Warning: Tulisan ini mungkin bisa disturbing dan membuat Anda menjadi gelisah. Memang itu tujuannya.
Semuanya dimulai dari BDSA. Belief, Dream, Strategy, Action. Mulai dari memutuskan apakah Anda memang pantas menjadi entrepreneur, sampai Anda benar-benar terjun menjadi entrepreneur. Semuanya, dimulai dengan BDSA. Tulisan ini bisa membantu Anda untuk memutuskan apakah Anda cocok menerjuni dunia entrepreneurship, dan membantu Anda juga jika Anda memang sudah berada di dalamnya.
Saya sadur dari tulisan menarik dari "The Lazy Way To Success", saya terjemahkan dengan bebas, dan kemudian saya tambahkan opini dan cara pandang saya sendiri. Isinya, tentang sepuluh tanda apakah Anda memang cenderung lebih cocok menjadi entrepreneur, atau sebaliknya lebih tepat menjadi pegawai pada perusahaan, organisasi, atau orang lain.
Tulisan ini pun tidak ditujukan untuk menohok apapun profesi yang sedang Anda geluti sekarang. Juga, tidak untuk menohok dunia profesional itu sendiri. Apapun yang Anda kerjakan dan terjuni saat ini, pastilah sesuatu yang baik dan pantas dihargai. Semoga bermanfaat.
Saya akan memulainya dengan inspirasi dari Robert T. Kiyosaki.
Rata-rata entrepreneur, memulai kerajaan bisnisnya dari bawah. Mereka mengalami masa-masa sulit, saat dalam kesendirian, saat dunia tak tertarik dengan apapun yang ditawarkan oleh mereka. Saat segala macam dan jenis kesulitan mereka alami, saat segala kendala mereka hadapi, dan saat berbagai kekurangan dan ketidakcukupan masih menjadi menu mereka sehari-hari.
Lucunya saat mereka sukses, mereka malah "memaksa" generasi penerusnya, anak dan cucunya, untuk memahami, menerjuni, dan menyelami dunia entrepreneurship dan hanya sedikit yang merekomendasi mereka untuk menjadi pekerja atau menjadi bawahan.
Kontradiktif? Tidak sama sekali.
Para entrepreneur sangat memahami sejarah kerajaan bisnis mereka. Mereka juga tak akan pernah lupa dengan segala sakit dan derita yang mereka rasakan di masa-masa awalnya. Justru itulah, mereka berharap bahwa generasi penerus dan anak cucunya, tidak boleh menjalani proses dan prosedur yang sama menyakitkannya. Mereka ingin, generasi penerus dan anak cucu mereka menjadi entrepreneur yang tidak lagi memulai dari bawah seperti mereka sendiri. Mereka, menginginkan anak cucu mereka memulai dunia entrepreneurshipnya , dari atas.
Jika kita sendiri membangun bisnis dari nol, atau dari status sebagai pegawai pada orang lain, masihkah kita ingin anak dan keturunan kita memulainya dari titik yang sama? Dengan segala sakit dan penderitaan yang sama? Tentu tidak. Kita ingin anak cucu kita memulai kerajaan bisnisnya di titik yang lebih tinggi dari tempat kita memulainya dulu.
Jika kita direktur, kita ingin anak kita memulainya dengan menjadi direktur. Dulu bisa jadi kita memulainya dari office boy. Kalau toh menurut kita itu juga harus mereka jalani, itu cuma plot dan mencari pengalaman atau pengetahuan. Intinya, kita tidak ingin mereka menderita dengan cara yang sama.
Kita ingin mereka menjadi "penerus" kesuksesan bukan "pengulang" kesuksesan.
Mengapakah mereka begitu ngotot agar generasi penerus dan anak cucu mereka juga menjadi entrepreneur? Di antara alasannya adalah yang berikut ini.
"Sepuluh Alasan Untuk Tidak Menjadi Pegawai"
"Sepuluh Miskonsepsi Tentang Posisi Sebagai Pegawai"
Berikut ini adalah "Sepuluh Tanda Bahwa Anda Lebih Cocok Menjadi Entrepreneur".
10. Jika Anda adalah jenis manusia yang tidak bisa dipekerjakan. Anda sulit memegang jabatan. Anda tidak menginginkannya, seperti seekor kucing yang diminta mandi.
09. Jika Anda anti otoritas. Anda pembangkang atau pemberontak. Di kepala Anda, Anda hanya ingin menjadi boss, presiden, presdir, kaisar, raja, atau baginda.
08. Jika Anda punya semacam kharisma yang bisa membuat orang lain bergerak. Cobalah telusuri lagi diri Anda dan pengaruh Anda pada lingkungan terdekat di sekitar Anda.
07. Jika Anda tidak pernah lelah untuk terus mencari segala alternatif peluang ekonomis, di manapun dan kapanpun. Anda bisa melakukannya karena kepepet, atau karena memang suka saja. Anda sering terjebak, bukan oleh event tapi oleh berbagai analisis ekonomis. Di bioskop, Anda bukan menonton film, eh malah sibuk menghitung-hitung berapa keuntungan pemilik bioskop, penghasilan aktor film itu, atau produsennya di Hollywood.
06. Jika Anda terus memikirkan berbagai hal dalam konteks lebih mudah, lebih cepat, lebih murah, lebih efisien, lebih efektif, ketimbang cara-cara yang sudah biasa.
05. Jika Anda bisa dengan senang hati melepaskan berbagai keamanan dan kenyamanan, untuk menerjuni dunia lain yang dipenuhi petualangan dan teror.
04. Jika Anda bisa melihat dan meyakini bahwa keterbatasan uang, pengetahuan, atau pengalaman bukanlah penghalang. Anda sanggup bersaing.
03. Jika Anda lebih senang pada faktor kali ketimbang faktor tambah. Anda lebih suka 2x2 ketimbang 2+2.
02. Jika Anda bisa dengan senang hati menggadaikan rumah Anda atau rumah mertua Anda, saat memulai sebuah bisnis. Hati-hati dengan yang satu ini.
01. Jika Anda bisa memprediksi, bahwa dalam lima tahun Anda bisa membeli Argentina dan kemudian menjualnya kepada Brazil.
00. Jika Anda sudah E.D.A.N. sehingga Anda memang benar-benar secara total sudah merasa N alias Nothing To Lose.
Cobalah Anda pertimbangkan kecocokan profil Anda dengan sebelas poin di atas. Jika Anda masih belum merasa memiliki karakteristik di atas, maka ada dua opsi untuk Anda.
1. Anda memang bukan orang yang cocok menjadi entrepreneur. Anda boleh menjadi pegawai orang lain dengan syarat Anda memang nyaman dengan dunia itu.
Jalani, dan tunggulah saat pensiun datang. Ketika itu, Anda sekali lagi akan dihadapkan pada profilisasi dengan sebelas poin di atas sekali lagi. Saat itu, Anda tak akan punya pilihan lain kecuali memutuskan untuk menjadi entrepreneur.
Anda mungkin senang hanya duduk di kursi goyang seharian dan menikmati tabungan di saat pensiun. Tapi ingat, Anda mungkin sudah 30 tahun lebih terbentuk menjadi orang yang bekerja setiap hari. Anda tidak mungkin lagi menganggur, karena sifat itu sudah hilang dari diri Anda. Anda tak bisa hanya tinggal diam. Anda pasti punya mimpi lanjutan.
2. Anda ingin atau telah memiliki sepuluh karakteristik di atas, tapi Anda masih diliputi keraguan dan kebimbangan. Jika ini yang Anda rasakan, Anda harus mundur dua langkah ke belakang plus Anda harus mendapatkan karakteristik yang nomor "00" di atas.
Sebelas poin di atas, sebagian besarnya sudah termasuk dalam wilayah "strategi". Mundurlah kembali saat ini juga, untuk memperbaiki "beliefs" dan memperkuat "dreams" Anda.
Untuk manapun yang Anda pilih, dan untuk manapun yang menjadi posisi Anda saat ini, mulailah menjadi pembelajar entrepreneurship dengan BDSA sekarang juga.
Semoga bermanfaat.
Jangan Ganggu Tugas Kenegaraan
MAKIN jelas bagaimana ''dominasi'' partai politik begitu kentara di Indonesia. Kita katakan demikian, karena sampai presiden pun harus terjun ke partai politik untuk mempersiapkan diri menghadapi pemilu tahun 2009. Pemilu itu baru akan dilakukan setahun lagi. Kalau boleh kita katakan untung, untunglah presiden secara bijak melakukan kegiatan berpartainya di hari minggu dan hari libur. Sebagai manusia, kita cukup prihatin dengan kondisi presiden. Sudah seharusnya setelah menjalankan tugas-tugas kenegaraan yang begitu padat dan menyita pikiran dan menguras fisik, presiden istirahat di hari Minggu. Tujuannya tentu saja agar kesehatan terjamin dan dengan demikian mampu secara segar mengelola negara dengan penduduk 230 juta orang ini. Tetapi bagaimana lagi, partai di Indonesia masih mengandalkan figur sehingga presiden harus ikut-ikutan berpartai-ria.
