Friday, June 20, 2008

UTANG INDONESIA AKAN DI BAYAR OLEH KOES PLUS




*Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu*

*Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu *

*Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman*
------------ --------- --------- -----

*Ceritanya Begini.*

Ada dua orang di suatu perusahaan terkenal, kedua duanya adalah manajer di
perusahaan tersebut, pada saat krisis moneter kedua orang tersebut terkena
imbasnya yaitu PHK, namun karena perusahaannya baik, masing masing mendapat
pesangon 150jt dan yang satunya 80juta sesuai masa kerjanya.
Suatu hari kedua orang tersebut kumpul bareng salah satu rumah sahabat
tersebut.
Di dalam percakapan mereka saling terbuka satu sama lain, yang intinya dia
membahas untuk apa uang tersebut digunakan.
Satunya bilang bahwa dia akan buka bengkel bubut di daerah tanggerang dekat
kawasan industri, sedangkan satunya bilang akan menjadi petani dan uangnya
akan dibelikan sawah di kampung.

Pendek cerita, keduanya berpisah selama 10 tahun lamanya.
suatu hari dia bertemu kembali, orang yang tadinya memutuskan jadi petani
dia datang mercedes ke temanya yang sekarang dia menjadi pengusaha bubut
yang sukses.
Kembalilah dia berbincang-bincang secara blak-blakan cerita dari A sampai Z,
maklum sahabat kantor lama, sampai kemudian masing masing di antaranya
menanyakan "berapa asset kamu sampai-sampai kamu menjadi pengusaha bengkel
bubut ?" kata si petani,
"Kira kira saya sudah mengupulkan asset sekitar 3 Milyar", kata pengusaha
bengkel tersebut sembari berbalik tanya, kalau kamu?
"Kalo saya sudah mengumpulkan Asset 6 Milyar berupa tanah seluas 60 Hektar",
kata si petani tersebut.
"Emang ceritanya gemana kok kamu bisa punya tanah seluas itu", kata
pengusaha bengkel tersebut.

Kemudian si petani tadi menjelaskannya
Waktu itu saya punya uang 80 juta saya belikan tanah dapat 2 hektar
dan saya tanami pohon jati sebanyak 4000 pohon, sekitar usia 8 tahun, satu
pohon saya jual 1.5 juta ke tengkulak jati, jadi total-total saya mendapat
uang sekitar 6 Milyar dan sebagian saya belikan sawah sebanyak 60 Hektar.

"Hebat... ternyata", kata pengusaha bubut tersebut.
"Ternyata kamu lebih sukses dari pada saya",
"saya memang sukses tetapi saya juga punya hutang bank yang harus saya bayar
dari usaha bengkel tersebut, saya juga harus membayar gaji mereka dan
lain-lain" dan semakin lama semakin berat atas hutang saya ini.
------------ --------- -----
Cerita itu sama dengan kondisi bangsa indonesia yang sekarang ini.
mengabaikan pertanian dan perkebunan, tetapi malah terfokus pada
industrialisasi dan kapitalisme barat
Padahal Kunci Keberhasilan Indonesia adalah Pengelolaan Pertanian Dan
Agroindustri.
Sampai kapanpun bangsa barat akan menang dengan teknologi, karena dia sudah
menpunyai system teknologi sejak dari nenek moyang.
Dan Indonesia pun akan menang, dengan pertanian dan agrbisnisnya.
Coba anda bayangkan jika penduduk indonesia masing-masing menanam satu pohon
jati atau tanaman keras lainya
Katakanlah jumlah penduduk indonesia 200juta x 3juta(harga perpohon)
Berapa uang yang diperoleh sepuluh tahun kemudian?, totalnya adalah
600Trilyun
itu baru pohon jati,belum yang lainya, hasil perikanan dan lain-lain

Makanya bener ni lagu...

*Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman*

Jadi sebagai orang indonesia, jadilah bangsa yang percaya diri, galilah
nilai nilai budaya nenek moyang kita,Jadilah bangsa yang bangga sama diri
sendiri
kembalilah mencintai tanah air kita jangan sampai direbut oleh bangsa lain,
yang membodohi kita, Bekerja keraslah, kumpulkan modal kemudian bangun
indonesia.

*Berapa juta sarjana yang lulus dibiayai oleh orang tua sebagai petani,
tetapi kita yang hidup di kota-kota besar malah menyekolahkan anak saja
empot-empotan.
*

Semoga tulisan kisah nyata ini bermanfaat, trimakasih

Gents,
Saya membaca Media Indonesia, Senin 3 January 2007, salah satu
artikelnya dijelaskan bahwa sebagian besar penderita HIV/AIDS adalah
pengguna narkoba suntik (IDU's) dan menurut website KPA penyebaran
tertinggi adalah penggunaan jarum suntik secara bersama-sama.
Namun lihatlah fokus kampanye pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS,
kondom dan perilaku seks tidak aman melulu! Belum terdengar adanya
kampanye (di TV ataupun di media cetak) yang melihat hal ini.
Kemudian, kalaupun kita melakukan kampanye pencegahan & penanggulangan
HIV/AIDS untuk masalah seks, adalah tidak logis ketika dari sistem
tingkat resiko tertinggi justru tidak dijadikan hal yang utama. Saya
melihat 'condom' tidak lebih dari APD, sama halnya dengan sebuah 'helm
safety'. Helm safety yang standar hanya mampu menahan maks. 90 N,
artinya beban lebih dari itu maka tidak bisa ditahan, sehingga untuk
mencegah kepala bocor akibat tertimpa pecahan beton, adalah mencegah
supaya beton itu tidak pecah sehingga timbul pecahan.
Sama halnya, dengan condom, bahkan KPA maupun lembaga pencegahan &
peanggulangan HIV/AIDS yang international sekalipun, menyatakan bahwa
condom bukannya tanpa resiko, sedangkan yang terbaik adalah tiadanya
perilaku seks tidak aman. Sehingga yang menjadi pokoknya adalah
eliminasi perilaku seks tidak aman ini, condom hanyalah mengurangi
resiko-nya.
Membicarakan A & B pada kelompok perilaku res-ti, saya pikir bukanlah
sesuatu yang tidak relevan. Justru seharusnya kita menggunakan metode
Devil's Advocate (menakut-nakuti) untuk memberikan gambaran resiko
yang mereka hadapi ketika A & B tidak mereka pertimbangkan. Karena
pada dasarnya seks bebas (termasuk pelacuran) adalah resiko tertinggi
penularan HIV/AIDS via kegiatan seksual, mengapa? Ia memiliki fenomena
'ping-pong' dimana penyakit akan bolak balik dari satu orang ke orang
lain.
Jadi, seharusnya kembalikan esensi kampanye kepada satu hal:
identifikasi bahaya dan pengendalian resiko! Kalau mengikuti sistem
safety maka, bisa mengikuti hirarki risk control dengan eliminasi
adalah yang utama dan APD yang terakhir.
Seharusnya kita melihat bahwa pareto masalah HIV/AIDS tertinggi justru
pada pengguna narkoba, sehingga kampanyenya harus dititikberatkan pada
'fight against drugs' bukan pada kondomisasi.
Let's learn from Thailand, mereka bisa menekan angka pertumbuhan
HIV/AIDS karena mereka bisa mendudukkan masalah pada track yang benar
sehingga berfokus pada pemecahan masalah dan tidak bias.

Kita anak dugem pagi atau malem
Bisa tetep dugem walau badan bau asem
Kita anak dugem tidak macem-macem
Tetep bisa kalem kalo diajak berantem
Kita anak dugem pagi atau malem
Bisa tetep dugem walau badan bau asem
Kita anak dugem tidak macem-macem
Tetep bisa kalem, yen gelem ora gelem,
Kita selalu pesimis

Ayo semua geleng-geleng
Apa saja tidak setuju
Lebih suka geleng-geleng

Leng, geleng-geleng, geleng-geleng

Geleng-geleng
Leng, geleng-geleng, kaya ayam lagi celeng
Leng, geleng-geleng, geleng-geleng
Geleng-geleng


Doa Hari Kamis, 19 Juni 2008



Tuhan Yesus,

kami hidup di tengah dunia ini yang semakin kejam,
di mana nilai - nilai moral dan kemanusiaan sudah luntur,
dan keegoisan semakin menonjol, "keakuan" lah yang lebih
dipentingkan, bukan kepentingan bersama.

Ada begitu banyak hal yang sebenarnya bisa diatasi,
bisa diperbaiki jika kami saling bergandengan tangan,
saling tolong menolong dan mengesampingkan segala
kepentingan pribadi.
Semua kerusakan yang terjadi di dunia ini,
adalah juga karena kami seringkali mementingkan
diri sendiri tanpa menghiraukan dampaknya bagi
sesama, bagi lingkungan sekitar, bagi alam semesta ini.

Ampunilah keegoisan sikap kami ini ya Tuhan.
Sadarkanlah kami semua, khususnya umatMu ini untuk
mau saling berbagi, untuk mengesampingkan kepentingan pribadi
kami, dan lebih perduli kepada sesama kami.

Jangan biarkan kami terjebak dalam arus dunia ini Tuhan,
jadikanlah kami berbeda dari kebanyakan orang yang
mementingkan diri sendiri, jadikanlah kami anakMu yang
mempunyai keperdulian terhadap sesama, mempunyai hati
yang lembut seperti hatiMu.
Ketika kami melihat orang yang terluka,
orang yang membutuhkan simpati, membutuhkan pertolongan,
gerakkanlah hati kami untuk tersentuh, untuk
segera mengulurkan tangan kami menolong orang - orang
tersebut.
Tanamkanlah selalu di pikiran kami bahwa kami diciptakan
untuk bersama, untuk hidup dalam suatu komunitas,
bukan sendiri - sendiri.
Engkau ingin agar kami hidup berdampingan, saling mengasihi,
saling berbagi, saling membangun dan menguatkan
sebagaimana jemaat mula - mula.

Terima kasih Tuhan Yesus untuk tegoranMu pada hari ini,
sehingga kami tak terus larut dalam keegoisan kami.
Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa.

Amin

Whenever you are asked if you can do a job, tell'em, 'certainly I can!' - and get busy and find out how to do it."


Theodore Roosevelt
1858-1919, Twenty-Sixth U.S. President

No comments: