Pemimpin, Berhentilah ke Luar Negeri

Sensitivitas kemanusiaan yang hilang berganti dengan berbagai simulasi politik yang berimplikasi pada musnahnya rasa (sense). Pemimpin adalah referensi takdir dari siklus kemanusiaan, dan idealisasi dari seorang pemimpin adalah kearifan dan kebijaksanaan sebagai manusia pelayan masyarakat. Namun realitas yang terjadi di negeri berbudaya, di mana kebudayaan itu menjadi tanda tanya, ada apa dengan pemimpin kita?
Mengapa dan ada apa dengan wakil kita di parlemen (dewan)? Haruskah negeri ini menjadi kardus–kardus yang bergambar gedung pencakar langit, dan kemudian terbakar yang di dalamnya telah beranak-pinak ribuan anak negeri yang menangis karena kampungnya porak–poranda oleh tangan–tangan kapitalis bengis berwajah dewa. Sementara sang pemimpin dan para wakil rakyat tidak pernah tahu atau tidak pernah mau tahu.
Kemiskinan rakyat selalu berepisode akar permasalahannya sama, biang masalahnya sama, dan tanda tanya mengapa ini tidak pernah selesai. Diakah pemimpin itu, ataukah seorang dewa yang harus disembah, dilayani dan dirawat dan kalau perlu disuapi. Jika keberpihakkan pemimpin terhadap rakyat tidak tergambar, gambaran yang terjadi mengapresiasikan pemimpin yang menjadikan rakyat sebagai objek martoc (tumbal tanah) kelanggengan kekuasaan.
Manusia tercipta sebagai mahluk rasa, karsa, dan jiwa. Untuk menjadi manusia utuh, haruslah memberdayakan rasa, terutama rasa malu, rasa tanggung jawab, mengapa gubernur dan DPRD Riau selalu ke Jakarta, malah ke luar negeri, sedang rakyat terserak. Haruskah mencaci dan memaki sebagai mula untuk berbicara. Mengapa tidak pro aktif. Haruskah kami selalu berburuk sangka dulu pada pemimpin dan wakil kami. Kemiskinan itu ada di Riau bukan Jakarta, kita punya gedung yang mewah mengapa harus di hotel-hotel seolah–olah kita adalah negeri warga tak beratap.
Haruskah rakyat bertumpah tangis dan darah dulu baru tuan–tuan yang terhormat mau bertindak walau kadang hanya dalam bentuk lips service belaka. Bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Bagaimana dengan efsiensi dan alokasi penggunaan anggaran, bukankah menjadi omong kosong jika kita meminta dana bagi hasil sumber daya alam, sementara pengalokasian dana yang ada saja tidak jelas peruntukannya bagi kesejahteraan rakyat. Menjadi suatu asumsi yang wajar jika pusat menolaknya, karena tidak menyentuh pada akar dan nilai yang akan dibangun. Karena akan menjadi tanda tanya besar, dana yang ada sekarang cukup besar tapi sedikit yang berubah, orang Riau yang miskin makin bertambah. Tak percaya lihatlah, pengaruh urbanisasi hanya 1,25 persen terhadap peningkatan jumlah kaum miskin dan pengangguran dan itu pun hanya ada di pusat kota. Sementara di tepian Sungai Siak, desa-desa, terutama di pinggiran kampung Sakai dan Talang Mamak mereka masih miskin, tertindas dan teraniya.
Jika memang keberpihakkan itu masih ada, maka mari kita beriring langkah menyatu hati bersama turun menatap hati rakyat, Gubernur, DPRD Riau pulanglah dan sadarlah. Mengapa kita tidak mengambil contoh yang baik Magapacal Arroyo meninggalkan sidang di Eropa dan ia pulang dengan lebih memprioritaskan untuk menjemput rakyatnya yang dideportasi. Sekelumit contoh kecil sikap kepemimpinan, yang harus menumbuh kembangkan sikap dengan penuh prioritas terhadap masalah rakyat yang dipimpinnya.
Kembalilah pada lisensi moral sebagai manusia yang beramanah untuk memimpin sebagai pelayan rakyat, legitimasi rakyat, bukan pada tahta, tapi pada keteladanan dan kepedulian kepada rakyat yang dipimpin.
Objektivitas dari suatu perencanaan akan menjadi tepat dan berguna jika penempatan dan perencanaannya itu benar–benar didasari oleh lingkup peristiwa dan intensitas keperluan rakyat yang dipimpin. Bukan bait-bait kata yang dirangkai sebagai pemanis, tapi bait kata sebagai reaksi, perintah, dan pertolongan pada rakyat.
Jika benar adanya keberpihakkan itu maka, tiada lagi ada kesewenang-wenangan , dan penanganan tragedi demi tragedi di Riau selalu tidak efektif karena menjadikan rakyat sebagai kaum yang kalah dan menjadikannya sebagai komoditi kaum pembersih sekaligus penabur debu. Belum pernah terdesir berita angin pemimpin benar–benar membela rakyat, karena suatu alasan klise investasi. Sehingga rakyat selalu berasumsi dan bergalau hati ke mana dan ada apa dengan para pemimpin dan wakil-wakil kami, apakah semua telah menjadi kaum hipokrit yang berjanji lalu mengingkari, menginjak tanpa kaki, mengais tanpa hati.
Berbagai sumpah, kias dan sindir telah terucap. Berbuih–buih mulut berucap, akan sikap dan tindak untuk mengingat rakyat. Akankah keberpihakan pada rakyat?***
M Kapitra Ampera SH MH, praktisi hukum tinggal di Pekanbaru.
Tulisan berikut merupakan rangkuman 1 jam wawancara dengan,
Investor Legendaris nomor satu di dunia di CNBC.
Warren Buffet saat ini adalah orang terkaya nomor satu di dunia versi majalah Forbes,
dengan aset pribadi sebesar $ 62 milyar (setara 619 triliun rupiah!!!),
Angka ini jelas mengalahkan kekayaan Bill Gates,
Almarhum Soeharto,
Tommy Soeharto,
Mayangsari,
Sandra Dewi maupun Bambang Triatmodjo...
Buffet sekaligus filantrop/dermawan nomor satu dunia yang telah menyumbangkan lebih
dari $ 31 milyar (sekitar Rp. 300 triliun!!!) dana pribadinya untuk sumbangan-sumbangan...
Berikut 9 aspek kehidupannya yang sangat menarik:
1. Buffet memulai investasi sahamnya pada usia 11 tahun,
dan ia sangat menyesal memulai investasi saham di usia yang terlambat
2. Dia membeli sebuah lahan pertanian kecil pada usia 14 tahun dari hasil tabungannya menjadi loper koran
3. Dia tetap hidup sederhana dengan gaya hidup yang tidak berubah,
memiliki rumah dengan 3 kamar tidur kecil di kota kecil Omaha,
yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu,
Rumahnya tidak memiliki pagar.
4.Dia mengendarai mobilnya sendiri tanpa seorang sopir ataupun bodyguard di dekatnya
5. Dia tidak pernah bepergian menggunakan jet pribadi,
walaupun ia memiliki perusahaan jet pribadi terbesar di dunia
6. Perusahaannya, Berkshire Hathaway, memiliki 63 perusahaan.
Ia hanya menulis 1 surat setiap tahun ke CEO perusahaan2nya tersebut,
memberikan mereka tujuan bisnis yang harus dicapai setiap tahunnya.
Ia tidak pernah mengadakan meeting atau menelepon CEO2 tersebut,
ia hanya memberikan 2 buah peraturan:
1. Rule number 1: Jangan pernah membuat rugi para pemilik saham
2. Rule number 2: Jangan pernah lupa Aturan nomor 1
7. Ia tidak pernah bersosialisasi di klub-klub orang kaya.
Waktu luangnya setelah ia tiba di rumah ia gunakan untuk membuat popcorn,
dan menonton TV
8. Bill Gates, mantan orang terkaya di dunia,
tidak pernah berminat untuk menemui Buffet karena tidak melihat adanya kesamaan yang mereka miliki,
namun 5 tahun yang lalu Bill mencoba membuat agenda untuk bertemu dengan Buffet hanya selama 30 menit.
Namun meeting tersebut justru berlangsung selama 10 jam,
Bill berbincang-bincang lama sekali dengan Buffet.
9. Buffet tidak pernah membawa hanphone,
maupun PC/laptop di mejanya,
Nasehatnya untuk Anak Muda:
'Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:
1. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG....
2. Jalani kehidupan Anda sesederhana diri Anda sendiri. Yang penting diri Anda NYAMAN...
3. Jangan lakukan apa yang orang lain katakan.
Dengarkan saja mereka, namun lakukanlah hanya apa yang membuat Anda
merasa nyaman (feel good)
4. Jangan membeli barang karena merknya.
Kenakanlah pakaian yang memang membuat Anda merasa nyaman.
5. Jangan menghabiskan uang Anda untuk barang-barang yang tidak penting.
Gunakanlah uang Anda secara bijaksana untuk kebutuhan yang memang
benar-benar Anda perlukan.
6. Akhirnya, ini semua adalah kehidupan Anda.
"Hidup ini hanya sekali. Mengapa Anda harus memberikan orang lain kesempatan
untuk mengatur hidup Anda?. Hiduplah dengan gaya Anda sendiri, yang penting
Anda senang, Anda puas, Anda nyaman, & Anda bahagia...
Kroasia vs Jerman 2-1
Bungkam Kritik
Sadar lawan punya kualitas unggulan, Kroasia mengusung kerja keras plus semangat pembuktian diri ketika menghadapi Jerman. Hasilnya, anak buah pelatih Slaven Bilic tersebut sukses menaklukkan Der Panzer 2-1 di Stadion Worthersee (12/6).
Kemenangan ini sekaligus membungkam kritik akibat permainan buruk dalam laga melawan Austria (8/6).
“Kami ingin menunjukkan bahwa kritik yang kami terima setelah duel pertama tidak benar. Sekarang saya yakin bahwa kami bisa meraih prestasi terbaik,” tegas gelandang anyar Tottenham Hotspur, Luka Modric, dalam situs UEFA.
Pelatih Slaven Bilic pun tak kuasa menutupi kegembiraan. “Semua pemain tampil luar biasa dan bisa mengendalikan permainan," ucap Bilic.
"Kemenangan ini jauh lebih berarti ketimbang mengalahkan Inggris di Wembley walau partai itulah yang memungkinkan kami hadir di putaran final,” lanjut eks pelatih tim U-21 Kroasia tersebut.
Meski menang, Bilic memilih untuk tidak bersikap arogan dan menyebut Jerman tetap sebagai favorit juara.
Akui Kekalahan
Di sisi lain, pelatih Jerman, Joachim Loew, secara kesatria menerima kekalahan ini.
“Permainan kami tidak sebaik seperti ketika menang atas Polandia. Strategi tak berjalan lancar dan kami tidak benar-benar menyulitkan lawan. Jerman pantas kalah,” kata Loew.
Meski begitu, ia tetap yakin pasukannya bakal melenggang ke fase delapan besar.
“Tim ini selalu bangkit dari kekalahan. Kami akan tampil lebih baik melawan Austria dan maju ke perempatfinal," ujar Loew.
Austria vs Polandia 1-1
Menjaga Harapan
Austria belum siap terdepak dari Euro 2008. Agar terhindar dari rasa malu, tuan rumah Piala Eropa 2008 tersebut memperjuangkan setiap detik demi mencapai kemenangan dalam duel melawan Polandia di stadion Ernst Happel, Wina (12/6).
Sayang, sang rival juga enggan menyerah. Alhasil, kedua tim hanya mencatat hasil imbang 1-1 sekaligus menjaga asa menuju perempatfinal.
Meski begitu, pelatih Austria, Josef Hickersberger, mengaku puas.
“Ini poin pertama Austria di Euro. Tim ini bermain dengan berani, penuh semangat, dan berusaha mengendalikan permainan," kata Hickersberger.
Berbeda dengan Hickersberger, pelatih Leo Beenhakker kian pesimistis Polandia mampu melangkah ke fase selanjutnya.
Beenhakker juga kecewa berat terhadap wasit Howard Webb, yang memberikan hadiah penalti bagi Austria pada menit ke-93.
“Hasil seperti ini sulit diterima. Kami bermain sangat baik dan pantas menang. Saya pikir kami tidak akan lolos dari babak penyisihan dan itu menyakitkan,” sesal pelatih asal Belanda itu.
Terlepas dari hasil imbang, kedua kiper pantas menerima acungan jempol. Kiper Austria, Juergen Macho, melakukan enam penyelamatan gemilang.
Di sisi lain, kiper Polandia, Arthur Boruc, tak mau kalah dengan manggagalkan empat peluang lawan sebelum dijebol Ivica Vastic lewat titik penalti.
No comments:
Post a Comment