Kalau kita coba bawa pada khazanah modern, antara partai politik dengan tugas kenegaraan itu dipisah. Dari sisi ini presiden sudah melakukan. Tetapi ada yang lebih baru lagi, partai politik dan tugas kenegaraan itu sudah diklusterkan, ada pemisah yang tegas agar tidak saling mengganggu. Partai politik bertugas melahirkan pemimpin negara. Tetapi begitu partai itu berhasil melahirkan negarawan, posisinya sudah langsung terpisah. Ibaratnya yang satu sebagai pabrik, yang lain adalah output-nya yang telah bebas malang-melintang di berbagai pasar. Sangat tidak bagus jika output itu kembali ke pabrik.
Jangan lupa, partai politik mempunyai dinamika persaingan internal tersendiri. Kita khawatir presiden akan terjebak pada persaingan tersebut yang membuat konsentrasi tugas kenegaraan akan pecah. Sebaliknya juga demikian partai akan pecah kalau presiden terlalu dominan dalam menentukan kebijakan partai. Jika ini terjadi, suasana negara akan bertambah runyam. Harap juga kita pahami, semakin terbukanya akses informasi di Indonesia, efek bombastisnya akan membuat masalah kecil akan terkesan besar.
Sebagai kepala negara dari sebuah negara yang belum juga berhasil membangun ekonomi dengan baik, apalagi terkena imbas naiknya harga minyak dan naiknya harga pangan dunia, tidak boleh sedikit pun presiden terganggu atau diganggu oleh kegiatan partai. Urusan negara harus nomor satu, meski pemilu itu berlangsung sebulan lagi, apalagi masih setahun di depan.
Jadi, pesan yang harus diberikan kepada partai politik di Indonesia, manajemen mereka harus berubah. Sekarang adalah zamannya perubahan. Partai politik harus mampu membaca situasi kenegaraan. Artinya bagaimana keadaan Indonesia dan apa yang diperlukan saat ini. Partai harus mampu membedakan situasi di Indonesia dengan di negara lain. Barangkali di negara luar partai sangat ditentukan oleh kedekatan pemimpin politiknya. Semisal di India. Tetapi situasi Indonesia saat ini benar-benar memerlukan konsentrasi. Karena itu sebaiknya partai tidak mengganggu konsentrasi ''hasil pabrikannya' ' yang kini sedang menjalankan tugas kenegaraan. Hasil pabrikan partai itu tidak hanya presiden, tetapi juga anggota kabinet dan anggota DPR. Biarkan mereka bertugas membuat kebijakan negara dulu demi keberhasilan negara bersaing di forum internasional. Partai semestinya diurus oleh pejabat-pejabat partai sendiri.
Cara seperti ini sungguh akan baik bagi masa depan partai politik itu sendiri. Di samping meningkatkan kepercayaan diri, partai sudah pasti secara perlahan-lahan akan menghilangkan politik figur. Jangan dilupakan, cara seperti ini dengan sendirinya juga akan melahirkan kader-kader baru partai yang membuat fundamental partai akan semakin kuat. Jadi anggap saja para negarawan tersebut adalah sebuah hasil dari pabrikan partai, dan sebagai sebuah pabrik tidak usah mengganggu mereka lagi. Biarkan mereka mengurus negara. Partai politik berkewajiban memproduksi lagi negarawan baru yang jauh lebih berhasil dari yang sudah ada. Dengan cara ini, baik negara maupun partai akan saling menikmati keuntungan.
Selamatkan aset Miliaran anda dari media negative
Sekedar sharing..... ....
Apakah teman-teman tahu apa aset terbesar yang pernah kita miliki? Apakah sahabat pikir itu warisan, perusahaan sahabat saat ini, pekerjaan atau ada yang lain muncul di pikiran?
Tahukah anda kalau jawabannya adalah PIKIRAN..ya benar, asetnya ada di dalam diri sahabat sendiri, bukan diluar sana..
Tentu sahabat sudah tahu, kalau pikiran itu merupakan alat penciptaan, menjadikan sesuatu menjadi ada, yang membuat yang sesuatu dulunya tidak mungkin kini telah berhasil diciptakan..
Dalam artikel ini secara khusus saya mengajak sahabat untuk menyelamatkan pikiran dari media negative..
Pernahkan anda menonton sebuah film dengan aktor utama disakiti? Saat itu kita langsung merasa kasihan dengan pemeran utama, rada marah dan kesal dengan pemeran antagonis.. apakah anda tidak sadar itu HANYA sebuah film, sebuah kisah fiksi, BUKAN kisah nyata...Tapi di situlah letak uniknya pikiran kita, tidak bisa membedakan mana yang benar-benar nyata atau hanya sebuah fiksi...
Media di negeri ini, percaya atau tidak, sekarang ini lebih banyak memberitakan berita negative seperti korupsi, kerusuhan, penggusuran dan hal-hal negative lainnya ketimbang yang positive seperti keberhasilan, kisah-kisah sukses, keberhasilan program pembangunan, prestasi anak bangsa dll. Pernahkan anda merasa marah ketika membaca seorang tersangka koruptor yang masih bebas? Pernahkan anda merasa takut atau marah ketika melihat kerusuhan? Apakah anda sadar itu tidak terjadi di dekat anda, tetapi di tempat lain..Tapi disitulah letak uniknya pikiran kita, tidak bisa membedakan mana yang terjadi di sekitar anda atau tempat lain yang sangat jauh..
Pikiran sahabat merespon apa yang sahabat lihat, dengar, baca dan alami.....
Apakah sahabat mau dibebani dengan perasaan "not feeling good" itu setiap hari?
Saya pribadi bukannya menyarankan untuk tidak membaca koran atau menonton TV? Kalau kita membaca mengapa tidak membaca yang membuat kita tambah bahagia, berpikiran positive dan menjadi pribadi yang selalu merasa "feeling good". Kalau menonton TV mengapa tidak menonton acara yang memberikan semangat, perasaan bahagia dan cinta kasih dan hal positive lainnya.
Sahabat ingin menjadi pribadi yang "feeling good"? Sayangilah pikiran anda, aset TERBESAR anda...
Semoga ada manfaatnya।
Obama, Anak Gembala Kambing!
H.Bambang Eka Wijaya:
"SIANG-malam jaga saluran Aljazeera dan CNN terus!" entak Umar. "Apa Obama bisa menyaingi Hillary Clinton yang punya mesin politik tangguh?"
"Justru usai Super-Tuesday di mana 21 state serentak melakukan pemilihan calon partai ke pemilihan presiden, Obama unggul tipis 838 dari Clinton 834 utusan ke konvensi!" jawab Amir. "Obama unggul di 13 negara bagian, termasuk Illinois (Chicago) basis senatornya, dan Kansas (kampung ibunya). Clinton unggul di delapan state termasuk New York, basis senatornya dan di mana ia pernah jadi gubernur, serta California!"
"Seleksi calon partai itu sampai April, menuju konvensi akhir Agustus!" timpal Umar.
"Pekan ini sampai Selasa depan seru!" tegas Amir. "Sabtu di Louisiana, Nebraska, dan Washington! Minggu di Maine! Selasa di Virginia, Maryland, dan Columbia! Setelah itu, Maret dilanjutkan di Texas dan Ohio, lalu April pamungkas di Pennsylvania! "
"Busyet! Bagaimana Obama yang cuma relawan LSM membiayai kampanyenya? " tanya Umar.
"Hillary Clinton Rabu lalu menyatakan ia tahu Obama sudah berhasil mengumpul sumbangan rakyat 32 juta dolar AS akhir Januari, dibanding dengan dia baru 14 juta dolar AS selain dana pinjaman pribadi 5 juta dolar AS!" jawab Amir. "Malah dalam Super-Tuesday kemarin, di website Obama tercatat dapat tambahan 5,6 juta dolar AS! Begitu pun Obama tegas, tetap kampanye dengan tim yang ramping!"
"Gile banget!" entak Umar. "Bagaimana rakyat Amerika begitu percaya pada Obama?"
"Tampaknya karena Amerika sedang mencari pemimpin alternatif yang membawa perubahan!" jawab Amir. "Tulisan 'Change' selalu menonjol dalam setiap kampanye Obama!"
"Perubahan?" Umar terbahak. "Itu meniru SBY yang istimewa! Apa istimewanya Obama?"
"Keistimewaannya, ia kulit berwarna dan masih muda!" tegas Amir. "Barack Obama lahir di Hawaii, 14 Agustus 1961, putra Barack Obama Sr. yang lahir dan besar di desa kecil Kenya, di mana ia tumbuh sebagai gembala kambing milik ayahnya. Ibunya, Ann Dunham, besar di kota kecil Kansas, ayahnya bekerja di rigs--sumur minyak--selama depresi ekonomi, lalu masuk tentara saat Perang Dunia II usai pengeboman Pearl Harbor. Ia menyusuri Eropa, ikut pasukan Jenderal Patton! Usai perang pindah ke Hawaii. Orang tua Obama bertemu di Universitas Hawaii, ibunya mahasiswi dan ayahnya mendapat beasiswa dari Kenya ke universitas tersebut!"
"Jadi Obama cuma anak penggembala kambing?" entak Umar. "Berarti dia satrio piningit, seperti Damar Wulan, bocah angon (penggembala) yang berani melawan penguasa amat perkasa!"
"Itu dia! Andai pun akhirnya ia kalah, kita tetap iri pada Amerika punya calon pemimpin alternatif kelahiran 1960-an!" timpal Amir. "Sedang kita, hasil survei Lembaga Studi Indonesia (LSI--Lampost, 6/2), belum ada calon alternatif, Pilpres 2009 cuma ajang rebutan pemimpin stok lama! Konon lagi calon pemimpin alternatif yang selain muda, integritas dan kredibilitasnya sekelas Obama--relawan LSM yang sukses mengentaskan warga miskin dari cengkeraman kriminalitas dan tingkat pengangguran yang tinggi, ahli hukum lulusan Harvard (1991) dan orang Afro-Amerika pertama menjadi presiden Harvard Law Review!"
"Sebenarnya kita juga punya relawan LSM yang PhD, dengan integritas dan kredibilitas memadai!" sambut Umar. "Cuma, situasi dan kondisi politik kita mungkin masih membuat mereka miris masuk ke dalamnya! Kecuali jalur independen dibuka dengan legalitas fundrising dari rakyat!"
BEST LOVE QUOTES
« on: April 30, 2008, 03:36:54 PM »
Douglas Yates
People who are sensible about love are incapable of it.
Mother Teresa
The greatest science in the world; in heaven and on earth; is love.
Anonymous
From every human being there rises a light that reaches straight to heaven. And when two souls that are destined to be together find each other, their streams of light flow together, and a single brighter light goes forth from their united being.
James Baldwin
Love takes off masks that we fear we cannot live without and know we cannot live within.
Anonymous
To the world you might be one person, but to one person you might be the world.
H. Jackson Browne
Love is when the other person's happiness is more important than your own.
Vi Putnam
The entire sum of existence is the magic of being needed by just one person.
Samuel Butler
To live is like to love - all reason is against it, and all healthy instinct for it.
Felix Adler
Love is the expansion of two natures in such fashion that each include the other, each is enriched by the other.
Saint Bernard of Clairvaux
We find rest in those we love, and we provide a resting place in ourselves for those who love us.
Sam Keen
You come to love not by finding the perfect person, but by seeing an imperfect person perfectly.
Anonymous
Love knows no reasons,
love knows no lies.
Love defies all reasons,
love has no eyes.
But love is not blind,
love sees but doesn't mind.
Rainer Maria Rilke
For one human being to love another that is perhaps the most difficult of our tasks; the ultimate, the last test and proof; the work for which all other work is but preparation.
Khalil Gibran
And think not you can guide the course of love. For love, if it finds you worthy, shall guide your course.
George Van Valkenburg
A day without love is a day without life.
The Butcher's Wife
You'll always know when the right person walks into your life.
Michael Leunig
Love one another and you will be happy. It's as simple and as difficult as that.
Anonymous
Love is not blind -- it simply enables one to see things others fail to see.
The Greatest Pain in Life
« on: Yesterday at 11:37:07 AM »
The greatest pain in life
is not to die, but to be ignored.
To lose the person you love so
much to another who doesn't care at all.
To have someone you care so about so much throw a party...
and not tell you about it.
When your favorite person on earth
neglects to invite you to his graduation.
To have people think that you don't care.
The greatest pain in life,
is not to die,
but to be forgotten.
To be left in the dust after another's great achievement.
To never get a call from a friend,
just saying "hi".
When you show someone your innermost thoughts and they laugh in your face.
For friends to always be too busy to console you when you need someone to lift your spirits.
When it seems like the only person who cares about you,
is you.
Life is full of pain,
but does it ever get better?
Will people ever care about each other,
and make time for those who are in need?
Each of us has a part to play
in this great show we call life.
Each of us has a duty to mankind
to tell our friends we love them.
If you do not care about your friends
you will not be punished.
You will simply be ignored...
forgotten...
as you have done to others.
Friday, May 2, 2008
Saya Ini Pantas Jadi Entrepreneur Gak Ya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment