
Manusia Berfokus – Bag. 2
JAWABAN.com - Tuhan sesungguhnya punya rencana spesifik bagi kehidupan setiap manusia. Bagian pertama tulisan ini menjelaskan tentang gangguan yang dialami individu ketika berusaha memiliki kehidupan yang punya arah dan tujuan – kehidupan berfokus. Bagian kedua tulisan ini akan menguraikan tentang teladan yang bisa dijadikan model bagi kita ketika berusaha menjalani kehidupan berfokus.
Yesus Tidak Disimpangkan Dari Misi dan PengurapanNya
Sumber : Lukas 4:18-29
Yesus mengatakan dari Yesaya 61 tentang pengurapan yang Dia terima (Lukas 4:18). Meski ketika pendengarnya tidak suka dengan apa yang dia perkatakan (Lukas 4:28,29). Dia berpindah ke kota berikutnya untuk meneruskan pekerjaanNya mengabarkan kabar baik. Dia tidak membiarkan apapun mengeringkan pengurapanNya atau menyimpangkan diriNya dari misiNya.
Yesus Memutuskan Untuk Bergerak ke Klimaks yang Sulit
Sumber : Lukas 9:51-56
51. Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
52. dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
53. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
54. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
55. Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
56. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Meskipun Yesus melihat saat akhir telah tiba (ayat 51), fokus dapat dilihat diwajahNya (ayat 51-53) dan dalam rencananya untuk menyelesaikan perjalananNya (ayat 52). Dia tidak pernah kehilangan gambaran besar (ayat 54-56). Yesus bertekad untuk menyelesaikan hasrat dan tujuan akhirNya.
Fokus Adalah Membiarkan Berlalu Hal Baik Yang Tidak Penting
Sumber : Filipi 3:5-9
5. disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6. tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
7. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
8. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
9. dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.
Fokus mutlak yang dimiliki Paulus memberikan dirinya satu keinginan mutlak untuk melepaskan hal-hal yang enak dan baik yang tidak punya kaitan apa-apa dengan panggilannya. Catatlah beberapa hal yang ia buang :
1. Warisannya : orang Ibrani asli (ayat 5)
2. Garis keturunan murni : dari suku Benyamin (ayat 5)
3. Mantan penyelia undang-undang Yahudi : seorang Farisi garis keras (ayat 5)
4. Semangat masa lalunya : seorang penganiaya gereja (ayat 6)
5. Kebenaran mentaati Taurat : dia tidak bercacat (ayat 6)
Paul begitu menyempitkan fokusnya bahwa dia mengesampingkan tidak hanya hal-hal yang dulunya dia perhitungkan, kumpulkan, namun dia menganggapnya sebagai sampah untuk pengenalannya terhadap Kristus!. Dia bersedia kehilangan itu semua hanya untuk bisa mengijinkan dirinya mendapatkan keintiman dengan Tuhan (Filipi 3:8-9).
Pemimpin yang mengubah dunia ini memiliki jenis ketajaman fokus. Pikirkan tentang pemimpin dalam Alkitab dan fokus yang mereka bawa tentang perubahan revolusioner.
1. Abraham meninggalkan kampung halaman, kekayaan dan teman-temannya untuk tanah baru karena dia memfokuskan kerajaan yang belum kelihatan.
2. Yusuf punya kekuatan untuk menahan keadaan sulit dan penjara karena mimpinya terfokus pada kebesaran Tuhan.
3. Musa dapat kembali ke Mesir karena dia berfokus pada rencana Tuhan.
4. Stefanus berkotbah suatu pesan yang tidak populer dan mati sebagai martir karena fokus hidupnya.
5. Paulus memberikan semuanya dan mengatakan : “Satu yang kulakukan”.
6. Yesus mengatakan pada Martha : “Hanya satu yang penting...”
Bagaimana hal itu bisa berjalan dan mengumpulkan fokus yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yeng benar-benar efektif?. Kuncinya adalah prioritas dan konsentrasi. Seorang pemimpin yang tahu prioritas namun kurang konsentrasi mengetahui apa yang harus dilakukan, namun tidak pernah melakukannya. Seorang pemimpin dengan konsentrasi namun tanpa prioritas memiliki kesempurnaan namun tanpa kemajuan. Namun ketika pemimpin memadukan keduanya, mereka mendapatkan potensi : untuk mendapatkan hal-hal besar.
Orang mendasarkan keputusannya atas beberapa hal :
1. Hasil akhir : hal pertama adalah pertama diputuskan.
2. Hal mendesak : hal paling gaduh / meminta perhatian paling pertama diputuskan.
3. Hal paling tidak mengenakkan : hal-hal sukar paling pertama diputuskan.
4. Hal yang tidak terselesaikan : hal-hal terakhir yang paling pertama diputuskan.
5. Hal paling tidak terpenuhi : yang paling suram diputuskan pertama kali.
Paul memberikan contoh seorang pemimpin yang berfokus pada hasil akhir setiap hari. Bagaimana dengan anda? : Untuk mendapatkan kembali langkah dengan fokus anda, bekerjalah dengan item berikut ini :
1. Bekerja pada diri sendiri : Anda adalah aset terbesar anda atau tanggung jawab terburuk.
2. Bekerja atas prioritas anda : Bertarunglah untuk sesuatu yang paling penting.
3. Bekerjalah didalam kekuatan anda : Anda dapat meraih potensi anda jika anda bekerja.
4. Bekerjalah dengan mitra anda : Anda tidak bisa menjadi efektif bila seorang diri. (nat)
Sumber: Maxwell Leadership Bible
Penundaan menurut saya adalah tidak melakukan atau mengulur waktu atas apa yang seharusnya dilakukan saat itu.
Sedangkan pengertian yang seharusnya dilakukan adalah bahwa tindakan tersebut harus dilakukan saat itu, meskipun ada kendala yang menghalangi. Dengan berdalih alasan yang ada, penunda lebih senang melakukan apa yang disukai bukan apa yang seharusnya dilakukan.
Yang menjadi pengertian umum, bahwa melakukan apa yang seharusnya dilakukan artinya mengandung syarat bahwa tindakan itu harus dilakukan dan mempunyai prioritas agar segera didapat hasil yang baik, sehingga penundaan akan berdampak mengurangi kualitas akan hasil yang didapat.
Betapa banyak orang yang menunda pekerjaan yang seharusnya dilakukan, sehingga pekerjaan yang seharusnya berdampak baik menjadi berkurang kualitasnya, sehingga sudah umum timbul istilah pekerjaan mendesak, stress, dan tergesa-gesa.
Dalam pekerjaan yang dilakukan secara tergesa-gesa tentu akan menghasilkan kualitas yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang terencana dan tepat waktu.
Banyak pribadi yang sebenarnya cerdas dan berkualitas untuk melakukan pekerjaan yang ditanganinya, karena dengan alasan penundaan mengakibatkan pekerjaan tersebut akhirnya dilakukan atau dialihkan kepada orang yang sebenarnya tidak secerdas orang tersebut tapi mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, dengannya tentu bisa diduga, bahwa oarang tersebut telah melakukan proses ke arah penyelesaian pekerjaan, walau hasilnya bisa gagal atau sukses. Sementara penunda telah memutuskan diri untuk tidak melakukan pekerjaan tersebut dan dampaknya tidak akan menghasilkan apa-apa.
Bagi yang tidak menunda, tentu didapat 2 keuntungan yaitu proses melakukan dan menunggu hasil, dan hasil yang telah dilakukan bagi orang yang tidak menunda berdampak orang akan dikenali melalui hasilnya secara lebih awal, dan kemudahan untuk meraih sukses dan pengenalan akan lebih cepat di dapat.
Manusia Berfokus – Bag. 1
JAWABAN.com - Setiap manusia sesungguhnya memiliki rencana dalam hidupnya, karena untuk itulah Tuhan mengijinkan manusia ada di dunia ini. Namun apa jadinya ketika manusia mengalami gangguan dan kehilangan focus terhadap rencana Allah dalam hidupnya. Kita akan membahasnya dalam tulisan pertama tentang manusia dan fokus hidupnya.
Gangguan – Musuh Dari Fokus
Sumber : 1 Raja-raja 11:1-43
Bagaimana mungkin orang paling bijaksana di dunia akhirnya berpaling dari Tuhan? Bagaimana mungkin pemimpin yang memiliki karunia dan focus yang hidupnya pernah menjadi pembicaraan di seluruh dunia bisa menyimpang dari panggilannya?
Pencobaan yang memikat Salomo juga berlanjut menyerang setiap pemimpin. Sekali kita “datang” pada pencobaan, menjadi lebih mudah untuk berhenti merasa lapar terhadap yang namanya pertumbuhan dan kesempurnaan. Bagaimana cepatnya kita menjadi puas dan betapa segeranya kita menjadi bergerak melemah.
Catat bagaimana proses kerusakan ini terjadi pada kehidupan Raja Salomo :
1. Gangguan : Dia menyimpang dari panggilannya untuk memimpin dan menjadi terang suatu negara
2. Musuh : Tuhan membangkitkan musuh untuk membawa Salomo kembali pada prioritas panggilannya
3. Keasyikan terhadap diri sendiri : Salomo menikmati dirinya sendiri dibandingkan panggilannya.
4. Kehilangan hadirat Tuhan : Tuhan menarik pengurapannya.
5. Pencarian kesenangan : Dia menjadi lebih terobsesi dengan kesenangannya
6. Kekosongan : Dia akhirnya tumbuh semakin lemah dalam pencariannya dan akhirnya menyadari kekosongannya.
Bahayanya Terlalu Banyak Pengejaran
Bahan : Pengkotbah 2:1-11
Kita dapat belajar dari harga kesalahan Salomo. Raja Israel ini mati-matian mengejar beberapa tujuan hidup yang tidak berhubungan satu sama lain dalam usaha yang sia-sia untuk memuaskan dirinya. Pengkotbah 2:1-11 memberikan sebuah contoh baik tentang pemimpin yang tidak mengetahui bagaimana untuk mendapatkan apa yang ia inginkan
Ketika Salomo menulis ayat-ayat ini, dia telah meraih sukses tingkat tinggi, namun masih merasa hampa. Dia tidak dapat menaruh jari-jarinya pada kondisi mengapa penggenapan justru berlanjut melarikan dirinya. Karena dia kekurangan fokus maka Salomo mencari target yang tinggi dan rendah, bereksprimen dengan segala jenis tujuan, namun tidak juga pernah mendapatkan kepuasan. Sedihnya, dia berusaha untuk menyelesaikan masalah internal batinnya dengan solusi dari eksternal.
Aksioma tua masih tetap benar : Jika kamu mencoba mengejar dua kelinci, kedua-duanya akan melarikan diri. Ini benar kala usaha sia-sia Salomo untuk meraih tujuan yang bermacam-macam (dalam Pengkotbah 2 saja Salomo disebut mengejar 8 tujuan hidup!). Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari pemimpin tentang fokus? :
1. Dia mengejar terlalu banyak hal dalam waktu yang singkat.
2. Dia mengejar tujuan yang salah untuk meraih hasil sesuai hasrat dirinya
3. Tujuan dirinya semuanya salah.
4. Dia putusa harapan karena dia tidak pernah mengidentifikasi apa yang sebenarnya dia inginkan
Checklist Untuk Membuat Keputusan
Salomo pada akhirnya menyempitkan fokusnya, namun membutuhkan seumur hidupnya dan seluruh kitab untuk melakukannya (Pengkotbah 12). Dia akhirnya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang sesungguhnya dia inginkan.
Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda menggambarkan fokus anda? Bagaimana anda membuat keputusan utama?. Apakah anda pernah menjauh untuk menentukan fokus anda, berdasar pada apa yang benar-benar terjadi atau berdasar apa yang terukur?. Pertimbangkan cheklist berikut ini kala anda membuat keputusan tentang dimana anda menginvestasikan waktu dan energi. Ketika menghadapi satu keputusan, tanyai diri anda :
1. Apakah hal ini konsisten dengan prioritas saya?.
2. Apakah hal ini berada dalam area kompetensi saya?.
3. Dapatkah seseorang melakukannya dengan lebih baik?
4. Apa perkataan dari teman yang saya percayai?
5. Apakah saya memiliki waktu?
Ketika anda mengatakan “ya” pada sebuah kesempatan, segeralah siap untuk suatu focus. Buat daftar apa yang harus dilakukan. Tetapkan prioritas anda. Hindari kekacauan. Kejarlah keistimewaan, namun hindarilah kesempurnaan. Tanyai segala sesuatunya. Bekerjalah untuk menghindari penundaan. Kendalikan interupsi dan gangguan, pengalihan atau penyimpangan. Gunakan kelender. Pertajam langkah - jangan mencoba melakukan segala hal. Ini artinya anda akan mengatakan tidak pada beberapa hal yang baik sekalipun. Dan bagaimana anda dapat mengatakan tidak dengan cara yang anggun? :
1. Katakan tidak pada suatu usulan, bukan pada orangnya.
2. Berespon dengan bentuk bahwa anda menyampaikan ketertarikan terbaik pada orang yang memohon keterlibatan anda.
3. Membatalkan dengan cara kreatif dan menyarankan suatu alternatif.(nat)
Sumber: Maxwell Leadership Bible
No comments:
Post a Comment