JANGAN MENUNDA, MUNGKIN TAK ADA KESEMPATAN KEDUA

“Live good, honorable life. Then when you get older and think back, you’ll be able to enjoy it a second time. – Hiduplah dengan baik dan penuh arti. Supaya kelak disaat Anda tua dan mengingatnya kembali, Anda akan menikmatinya kembali selama beberapa saat.”
~Dalai Lama
Setiap tahun tak kurang dari dua kali kami jalan-jalan ke luar negeri untuk menemani para distributor. Dalam kurun waktu tujuh tahun belakangan, kami sudah mengunjungi lebih dari 20 negara di benua Asia, Eropa Timur dan Barat, Australia dan Afrika. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman bersama 130 orang distributor sewaktu mengunjungi Gold Coast, Sydney, dan Brisbane selama seminggu pada bulan Maret lalu.
Sebenarnya saya sudah tiga kali mengunjungi negeri kanguru itu. Tetapi karena membawa rombongan distributor yang berbeda, sehingga kesan yang saya bawa pulang selalu berbeda. Khususnya saat mengunjungi Dream World. Sesuai promosinya yaitu – Dream World! So Many World in One! – disana banyak permainan yang tak hanya penuh dengan tantangan melainkan petualangan yang sangat menegangkan tetapi sangat mengesankan.
Permainan paling fantastis adalah The Big 5 Thrill Rides, yang terdiri dari The Tower of Terror, Giant Drop, Cyclone, Wipeout dan The Claw. The Tower of Terror adalah sarana permainan terjun bebas dari ketinggian 38 lantai atau sekitar 100 meter selama 6,5 detik. Giant Drop juga sarana permainan terjun bebas tertinggi, versi Guiness Book of World Records, dengan ketinggian 39 lantai atau 120 meter. Untuk naik ke atas Giant Drop dilakukan dalam waktu 90 detik. Sedangkan waktu untuk terjun hanya 5 detik.
Sementara Cyclone permainan gravitasi tertinggi di Sounthern Hemisphere. Diceritakan bahwa permainan tersebut dapat memberikan 13 jenis pengalaman berbeda, dari mulai 1.000 macam kecepatan tinggi, jantung berdegub kencang, rambut berdiri, lompatan 360 derajat dan jeritan keras. Wipeout adalah permainan, yaitu peserta dibelit kemudian diputar 360 derajat. Sedangkan dalam permainan The Claw, peserta terayun dengan kecepatan 75 kilometer per jam dan dengan perputaran 360 derajat.
Semoga penjelasan saya dapat memancing kesan terhadap permainan yang menegangkan tetapi sangat mengesankan itu. Sayang sekali, kekuatan fisik saya sudah tidak memungkinkan untuk ikut merasakan secara langsung permainan-permainan yang menekankan pada ketinggian dan kecepatan. Sungguh menyesal, saya hanya menjadi penonton.
Meskipun hanya menjadi penonton, saya memetik sesuatu yang berharga dan ingin saya bagikan kepada pembelajar yang budiman. Seperti kata Dalai Lama, “When you lose, don’t lose the lesson. – Ketika Anda kehilangan, jangan kehilangan pula pelajaran berharga darinya.” Sesuatu itu adalah pesan agar jangan pernah sia-siakan waktu dan kekuatan dalam diri kita untuk hal yang lebih bermanfaat, benar dan patut dibanggakan atau dikenang kelak di waktu tua.
Beberapa orang di antara kita mungkin memiliki waktu lebih panjang dibandingkan dengan yang lain. Tetapi tak seorangpun diantara kita mendapatkan lebih dari 24 jam per hari. Maksud saya menjelaskan hal itu adalah selagi masih muda dan memiliki banyak waktu luang, kita harus pandai memanfaatkan waktu lebih bijaksana supaya dapat memberikan lebih banyak manfaat.
Usahakan setiap hari Anda sudah memiliki perencanaan yang baik tentang rutinitas dan prioritas yang bermanfaat untuk kebaikan diri Anda. Sebagaimana pepatah bijak menganjurkan, “Gagal merencanakan sama halnya merencanakan untuk gagal. – Failing to plan is planning to fail.” Sebab manusia secara umum membuang waktu percuma selama 2 jam setiap harinya dikarenakan perencanaan yang kurang baik.
