukan Zenit St. Petersburg 4-0 di Stadion Petrovsky (1/5).

Muenchen memang hebat, tetapi hanya sebatas di level domestik. Permainan luar biasa yang kerap disuguhkan Luca Toni dkk. di Bundesliga dan Piala Jerman tidak terlihat ketika mereka menghadapi Zenit di semifinal Piala UEFA.

Terbukti, pada pertemuan pertama Muenchen hanya mampu memetik hasil imbang 1-1 di Allianz Arena. Lantas sepekan kemudian mereka dibuat tak berkutik oleh Zenit, yang notabene baru pertama kali tampil di semifinal Piala UEFA.

“Kami harus tampil tiga kali dalam sepekan dalam satu bulan terakhir. Kami kehabisan tenaga, sementara rival kami berada dalam kondisi lebih baik, segar, dan fit,” demikian alasan yang dikatakan Direktur Muenchen, Karl Heinz Rummenigge, dalam situs resmi klubnya.

Faktanya Muenchen tampil buruk. Barisan pertahanan The Bavarian melakukan kesalahan fatal dengan memberikan banyak ruang gerak bagi pasukan Zenit.

Akibatnya kubu tuan rumah langsung menggebrak melalui satu gol yang diciptakan Pavel Pogrebnyak ketika pertandingan baru berjalan lima menit. Sebelum babak pertama berakhir, Zenit kembali menambah gol melalui tendangan keras Konstantin Zyryanov pada menit 39.

“Gol pertama itu mengacaukan rencana kami. Setelah itu, kami berada di dalam genggaman mereka,” ujar bek Muenchen, Philipp Lahm.

Muenchen punya kesempatan memperkecil ketertinggalan pada babak kedua. Sayang, sundulan kepala Luca Toni terlalu tinggi sehingga melewati tiang gawang.

Sebaliknya Zenit berhasil menambah dua gol lagi. Victor Fayzulin mencetak gol ketiga melalui sundulan kepala dengan memanfaatkan umpan silang Aleksandr Anyukov (54’).

Pogrebnyak mengakhiri pesta Zenit dengan satu gol lagi pada menit 73.

Favorit Juara

Berbekal kemenangan spek-takuler ini, status Zenit berubah dari nonunggulan menjadi calon kuat jawara Piala UEFA.

“Zenit akan menjadi favorit di final. Klub yang bisa mengalah-kan Muenchen 4-0 sangat pantas mendapatkannya,” tutur pelatih Muenchen, Ottmar Hitzfeld.

Sementara itu, arsitek tim Zenit, Dick Advocaat, menyatakan bahwa tim arahannya memang jauh lebih baik dibanding sang rival.

“Muenchen adalah salah satu tim terbaik di Eropa. Namun, malam ini kami mampu mengungguli mereka secara teknik dan taktik,” papar Advocaat.

“Kami lebih tajam di depan gawang. Jadi semua pujian pantas diberikan kepada tim ini,” lanjut pelatih asal Belanda tersebut.

Advocaat sendiri dikritik karena tidak menarik Pogrebnyak keluar setelah Zenit unggul 4-0 dari Muenchen. Pasalnya, empat menit kemudian mesin gol yang mengemas sepuluh gol di Piala UEFA itu menerima kartu kuning dan dipastikan absen pada laga final karena akumulasi kartu.

Namun, Advocaat membela diri dengan mengatakan bahwa keputusannya sudah tepat.

“Saya mempertahankan tim terkuat di lapangan karena tidak pernah tahu akhir dari pertandingan jika berhadapan dengan Muenchen. Kita semua tahu apa yang terjadi ketika mereka menghadapi Getafe,” tegas Advocaat.

Alasan yang cukup masuk akal. Pada perempatfinal II melawan Getafe (10/4), Muenchen mencetak dua gol dalam lima menit terakhir pada babak perpanjangan waktu sehingga bisa lolos ke semifinal dengan agregat 4-4. (Wieta Rachmatia)

Fiorentina vs Rangers 0-0 (Adu Pen.: 4-2)
Sukses Sepakbola Negatif

Tersingkir di semifinal Piala UEFA melalui adu penalti terasa begitu menyakitkan bagi Fiorentina. Pelatih I Viola, Cesare Prandelli, pun menuding sang rival, Rangers, menggunakan taktik sepakbola negatif untuk ke final.

“Petualangan luar biasa ini akhirnya berakhir,” ujar Prandelli kepada Soccernet.

“Kami mencoba mencetak gol hingga menit terakhir. Namun, hari ini tim yang hanya fokus bertahan dari awal hingga akhir yang mendapatkan hadiah. Tujuan utama Rangers adalah adu penalti dan mereka sukses mendapatkannya,” lanjut pelatih Fiorentina sejak 2005 itu.

Melalui serangan bertubi-tubi, tuan rumah membuat Rangers terpojok. Bahkan ujung tombak Fiorentina, Adrian Mutu, nyaris membobol gawang Rangers.

Namun, di bawah penjagaan ketat Mario Santana, bomber asal Rumania itu tidak bisa bergerak leluasa. Akibatnya bola melebar ke kiri gawang.

Pada babak kedua, Mutu kembali mengancam gawang Rangers. Sayang, kali ini tendangannya ditepis kiper Neil Alexander. Hingga babak perpanjangan waktu, kedudukan 0-0 sehingga dilakukan babak adu penalti.

Rangers unggul setelah Alexander menggagalkan penal-ti Fabio Liverani. Sementara itu tembakan Christian Vieri melambung.

“Adu penalti adalah kesem-patan menjadi pahlawan. Itulah yang ada di benak saya,” ucap Alexander, yang menggantikan kiper utama Rangers, Allan McGregor, yang tengah cedera. (wta)


Zenit Rasis

Selain peracik strategi yang andal, Dick Advocaat juga memiliki nyali besar. Arsitek tim yang baru saja sukses membawa Zenit St. Petersburg lolos ke final Piala UEFA untuk pertama kalinya itu melontarkan tudingan serius yang bisa membuat pendukung klubnya naik pitam.

Kepada media massa Rusia, Advocaat menuduh suporter Zenit rasis.

“Saya akan senang jika bisa membeli siapa saja. Namun, para suporter tidak menyukai pemain berkulit hitam,” jelas Advocaat seperti dilansir Goal.

“Saya tidak mengerti mengapa mereka terlalu mem-permasalahkan warna kulit. Sejujurnya, hanya pemain berkulit gelap yang bisa membuat Zenit semakin kuat. Namun, hal itu mustahil untuk dilaksanakan,” sebut pelatih asal Belanda tersebut.

Faktanya pendukung Zenit sudah berulang kali terlibat aksi rasisme terhadap pemain berkulit hitam, termasuk pada perdelapanfinal Piala UEFA II melawan Marseille di Stadion Petrovsky (12/3). Kala itu suporter tuan rumah mengejek bek Marseille berkulit hitam, Ronald Zubar, yang tengah melakukan pemanasan.

“Mereka melempar pisang ke arah saya lantas membuat suara seperti monyet,” ucap Zubar.

Ia bukan satu-satunya korban. Pemain Krylia Sovetov asal Kamerun, Serge Branco, juga pernah dihina pendukung Zenit.

“Parahnya, pemimpin klub tidak mengambil tindakan atas peristiwa itu,” ujar Branco.

Menurut kantor berita Rusia, RIA, kota St. Petersburg sendiri menyandang status sebagai kota paling tidak aman bagi orang non-kulit putih. Kondisi itu mungkin yang menyebabkan suporter Zenit bersikap anti-pemain hitam. (cw-6)

No comments: