Thursday, June 26, 2008

Mapping Your Way To Success




Personal and career goal setting is crucial when you are deciding whether or not you would like to own your own business.

Because your business will have an impact on every other area of your life, it is critical to know how it fits into your life and whether it allows you to reach your other goals.

Two of the benefits you will receive as a result of defining and aligning your major goals in life are peace of mind and focus.

Let's take a look at a few of the other benefits of personal and career goal setting:


* Know, Be, Do - and have more
* Use your mind and talents fully
* Have more purpose and direction in life
* Make better decisions
* Be more organized and effective
* Do more for yourself and others
* Have greater confidence and self-worth
* Feel more fulfilled
* Be more enthusiastic and motivated
* Accomplish uncommon projects

Remember, you will not pay a price for taking the time for career goal setting. Rather, you WILL pay a tremendous price for NOT taking the time.

We can choose to get caught up in the everyday activity of our lives without feeling any real sense of purpose or we can choose to accomplish something meaningful with our lives that gives us a clearer sense of direction and a higher degree of self-motivation.


Ninety-seven percent of the population does not take the time for career goal setting activities. Why not? Two major reasons:

(1) FEAR (False Evidence Appearing Real) is preventing many people from taking action, and
(2) There is a risk that the goals set during your career goal setting - may not be reached.

One question a lot of people ask is how to know if a goal is good or bad. In other words, how do you discriminate between the really important goals and the "nice to have but not really important ones?

You will know whether or not a goal you have chosen is important by answering these five questions.

* Is it really MY goal?
* Is it morally right and fair?
* Are my short-range goals consistent with my long-term goals?
* Can I commit myself emotionally to completing the project?
* Can I visualize myself reaching this goal?

If you have answered "No" to even one of these questions, you may want to reconsider this particular goal.

In the short-term this goal may appear to work for you, but in the long run, you may exposing yourself to a lot of unnecessary conflict and frustration.

During the personal and career
goal setting process, be sure to set big goals as well as multiple goals. Big goals force you to reach in and use the potential that is inside of you. Long-range goals help you to overcome short-range failures. They can also help you to change your direction without going back on your decision.

Whether or not you ever reach the goals that you have set, people who set big, long-range goals have been found to have higher self-confidence, higher self-esteem, and greater personal motivation.

The bottom line is that more than half the rewards and benefits achieved from personal and career goal setting come from actually taking your first step in that direction, regardless of the consequences.

There is a very simple process in seven steps that you can go through to set any goal whether personal or professional. To be effective, the goal you choose must include all seven of the following steps:

* Identify your goal by writing it down
* Set a deadline for the achievement. Establish a specific end-date.
* List the obstacles to overcome in accomplishing your goal.
* Identify the people and groups you need to work with to reach your goal.
* List the skills and knowledge required to reach your goal. What do you need to know?
* Develop a plan of action to reach your goal.
* Write down the benefits of achieving your goal. ("What is in it for me?")

On a periodic basis, it is important to re-evaluate your goals to make certain that they are in alignment with what you truly value and want out of life.

Remember, personal and career goal setting is a life-long process. Once you have completed one goal, be sure to replace it with something else. This way you will always reap the benefits that goal-setting provides.

Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabeth: Rm 17:9-16b; Luk 1:39-56

"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”



Kunjungan atau mengunjungi merupakan salah satu bentuk penghayatan kasih, yang membutuhkan tenaga/dana dan waktu; dengan kata lain ‘boros tenaga/dana dan waktu’, misalnya mengunjungi saudara-saudari atau sahabat kita yang sedang terbaring sakit di rumah sakit. Mengunjungi yang utama dan pertama-tama berarti menghadirkan diri seutuhnya, bukan ‘berbicara atau berkotbah’ apalagi mengkotbahi atau menguji yang dikunjungi. Maklum banyak orang mengunjungi saudara atau sahabatnya yang terbaring di rumah sakit tidak hanya mengunjungi, tetapi sebaliknya menguji atau mewancarai yang sedang sakit, misalnya bertanya: “mengapa sakit, gimana sakitnya, dst..”. Pasien yang memperoleh kunjungan orang macam itu berkali-kali selama jam kunjungan jelas akan semakin menderita dan tidak segera sembuh dari penyakitnya. Dalam hal mungunjungi marilah kita meneladan Bunda Maria: ketika mengunjungi Elisabeth, begitu sampai di rumah Elisabeth ia hanya memberi salam, serta kemudian membiarkan yang dikunjungi mengungkapkan isi hati atau pengalamannya, bukan karena ditanyai melainkan karena merasa dikasihi dengan dan melalui kunjungan serta salam. Yang dikunjungi mawas diri serta mengungkapkan isi hatinya:"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:42-45). Dan ketika memperoleh pujian dari Elisabeth Maria tidak menjadi sombong, melainkan rendah hati dengan mendaraskan kidung Magnificat, kidung pujian orang yang terpilih oleh Tuhan.



"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:42-45)

Dikunjungi berarti dikasihi, dan kasih tersebut menyentuh lubuk hati yang terdalam sehingga yang dikunjungi ‘melonjak kegirangan’ tidak hanya di mulut tetapi sampai di hati maupun rahim, sebagaimana dialami Elisabeth, ‘anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan’. Hal itu terjadi karena Elisabeth menghayati keutamaan ‘terbuka’, yaitu “sikap dan perilaku yang menunjukkan keleluasaan dalam menerima apa saja dari luar, membuka diri terhadap umpan balik, dan mampu memuat informasi apa saja dengan obyektif” (Prof Dr.Sedyawati/Edit.: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 28). Hendaknya kita memiliki dan menghayati keutamaan ‘terbuka’ macam itu agar kita setiap kali memperoleh kunjungan atau sapaan atau sentuhan dari orang lain atau sesama dan saudari-saudari, kita dapat ‘melonjak kegirangan’ sampai di lubuk hati.



Terbuka erat kaitannya dengan keutamaan kejujuran dan kerendahan hati. Barangsiapa jujur pada umumnya juga akan rendah hati, karena jika kita jujur terhadap diri sendiri maka kita akan tahu dan menghayti diri sebagai yang lemah dan rapuh serta senantiasa butuh bantuan, sapaan atau uluran kasih dari orang lain. Dengan sikap terbuka segala macam atau bentuk kunjungan,. sapaan atau sentuhan dari saudara-saudari atau sesama kita rasakan dan hayati sebagai rahmat atau anugerah, dan dengan demikian kita akan bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang mengunjungi, menyapa atau menyentuh serta memuji sebagaimana dilakukan Elisabeth terhadap Bunda Maria. Kita menyadari dan menghayati bahwa mereka yang mengunjungi, menyapa dan menyentuh kita adalah utusan-utusan Tuhan, dan dengan demikian kita hayati Tuhan sendirilah yang mengunjungi, menyapa dan menyentuh kita.



"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus” (Luk 1:46-49).

Yang mengunjungi ketika memperoleh pujian syukur dari yang dikunjungi tidak menjadi sombong, melainkan rendah hati. Bunda Maria menanggapi pujian syukur Elisabeth dengan memuliakan Tuhan, “Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku”. Kesadaran dan penghayatan perbuatan agung Tuhan dalam diri yang lemah dan rapuh, itulah yang terjadi. Dengan demikian diantara yang mengunjungi dan dikunjungi terjadilah kasih persaudaraan atau persahabatan sejati, saling memberkati dan memuji. “ Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai” (Rm 12:14-16)



Apa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari adalah ‘perkara-perkara yang sederhana’, dan dalam atau melalui apa yang sederhana Tuhan hidup dan berkarya, maka “janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai”. Orang yang hidup dengan sederhana kiranya juga dengan mudah akan dapat memuji, memuliakan dan menghayati perbuatan-perbuatan agung Tuhan. “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa” (Luk 1:52-53)



Kepada siapapun yang sering meninggikan dirinya alias sombong karena kaya akan jabatan, kedudukan, pangkat, harta benda atau uang, hendaknya sadar bahwa hal itu tidak benar. Sebaliknya semakin kaya hendaknya semakin rendah hati, entah kaya akan harta benda/uang, pengetahuan, pengalaman atau keterampilan dan keahlian. Sadari dan hayati bahwa berbagai kekayaan tersebut merupakan anugerah Tuhan yang kita terima melalui kebaikan saudara-saudari kita, semata-mata bukan hasil usaha dan jerih payah kita. Maka fungsikan dan manfaatkan segala kekayaan tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu untuk menolong dan membantu tujuan kita diciptakan untuk memuji, menghormati dan mengabdi Tuhan Allah melalui sesama dan saudara-saudari kita. Manfaatkan dan fungsikan aneka kekayaan anda untuk kesejahteraan atau kebahagiaan umum, bukan untuk diri sendiri, keluarga atau golongan sendiri. “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar”. Orang-orang atau anak-anak yang kelaparan serta kurang gizi masih banyak di negeri kita ini, marilah kita ‘kunjungi’ mereka dengan membagikan sebagian kekayaan kita sesuai dengan kebutuhan mereka. Ada yang lapar akan makanan, lapar akan kebenaran, kejujuran dan kasih, ada yang lapar akan sapaan, sentuhan dan ciuman, dst..



"Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku."Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.”

(Yes 12:1-3)



Jakarta, 31 Mei 2008

Kroasia vs Turki 1-1 (Adu Penalti 1-3)
Keajaiban Turki

Turki pantas disebut comeback king. Sekali lagi, tim asuhan pelatih Fatih Terim itu mampu memetik kemenangan setelah sempat tertinggal 0-1 dari Kroasia dalam duel perempatfinal Euro 2008 di Stadion Ernst Happel (20/6).

Absennya sejumlah pemain pilar karena hukuman dan cedera membuat kubu Turki ketar-ketir menghadapi Kroasia, yang begitu perkasa di penyisihan Grup B. Apalagi Turki juga kehilangan kiper utama, Volkan Demirel, yang terkena kartu merah ketika menghadapi Rep. Ceska sehingga digantikan Rustu Recber.

Saking gugupnya, Turki berulang kali melakukan kesalahan. Bahkan mereka nyaris kebobolan ketika pertandingan baru berjalan lima menit. Bek Turki, Sabri Sarioglu, salah mengoper bola dan memberi peluang bagi Ivan Rakitic untuk mencetak gol.

Ketika Kroasia mampu mendominasi permainan, mereka tak kunjung mencetak gol. Selama 90 menit, kedudukan 0-0 bagi kedua tim sehingga pertarungan dilanjutkan melalui babak tambahan.

Kebuntuan baru berakhir pada menit ke-119. Ivan Klasnic, yang diturunkan di menit ke-97 menggantikan Niko Krancjar, menjebol gawang Turki melalui sundulan kepala memanfaatkan umpan Luka Modric.

Namun, selang satu menit, Turki membalas berkat gol Semih Senturk. Drama pun berlanjut ke babak adu penalti.

Tidak Menyerah

Modric, yang menjadi eksekutor pertama Kroasia, gagal menjalankan tugasnya. Tendangan bintang yang tengah naik daun itu meleset ke samping gawang Rustu. Begitu pula Ivan Rakitic dan Mladen Petric, yang juga tidak mampu menjebol gawang kiper berusia 35 tahun itu.

Sementara itu, eksekutor Turki, Arda Turan, Semih Senturk, dan Hamit Altintop, sempurna menyelesaikan misi.

“Kita memang tak boleh menyerah hingga pertandingan benar-benar usai. Itulah yang membuat sepakbola menarik,” ucap pelatih Turki, Fatih Terim.

DATA PERTANDINGAN
---------------------------------------
KROASIA VS TURKI 1-1 (1-3)
Waktu (Lokal): 20.45
Wasit: Roberto Rosetti (Italia)
Pencetak Gol: 1-0 Klasnic 119’, 1-1 Senturk 120+2’
Man of the Match: Hamit Altintop (Turki)
Penonton: 50,000
Kartu Kuning: Sanli, Turan, Boral, Asik (Turki)

KROASIA (4-4-2) 1-Pletikosa; 5-Corluka, 4-Robert Kovac, 3-Simunic, 22-Pranjic; 11-Srna, 14-Modric, 10-Nico Kovac, 7-Rakitic; 19-Kranjcar (21-Petric 64), 18-Olic (7-Klasnic 97). Cadangan: 12-Galinovic, 23-Runje; 2-Simic, 6-Vejic, 15-Knezevic; 8-Vukojevic, 13-Pokrivac, 16-Leko; 9-Kalinic. Pelatih: Slaven Bilic.

TURKI (4-1-3-2) Rustu, Altintop, Zan, Asik, Balta, Topal (Senturk 76), Sarioglu, Sanli, Turan, Kazim-Richards (Boral 61), Nihat (Karadeniz 117). Cadangan: 12-Zengin; 2-Servet, 13-Gungor; 5-Emre, 11-Metin, 19-Ayhan; 21-Erdinc. Pelatih: Fatih Terim.

No comments: