
Nani, Nani, Nani...
Manchester - Inilah jawaban kenapa Manchester United membayar Rp 265 miliar untuk seorang pemain 20 tahun yang sebelumnya orang mengernyitkan dahi dan bertanya: Nani? Nani siapa?
Kalau media massa menyambut kedatangan Nani di Inggris sebagai "Cristiano Ronaldo baru", sebagian besar MU-mania barangkali tak langsung percaya. Ronaldo saja baru "jadi", bagaimana mungkin titisannya sudah lahir?
Tapi tadi malam, Minggu (26/8/2007), boleh jadi merupakan kelahiran seseorang bernama lengkap Luis Carlos Almeida da Cunha di Old Trafford. Mimpi Nani, juga mimpi suporter MU tentang siapa pemuda Portugal ini, bergabung di The Theatre of Dreams, "Panggung Mimpi-Mimpi".
Tampil pertama kali sebagai starter di kancah resmi, Nani bermain menawan dan kelak menjadi penentu kemenangan "Setan Merah" atas Tottenham Hotspur.
Bermain pula di sayap kanan, Nani tidak seperti Ronaldo yang amat memukau saat "menggoreng" bola. Tapi soal kecepatan, lelaki setinggi 175 cm memang amat kencang. Daya bertarungnya juga tampak tinggi, dan tendangannya keras luar biasa.
Yang terakhir itulah yang telah melahirkan Nani. Di menit 68, setelah memenangi perebutan bola dengan Tom Huddlestone, ia membalikkan badan, melirik sekejap Paul Robinson dari jarak sekitar 25 meter.
Cepat otak Nani berpikir bahwa ada ruang buatnya melakukan tembakan. Hasil kerja otak menjalar cepat ke kaki kanan Nani, yang kemudian menyentakkan bola sekuat-kuatnya.
Robinson, kiper setinggi 190 cm dan bertubuh tegap itu sudah terbang dan memindahkan tenaganya untuk menghalau tembakan tersebut. Ujung telapak tangan kanannya juga sudah sempat mengenai bola. Tapi semua itu tidak cukup, bola melesat terlalu deras. Hanya jaring-jaring gawangnya yang menghentikan laju bola dari kemungkinan keluar lapangan.
Gol spektakuler. Puluhan ribu orang melonjak dari tempat duduknya, Rio Ferdinand, Ryan Giggs, Patrice Evra dan pemain-pemain MU lainnya berteriak-teriak seperti kerasukan setan berbalut kostum merah.
Sementara Nani, ia menghambur ke sudut lapangan, mengeluarkan semua ekspresi yang ada dalam dirinya, dan ... berjumpalitan di udara beberapa kali. Selebrasi Nani, yang konon sempat dilarang Sir Alex Ferguson karena berisiko mendatangkan cedera, ditampilkan di panggung kota Manchester, di depan jutaan pasang mata di depan televisi.
Gol itu cukup untuk menyudahi start terburuk MU sejak 1992 karena hanya meraih dua poin dari tiga pertandingan pertama di awal musim. Cukup pula untuk menjawab pertanyaan di atas tentang siapa Nani, yang Ferguson optimistis memboyongnya dari Sporting Lisbon.
Tapi bagi Nani ini tentu baru sekadar momen kelahiran. Ia masih punya waktu panjang untuk tumbuh dan berkembang, membuktikan kualitas terbaik apa dari dirinya.
Tak Menang, Mancini Tak Kecewa
Jakarta - Saat tim-tim unggulan lain memetik kemenangan, Inter Milan harus puas dengan hasil imbang. Meski demikian pelatih Roberto Mancini tak merasa kecewa.
AC Milan, Juventus dan AS Roma memetik kemenangan di pekan pertama Seri A. Padahal secara teori, laga yang dilewati ketiga tim di atas cukup berat.
Inter yang menjamu Udinese di Giuseppe Meazza, Senin (27/8/2007), awalnya diprediksi bakal menang mudah. Kenyataannya Javier Zanetti cs justru mengalami kesulitan.
Sempat unggul lebih dulu lewat gol Dejan Stankovic, I Nerazzurri akhirnya harus puas dengan satu poin akibat gol bunuh diri Ivan Cordoba di penghujung pertandingan.
Setidaknya ada dua faktor yang membuat Mancini memaklumi hasil pas-pasan tim asuhannya. Yang pertama ialah cuaca panas, dan lainnya kartu merah.
"Saya selalu mengatakan bahwa di bulan Agustus, kita tidak seharusnya bermain jam 15.00, sebaiknya jam 18.00. Sebaliknya kita bermain lebih siang saat musim dingin," ujar Mancini seperti dilansir Channel4.
Selain cuaca, Mancini menilai hasil imbang memang sangat wajar mengingat mereka kehilangan kiper Julio Cesar karena menepuk bola di luar kotak penalti. Bermain dengan 10 orang sejak awal babak kedua, bukanlah hal yang mudah.
"Ketika Anda bermain dengan sepuluh pemain, menderita seperti kami tadi adalah sesuatu yang sangat wajar. Kami harus membayar karena kelemahan-kelemahan kami dalam kondisi seperti ini," simpulnya.
Di pertandingan kedua akhir pekan ini, Inter akan melakoni laga tandang. Lawan yang dihadapi ialah Empoli, di stadion Carlo Castellani. (lom/a2s)
Pelatih Catania Tendang Pelatih Parma
Parma - Jika harus meminta pemain mengontrol emosi, sepertinya pelatih Catania Silvio Baldini tak pantas. Ia sendiri menendang pelatih Parma Mimmo Di Carlo di pinggir lapangan.
Insiden yang langka dan memalukan ini terjadi di pekan pertama Seri A saat Catania bermain imbang 2-2 di Stadio Ennio Tardini, Senin (27/8/2007).
Baldini bukanlah sosok asing bagi publik Parma. Ia merupakan pelatih yang dipecat pada 2004 lalu. Kini I Gialloblu akan semakin mengingat nama Baldini.
Ketegangan di pinggir lapangan ini diawali kekecewaan Baldini terhadap wasit dinilainya memberikan keputusan tidak adil. Ia kemudian melancarkan protes keras. Bisa ditebak, wasit mengusirnya dari pinggir lapangan.
Saat akan meninggalkan lapangan, Baldini berusaha memberikan perintah terakhir kepada para pemainnya. Namun Di Carlo menyampaikan beberapa kata yang intinya meminta Baldini segera meninggalkan lapangan.
Di luar dugaan, Baldini tak mampu mengendalikan emosinya. Ia mendekati Di Carlo sembari melayangkan tendangan dan berteriak. Spontan mereka yang duduk di bangku ofisial langsung bergerak melerai dan membawa Baldini keluar lapangan.
Atas tindakannya ini, Baldini dipastikan akan mendapat sanksi berat dari Federasi Sepakbola Italia (FIGC). (lom/a2s)
'Brown Bukan Kiper!'
Manchester - Manajer Tottenham Hotspur Martin Jol mengeluhkan insiden di kotak penalti Manchester United yang menyangkut Wes Brown. Diingatkan Jol, Brown adalah bek, bukan kiper.
Yang dimaksud pria Belanda itu adalah tertahannya tendangan Dimitar Berbatov oleh pemain MU itu di menit 65, yang membuat peluang emas Spurs untuk lebih dulu mencetak gol pupus.
Hampir semua pemain Spurs mengangkat tangan, mengklaim berhak memperoleh hadiah penalti. Berbatov adalah orang yang paling ngotot meminta itu, dan ia ngedumel terus selama beberapa menit.
Jol yang berdiri di pinggir lapangan sekitar 50 meter dari tempat kejadian tersebut juga spontan memberi isyarat penalti. Tapi wasit tak memutuskan berdasarkan hujan request tersebut.
Permainan diteruskan, bahkan tiga menit setelah insiden itu MU berhasil mencetak gol lewat tendangan spektakuler Nani. "Setan Merah", yang bermain di Old Trafford, Minggu (26/8/2007), pun memetik kemenangan pertamanya di musim ini.
"Tadinya saya merasa sangat nyaman dan berpikir kami akan dapat penalti," ucap Jol usai pertandingan dikutip YahooSport.
"(Wes Brown) menggunakan semuanya, seperti seorang kiper mencegah bola masuk ke gawangnya. Tapi dia bukan kiper melainkan defender. Seharusnya itu penalti!"
Dalam tayangan ulang sekalipun cukup sulit untuk memastikan apakah bola memang terhalau oleh tangan kiri Brown atau terkena dada samping bek kanan MU tersebut.
Apapun, MU keluar sebagai pemenang dan Spurs jadi pecundang. Jol, yang sebelumnya berada dalam tekanan dan dibayang-bayangi pemecatan, memberi pernyataan soal keadaannya pasca duel sengit tersebut.
"Saya tidak under pressure. Ketua mengatakan dia mendukung saya. Anda juga lihat betapa pemain pemain sangat bersemangat main sebagai tim. Jadi, tak ada masalah," cetusnya. Spurs sudah kalah tiga kali dalam empat pertandingan dan baru mengoleksi tiga poin.
No comments:
Post a Comment