Manajemen waktu dengan baik bukan tergantung pada seberapa lama kita menghabiskan waktu untuk bekerja, melainkan seberapa efisien kita menyelesaikan pekerjaan. Dengan perencanaan yang baik, mungkin Anda dapat melakukan lebih dari satu pekerjaan pada satu waktu dengan hasil maksimal. Pekerjaan yang tidak memerlukan konsentrasi tinggi misalnya ketika Anda dalam perjalanan kerja, mungkin akan lebih bermanfaat jika Anda menggunakannya untuk meningkatkan kualitas diri dengan belajar dari buku atau informasi di radio atau kaset.
Selain itu ciptakan target yang besar, lebih berarti dan menantang. Kemudian jadikanlah prioritas utama untuk mengerjakannya. Jangan pernah menggeser prioritas tersebut dari jadwal dan waktu yang Anda miliki hanya untuk melakukan hal lain yang menyenangkan tetapi kurang berarti. “Things which matter most must never be at the mercy of things which matter least. – Sesuatu yang paling penting tidak akan pernah sama nilainya dengan sesuatu yang tidak terlalu penting,” tegas Goethe.
Waktu dan segala kekuatan yang Anda miliki saat ini sangatlah berharga. Ketika Anda benar-benar memanfaatkan waktu untuk mengerjakan target yang lebih baik dan besar secara konsisten dan berkesinambungan, maka suatu ketika Anda akan melihat deretan prestasi mengagumkan dan hasil menguntungkan yang sudah dapat Anda ciptakan dan belum tentu dapat Anda hasilkan di lain kesempatan. Segeralah manfaatkan waktu dan segala kekuatan yang Anda miliki saat ini dengan benar dan lebih produktif. Jangan pernah menundanya sekali lagi, karena belum tentu ada kesempatan kedua.[]
* Andrew Ho adalah motivator, pengusaha, dan penulis buku best seller.
The main causes of liver damage are:
1. Sleeping too late and waking up too late are main cause.
2. Not urinating in the morning.
3. Too much eating.
4. Skipping breakfast.
5. Consuming too much medication.
6. Consuming too much preservatives, additives, food coloring , and artificial sweetener.
7. Consuming unhealthy cooking oil. As much as possible reduce cooking oil use when frying, which includes even the best cooking
oils like olive oil. Do not consume fried foods when you are tired, except if the body is very fit.
8. Consuming raw (overly done) Foods also add to the burden of liver. Veggies should be eaten raw or cooked 3-5 parts. Fried veggies should be finished in one sitting, do not store.
We should prevent this without necessarily spending more. We just have to adopt a good daily lifestyle and eating habits. Maintaining good eating habits and time condition are very important for our bodies to absorb and get rid of unnecessary
chemicals according to 'schedule.'
Because :
Evening at 9 - 11 PM : is the time for eliminating unnecessary/ toxic chemicals (detoxification) from the antibody system (lymph nodes). This time duration should be spent by relaxing or listening to music. If during this time a housewife is still in an unrelaxed state such as washing the dishes or monitoring children doing their homework, this will have a negative impact on health.
Evening at 11pm - 1 am :is the detoxification process in the liver, and ideally should be done in a deep sleep state.
Early morning 1 - 3 am :detoxification process in the gall, also ideally done in a deep sleep state.
Early morning 3 - 5 am : detoxification in the lungs. Therefore there will sometimes be a severe cough for cough sufferers during this time. Since the detoxification process had reached the respiratory tract, there is no need to take cough medicine so as not to interfere with toxin removal process.
Morning 5 - 7am :detoxification in the colon, you should empty your bowel.
Morning 7 - 9 am :absorption of nutrients in the small intestine, you should be having breakfast at this time.
Breakfast should be earlier, before 6:30 am , for those who are sick. Breakfast before 7:30 am is very beneficial to those wanting to stay fit. Those who always skip breakfast, they should change their habits, and it is still better to eat breakfast late until 9 - 10 am rather than no meal at all..
Sleeping so late and waking up too late will disrupt the process of removing unnecessary chemicals. Aside from that, midnight to
4:00 am is the time when the bone marrow
produces blood. Therefore, have a good sleep and don't sleep late.
DO TAKE CARE ABOUT YOUR HEALTH...... ......... ..
wise msgs
« on: June 20, 2008, 06:46:25 AM »
The duck looks smooth and calm on top of the water but underneath there is restless peddling.. in Life nothing worthwhile comes without struggle.
"if u fall ,don’t see the place where u fell but see the place where u slipped "success is all about correcting your mistakes.
"everyone are too good to you.untill you expect nothing from them".
Don’t count your success. Count only your failures because failures are more valuable than success.
After falling twice Edmund Hilary challenged mt.everest "i will come again and conquer you because as a mountain you can't grow but as a human i can".
Believing Everybody Is Dangerous; Believing Nobody Is Very Dangerous.
People laugh at me because i am different and i laugh at them because they are all the same.
I love walking in the rain because nobody can see my crying -moral no one in the world can live without problems.
“Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa”
(2Raj 24:8-17; Mat 7:21-29)
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka” (Mat 7:21-29), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Ada pastor atau pendeta ketika berkotbah dengan membacakan apa yang telah ditulis, demikian juga ada guru mengajar hanya dengan membacakan buku, dst.. , sebaliknya ada yang berkotbah atau mengajar tanpa pegangan teks melainkan secara spontan berkotbah atau mengajar serta apa yang disampaikan sungguh berisi dan mudah ditangkap dan dicerna. Yang kemudian ini kiranya sungguh menguasai dan bahkan menghayati apa yang dikotbahkan dan diajarkan, maka boleh dikatakan mereka meneladan Yesus, yang “mengajar sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat”. Para ahli Taurat mengajarkan hal-hal yang baik, indah dan mulia tetapi mereka tidak berusaha menghayati apa yang mereka ajarkan. Marilah kita yang sering mengajar, memberi nasihat atau saran, mengritik , dst. meneladan Yesus, yang mengajarkan apa yang Ia lakukan juga. Ajakan ini kiranya lebih kena bagi para orangtua, pemimpin atau petinggi, yang sering memberi arahan, nasihat atau saran kepada anak-anaknya, anggota atau bawahannya. Hendaklah entah orangtua, pemimpin atau petinggi menjadi teladan atas apa yang mereka arahkan, nasihatkan atau sarankan, bukan hanya omong atau bicara saja. Keteladanan merupakan bentuk pengajaran dan pendidikan atau pewartaan yang pertama dan utama serta tak dapat digantikan oleh cara lainnya apapun juga. Ajaran utama dan pertama dari Tuhan adalah ‘saling mengasihi’, maka marilah kita menjadi teladan hidup ‘saling mengasihi’ di dalam hidup sehari-hari, saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/kekuatan. Kita masing-masing dapat hidup ‘tegak, segar dan sehat’ seperti saat ini kiranya hanya karena dan oleh kasih yang telah kita terima dengan melimpah ruah dari Tuhan melalui sesama dan saudara-saudari kita. Hidup dan bertindak dalam dan oleh kasih akan tahan dan kebal terhadap aneka macam godaan dan tantangan yang dapat menghancurkan atau merusak iman, kepribadian dan jati diri kita, entah sebagai suami-isteri, imam, bruder, suster, pekerja atau pelajar.
· “Semua orang yang gagah perkasa, tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang banyaknya, sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel sebagai orang buangan ke Babel” (2Raj 24:16). Yoyakhin, raja yang jahat, tidak dapat bertahan dan hancur berantakan bahkan menjadi tawanan bersama dengan anak buah dan rakyatnya. Yang jahat pemimpin dan yang kena atau memperoleh hukuman adalah rakyat atau pengikut-pengikutnya, itulah yang terjadi. Hal ini kiranya dapat menjadi pelajaran bagi mereka yang merasa menjadi ‘raja atau pemimpin’, entah di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja serta hidup beragama. Jauhkan aneka macam bentuk kejahatan dalam menghayati atau memfungsikan jabatan dan kedudukan anda, sebagai pemimpin atau atasan. Pengalaman dan aneka peristiwa yang terjadi saat –saat ini, entah di tingkat Negara, daerah atau keluarga, dimana yang menjadi pemimpin bejat moralnya, maka rakyat atau anggota keluarganya menderita. Dengan kata lain pemimpin atau atasan yang jahat berarti menyakiti atau menyengsarakan anggota atau bawahannya. Apa yang terjadi di Indonesia rasanya demikian adanya: aneka sumber kekayaan alam serta usaha yang menjanjikan keuntungan besar ‘dijual’ ke orang, perusahaan atau Negara asing, sehingga kemiskinan semakin bertambah dan parah. Semua itu terjadi karena ‘jalan pintas’ atau ‘sikap mental instant’, tidak mau dan tidak bersedia mengikuti proses yang benar dan menyelamatkan, yang memang sarat dengan tantangan-tantangan.
“Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu” (Mzm 79:8-9)
Jakarta, 26 Juni 2008
“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka”
(2Raj 22;8-13; 23:1-3; Mat 7:15-20)
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Mat 7:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Cukup banyak orang bangga dan puas diri dengan gelar sarjana, jabatan/kedudukan, upacara liturgis/formal, ahli waris orangtua terhormat dan terkenal, dst.., namun kebanggaan dan kepuasan mereka berhenti pada formalitas atau liturgy, dan apa yang dibanggakan tidak menjadi kenyataan sesuai dengan apa yang dibanggakan. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka”, demikian sabda dan nasihat atau ajaran Yesus. Marilah sabda ini kita renungkan atau refleksikan: (1) Jika merasa diri sebagai orang yang terkenal dan terhormat, entah karena jabatan/kedudukan dalam SARA atau masyarakat, gelar, dst.., marilah kita tidak berhenti bangga dan puas secara teroritis dan formal, melainkan sungguh berbuah dalam apa yang berguna atau berfungsi bagi kesejahteraan umum. Hendaknya juga menjauhkan diri dari aneka macam bentuk kepalsuan, kebohongan atau kesombongan; jangan menyamar sebagai ‘domba’ padahal kenyataannya adalah ‘serigala ganas’! (2) Kepada kita yang merasa diri sebagai orang biasa, rakyat atau orang kebanyakan marilah kita ‘waspada terhadap nabi-nabi palsu yang mendatangi kita’. Nabi-nabi palsu tersebut dapat berupa orang, nasihat, iklan-iklan aneka macam produksi atau barang, tawaran atau rayuan.
Bagi kita semua marilah kita sadari dan hayati bahwa ‘dari buah perilaku atau tindakan atau kinerja’ , kita dikenal oleh orang lain siapa saya sebenarnya. Kita semua kiranya menyadari dan mengakui sebagai orang beriman, maka hayati nasihat Yakobus ini: “Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”(Yak 2:17). Marilah kita wujudkan iman kita ke dalam perbuatan atau keutamaan-keutamaan, misalnya “kebajikan, pengetahuan, pengetahuan penguasaan diri,i ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang” (lih 2 Pet 1:5-7) Bagi para orangtua saya ingatkan bahwa berhasil atau sukses menjadi orangtua berarti anak-anak dan cucu-cucu kita lebih baik, suci, cerdas, beriman dst..daripada kita.
· “Berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.”(2Raj 23:3). Kutipan ini kiranya baik menjadi acuan permenungan dan refleksi. Siapa yang merasa diri sebagai ‘raja’, yang berarti menjadi yang tertinggi, terhormat dalam kehidupan bersama, hendaknya menjadi teladan “untuk hidup dengan mengikuti Tuhan, dan tetap menuruti perintah-perintahNya, peraturan-peraturanNya dan ketetapan-ketetapanNya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam aneka macam perjanjian”. Ada ‘raja’ rumah tangga/keluarga/komunitas, kantor/tempat kerja maupun masyarakat. Keteladanan atau kesaksian hidup sang ‘raja’ dalam aneka macam penghayatan peraturan atau perjanjian. ‘Raja’ kiranya juga hanya menjadi bagian kecil dalam kebersamaan hidup yang besar, bersama-sama dengan ‘yang dirajai’, maka hendaknya juga hidup dan bertindak dengan ‘rendah hati’ agar yang dirajai dapat mendekat dan bersahabat dan kemudian mendukung usaha atau upaya sang ‘raja’. Sebaliknya bagi yang merasa diri sebagai ‘rakyat’ atau ‘anggota’ hendaknya secara positif mendukung usaha atau upaya sang ‘raja’. Dengan kata lain semuanya berkerja dan bertindak untuk menepati perjanjian yang tertulis, tejadilah kerjasama atau gotong-royong yang indah dan fungsional, sebagaimana dihayati oleh ‘semut-semut yang bekerja sama mengangkat bangkai binatang seperti cacing atau ‘menghabiskan ‘ bangkai binatang besar sampai tuntas. Jika tidak percaya: lihat dan cermati semut-semut yang sedang mengusung bangkai cacing mendaki tembok!
“Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya “
(Mzm 119:33-35)
Jakarta, 25 Juni 2008
Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis: Yes 49:1-6; Kis 13:22-26; Luk 1:57-66.80
"Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”
Dalam pergantian tahun ajaran ini kiranya sudah cukup banyak anak/peserta didik yang telah memperoleh tempat belajar baru, tetapi mungkin juga masih ada yang masih mencari-cari, lebih-lebih para calon mahasiswa/mahasiswi, yang baru saja menyelesaikan pendidikan menengah. Dalam hati atau cita-cita mereka maupun orangtuanya kiranya ada harapan atau pertanyaan “Menjadi apakah anak saya nanti? Menjadi apakah saya nanti dengan belajar ini?”. Mungkin ada yang bercita-cita: (1) yang penting setelah selesai belajar nanti memperoleh pekerjaan yang baik, kerja enak dan hasil atau gaji besar atau banyak, (2) mau jadi apa terserah, yang penting belajar atau bersekolah, atau (3) saya merasa tergerak atau terusik untuk bekerja atau berprofesi yang berguna bagi kesejahteraan atau kebahagiaan umum, lebih-lebih perhatian terhadap mereka yang miskin, berkekurangan atau menderita. Suatu peristiwa pergantian lain yang mengesan antara lain: ganti nama atau penambahan nama karena hidup berkeluarga/menjadi suami-isteri atau memeluk hidup membiara atau imamat, atau pemberian nama pada anak yang baru saja dilahirkan. Dengan pergantian atau penambahan atau pemberian nama tersebut ada harapan, kerinduan atau cita-cita untuk menjadi ‘sesuatu’ yang lebih baik dan membahagiakan, karena merasa Tuhan menyertai hidupnya. Nama memang rasanya tidak hanya untuk pamer atau ‘gagah-gagahan’, tetapi mengandung makna, arti dan harapan dari yang memberi nama, maka baiklah pada pesta Kelahiran Yohanes Pembaptis, anak Zakaria dan Elisabet, yang menurut adat istiadat harus diberi nama Zakaria namun harus diberi nama Yohanes, hari ini, kita mawas diri perihal pemberian, pergantian dan penambahan nama yang dianugerahkan kepada kita masing-masing.
"Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia… Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya” (Luk 1:66b.80a).
Masing-masing anak-anak kita atau diri kita sendiri kiranya bertambah besar tubuhnya, tambah umur dan pengalaman serta kenalan serta kekayaan, tetapi apakah ‘makin kuat rohnya’ kiranya layak dipertanyakan. Sebagai orang beriman kiranya kita semua mendambakan atau bercita-cita untuk makin kuat roh yang menghidupi kita. Makin kuat dalam roh berarti semakin cerdas beriman, semakin dikasihi oleh dan mengasihi Tuhan maupun sesama manusia, semakin menjadi ‘man or woman for/with others’. Agar dapat tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, kiranya perlu diberi perhatian yang memadai apa yang menjadi ‘akar’nya, yaitu: gizi, pendidikan dan iman:
· “Tubuh itu lebih penting dari pada pakaian”(Mat 6:25c), maka baiklah kesehatan dan kebugaran tubuh kita upayakan dan jaga seoptimal mungkin, antara lain dengan memperhatikan gizi makanan, hidup, bekerja dan istirahat/tidur teratur, berolahraga teratur, dst.. Pedoman gizi ‘empat sehat lima sempurna’ hendaknya dihayati, makan dan minum apa yang sehat bukan nikmat. Kepada anak-anak kita sedini mungkin ‘empat sehat lima sempurna’ ini kita kenakan, dan secara khusus saya mengingatkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya secara memadai, paling tidak selama 6 bulan syukur lebih. Maka kesehatan ibu/perempuan kiranya juga perlu diperhatikan akan ketika harus menyusui anak-anaknya tersedia air susu ibu yang memadai dan sehat. Olahraga yang baik untuk jantung adalah lari, berjalan cepat atau berenang, minimal lebih dari setengah jam terus menerus. Marilah kita perhatikan kesehatan tubuh kita seutuhnya secara memadai.
· Pendidikan penting sekali atau mutlak untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, dan bagi orang dewasa/orangtua hendaknya juga menghayati motto ‘ongoing education/ongoing formation’, pendidikan terus menerus sepanjang hidup. Memperhatikan pendidikan berarti mengalokasikan dana dan tenaga yang memadai, atau dana dan tenaga diutamakan demi pendidikan, entah formal maupun informal.
· “Tangan Tuhan menyertai”, itulah keyakinan sebagai orang beriman, Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita kapanpun dan dimanapun serta dalam keadaan atau kondisi apapun. Ia menyertai kita terus menerus, sementara kita istirahat atau tidur Ia tetap menyertai kita. Marilah kita perhatikan dan hayati penyertaan dan kehadiran Tuhan dalam diri kita maupun sesama dan anak-anak kita, yang berarti senantiasa memperdalam sabda/kehendak Tuhan, entah dengan membaca dan merenungkan sabda-sabdaNya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci serta melaksanakan kehendakNya dalam hidup sehari-hari. Pembinaan iman anak hendaknya juga diperhatikan, dan hemat saya keteladanan orangtua merupakan cara pembinaan yang utama dan tak tergantikan oleh cara lain apapun.
“Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak”(Kis 13:25).
“Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak”., demikian kesaksian Yohanes Pembaptis tentang dirinya, yang kiranya layak menjadi teladan kita semua. Yohanes Pembaptis adalah ‘bentara Yesus Kristus’, orang yang mempersiapkan jalan atau ruang pertemuan antara Tuhan dan manusia. Ia adalah ‘facilitator’ perjumpaan Tuhan dengan manusia, Sang Pencipta dengan ciptaan-ciptaanNya. Ia adalah ‘sarana’ atau ‘alat’ bukan ‘tujuan’.
Kita semua dipanggil untuk menjadi ‘sarana atau alat perjumpaan Tuhan dengan manusia’, artinya cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun membuka kesempatan, memudahkan, menjadi daya tarik sesama dan saudara-saudari kita untuk beriman, semakin beriman, semakin mempersembahkan diri kepada Tuhan dan sesamanya. Hidup dan cara bertindak kita menjadi ‘daya tarik’ bagi siapapun untuk beriman, menjadi suci, semakin mengasihi atau dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Untuk itu memang diri kita senantiasa tampil bagaikan ‘orang gila’, yang senyum-senyum terus, nampak gembira, telanjang tidak malu , dst.. Dalam hal ‘telanjang’ tentu saja tidak secara phisik, melainkan secara spiritual, artinya kita membuka diri perihal pengalaman dan penghayatan iman kita kepada sesama dan saudara-saudari kita. Memang ‘telanjang’ dalam arti phisik juga terjadi sehingga menarik dan mempesona, sebagaimana terjadi antara suami-isteri yang saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit. Jika kita semua sungguh hidup dalam kasih, saling mengasihi, rasanya saling telanjang secara phisik antar kita juga tidak apa-apa.
Ungkapan Yohanes “membuka tali kasut dari kakiNya pun aku tidak layak”, merupakan cermin kerendahan hatinya. Maka sebagai orang beriman kiranya kita juga dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati. Salah satu cara agar kita dapat rendah hati antara lain menyadari dan menghayati bahwa hidup kita serta segala sesuatu yang menyertai kita atau yang kita miliki dan kuasai saat ini adalah anugerah Allah, yang kita terima melalui kebaikan dan cintakasih orangtua, sesama dan saudara-saudari kita. Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk menjadi sombong atau memegahkan diri. Kita juga dapat berdoa seperti doa dari St.Teresia dari Kanak-Kanak Yesus :”Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini bolaMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silahkan! Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kausepak bolaMu….O, Yesus, tentu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu” (Yayasan Cipta Loka Caraka : Ensiklopedi Orang Kudus (cetakan kelima– Jakarta 1985, hal 292)
“Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah” (Mzm 139:13-15)
Jakarta, 24 Juni 2008
SEBAGAI BAHAN RENUNGAN BUAT KITA.....
SEDIKIT RENUNGAN BUAT KITA-K IT A YANG MASIH MUDA ( YANG KELAK AKAN MENJADI TUA PULA .... )
Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya dan si opa menceritakan kisah hidupnya.
Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau
plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang peduli kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.
When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!
Love your parents in anyway they are...
Belanda vs Rusia 1-3
Oranje Antiklimaks
Sensasi yang ditunjukkan Rusia lewat kemenangan 3-1 atas Belanda di perempatfinal, Sabtu (21/6), meneruskan performa menanjak mereka. Sebaliknya Belanda justru mengalami antiklimaks dan harus mengubur cerita indah penampilan mereka sejak awal turnamen.
Rusia memang layak lolos ke semifinal. Permainan menyerang yang menjadi ciri khas tim asuhan Guus Hiddink ini menenggelamkan total football yang diperagakan Belanda sepanjang fase grup.
Keberhasilan tersebut juga dipengaruhi oleh momentum performa Rusia, yang berada dalam grafik menaik.
Setelah kalah 1-4 di partai pertama melawan Spanyol, Rusia kemudian mengalahkan Yunani 1-0 dan Swedia 2-0. Sbornaya masuk ke perempatfinal dengan kondisi yang optimal.
Sebaliknya dengan Belanda, mereka seperti kehilangan touch gara-gara mengistirahatkan begitu banyak pemain inti di partai terakhir Grup C. Penampilan hebat seperti saat menghajar Italia dan Prancis tidak keluar.
Rusia berhasil unggul lebih dulu lewat gol yang dicetak striker mereka, Roman Pavlyuchenko, di menit ke-56.
Belanda berhasil menyamakan kedudukan lewat Ruud van Nistelrooy. Ia menyelesaikan umpan tendangan bebas Wesley Sneijder di menit ke-86.
Di masa extra-time, Rusia berhasil menambah keunggulan menjadi 3-1. Adalah Andrei Arshavin yang menjadi bintang. Ia memberikan assist untuk Dmitri Torbinski dan mencetak gol penutup,
"Hal ini sangat brilian. Saya sampai tidak mampu berkata-kata. Saya sebenarnya berharap Belanda tampil lebih agresif, tapi tampaknya mereka kehabisan tenaga," ujar Arshavin.
"Saya sangat bangga dengan apa yang ditunjukkan para pemain. Mereka tampil sangat baik. Ini merupakan salah satu hari terbaik selama karier saya," timpal Hiddink.
Pengakuan Basten
“Kami tidak bermain seperti apa yang kami tunjukkan di tiga pertandingan sebelumnya, sedangkan Rusia bermain sangat baik, terutama lewat Arshavin dan Pavlyuchenko. Keduanya sering membahayakan pertahanan kami. Mungkin ini alasan mengapa kami kesulitan menerapkan strategi dengan baik," ujar arsitek Belanda, Marco van Basten
Van Basten mengaku timnya sudah kelelahan di extra-time sehingga tidak mampu berbuat banyak. Ini menjadi perpisahan yang menyakitkan buat pahlawan De Oranje di Euro 1988 ini. Van Basten akan mundur dari jabatannya sebagai pelatih tim nasional untuk menangani Ajax Amsterdam musim depan.
DATA PERTANDINGAN
---------------------------------------
BELANDA VS RUSIA 1-3
Waktu (Lokal): 20.45
Wasit: Lubos Michel (Slovakia)
Pencetak Gol: 0-1 Pavlyuchenko 56’, 1-1 Van Nistelrooy 86’, 1-2 Torbinski 112’, 1-3 Arshavin 116’
Man Of the Match Andrei Arshavin (Rusia)
Kartu Kuning: Boulahrouz, Van Persie, Van der Vaart (Belanda), Kolodin, Zhirkov, Torbinsky (Rusia)
Penonton: 42,500.
BELANDA (4-2-3-1) Van der Sar, Boulahrouz (Heitinga 54), Ooijer, Mathijsen, Van Bronckhorst, De Jong, Engelaar (Afellay 61), Kuyt (Van Persie 46), Van der Vaart, Sneijder, van Nistelrooy. Cadangan: 13-Timmer, 16-Stekelenburg; 12-Melchiot, 15-De Cler; 6-De Zeeuw, 14-Bouma; 11-Robben; 19-Huntelaar, 22-Hesselink. Pelatih: Marco van Basten.
RUSIA (4-1-3-2) Akinfeev, Aniukov, Ignashevich, Kolodin, Zhirkov, Semak, Zyryanov, Semshov (Bilyaletdinov 69), Saenko (Torbinsky 81), Arshavin, Pavluchenko (Sychev 115). Cadangan: 12-Gabulov, 16-Malafeev; 2-Berezutski, 3-Yanbaev, 14-Shirokov, 5-Berezutski; 23-Bystrov; 13-Ivanov, 6-Adamov. Pelatih: Guus Hiddink (Belanda).
No comments:
Post a Comment