Thursday, June 12, 2008

SENI UNTUK BERNEGOSIASI




“The only way to negotiate anything is to give one thing in return for another. Satu-satunya cara menegosiasikan apapun adalah
memberikan imbalan kepada yang lain.”~ Denis Waitley

Negosiasi sebelum terjadi transaksi barang atau jasa sudah menjadi bagian dari aktivitas manusia sejak jaman purbakala sampai sekarang. Kemampuan
bernegosiasi lebih dibutuhkan dalam dunia bisnis yang bergerak cepat dan penuh dengan persaingan ketat seperti saat ini. Karena disamping memberikan
hasil lebih memuaskan, melakukan negosiasi akan sangat menyenangkan bila kita mengetahui caranya. Berikut ini ada beberapa tips sukses bernegosiasi.

Langkah pertama adalah mencari informasi yang relevan untuk bernegosiasi, di antaranya tentang tujuan, lawan bicara, agenda, dan hasil yang ingin kita
capai, sekaligus seberapa besar keinginan mereka untuk menciptakan transaksi dengan kita. Jika kita ingin membeli sebuah rak buku, setidaknya kita harus
mengetahui kisaran harga rak buku dengan berbagai model dan bahan. Pengetahuan tersebut merupakan kunci penawaran kita.

Proses pertama akan terjadi jika ada pertanyaan. Maka kita mulai dengan memberikan pertanyaan yang memerlukan jawaban cukup panjang, bukan
sekedar jawaban ya atau tidak. Tetapi jangan sampai kita mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengintimidasi. Sampaikan pertanyaan yang
menunjukkan rasa hormat kita. Misalnya bertanya kepada mereka dengan memberikan alternatif, “Bagaimana kalau 100 ribu saja?”

Sedangkan untuk mengetahui penawaran terendah, langkah yang bisa Anda lakukan adalah membiarkan mereka memulai penawaran terlebih dahulu.
Mereka mungkin memberikan penawaran tertinggi. Tetapi jika Anda memulai terlebih dulu, mungkin mereka akan mendapatkan lebih tinggi dari nilai harga
yang sebenarnya.

Oleh sebab itu, kita jangan langsung menerima penawaran pertama. Jika kita langsung menerima, mungkin mereka merasa terlalu mudah dan berpikir masih
bisa mendapatkan lebih dari kita. Mungkin jika kita menolak penawaran pertama mereka akan lebih puas. Mungkin mereka berkesimpulan sudah berhasil
menekan kita sampai batas terendah.

Dalam proses negosiasi, penjual menawarkan lebih dari jumlah yang sebenarnya ia harapkan. Sementara pembeli akan menawar lebih rendah dari harga
yang berani ia bayarkan. Dua kepentingan tersebut jelas bertolak belakang, tetapi jangan sampai perbedaan kepentingan itu menyebabkan kita bertutur
kata atau bersikap yang dapat menyakiti lawan bicara. Karena bila hal itu terjadi, pasti akan menimbulkan perselisihan atau pertengkaran.

Sehingga pada proses tersebut diperlukan sikap yang berorientasi pada hasil. Orientasi tersebut akan menjaga sikap dan tutur kata kita. Semakin tinggi
hasil yang ingin kita capai, akan semakin baik sikap dan tutur kata kita. Sehingga pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama mendapatkan kesepakatan
atau hasil.

Siapa pun yang memiliki waktu lebih banyak akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam bernegosiasi. Kesabaran dapat menghancurkan orang lain
yang bersikap terburu-buru. Misalnya dalam proses negosiasi kita harus berhadapan dengan kata ‘tidak’, hal itu bukan berarti proses sudah berakhir.

Mungkin kita akan mendapatkan kesepakatan harga terbaik setelah kita melontarkan beberapa pertanyaan dan menunjukkan keseriusan untuk bertransaksi
dengan mereka. Meskipun mungkin kita harus menghabiskan waktu 4 jam untuk proses tawar menawar, tetapi kita akan lebih puas karena berhasil
mencapai kesepakatan harga yang terbaik untuk kedua belah pihak. Puas dalam arti keinginan yang paling mendasar dari kedua belah pihak terpenuhi.

Salah satu seni bernegosiasi adalah jangan pernah bernegosiasi tanpa pilihan. Jika kita terlalu berharap akan hasil yang menguntungkan, berarti kita akan
kehilangan kemampuan untuk bernegosiasi. Sehingga, apa pun yang kita berikan harus ada imbalannya. Salah satu contoh yaitu, “Jika Anda menginginkan
A, maka Anda harus melakukan B.” Tetapi jika kita tidak memiliki alternatif atau pilihan seperti itu, mungkin orang lain akan meminta dan bahkan
mendapatkan lebih banyak dari kita.

Di antara sekian banyak seni dalam bernegosiasi, menyisipkan humor dalam proses bernegosiasi adalah langkah yang sangat menguntungkan. Humor akan
meredakan ketegangan. Humor akan membuat setiap orang yang terlibat dalam negosiasi merasa senang. Bahkan humor mempermudah kita mendapatkan
sesuatu yang kita inginkan melalui proses negosiasi dengan harga yang jauh lebih murah tetapi tak melukai perasaan orang lain.

