Friday, June 27, 2008

Dicari Capres Yang Berani Melarang Syariah Islam !!!




Syariah Islam sudah jelas merupakan musuh kemanusiaan, musuh
peradaban, dan sumber penggerak terrorisme diseluruh dunia. Ekonomi
hancur karenanya, harga2 membumbung, petani2 dijarah karena mereka
menyembah dewi Sri dan penganut Islam Ahmadiah. Akibatnya, pengusaha
lari memindahkan dan menyelamatkan modalnya keluar negeri, investor
asing sudah semuanya cabut, investor tidak ada lagi yang berani
menanamkan modalnya. Disiplin bekerja dirusak, jam kerja dijadikan jam
shalat, berdzikir dijam kerja dianggap penuh pahalanya. Setiap
kompleks perumahan dipaksa urunan untuk membangun mesjid yang setiap
bulannya membutuhkan dana perawatan yang besar. Kemudian mesjid2 ini
dijadikan markas untuk memeras uang keamanan. Setiap pengkolan ada
kotak zakat yang wajib diizi, dan mobil2 yang menolaknya pasti tidak
aman, apakah kaca spionnya dicuri atau bodynya baret atau penyok
ditimpuk batu.

Singkatnya Syariah Islam telah merugikan bangsa ini termasuk juga
merugikan semua umat Islamnya.

Satu2nya pemimpin yang berani menentang dan menolak Syariah Islam
hanyalah Gus Dur, itupun masih berbau akal2an karena tujuannya memang
cuma untuk merebut kursi presiden.

Bagaimana kabarnya dengan Megawati ??? Waah dia ini justru tidak
berani mengkritik semua yang berbau Islam karena dia tahu kalo dia
menentangnya maka kelompok Syariah Islam akan menggali ayat2 yang
melarang wanita jadi presiden.

Ada yang usul Kwik Kian Gie..... ini pilihan yang paling stupid,
dizaman Suharto saja dia didikte memanipulasi ilmu ekonomi untuk
membela kekayaan tutut. Dia menipu rakyat agar menjual dollarnya,
sehingga dikeruk semuanya oleh Tutut. Kwik Kian Gie memang berjasa
tetapi bukan berjasa kepada negara dan rakyat RI melainkan berjasa
kepada Suharto dan keluarganya. Mana mungkin Kwik Kian Gie berani
melarang apalagi menentang Syariah Islam ??? Bisa2 dianya diperkosa
rame2 dengan batang2 bambu....!!!

Memang yang berani cuma Gus Dur, sayangnya dia buta sehingga tak perlu
dipikir untuk memilihnya. Sebaiknya kita mencari orang baru yang
maksudnya baru dibidang politik tetapi memahami dan mendalami hukum RI
dengan Pancasilanya bukan hukum Syariah dan kebiadaban2nya.

Mungkin yang perlu kita perhitungkan adalah Adnan Buyung Nasution,
selain dia seorang ahli hukum juga reputasinya didunia HAM
Internasional sudah tidak asing lagi. Dan juga dia termasuk orang
kedua yang berani menyalahkan, menentang, bahkan menekan pemerintah
untuk menangkapi terorist2 pendukung Jihad Islam ini.

Apalagi, dia adalah seorang yang bukan Jawa yang seharusnya dipromosi
untuk menjadi kepala negara pertama yang bukan orang Jawa yang bisa
memenangkan Pemilu.

Wacana menentang dan melarang Syariah Islam merupakan kekuatan politik
yang sangat besar karena mayoritas bangsa Indonesia menentang Syariah
Islam, dan kalo anda lihat yel2 mendukung Syariah Islam, itu cuma
segelintir karena dalam semua pemilu sepanjang sejarah RI ini belum
pernah ada partai yang mendukung syariah Islam bisa melebihi 3%.

Kenapa Syariah Islam menjadi momok bangsa Indonesia ??? Karena
Syariah Islam akan mewajibkan pelarangan semua budaya Jawa, melarang
gong, melarang gamelan, melarang pemujaan keris2, melarang wayang
kulit yang menjadi kesukaan mayoritas orang2 Jawa diseluruh Indonesia.

Semoga direnungkan oleh para pembaca semuanya.


Cintailah orang yang kau cintai sekedarnya saja; siapa tahu, pada suatu hari
kelak, ia akan berbalik menjadi orang yang kaubenci. Dan bencilah orang yang
kau benci sekedarnya saja; siapa tahu, pada suatu hari kelak, ia akan
menjadi orang yang kaucintai. (Imam Ali R.A.)


Ada resiko yang tidak bisa kita hindari jika kita melangkah, tetapi akan beresiko lagi kalau
kita tidak melangkah kemana pun (Peter Drucker)

Kesempatan mengetuk di saat yang paling aneh. Persoalannya bukan pada kapan itu terjadi, melainkan
bagaimana anda membuka pintu.

Sebagaimana banyak buah apel yang tersimpan dalam sebuah biji apel, dalam setiap kesempatan yang
kita raih terdapat begitu banyak keuntungan yang tak dapat diceritakan.

Orang menunggu kesempatan datang, padahal ia hadir setiap pagi.

Bila kau merasa cemas dan gelisah akan sesuatu, libatkan dirimu ke dalamnya, sebab ketakutan
menghadapinya lebih mengganggu ketimbang sesuatu yang kautakuti itu sendiri.


Pelangi hanya terjadi bila ada gabungan antara cahaya matahari dan hujan. Kita memerlukan kesuksesan
dan kegagalan untuk menemukan keindahan.

Dikala tidak mengalami kegagalan anda belum mengembangkan diri. Dikala segala-galanya berjalan dengan
mudah, anda tidak ada artinya sama sekali. Anda tidak bernilai karena tidak berbuat apa-apa.

Tatkala murung, keunggulan anda teruji, kentara dan terlihat. Kita memerlukan sebanyak mungkin
pengalaman pahit agar kita menjadi unggul.

Kesalahan kita yang paling buruk adalah terlalu sibuk mengurusi kesalahan
orang lain. (Kahlil Gibran)

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari
perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut
yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal
Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar.
Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar".

"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai
suamimu kembali", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan
semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini,
lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah
kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.

"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir
bersamaan.

"Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil
menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, "sedangkan yang ini
bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.


Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang.
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk kerumahmu."

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.
Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangka n sekali. Baiklah,
kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini
penuh dengan Kekayaan."

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa
kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia
untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut
mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika
kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan
nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak
masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang
menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa
diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi
tamu kita malam ini."

Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..
ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa
ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.

"Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa
kamu ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang
si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di
luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun


Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang,


maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab,
ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang
bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan,
kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat
kami menjalani hidup ini."

“Kasihilah musuhmu”

(1Raj 21:17-29: Mat 5:43-48)

.

“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Mat 5:43-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Berbagai perbedaan pendapat, pikiran, cita-cita, harapan, visi-misi, SARA, dst. sering menimbulkan kebencian, permusuhan dan balas dendam, sebagaimana banyak terjadi pada akhir-akhir ini, antara lain kasus Monas, 1 Juni 2008 (FPI) yang diikuti oleh ancaman balas dendam dari anggota kelompok yang telah tersakiti. Tenaga, perhatian dan dana akhirnya tercurah untuk mendamaikan, dengan kata lain kiranya terjadi pemborosan tenaga, perhatian dan dana dalam aneka bentuk kebencian, permusuhan dan balas dendam. Maka marilah kita hayati dan sebarluaskan sabda Yesus hari ini: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Musuh atau yang menganiaya kita dapat berupa manusia, suasana, tugas pekerjaan, makanan dan minuman maupun harta benda, artinya siapa atau apa saja yang ‘kurang berkenan di hati kita’ atau tidak sesuai dengan selera pribadi kita. Kasihilah berarti kerjakanlah, makan dan minumlah, dst.. Secara khusus saya angkat di sini masalah ‘makanan dan minuman’: hendaknya makan dan minum tidak mengikuti selera pribadi melainkan sesuai dengan norma kesehatan ‘empat sehat lima sempurna’ jangan mengikuti norma enak dan tidak enak, melainkan sehat atau tidak sehat, dan tentu saja pilihlah yang membuat kita sehat. Enak dan tidak enak atau nikmat dan tidak nikmat dalam hal makan dan minum hanya sekejap saja di lidah/mulut, maka meskipun tidak enak dan tidak nikmat tetapi sehat hendaknya ‘disantap’ saja, kalau perlu langsung ditelan dan tak usah dikunyah; ingatlah Tuhan telah menganugerahkan ‘mesin giling’ luar biasa dalam usus kita. Perihal berdoa bagi yang menganiaya kiranya lebih terarah pada sesama manusia, maka jika ada rekan atau sesama yang kurang berkenan di hati atau bahkan menyakiti kita, dan dengan demikian kita malas atau enggan bertemu dengannya, marilah kita doakan, sebagai Yesus berdoa bagi mereka yang menyalibkanNya ketika Ia tergantung di kayu salib: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”(Luk 23:34)

· "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”(1Raj 21:29), demikian firman Tuhan kepada Elia. Merendahkan diri di hadapan Tuhan berarti menempatkan diri sebagai ciptaanNya dan sepenuhnya mengandalkan atau mempersembahkan diri kepadaNya dengan rendah hati. Aneka macam bentuk malapetaka di dunia ini kiranya terjadi karena kesombongan manusia, yang disertai dengan keserakahan dan kebohongan. Maka jika kita mendambakan atau mengharapkan tiada malapetaka, marilah kita saling rendah hati satu sama lain dan sepenuhnya mempersembahkan diri kepada Tuhan. Rendah hati kiranya juga merupakan buah dan jiwa dari sikap ‘mengasihi musuh maupun berdoa bagi yang menganiaya’ kita Rendah hati juga berarti senantiasa siap sedia hati rela berkorban serta berjiwa besar untuk ‘dikasihi’ (dipuji,.ditegor, dikritik, dinasihati, dilecehkan, diperintah, di…dst). Dengan demikian hendaknya aneka macam bentuk perlakuan orang lain terhadap kita, termasuk yang menyakiti, menganiaya dan memusuhi kita hendaknya dihayati sebagai bentuk kasih orang lain terhadap kita dan kepada mereka kita ucapkan ‘terima kasih’. Ingat dan sadari bahwa untuk ‘menyakiti atau menganiaya’ kita dalam bentuk apapun kiranya orang yang bersangkutan telah mempersiapkan diri begitu lama, artinya begitu lama mencurahkan perhatian kepada kita, yang berarti mengasihi dan memperhatikan kita. Sikap ‘berterima kasih’ terhadap aneka macam sapaan, sentuhan, perlakuan orang lain terhadap kita hemat saya juga merupakan salah satu perwujudan atau pengahayatan perintah Yesus :”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”



“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,”(Mzm 51:3-5a)

Jakarta, 17 Juni 2008




__,_._,___






“Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”

(1Raj 21:1-6; Mat 5:38-42)



“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu”(Mat 5:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Aneka macam bentuk balas dendam, entah antar pribadi, golongan/organisasi/kelompok, Negara dst.. sering masih terjadi di sana-sini, dan pada umumnya balas dendam lebih kejam serta dapat menimbulkan balas dendam balik yang juga lebih besar lagi. Apa yang disabdakan oleh Yesus dalam Warta Gembira hari ini rasanya sama seperti nasihat “Diamkan saja”, diam alias tidak melawan terhadap orang yang memarahi atau mengritik atau mengejek dan melecehkan. Dengan ‘diam saja’ atau lebih memberikan diri sebagaimana disabdakan oleh Yesus berarti mengampuni mereka yang berbuat jahat kepada kita, sebagaimana sering kita doakan dalam doa Bapa kami “ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun juga mengampuni yang bersalah kepada kami”. Ingatlah, sadarilah dan hayatilah bahwa masing-masing dari kita telah ‘berbuat jahat’ atau ‘menyakiti’ orang lain, yaitu orangtua, lebih-lebih ibu kita, ketika kita masih kacil/bayi dan menerima kasih pengampunan tanpa syarat. Bukankah ketika kita masih bayi/anak-anak sering atau selalu merepotkan ibu/ orangtua? Dengan kasih pengampunan tersebut masing-masing dari kita tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini. Maka marilah kita wartakan kasih pengampunan serta bermurah hati terhadap sesama dan saudara-saudari kita. Murah hati berarti hati kita masing-masing kita jual murah alias memberi perhatian kepada siapapun, tanpa membedakan SARA, usia, pangkat/kedudukan, dst.. Marilah kita sadari dan hayati bahwa aneka macam tindakan orang lain terhadap kita, termasuk berbuat jahat, menampar pipi atau memaksa kita merupakan perwujudan kasihnya kepada kita, dan dengan demikian semuanya kita tanggapan dengan ‘terima kasih’. Lebih jauh atau lebih lanjut kiranya kita juga dapat mendoakan mereka yang menyakiti kita atau berbuat jahat kepada kita.

· "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."(1Raj 21:7), demikian kata Izebel kepada Ahab, suaminya, raja Samaria, yang kesal hati karena minatnya untuk memiliki kebun anggur Nabot tak tercapai. Kisah ‘kebun anggur Nabot’ ini rasanya masih hidup pada masa kini: para penguasa dengan dan melalui berbagai cara merampas harta kekayaan rakyat miskin, sebagaimana pernah dilakukan oleh presiden Suharta dengan peternakan sapi di Tapos – Bogor. Sang suami atau laki-laki pada umumnya didukung oleh kelicikan sang isteri atau perempuan untuk memenuhi kerinduan dan impiannya. Akhir-akhir ini juga kita dengar bentuk keserakahan macam itu seperti alih fungsi hutan lindung menjadi tempat usaha atau perumahan, dst… Orang kecil dan miskin memang sering tak berdaya serta harus menjadi korban keserakahan penguasa yang gila harta benda, jabatan dan kehormatan duniawi. Maaf jika saya menyinggung hati/perasaan rekan-rekan perempuan: kami berharap kepada anda sekalian sebagai isteri jangan meniru apa yang dilakukan oleh Izebel, ‘menghibur atau mendukung suami untuk berbuat jahat’ sambil menegor “bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa”. Kepada para penguasa kami berharap hendaknya juga tidak meniru Ahab, mengingini harta kekayaan rakyat atau orang miskin, lebih-lebih tanah yang menjadi warisan berharga. Merampas tanah rakyat atau orang miskin berarti membunuh rakyat atau orang miskin. Sebaliknya kepada rekan-rekan rakyat kecil marilah meneladan Nabot, yang berkata :”Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"(!Raj 21:3), dan sekiranya dengan itu anda terpaksa harus menjadi korban sebagaimana dialami Nabot, percayalah bahwa pengorbanan anda akan membangkitkan orang-orang baik, para penegak keadilan untuk semakin berjuang demi keadilan.



“Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, TUHAN jijik melihat penumpah darah dan penipu”

(Mzm 5:5-7)

Jakarta, 16 Juni 2008

Kroasia
Tes Karakter

Tidak ada happy ending bagi Kroasia. Pasukan arahan pelatih Slaven Bilic itu harus tersingkir di perempatfinal Euro 2008.

Namun, kegagalan ini justru menjadi ujian sesungguhnya untuk melihat apakah Hrvatska bisa lekas bangkit. Maklum, Luka Modric cs. hanya punya waktu tujuh minggu sebelum menghadapi Kazakstan pada 6 Agustus dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2010.

“Esok adalah hari yang baru, matahari tetap bersinar. Mungkin kami akan menangis selama beberapa hari, tetapi itulah hidup,” kata pelatih Kroasia, Slaven Bilic.

“Tim ini diisi pemain yang punya karakter pemenang dan kami akan lebih kuat lagi,” lanjut mantan bek Kroasia di Piala Dunia 1998 itu.

Bek veteran Josip Simunic sepakat dengan sang mentor. “Sesuatu yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat. Semoga kekalahan ini membuat kami lebih kuat,” ujar Simunic.

Kroasia pantas optimistis. Tim ini punya segudang pemain muda berkualitas dalam diri Luka Modric, Niko Kranjcar, Ivan Rakitic, Vedran Corluka, dan Danijel Pranjic. Belum lagi bila Eduardo da Silva pulih dari cedera dan kembali ke performa terbaiknya.

Hanya satu pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan Billic, yakni mencari pengganti sang kapten, Niko Kovac, yang memutuskan gantung sepatu dari tim nasional.

“Sangat menyenangkan berada dalam tim ini, tetapi sudah waktunya bagi saya untuk pensiun. Hidup terus berlanjut dan mari kita tunggu sejauh mana Kroasia bisa meraih prestasi,” ujar Kovac.

1 comment:

Anonymous said...

sampai saat ini, Indonesia belum pernah mengaplikasikan hukum dan syariat Islam. jadi, jika di tengah kehidupan ini, banyak ditemukan kemiskinan, kesengsaraan dan kejahatan...jangan salahkan Islam. Jika Anda hanya mengetahui Islam tanpa memahami...saya maklumi Anda berkata seperti itu. Jika ingin beramal...maka berilmulah terlebih dahulu. Jika Anda ingin mengajak orang lain ke jalan yang benar...belajarlah dan pahamilah agama Anda dahulu.