Itulah beberapa strategi supaya sukses bernegosiasi. Sebenarnya masih ada banyak cara untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi, contohnya
adalah menjadi pendengar yang baik atau membiarkan orang lain lebih banyak berbicara. Atau jika proses semakin sulit dicapai kesepakatan, maka strategi
paling ampuh adalah berpura-pura seakan-akan kita akan segera meninggalkan tempat tersebut, serta masih banyak strategi lainnya.

Meskipun upaya negosiasi tidak selalu berhasil, sebagian besar negosiasi menghasilkan keuntungan. Apalagi jika kita sudah merasa cukup siap untuk
bernegosiasi, maka keuntungan yang akan kita peroleh akan lebih besar. Negosiasi adalah salah satu bentuk seni panawaran yang paling dihargai dan
dinikmati oleh penjual maupun pembeli.[aho]

* Andrew Ho seorang motivator, pengusaha, dan penulis buku-buku bestseller.


Sehatkah Kantor Anda ?

Para peneliti di Old Dominion University, Norfolk, Virginia, telah menemukan beberapa "tanda-tanda penting" untuk mengukur kesehatan
emosional dari sebuah perusahaan. Menurut mereka, hal ini secara dramatis mempengaruhi
kepuasan karyawan dan produktivitas usaha. Dari hasil studi yang dipresentasikan pada tanggal 5 April 2000, di hadapan konferensi
nasional Administration Public, San Diego, Paul Stepanovich, asistan profesor dari Old Dominion, serta konsultan manajemen, Pamela J.
Hopkins, menyatakan bahwa vitalitas, integritas, toleransi, penghargaan, dan kebebasan adalah lemen utama untuk mengukur kesehatan
tempat kerja kita.

"Beberapa perusahaan mempunyai lingkungan yang sehat, saling menjaga dan memperhatikan. Ini adalah lingkungan yang sehat,"
demikian kata Stepanovich. "Sedangkan lingkungan lain adalah negatif, merendahkan karyawan dan kasar. Ini tidak sehat." Menurut
penelitian, kepercayaan dan perhatian adalah dua aspek terpenting dalam suatu pekerjaan. "Jika anda memberikan perhatian pada
karyawan, maka kualitas akan mengikutinya. " Mereka mengemukakan, bahwa banyak manajer menjadi sumber sebagian besar persoalan
dalam kantor. Mereka
terlalu jauh campur tangan, memberikan hukuman dan imbalan atas hasil-hasil yang sebenarnya di luar kendali mereka, serta terlalu
memperhatikan hal-hal yang kecil. Peneliti itu mengadakan polling pada manajer dan karyawan perusahaan industri, eletronik, dan pusat
pelayanan medis, dan menemukan hal-hal berikut yang bisa dijadikan ceklist untuk mengukur kesehatan emosional perusahaan anda.

VITALITAS

1. Apakah pengembangan karyawan merupakan prioritas utama?
2. Apakah karyawan bisa saling tersenyum dan bercanda?
3. Apakah karyawan memberikan perhatian secara tulus?
4. Apakah karyawan merasa puas dengan pekerjaannya?
5. Apakah karyawan menunjukkan rasa bangga dan kepercayaan diri?

INTEGRITAS

1. Apakah perusahaan menggaji secara layak di banding perusahaan lain?
2. Apakah anda puas dengan proses evaluasi prestasi anda?
3. Apakah manajemen puncak melakukan apa yang mereka ucapkan?
4. Apakah karyawan merasa bisa menerima keputusan manajemen dengan baik?
5. Apakah manajemen mempunyai kebijakan untuk peristiwa "duka cita"?

TOLERANSI

1. Apakah pria dan wanita mendapat perlakuan yang sejajar?

PENGHARGAAN

1. Apakah perusahaan menciptakan suasana kerja yang positif?
2. Apakah perusahaan mengakui suatu pencapaian kerja khusus?

PEMBERDAYAAN / KEBEBASAN

1. Apakah perusahaan memberikan imbalan atas suatu inisiatif?
2. Apakah manajer memberikan kebebasan yang diperlukan oleh karyawan?
3. Apakah karyawan memberikan input bagi keputusan yang mempengaruhi mereka?

Dengan mengetahui hal-hal tersebut di atas, kita bisa menyusun langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan perusahaan dan
mengevaluasi pengaruhnya bagi kondisi kerja dan keefektifan pengambilan keputusan.



Mengapa Terlambat Berkembang ?

Sebatang pohon kaktus tumbuh di tengah-tengah gurun pasir yang luas. Tak ada
kaktus lain yang tumbuh di sana. Ia satu-satunya kaktus yang berdiri entah
di mana di gurun yang gersang itu. Kaktus itu merasa heran, untuk apa ia
tumbuh di tempat itu.

"Aku tak melakukan apa-apa selain berdiri di sini sepanjang hari," keluhnya.
"Lalu, apa gunanya aku ada di sini. Sepertinya aku adalah tanaman terburuk
yang tumbuh di gurun ini. Lihatlah, batang-batangku kurus dan berduri.
Daun-daunku kenyal seperti karet dan kasar. Kulitku tipis dan
berbenjol-benjol. Aku tak dapat memberikan apa-apa. Aku tak bisa menjadi
tempat berteduh ataupun buah yang segar bagi pengelana yang melintasi gurun
ini. Sepertinya aku ini sungguh tak berguna."

Memang, apa yang dilakukannya sepanjang hari hanyalah berdiri di bawah terik
matahari. Setiap hari ia tumbuh semakin tinggi dan gemuk. Kini duri-durinya
tumbuh semakin panjang, daun-daunnya semakin keras dan kasar. Ia tumbuh
terus hingga seluruh tubuhnya bertambah kenyal dan menggelembung di
sana-sini. Benar-benar kelihatan aneh sekali.

"Aku harap setidaknya aku bisa melakukan sesuatu yang berguna," bisiknya
sedih.

Pada siang hari seekor elang berputar-putar di ketinggian gurun dengan
gagahnya.

"Apa yang bisa aku lakukan dengan hidupku ini?" teriak kaktus pada elang.
Entah terdengar atau tidak, elang lalu terbang meninggalkannya.

Pada malam hari, bulan melayang di atas langit dan memancarkan sinar
pucatnya ke seluruh penjuru gurun.

"Hal baik apa yang bisa aku lakukan dalam hidupku in?" teriak kaktus pada
bulan. Tetapi bulan tetap menggantung di langit sepanjang malam.

Seekor kadal merayap di dekatnya meninggalkan jejak-jejak indah di atas
pasir.

"Hai kadal," seru kaktus. "Menurutmu manfaat apa yang bisa aku berikan dalam
hidupku ini?"

"Kau?" kadal terkekeh-kekeh. Ia diam sejenak. "Manfaat darimu? Tanyalah
sendiri mengapa kau tak bisa melakukan apa-apa. Lihatlah, elang bisa
melayang dengan indah di udara. Kita semua bisa mengagumi kemampuannya
meliuk-liuk di sana. Lihatlah, bulan tergantung di langit seperti lentera di
malam hari. Cahayanya menerangi kita agar bisa kembali pulang ke rumah.
Bahkan, aku, kadal tanah masih bisa melakukan sesuatu yang berguna.
Jejak-jejakku menghiasi pasir gurun ini. Tapi kau? Kau tak melakukan apa-apa
selain berdiri dengan buruknya di situ setiap hari."

Begitulah terus hingga bertahun-tahun. Pada akhirnya, ketika sang kaktus
telah menjadi tua. Usianya mungkin tinggal sebentar lagi. Ia merasa sesuatu
terjadi pada tubuhnya. "Oh Tuhan," jeritnya. "Aku telah berusaha dengan
keras bertahun-tahun agar menjadi sesuatu yang berguna. Maafkan aku bila aku
gagal melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi gurun ini. Aku takut aku telah
terlambat."

Tapi pada saat itu, tubuhnya terguncang dan bergetar dengan hebat. Dari
dalam tubuhnya muncul dan mekarlah sebongkah bunga yang indah, bagaikan
mahkota cantik di atas kerumunan kelopak bunga. Belum pernah gurun itu
melihat bunga yang cantik seperti itu. Angin yang mencium wewangian aroma
bunga itu terkagum-kagum dan segera menyebarkannya agar bisa dinikmati oleh
seluruh penjuru gurun. Kupu-kupu yang selama ini tidak menjauh, kini
mengerubungi mengagumi kecantikan bunga kaktus. Di malam hari bulan sengaja
memayungi bunga kaktus sehingga menciptakan bayangan yang anggun.

Keindahan bunga itu kini melenyapkan seluruh keputus-asaan sang kaktus
selama ini. Pada akhirnya ia bisa memberikan sesuatu yang berguna bagi gurun
ini, bagi kehidupan ini.

Seorang pengelana yang melintasi berbisik padanya, "Kaktus, kau telah
menunggu sekian lama. Kini menjelang hayatmu, akhirnya kau berhasil
mempersembahkan sesuatu bagi kita semua. Tahukah kau, bahwa hati yang
senantiasa mencari kebaikan pada akhirnya akan memberikan kebaikan pula. Tak
peduli bagaimana wujud dan kerasnya kerjamu. Karena hanya kebaikanlah yang
dapat memberikan kebahagiaan, meski hanya sejenak." Ketika sang kaktus
menatap wajah pengelana itu, tiba-tiba pengelana itu lenyap menjadi asap dan
membumbung tinggi ke langit.


INI TANGGUNG JAWAB SIAPA?

Suatu malam, seorang pencuri berusaha memanjat jendela sebuah rumah yang
hendak ia curi. Saat diinjak, kusen jendela patah dan pencuri itu jatuh
terjerembab di tanah. Kecelakaan itu mematahkan kakinya. Pencuri merasa
dirugikan. Kemudian ia pergi ke pengadilan menuntut si pemilik rumah.

Namun si pemilik rumah mengelak. Katanya, "Tuntut saja tukang kayu yang
memasang kusen itu."

Tukang kayu dipanggil ke pengadilan dan dimintai pertanggungjawaban. Tukang
kayu menjawab, "Memang kusen itu tidak terpasang dengan baik. Tapi itu bukan
salahku. Ini karena tukang batu tidak membuat lubang yang cukup untuk ukuran
kusenku."

Ketika tukang batu dipanggil, ia mengelak, "Aku lalai memasang batu sesuai
dengan ukuran gara-gara perhatianku terganggu oleh seorang perempuan cantik
yang sedang lewat di depan jendela itu."

Kemudian, dicarilah wanita cantik yang dimaksud. Setelah wanita itu
ditemukan, ia menjawab, "Cantik? Biasanya tak seorang pun menaruh perhatian
padaku. Waktu itu aku sedang mengenakan pakaian yang indah. Jadi,
kesalahannya terletak pada pakaian yang dicelup dalam aneka warna yang
indah."

Hakim menghela nafas dan berkata, "Nah, sekarang kita sudah mendapatkan
orang yang menjadi sumber semua kejahatan ini." Lalu ia memerintah, "Panggil
tukang celup itu. Ia harus bertanggungjawab atas patahnya kaki pencuri ini."

Lalu dimulailah pencarian atas tukang celup itu. Mereka menemukan bahwa
tukang celup yang dimaksud adalah suami wanita tadi, dan ternyata dia adalah
pencuri itu sendiri.

Catatan : Ini hanyalah ibarat. Kemana pun kesalahan disembunyikan, ia
takkan jauh dari pelakunya. Sebagaimana kata pepatah Cina kuno, "Sungai
kering, batu pun tampak".


Mereka telah bersuara dengan kakinya

Ketika kami sedang menyusun kerangka hukum bank, saya juga coba-coba merancang logo Grameen. Dalam berbagai rapat saya sering mencoret-coret atau menggambar di buku catatan. Kini semua skets saya terkait dengan kemungkinan yang pas buat logo. Ada tiga tema yang saya bayangkan, semuanya mengenai pedesaan. Yang pertama adalah anyaman, khususnya anyaman rotan, yang saya kira merupakan kiasan indah tentang bagaimana serpihan-serpihan kecil digabungkan menjadi sebuah kekuatan utuh. Saya coba berbagai desain dengan pola-pola anyaman, tapi tak ada yang kena. Tema lainnya adalah angka lima, karena semua kelompok peminjam terdiri atas lima nasabah. Saya coba banyak pola dengan lima tongkat, lima orang, lima tangan, dan lima wajah orang. Tema ketiga adalah gambar sebuah gubuk di desa. Desainnya sederhana dan mengesankan segala sesuatu yang terkait dengan pedesaan.

Pada masa ini, setiap kali saya mengunjungi sebuah desa Grameen, saya perhatikan dengan seksama semua pekerjaan anyaman yang belum selesai, tumbukan padi, macam-macam kerja yang di lakukan masyarakat, tempat tinggal mereka, peralatan dan dekorasi mereka, untuk melihat kalau saya bisa mendapatkan beberapa detail yang bisa saya pakai dalam logo baru kami. Saat sedang menghadiri sebuah seminar di Bangkok, bayangan tentang sebuah logo terlintas di benak saya. Alih-alih menyimak pembicaraan, saya merancang logo bertemakan gubuk. Sekonyong-konyong muncullah sebuah desain. Saya menggambar beberapa versinya. Salah satunya langsung saya sukai. Saya sadar telah menemukan logo saya dan saya bahkan menuliskan susunan warnanya.

Begitu kembali ke Dhaka, saya telah memiliki gambar logo yang diwarnai dan menunjukkannya pada Muzammel, Mahbub, Dipal, Nurjahan, dan Daiyan. Mereka menanggapinya dengan hati-hati. Mereka mengajukan banyak pertanyaan. Apa yang disimbolkan logo itu? Apa makna warna-warnanya? Saya sampaikan tafsiran saya sendiri : Logo gubuk berarti pedesaan tetapi bisa juga dibaca sebagai sebuah anak panah yang melesat ke atas, warna merahnya menandakan kecepatan. Warna hijau di tengah gubuk bermakna kehidupan baru, dan itulah tujuan yang disasar anak panah itu.

Rekan-rekan saya awalnya tidak terlalu antusias. Saya berpendapat bahwa kita harus segera punya logo dan menempatkannya di kop surat, amplop, pamflet, dan semua alat-alat kantor lainnya, sehingga terlihat sebagai bagian dari proyek ini dan akan diwariskan pada bank baru. Agar logo ini semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari Grameen, saya sarankan kami menggunakannya saat upacara peresmian. Kami akan membangun sebuah logo besar dari bambu dan kertas berwarna. Logo itu akan berfungsi sebagai pagar untuk memasuki cabang Grameen.

Kami menggelar upacara pembukaan di sebuah lapangan terbuka yang luas di desa Jamurki, Tangail. Kami undang kelompok-kelompok peminjam dan seluruh staf dari beberapa cabang untuk ikut serta dalam pembukaan ini. Mereka memenuhi lapangan upacara. Tamu-tamu lainnya datang dari Dhaka. Menteri Muhith, perwakilan peminjam, dan saya duduk di podium. Hari itu sangat indah, matahari bersinar terang. Seperti biasa, upacara kami mulai dengan pembacaan Al-Quran, dilanjutkan dengan pidato emosional dari ibu-ibu peminjam. Bagi kami semua yang bekerja begitu lama dan begitu keras, pencapaian ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya melihat ke seluruh perempuan yang duduk dengan kain sarinya yang berwarna-warni, merah, hijau, oker, dan merah jambu —sebuah lautan sari—ratusan peminjam yang harus berjalan tanpa alas kaki untuk menghadiri perayaan kami. Mereka telah bersuara dengan kakinya. Tak perlu diragukan lagi komitmen dan kesungguhan mereka untuk membebaskan diri dari kemiskinan. Pemandangan yang indah, sungguh kuat dalam berbagai hal.

______



Ada tiga tema yang saya bayangkan, semuanya mengenai pedesaan.

Yang pertama adalah anyaman, khususnya anyaman rotan,

yang saya kira merupakan kiasan indah tentang bagaimana

serpihan-serpihan kecil digabungkan

menjadi sebuah kekuatan utuh.

______



Logo gubuk berarti pedesaan

tetapi bisa juga dibaca

sebagai sebuah anak panah yang melesat ke atas,

warna merahnya menandakan kecepatan.

Warna hijau di tengah gubuk bermakna kehidupan baru,

dan itulah tujuan yang disasar anak panah itu.

______



Bagi kami semua yang bekerja begitu lama

dan begitu keras,

pencapaian ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.

______



Mereka telah bersuara dengan kakinya.

Tak perlu diragukan lagi komitmen dan kesungguhan mereka

untuk membebaskan diri dari kemiskinan.

Pemandangan yang indah,

sungguh kuat dalam berbagai hal.

Berani BERTINDAK Dengan KERENDAHAN HATI

SALAM......


Yang saya maksudkan dengan "kerendahan hati" adalah "tidak sombong". Lawan kata dari "kesombongan" adalah "kerendahan hati". Berani bertindak dengan kerendahan hati, berarti: melakukan segala sesuatu perbuatan dengan tanpa bersikeras membuktikan diri di hadapan orang lain. Dan ini memang membutuhkan suatu keberanian tersendiri.


Berani tidak membuktikan kehebatan diri sendiri di depan orang lain, itu tidak mudah. Kecenderungan sifat manusia adalah ingin membuktikan sesuatu kepada orang lain. Jika Anda membuktikan kehebatan diri sendiri kepada orang lain, dengan tanpa mempertimbangkan tempat dan waktu yang tepat; itu akan membahayakan diri Anda secara psikologis.


Kebanyakan orang seringkali lupa tentang "kerendahan hati" saat mereka bertindak. Jika Anda berani bertindak, tanpa kerendahan hati, bisa mengakibatkan orang menjauhi Anda. Dan, mereka bisa berbicara di "belakang punggung" Anda, bahwa Anda sebenarnya tidak percaya diri, sehingga menjadi sombong. Bahkan, bisa jadi mereka akan membenci Anda. Inilah bahaya psikologis akibat "kesombongan" .


Kebanyakan orang tidak tahan dengan "membuktikan diri sendiri" ini, karena manusia memang cenderung punya kesulitan untuk tidak menyombongkan diri. Oleh sebab itu, saya mengatakan pada Anda, perlu "keberanian besar" untuk bertindak dengan "kerendahan hati". Jika suatu saat Anda tergoda untuk menyombongkan diri, cobalah untuk menahan godaan itu. Anda harus melakukan upaya dengan tindakan langsung, untuk menahan diri Anda terhadap "kesombongan" tersebut. Anda harus selalu mencoba mempraktekkan usaha-usaha untuk menumbuhkan kerendahan hati yang tulus tersebut, sehingga Anda akan merasakan ketenangan dan kedamaian; tanpa perlu harus menyombongkan diri Anda.


Sudah menjadi kesepakatan umum, bahwa orang lebih tertarik pada pribadi yang tenang, percaya diri, komunikatif, ramah, tulus, dan tidak menyombongkan dirinya. Anda boleh menceritakan keberhasilan Anda, tetapi tetap terkendali dan tidak memberikan kesan, bahwa Anda mensyukuri nasib buruk orang lain. Coba praktekkanlah sehari-hari "kerendahan hati" ini, dan rasakan semangat Anda.

> Bahagiakah pasangan yang menikah hanya karena cinta?
>
> Barangkali kisah ini bisa menjadi renungan bagi
> kita, utamanya yang
> ingin berumah tangga:
>
> Alkisah, seorang pemuda miskin bernama Yogi
> Prasetyo, berasal dari
> Purwokerto, Jawa Tengah. Keluarganya hanyalah
> keluarga sederhana, kalau
> tidak bisa disebut miskin.
> Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit di
> desanya.
> Karena kegigihannya, Yogi berhasil kuliah di FE UGM
> walaupun dengan biaya
> seadanya.
> Semasa semester 4 di kampus, Yogi jatuh hati pada
> seorang gadis bernama Ayu
> Wulaningrum, juga sama-sama kuliah di facultas yang
> sama.
> Ayu adalah putri seorang bupati ternama di daerah
> Yogyakarta & juga masih
> keturunan keraton. Walaupun secara economy mereka
> jauh berbeda, namun
> tidak menghalangi keduanya untuk saling mencintai.
>
> Ayah Ayu yang mengetahui putrinya begitu mencintai
> pemuda dari
> keturunan biasa, tak mampu mencegah gelora cinta
> putrinya. Maka begitu
> keduanya telah lulus, pernikahan keduanyapun
> diselenggarakan dengan megah.
> Pesta besar-besaran digelar untuk mengiringi
> pernikahan putrinya.
> Ayah Yogi yang tak punya banyak harta, hanya bisa
> memberikan bantuan
> sumbangan pakaian, sprei, sarung bantal, yang
> semuanya ia buat & ia
> jahit sendiri khusus untuk pernikahan putranya.
>
> Bahagiakah Ayu bersanding dengan Yogi?
>
> Ternyata kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama.
> Tibalah saatnya malam pengantin tiba. Mereka
> berduapun memasuki
> peraduan dengan bahagia.
> Namun, ketika Yogi membuka pakaiannya & tinggal
> memakai celana kolor,
> berteriaklah Ayu dengan keras, sebelum akhirnya
> pingsan tak sadarkan diri.
> Semua penghuni rumah dari kerabat & keluarga Ayu
> pun berdatangan
> melihat kejadian itu.
>
> Yogi masih dalam kebingungan & mencari tahu
> kenapa istrinya hysterical &
> pingsan. Dilihatnya celana kolor yang ia pakai.
>
> Aduh, Yogi lupa kalau celana kolor itu jahitan
> ayahnya, dibuat dari
> kain bekas wadah tepung terigu. Di tengah celana
> kolor itu masih terpampang
> jelas tulisan, "BERAT BERSIH 25 KG".
>
> Tentu saja Ayu langsung pingsan melihatnya. Ayu
> tidak bisa membayangkan
> seberapa besar isinya dengan berat segitu.
>
> Bussyeeet serius bener bacanya...
> Ayo Kerja lagi !!!............
>






Bagaimana biasanya Anda mengatasi stres? Jawablah kuis di bawah ini untuk mengetahuinya. Pilih jawaban secepat mungkin dan paling sesuai menurut Anda.

1. Reaksi spontan saya terhadap situasi yang membuat saya stres biasanya:
A) berteriak atau melempar barang.
B) menjauhkan diri dari subyek penyebab stres.
C) memukul atau menampar.
D) mencoba untuk tidak langsung memberikan reaksi.

2. Bila stres sudah lewat, biasanya saya merasa:
A) tidak dimengerti.
B) kesepian.
C) bersalah.
D) lebih tenang.

3. Biasanya saya merasa stres:
A) setiap hari.
B) paling tidak sekali sebulan.
C) kadang-kadang, sampai masalahnya memuncak.
D) jarang.

4. Biasanya saya melampiaskan reaksi stres kepada:
A) anak-anak atau pasangan saya.
B) sesama rekan sekerja atau teman.
C) sesama anggota keluarga.
D) diri sendiri.

5. Untuk mengurangi stres atau frustrasi, saya mencoba untuk:
A) melakukan hobi.
B) tidur atau meditasi.
C) olahraga.
D) bukan ketiga-tiganya/jawaban yang lain.

6. Bila sedang sangat frustrasi, saya sangat ingin:
A) makan junk food.
B) lari dari permasalahan.
C) minum minuman beralkohol atau merokok.
D) tidak tahu/jawaban yang lain.

7. Sewaktu masih kecil, saya ingat paling tidak salah satu dari orangtua atau pengasuh saya memberikan respon terhadap stres dengan cara:
A) berteriak atau bertengkar.
B) menyendiri.
C) memukul, menampar atau melempar barang.
D) tidak ingat/jawaban yang lain.

8. Reaksi yang diperlihatkan anak-anak saya terhadap stres adalah dengan:
A) berteriak.
B) bersembunyi.
C) menampar dan memukul.
D) tidak yakin/jawaban yang lain.

9. Bila saya merasa frustrasi, biasanya disebabkan oleh:
A) masalah keluarga.
B) masalah pekerjaan.
C) masalah uang.
D) bukan ketiga jawaban di atas/jawaban yang lain.

10. Saya rasa saya tidak akan merasa terlalu frustrasi bila:
A) merasa dicintai dan dimengerti oleh orang lain.
B) tidak terlalu dituntut.
C) dapat membicarakan kebutuhan saya dengan lebih baik.
D) memiliki tujuan di dalam kehidupan saya.

11. Reaksi tipikal saya terhadap stres menyebabkan:
A) sakit hati.
B) kehilangan persahabatan.
C) kecelakaan dan penderitaan.
D) kegelisahan / masalah kesehatan.

12. Ketakutan terbesar atas kekurangsabaran saya adalah:
A) diberhentikan dari pekerjaan karena alasan temperamental.
B) dampak pada kesehatan saya.
C) menyakiti diri sendiri atau menyakiti hari orang lain.
D) merusak hubungan baik dengan orang lain.


BILA JAWABAN ANDA:

Paling banyak A

Anda sangat cepat mengekspresikan perasaan tidak senang, dan tak peduli orang lain mendengar atau tidak. Pada kenyataannya, Anda melampiaskan frustrasi melalui teriakan, dan hal ini justru membuat orang yang Anda cintai tak memedulikannya. Tak heran bila Anda merasa tidak dimengerti dan tidak dicintai.

Sebaiknya, lampiaskan perasaan frustrasi Anda dengan menarik nafas dalam-dalam dan berpikir lebih dulu sebelum bicara. Berteriak mungkin dapat melegakan perasaan tertekan secara sesaat, tetapi bagi orang yang dimarahi dibutuhkan waktu yang lama untuk sembuh dari perasaan sakit hati akibat ucapan yang menyakitkan.

Paling banyak B

Anda paling mahir untuk menghilang bila menghadapi situasi yang membuat frustrasi. Keterampilan ini melindungi Anda dari ketakutan, memperbaiki hubungan Anda dan menumbuhkan kesabaran. Bila menghadapi konflik, Anda tak minta dukungan keluarga, tapi cenderung menyembunyikan perasaan dan kadang menceritakannya bukan pada orang dekat.

Penyangkalan ini membuat Anda kesepian dan tidak berbahagia dengan orang dekat Anda. Bila suatu saat nanti Anda menghadapi situasi yang membuat frustasi dan ingin lari dari situasi tersebut, tanyai diri Anda, apa yang Anda takutkan? Penolakan? Hanya Anda yang dapat membuat perasaan Anda sedih atau marah. Sebaiknya, jangan menyangkal atau lari dari masalah. Hadapi dan cari solusi, dan jangan mencari kesalahan baik pada diri Anda ataupun orang lain.

Paling banyak C

Gawat. Anda membiarkan diri dikuasai kemarahan yang membara. Kemarahan dapat menghancurkan hidup Anda. Sebegitu besar perasaan marah menguasai diri sehingga membuat Anda tidak dapat berpikir jernih. Anda berusaha menenangkan diri dengan minum minuman alkohol, narkotika, atau pada hal-hal yang tidak sehat lainnya.

Anda harus segera mengonsultasikan keadaan Anda dengan psikiater atau psikolog. Kekejaman fisik akan membekas dan membuat malu keluarga. Demi Anda dan anak-anak, Anda harus dapat mengendalikan diri. Tekad untuk berubah akan menyelamatkan kehidupan Anda dan keluarga.

Paling banyak D

Sebelum dapat menumbuhkan bibit-bibit kesabaran, Anda perlu mengerti apa yang membuat Anda frustrasi, dan cari cara yang membangun untuk mengurangi perasaan frustrasi tersebut. Pikirkan masalah-masalah serta situasi umum yang menimbulkan frustrasi dan ketidaksabaran.

Bila Anda frustrasi, coba perhatikan bagaimana perasaan dan reaksi dari tubuh Anda dan apa yang tersirat dalam pikiran Anda. Catat kapan dan mengapa Anda merasa frustrasi. Dengan menganalisa sumber utama dari rasa frustrasi, Anda dapat mencari jalan untuk mengatasinya. Luangkan waktu untuk diri sendiri dengan berelaksasi atau ikuti kursus melukis agar Anda bersosialisasi.

Jualan Citra

Jorge Mendes, sang agen, berusaha memeras hasil terbaik dari citra seorang Cristiano Ronaldo. Dengan kata lain, ia menginginkan kontrak baru yang nilainya mencapai jutaan serta hasil dari penjualan kaus yang bagi Man. United sudah termasuk dalam gaji Ronaldo.

Di sisi lain, Real Madrid punya filosofi berbeda dan bersedia berbagi keuntungan dengan sederet pemain bintangnya. David Beckham dan Ruud van Nistelrooy dilego ke Madrid hanya karena Sir Alex berpikir dirinya sudah cukup mendapatkan yang terbaik dari kedua pemain tersebut.

Tanpa mengenal kata malu, Madrid mengubah Beckham menjadi sapi perahan untuk mencari keuntungan sebesar mungkin dengan menggunakan citra pemain tersebut. Kondisi semakin parah ketika Becks hijrah ke California dan bergabung dengan klub yang lebih membutuhkan popularitas ketimbang talentanya yang sudah mulai dimakan usia.

Ronaldo mungkin belum sepenuhnya mencapai tahap tersebut. Dia adalah yang terbaik dan mungkin kemampuannya akan semakin meningkat.

Namun, apakah seorang Ronaldo tidak tergantikan? Apakah ia mampu menjalankan tugas tim seorang diri?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, coba Anda hitung sejauh mana Carlos Tevez, Wayne Rooney, dan Park Ji-sung mampu berlari. Coba bertanya apakah mereka bersedia berlari demi Ronaldo dengan hati tulus lagi atau bertanya apakah Ronaldo mampu membukukan 42 gol dari sektor sayap dalam satu musim lagi.

Dengan tawaran jutaan euro, coba pikirkan tiga pertanyaan berikut ini. Jika Ronaldo bertahan bersama Manchester United, apa yang bisa ia berikan musim depan? Apa yang akan terjadi jika kakinya patah? Siapa saja pemain hebat yang bisa dibeli oleh Man. United dengan uang senilai 100 juta euro?

Jika benar sang ibu yang berstatus sebagai janda hanya ingin agar putranya merumput di tempat yang tidak jauh dari rumah, saya akan memaklumi alasan mengapa Ronaldo ingin hijrah ke Madrid. Jika alasannya lebih karena uang, saya hanya akan mendoakan agar ia baik-baik saja di lapangan Santiago Bernabeu, yang mungkin terlihat lebih hijau ketimbang Old Trafford.

Namun, jika Madrid hanya membutuhkan Ronaldo demi menjual citranya, saya, mewakili Man. United, akan langsung menelepon Jorge Mendes dan berkata, “Kami mencintai klien Anda, tetapi kami punya tim yang harus ia bela sepenuh hati. Kami bukan Real Madrid, kami lebih baik dari mereka.”





Emosi Semu di Swiss

Semarak Euro 2008 sedang berlangsung. Siapa yang tidak mau ikut meramaikannya? Kita di Indonesia, yang berada di belahan dunia lain, pasti tidak mau ketinggalan.

Jarak ribuan kilometer tidak lagi menjadi penghalang sejak teknologi dunia berkembang dalam dua dekade terakhir. Televisi nasional marak dengan tayangan olahraga yang bisa dinikmati dengan mudah, termasuk pesta sepakbola Eropa.

Sebelum membahas siapa tim yang akan menjadi juara, sebelum menjadi saksi siapa yang akan tersingkir lebih dulu dari persaingan keras di Grup C, atau siapa yang akan menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik, ada baiknya kita melihat mundur ke belakang. Persiapan dua negara tuan rumah, Austria-Swiss, masih pantas dicermati. Dalam hal ini, saya ingin fokus ke Swiss.

Swiss adalah salah satu negara termakmur di dunia. Kemakmuran itu tidak datang begitu saja. Karakter masyarakat yang senang bekerja keras dan memiliki disiplin tinggi hingga membuat mereka terkesan kaku dan individualis ikut membentuk status tersebut.

Ketika saya dan istri saya, Donna Agnesia, mengunjungi negara tempat saya dilahirkan itu, kesan yang muncul sebetulnya jauh berbeda dari apa yang terbayang. Ketika berpapasan dengan warga, banyak yang menyapa dan memberi senyum.

Artinya Swiss tidak selalu kaku. Mereka juga bisa ramah. Ini bukan karena saya memiliki darah Swiss. Faktanya saya lebih fasih berbahasa Jawa, bahasa ayah saya, daripada Jerman, yang menjadi bahasa ibu.

Pendapat Terbelah

Banyak media menyatakan Swiss tidak akan bisa menjadi tuan rumah sekaligus peserta Euro 2008 yang baik. Apakah itu benar? Melihat pengalaman selama berada di Swiss, pendapat saya terbelah.

Sebagai penyelenggara, karakter Swiss yang perfeksionis rasanya akan membentuk mereka menjadi tuan rumah yang baik. Apalagi saya sudah membuktikan Swiss tidak kaku. Mereka pasti bisa menyambut tamu-tamunya dengan baik.

Dari koordinasi di setiap pertandingan, keamanan, transportasi, sampai pengaturan para suporter rasanya sudah tidak diragukan lagi. Hampir pasti tidak akan ada kesalahan.

Namun, untuk menyampaikan getaran ke seantero dunia atau yang paling dekat di daerah fan zone sendiri, masih banyak yang harus dibuktikan Swiss. Tidak cukup dengan semua yang serbateratur dan terencana.

Masalahnya emosi, seperti yang tercantum dalam slogan Expect Emotion, bukan hal yang bisa diatur atau dipaksakan. Emosi muncul sebagai luapan perasaan akibat sebuah kejadian. Kejadian yang diharapkan tentunya adalah semaraknya pertandingan Euro 2008.

Tuan Rumah Diremehkan

Mencontoh Jerman di Piala Dunia 2006 memang bukan hal yang mustahil. Tapi, tanpa antusiasme masyarakat lokal tentu gereget akan sangat jauh berkurang. Dari sini kembali muncul pertanyaan, apakah Swiss pantas terpilih sebagai tuan rumah?

Kompetisi sepakbola mereka tidak segemerlap liga-liga top Eropa. Prestasi klub lokal di kompetisi Eropa pun tidak menggembirakan.

Satu-satunya yang layak dibanggakan dalam beberapa tahun terakhir adalah ketika tim nasional Swiss lolos ke putaran final Germany 2006. Di sana mereka menahan Prancis dan menang dua kali atas Korea Selatan serta Togo.

Tim berjulukan Nati ini lolos sebagai juara Grup G dan melenggang ke 16 besar. Kekalahan dari Ukraina pun dianggap sebagai ketidakberuntungan karena melalui adu penalti.

Asa bahwa Swiss bisa tampil hebat lagi di Euro 2008 menguap saat mereka meraih hasil-hasil buruk di uji coba. Swiss bukan tim tuan rumah yang harus disegani lawan-lawannya. Swiss bahkan cenderung dipandang sebelah mata.

Mengharapkan antusiasme masyarakat Swiss menyambut Piala Eropa seperti ketika kita menjadi tuan rumah Piala Asia atau saat Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah harapan yang agak berlebihan. Bisa dibilang sepakbola belum menjadi hal utama di sana.

Jika Swiss menginginkan gegap gempita Euro 2008 sesuai dengan slogan Expect Emotion, tim nasional mereka juga harus tampil bagus. Nati harus membuat setiap individu Swiss bangga dengan kemenangan-kemenangannya.

Sayangnya, hal itu sulit terwujud. Swiss kalah di pertandingan pertama melawan Republik Ceska. Publik Swiss sudah mulai muram menyambut Euro 2008. Jangan bandingkan dengan Jerman, yang dua tahun lalu begitu hebat dengan lolos ke semifinal. Fan zone selalu dipenuhi warga Deutschland.

Jangan heran jika pendukung Swiss akan berpaling pada Italia, Jerman, Prancis, atau bahkan Portugal jika mereka tidak bisa mendapatkan apa yang diharapkan. Ini akan menjadi sebuah kerugian besar bagi Swiss. Mereka bisa kehilangan salah satu momen terpenting menjadi tuan rumah sebuah turnamen besar. Momen untuk mencuri perhatian dengan mencetak prestasi.

Penulis adalah presenter olahraga di stasiun televisi nasional.

No comments: