Friday, June 27, 2008

" Menyikapi Kritik "



Kritik sering kali menjadi musuh besar kita. Berapa banyak dari kita yang langsung bereaksi tidak sehat manakala kritik menerpa? Apa yang terjadi saat kita mengkritik? Bagaimana menyikapi kritik?

LUKA YANG KITA BUAT

Bayangkanlah kita menikam dada orang yang kita cintai.

Saat bilah pisau itu terbenam ke dalam dadanya, ia tersedak mencoba menghirup udara, ia mencoba meraup apa yang masih bisa digapainya. Dengan liar, wajahnya menyemburkan teror dan ketakutan. Memancarkan kesakitan yang teramat sangat pedih rasanya. Ia mulai kehilangan darah, dan ia mulai mengalami shock yang parah. Ia pun terjatuh. Sekarat dan bersimbah darah.

Mungkin ia masih beruntung, karena ada yang sempat mengantarnya ke rumah sakit dengan ambulan. Tapi sekalipun ia akan sembuh dari penderitaannya, dadanya tetap akan menyisakan goresan luka besar yang tidak sedap untuk semua mata.

SENJATA ITU ADALAH KRITIK

Tak terbayangkan bahwa Anda akan mampu melakukannya. Dan jikapun Anda tetap melakukannya, segera setelah Anda menyadari apa yang telah Anda lakukan, yakinlah; Anda tidak akan pernah mengulanginya.

Begitulah, mungkin hampir setiap hari, banyak dari kita yang terus dan lagi-lagi, menikam orang-orang yang kita cintai. Kita menggunakan pisau yang tak terlihat, pisau yang tidak membuat darah muncrat. Senjata itu adalah senjata pilihan. Dan pilihan itu adalah KRITIK. Luka yang kita buat, sama dalam dan pedih seperti luka oleh pisau dari baja.

KRITIK ADALAH MESIN PENGHANCUR

Kritik yang kita lontarkan merontokkan rasa percaya diri. Orang yang kita kritik merasa tak dicintai lagi. Mereka mulai masuk ke alam yang penuh dengan keragu-raguan. Dan sebelum luka mereka sempat sembuh kembali, Kita menikamnya lagi, dan lagi. Tepat di tempat yang sama.

KRITIK ITU MENIPU

Mengapakah kita bisa menjadi begitu sadis pada orang-orang yang kita cintai?
Kita telah tertipu, karena bilah yang di tangan dan luka yang kita buat tak pernah terlihat nyata.

Mengapakah kita bisa menjadi begitu jahat dan dengki?
Jawabnya, adalah karena rasa tak aman kita sendiri.

BAYANGKAN BILAH PISAU ITU

Bagaimanakah kita bisa memperbaiki diri?
Saat kita mulai merasa melakukan pembantaian terhadap orang lain,
dengan kata-kata yang pedas dan sengit,
dengan ungkapan yang tajam bak bilah pedang,
dengan suara dan kata yang membakar jiwa serta semangat,

Berhentilah sebentar, dan bayangkanlah senjata kita itu menjadi nyata.

Dan jika kita bisa melihat, luka seperti apa yang akan kita buat, STOP!

KRITIK DILAKUKAN DENGAN KATA

Kita sering tidak menyadarinya. Contoh: kata "tapi."

"Lihatlah Ayah, Saya dapat nilai A untuk olah raga di raport Saya."
Ayah menjawab, "Wow.. itu bagus sekali anakku, TAPI, kamu dapat C untuk matematika."

Kata "tapi" adalah tombol "cancel" atau tuts "esc" di pojok kiri atas keyboard komputer kita. Kata itu membatalkan semua puja dan puji yang telah kita lontarkan sebelumnya. Dan tidak lebih, pembicaraan di atas telah berubah jadi begini.

"Lihatlah Ayah, Saya pintar di sekolah."
"Tidak. Kamu goblok!"

HARGAI SEKECIL APA PUN

Bandingkan jika respon itu diubah lebih baik dengan menjadi begini.
"Wow.. itu bagus sekali anakku, nanti Ayah bilang sama Ibu betapa pintarnya kamu. Pertahankan ya."

Ia akan terinspirasi dan berupaya lebih keras untuk matematikanya, karena ia ingin menangguk lebih banyak puji dan puja, dari orang-orang yang dicintanya. Itu lebih baik ketimbang ia jadi merasa tak berguna karena "tapi" dari mulut Ayah atau Ibunya.

JIKA ANDA DIKRITIK

1. Jadikan kritik sebagai sarana belajar. Yaitu, INGAT RASA LUKANYA, dan berupayalah untuk tidak melakukannya pada orang lain;

2. Ingat bahwa PISAU YANG DIGUNAKAN TIDAK TERLIHAT, itulah sebab mereka tak menyadari luka yang dibuatnya. Maafkan mereka;

3. INGAT LUKA MEREKA. Saat seseorang menjadi sengit, sadis, kasar atau tidak bertenggang rasa, mereka tidak membenci Anda. Mereka mengalami derita akibat sesuatu di dalam dirinya. Jika mereka mengumpat, bukanlah Anda yang diumpat. Yang mereka tuju adalah sesuatu di dalam diri mereka, yang tak pernah ditunjukkan atau diceritakan. Mungkin itu orang lain yang telah kejam kepada mereka. Mungkin itu sesuatu yang telah mempermalukan mereka;

4. SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Itulah berkah Tuhan. Pahami mereka sebagai manusia yang masing-masingnya tidak sama;

5. Setelah Anda menerima kritik, BERTERIMAKASIHLAH PADA MEREKA atas nasehatnya. Berjanjilah untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan. Dengan berterimakasih, Anda telah melucuti senjata mereka, antagonismenya, dan mengakhiri bicara dengan damai dan melegakan;

6. LUPAKAN. Orang yang mengkritik Anda mungkin tidak kompeten, penuh curiga, atau cemburu buta. Jika demikian, setelah berterimakasih kepada mereka, lupakan semuanya;

7. EVALUASI KRITIK MEREKA. Mungkin mereka tidak objektif. Tapi mungkin juga ada poin mereka yang memang benar. Gunakan pengalaman ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Ingat, Anda tidak sempurna. Belajarlah dari mereka kapan saja dan di mana saja. Tapi jangan, jadikan itu alasan untuk mengkritik orang lain.

Bahaya kritik bukan pada kritiknya, tapi pada karakternya yang bisa memunculkan siapa Anda sebenarnya.

Memperbaiki Ekonomi Mencegah Rusuh

Massa Forum Betawi Rempug (Dok. SEAsite/KCM/Ahmad Zamroni)Ormas alias organisasi massa memang telanjur identik dengan aksi kekerasan. Aksi penyerangan yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Monas, 1 Juni lalu, bisa jadi salah satu contohnya. Kebanyakan ormas di Indonesia memang kerap terlibat aksi kekerasan, mulai bentrok antar-ormas, dengan aparat keamanan, sampai melakukan aksi perusakan.

Apa yang membuat ormas-ormas itu mudah terpancing melakukan kekerasan? Andi Rosadi, alumnus Pondok Pesantren Gontor, pernah membuat tesis soal itu pada 2006. Andi memilih FPI sebagai objek penelitian. Salah satu kesimpulannya, faktor yang menyebabkan rentannya FPI melakukan tindak kekerasan, antara lain, persoalan ekonomi.

Dengan basis massa pendukung dari kelas menengah ke bawah, pengikut FPI rentan menghadapi godaan finansial, yang dalam perkembangannya melahirkan kelompok hitam dan putih. Kelompok hitam adalah kelompok yang selalu berusaha memunculkan citra keras dalam diri FPI. Tujuannya, agar suatu saat ada legitimasi untuk membubarkan FPI. Massa yang kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah itulah yang rentan dipengaruhi kelompok hitam.

Ketika beberapa anggota FPI ditahan polisi, sepekan lalu, Gatra menemukan banyak di antara mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Misalnya Sudirah, 39 tahun, yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkutan umum. Ada pula Sunarto alias Syamsuddin, 40 tahun, yang juga sopir, serta M. Subhan yang pedagang kecil dan guru mengaji keliling. "Profesi anggota FPI memang bermacam-macam. Ada yang sopir, pedangang, montir, sampai guru ngaji," kata Ketua Bantuan Hukum FPI, Sugito Atmo Pawiro.

Dalam tesisnya, Andi menyebutkan, Habib Rizieq sebenarnya telah berusaha meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan mencarikan mereka pekerjaan. Namun, dengan jumlah anggota yang begitu banyak, tampaknya Habib tak akan mampu mengatasi problem ekonomi mereka.

Problem serupa menimpa ormas lain, seperti Forum Betawi Rempug (FBR). Menurut Ketua FBR KH Fadloli El Muhir, agar anggota FBR tak mudah terpancing melakukan kekerasan, pihaknya berupaya keras meningkatkan kualitas sumber daya manusia. FBR kerap mengadakan pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan FBR di Cibogo, Bogor.

Di tempat itu, para anggota FBR mendapat pelatihan keterampilan elektronik, pertukangan, dan keterampilan yang lain. Juga menjalin kerja sama dengan perusahaan di lingkungan Jabotabek, misalnya Sumber Arta Group, Carrefour, dan Giant. "Tenaga security dan pramuniaga kebanyakan dari anggota FBR," kata Fadloli.

FBR juga memberikan beasiswa kepada anak-anak anggota FBR yang kurang mampu. Beasiswa itu diberikan sampai jenjang pendidikan SLTA. "Dengan beasiswa ini, diharapkan keluarga anggota FBR melek pendidikan," ujar Fadloli.

Lewat pendidikan itulah, menurut Fadloli, FBR bisa membentengi anggotanya sehingga tidak terjebak melakukan pelanggaran hukum. Namun ia mengakui tak bisa menjamin 100% anggotanya bebas dari pelanggaran hukum. "Menjaga manusia kan tidak seperti menjaga bebek," tutur Fadloli.

Karena itu, agar kekerasan tak mudah merebak, diperlukan sikap arif pimpinan ormas untuk mengubah garis kebijakan organisasinya. Mengedepankan pemberdayaan ekonomi anggotanya bisa jadi pilihan terbaik ketimbang sering turun ke jalan yang rentan berbuah rusuh.

Syamsul Hidayat dan Nur Cholish Zaein
[Laporan Khusus, Gatra Nomor 31 Beredar Kamis, 12 Juni 2008]

Blackstone Wants to Invest in China, Japan Property Companies

By Kathleen Chu

June 26 (Bloomberg) -- Blackstone Group LP, manager of the world's biggest buyout fund, plans to invest in property companies in China and Japan struggling to get financing as the firm seeks to benefit from rising borrowing costs.

``We are happy to partner with companies, to help walking through recapitalization and hopefully to inject some equity,'' Alan Miyasaki, managing director of Blackstone Group Japan K.K., said in an interview yesterday in Singapore.

Rising borrowing costs and slowing growth in property prices are threatening the 31 percent average annual return over the past 16 years of Blackstone's real-estate funds. Investments in buildings may fall this year as financing has evaporated after the collapse of the subprime market saddled banks with almost $400 billion of credit losses and writedowns.

The fund is changing its strategy to invest in property companies where it will inject new capital and help them turn around their businesses, instead of selling off assets quickly. In March, Blackstone sold off buildings held by Equity Office Properties Trust just two weeks after buying the biggest U.S. office landlord.

Asian companies including Daiwa House Industry Co., Japan's biggest home builder, and DLF Ltd., India's biggest developer, have pulled the plug on planned share sales for real estate investment trusts as credit markets seized up worldwide. Blackstone, based in New York, may buy a portfolio of REITs that failed to go public, Miyasaki said.

``A lot of people find that some public listing opportunity is more difficult, which means they have to refocus on other ways of exiting their investments,'' Miyasaki said.

Waiting for Opportunities

Gains in property prices have slowed in Japan and China, the world's second- and fourth-largest economies, because of government regulations and lack of financing. Investment in malls, office buildings and warehouses worldwide will probably fall 30 percent this year, according to DTZ Group Plc.

Japan's land price growth is slowing because of tighter credit globally and a slump in condominium sales in suburban areas, according to a survey by the Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism released on May 29.

Government measures in China to curb property prices have slowed sales, resulting in smaller property companies sitting on vacant lots they now can't develop because of a funding shortage.

``A lack of leverage puts a lot of traditional opportunistic strategies on hold until there are more price corrections,'' said Kurt Roeloffs, Asia head of RREEF Alternative Investment, which manages about 55.6 billion euros ($86 billion) globally.

To contact the reporter on this story: Kathleen Chu in Tokyo at kchu2@bloomberg.net.


China Development, Temasek Invest in Barclays After Stock Drops

By Linus Chua and Luo Jun
Enlarge Image/Details

June 26 (Bloomberg) -- China Development Bank and Temasek Holdings Pte injected more funds into Barclays Plc, betting the U.K. lender would recover from a slump that's wiped out more than half its market value since they first invested a year ago.

Barclays, Britain's fourth-biggest bank, said yesterday it will raise 4.5 billion pounds ($8.9 billion) from investors including Singapore's Temasek and China Development to bolster capital and increase consumer lending in Asia and investment banking in the U.S. The stock rose the most in two months.

``What you're seeing in this current round of fundraising is to prop up their balance sheets for opportunities ahead and not to plug a hole,'' said Yoon-Chou Chong, who helps manage about $50 billion at Aberdeen Asset Management Asia Ltd. in Singapore. ``So long as shareholders, including us, understand where the money is going to, we're fine with it.''

Barclays Chief Executive Officer John Varley told reporters he will use half the proceeds to lift the bank's so-called core Tier 1 capital ratio above its 5.25 percent target and the rest for ``business opportunities,'' including possible acquisitions. London-based Barclays sought funds after its capital level fell below U.K. competitors led by Royal Bank of Scotland Group Plc.

Barclays said in a statement yesterday it will sell as much as 1.58 billion shares to investors including Japan's Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. and Qatar's sovereign wealth funds.

`Comfortable' Position

China Development will invest as much as 136 million pounds, while Temasek, Singapore's state investment company, will add as much as 200 million pounds, Barclays said. The stock was priced at 282 pence apiece, less than half the 720 pence a share they offered in July 2007 to help the U.K. bank in its bid for ABN Amro Holding NV.

China Development, a state-owned policy bank, said today the latest investment is aimed at keeping it as Barclays's biggest shareholder and shore up confidence in the U.K. bank. China Development received a $20 billion capital injection from the Chinese government in December, paving the way for it to become a commercially oriented bank.

Temasek will also remain among Barclays's biggest shareholders, the bank said.

``We confirm our participation in Barclays Plc's capital raising and we are comfortable with our level of investment,'' Gan Chee Yen, senior managing director of investments at Temasek, said in an e-mailed statement today.

Banks and securities firms have raised $313 billion in the past year after record writedowns and credit losses of almost $400 billion from the collapse of the subprime mortgage market. Singapore's Temasek also has invested in New York-based Merrill Lynch & Co., the third-biggest U.S. securities firm by market value, and London-based Standard Chartered Plc, the U.K.'s third- biggest bank by market value.

Barclays plans to open 300 branches worldwide this year after starting a consumer bank in Pakistan and acquiring Moscow- based Expobank for $745 million in March, Varley said.



Fed Keeps Rate at 2%, Cites `Upside' Inflation Risks (Update5)

By Craig Torres
Enlarge Image/Details

June 25 (Bloomberg) -- The Federal Reserve kept its benchmark rate at 2 percent and warned that faster inflation may accompany some strengthening of the economy.

``Although downside risks to growth remain, they appear to have diminished somewhat, and the upside risks to inflation and inflation expectations have increased,'' the Federal Open Market Committee said in a statement in Washington after a two-day meeting.

Fed Chairman Ben S. Bernanke and his colleagues ended the most aggressive monetary easing in two decades, refreshed their forecasts and reported some improvement in consumer spending. At the same time, crude oil prices have almost doubled in the past year and the cost of commodities from wheat to tin jumped to unprecedented levels.

``The Fed is more balanced now in their assessment,'' James Paulsen, chief investment strategist at Wells Capital Management in Minneapolis, said in a Bloomberg Television interview. ``A rate hike is now back on the table. If it goes weak again, it can ease.''

Stocks rose after the decision, pushing the Standard & Poor's 500 Stock Index up 0.6 percent to 1,321.97. The yield on the benchmark 10-year Treasury note rose about 1 basis point to 4.09 percent. The dollar weakened against the euro.

``The Committee expects inflation to moderate later this year and next year,'' the Fed said. ``However, in light of the continued increases in the prices of energy and some other commodities and the elevated state of some indicators of inflation expectations, uncertainty about the inflation outlook remains high.''

Next Meeting

``It is more or less a neutral statement, which is consistent with policy on hold pending more clarity,'' said James O'Sullivan, a senior economist at UBS Securities LLC in Stamford, Connecticut. ``They are not tipping their hand for the next meeting.''

As policy makers convened, reports showed U.S. home prices fell the most on record, consumer confidence touched a 16-year low, and durable goods orders were unchanged in May. Households are also falling further behind on their debt, eroding profits at lenders. Banks and securities firms have taken almost $400 billion in asset writedowns and credit losses.

``Tight credit conditions, the ongoing housing contraction, and the rise in energy prices are likely to weigh on economic growth over the next few quarters,'' the Fed said.

Continued Expansion

At the same time, the statement contained no mention of the contraction in gross domestic product that many officials judged possible at their April meeting. A government report tomorrow will probably show the economy grew at a 1 percent annual pace in the first quarter, up from an initial estimate of 0.9 percent, according to a Bloomberg News survey of economists.

Dallas Fed President Richard Fisher dissented from today's decision, preferring an increase. He dissented against the rate cut at the April meeting.

Oil prices touched a record $139.89 June 16, extending a rally that helped push the consumer price index up 4.2 percent in May compared with an average rate of 2.7 percent over the past decade. Energy costs are hurting profits and household incomes, and raising expectations for future inflation.

Dow, UPS

Dow Chemical Co. said yesterday that higher raw materials costs will cause the company to raise prices by as much as 25 percent in July, following an increase of as much as 20 percent. United Parcel Service Inc. lowered its second-quarter profit forecast on June 23 because of rising fuel costs and slowing U.S. growth.

American consumers foresee average annual inflation of 3.4 percent over the next five years, the highest expectation since 1995, according to the Reuters/University of Michigan survey.

Policy makers are ``going to remain about where they are until the data come in and make a strong case to move one way or the other,'' William Poole, former president of the St. Louis Fed, said in a Bloomberg Television interview.

Home prices in 20 U.S. cities fell in April by the most on record, signaling the housing recession is far from over. The S&P/Case-Shiller home-price index dropped 15.3 percent from a year earlier. The gauge has fallen every month since January 2007. Employers have reduced payrolls for five consecutive months, helping push the unemployment rate to 5.5 percent.

Crisis Response

Central bankers reduced the target rate for overnight loans between banks by 2.25 percentage points in 2008 with a series of aggressive rate actions, including two three-quarter-point cuts. In addition, the Fed invoked emergency authority in March to start lending directly to investment banks. The central bank also provided $29 billion of financing to secure JPMorgan Chase & Co.'s takeover of Bear Stearns Cos.

The FOMC at 10:45 a.m. today held a special meeting with supervisors to discuss investment banks and their borrowing of securities and cash from the Federal Reserve, according to a notice on the central bank's website. Fed officials have given themselves until September to decide on the future of the direct loan facility.

The financial system remains under stress. The Standard and Poor's Financials Index, which includes 90 bank, brokerage and insurance stocks, fell 21 percent from May 2 to June 24.

``Business conditions continue to weaken in the U.S. and so far this month we have seen credit indicators deteriorate beyond our expectations,'' American Express Co. Chief Executive Officer Kenneth Chenault said in a statement today.

Financing rates are also rising for consumers. The rate on a 30-year fixed-rate mortgage rose to 6.3 percent June 24 versus 5.79 percent at the start of the year, according to Bankrate.com.

New Projections

Fed officials discussed their new forecasts for 2008, 2009 and 2010 at the meeting. Bernanke will reveal the FOMC's new outlook for inflation, growth and employment in his semi-annual congressional testimony next month.

Wall Street analysts are divided on how higher energy costs may affect growth. The 38 percent rise in oil prices this year absorbs more consumer dollars, pulling spending away from other goods and services. If inflation is allowed to rise further, the purchasing power of incomes could fall. After tax incomes adjusted for inflation rose at a 1.8 percent rate for the 12 months ending April, versus 3.1 percent for the same period a year earlier.

The federal government has also injected $70.8 billion into the economy through tax rebates, which could lead to one or two quarters of stronger growth and add momentum to price increases.

To contact the reporter on this story: Craig Torres in Washington at ctorres3@bloomberg.net


BOJ Shouldn't Predetermine Policy Direction Now, Nakamura Says

By Lily Nonomiya
Enlarge Image/Details

June 26 (Bloomberg) -- Bank of Japan board member Seiji Nakamura said it's inappropriate to predetermine the direction of monetary policy, reinforcing that the central bank currently has no bias toward raising or lowering interest rates.

``Given the uncertainties are high, it isn't appropriate to have a predetermined direction,'' Nakamura, 66, said today in a speech to business executives in Asahikawa, northern Japan. ``It's important to be flexible in implementing monetary policy in accordance with developments in the economy and prices.''

Higher prices of oil and food are spurring the fastest inflation in a decade, crimping profits and forcing companies in the world's second-largest economy to pare spending and hiring plans. Central bank Governor Masaaki Shirakawa said this month his board needs to examine whether rising oil and raw-material prices will force companies and consumers to spend less.

Only three of 34 economists surveyed by Bloomberg News this month said the bank will raise interest rates this year. The remaining 31 expect no change in the benchmark rate of 0.5 percent, the lowest in the industrialized world. The rate has stayed at that level since the bank doubled it in February 2007.

Signs that the nation's longest postwar expansion is ending are increasing as exports, the main driver of growth, wane and companies cut output in anticipation that the global slowdown will intensify.

Sentiment at the nation's largest manufacturers fell at the fastest pace in four years this quarter, a government survey this week showed, and companies said they plan to cut capital outlays 0.9 percent in the year ending March 31.

Consumer Prices

A report tomorrow will probably show that consumer prices excluding fresh food climbed 1.4 percent in May, the fastest pace in a decade. Wholesale inflation surged 4.7 percent last month, the fastest pace in 27 years, increasing pressure on companies to pass record commodities costs to households.

Both the central bank and the government cut their evaluations of exports in their monthly economic reports for June. Data yesterday showed growth in shipments slowed to 3.7 percent last month as sales to Europe fell for the first time in more than two years.

Nakamura headed MOL Ferry Co., a subsidiary of Mitsui O.S.K. Lines Ltd., before joining the policy board in April 2007.




ORANG YANG PALING MISKIN ADALAH ORANG YANG TIDAK PUNYA MIMPI , IDE DAN TINDAKAN

Pernahkah anda lihat atau dengar orang - orang sukses, ambil contoh bob sadino, dengan usaha dibidang agro, atau purdi candra dengan primagamanya, atau abdul nasir dengan happy land medical center jogja surya paloh dengan media group, Jusuf Kalla dengan kalla groupnya, dan anda bisa teruskan sendiri, apa meraka miskin ide, salah kalau mereka miskin ide, bahkan mimpinya mungkin sudah sampai ratusan km dari bumi kalau mau diukur. Orang yang besar adalah orang yang setiap harinya selalu menambah ide dan selalu memimpikan hal – hal baru atau yang berbeda dari yang ada dan dia akan membuktikan bahwa mimpinya itu bisa direalisasikan .
Anda masih bingung, ok kita ambil contoh pengamen, pernah anda hitung berapa ya hasil pengamen yang sering beroperasi di jalanan. Pendapatan mereka kalau dihitung - hitung dia setiap harinya dalam satu jam bisa berpindah –pindah dari bis satu ke bis yang lainnya sekitar 4 kali, setiap kali ngamen dibis katakan lah estimasinya dapat minimal 4000 rupiah ,jadi dalam satu hari kerja ukuran sekelas pegawai negeri,Rp 4000 x 4 kali x 8 jam x 30 hari = Rp 3.840.000, perbulan. Lumayan untuk sekelas pengamen. Walau pekerjaan ini kurang diminati kebanyakan orang, tapi pengamen ini telah membuktikan bahwa sekecil apapun kemampuan kita asal kita bisa kerjakan dengan serius dan tekun, sabar dan pantang menyerah alhasil, rejeki alloh tidak kurang akan diberikan kepada kita

Karya — karya besar orang sukses pasti diawali dari hal yang kecil, mudah dikerjakan, dan segera bertindak

Jadi sangat tidak logis lagi kalau sarjana - sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih banyak yang nganggur, apa mereka kurang ide untuk cari kerja, saran saya tanya pada pengamen ( insya alloh akan dapat ide banyak, dan dorongan untuk melangkah kedepan) dan akan dapat pekerjaan banyak.

“Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama dengan dia di tengah jalan”

(1Raj 18:41-46; Mat 5:20-26)



“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas” (Mat 5:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Jika kita cermati kiranya kekayaan pengalaman yang paling banyak dimiliki orang adalah ‘marah/menggerutu/ mengeluh’. Ada yang tidak sesuai dengan selera pribadi, entah itu makanan, minuman, suasana, pekerjaan, dst.. pada umumnya orang mengeluh atau marah; kurang diperhatikan marah, lapar marah, kenyang mengeluh, tetapi ketika ada orang korupsi tidak mengeluh atau marah. Marah merupakan ‘bahasa tengah’ dari yang halus ke yang kasar: mengeluh-> menggerutu-> ngrasani -> marah -> menyakiti secara phisik yang lain-> membunuh. Dengan kata lain ‘marah’ berarti menghendaki yang lain, yang dimarahi tersebut, musnah alias jangan ada, mati saja. “Setiap orang yang marah terahdap saudaranya harus dihukum”, demikian sabda Yesus. Sebenarnya orang marah sudah terhukum dengan sendirinya tanpa dihukum oleh orang lain, karena yang bersangkutan pasti akan menderita batin, kurang disenangi sesamanya dan hukumannya ia berkurang saudaranya karena saudara-saudarinya enggan untuk bertemu dengannya. Yang sering menimbulkan kemarahan pada umumnya adalah perbedaan-perbedaan: beda selera, beda pendapat, beda usia, beda jabatan, dst…Ingat dan sadari bahwa Tuhan menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain, namun yang berbeda tersebut tergerak untuk saling mendekat dan mengasihi. Dengan kata lain apa yang berbeda menjadi daya tarik untuk bersatu atau bersaudara. Dalam ilmu listrik unsur ‘plus’ dan ‘minus’ bertemu menghasilkan sinar terang yang membahagaikan, sebaliknya ‘plus’ bertemu dengan ‘plus’ atau ‘minus’ bertemu dengan ‘minus’ terjadilah kebakaran atau pemusnahan Maka hendaknya jika ada perbedaan-perbedaan di antara kita jangan dijadikan daya permusuhan atau sumber kemarahan, melainkan jadikan daya tarik untuk membangun persaudaraan atau persabahatan yang sejati. Jutaan atau milyardan manusia di dunia ini tidak ada yang sama, tetapi berbeda satu sama lain.

· “Kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel “(1Raj 18:46). Mempersembahkan atau mengandalkan diri seutuhnya kepada Tuhan akan lebih berhasil daripada mengandalkan diri pada aneka macam sarana-prasana duniawi, itulah yang terjadi. Maka marilah kita di dalam hidup sehari-hari, entah di dalam keluarga, masyarakat atau tempat kerja lebih mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi daripada aneka macam sarana-prasarana duniawi. Mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi antara lain berarti senantiasa dengan rendah hati berusaha untuk menemukan karya-karya Tuhan dalam dan melalui ciptaan-ciptaanNya, terutama melalui atau dalam diri manusia, yang diciptakan sesuai dengan citra atau gambar Allah. Karya-karya Tuhan tersebut antara lain menggejala dalam sikap dan perilaku yang baik atau budi pekerti luhur, yaitu: “bekerja keras, berani memikul resiko, berdisiplin, beriman, berhati lembut, berinisiatif, berpikir matang, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersikap konstruktif, bersyukur, bertanggungjawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdik, cermat, dinamis, efisien, gidih, hormat, jujur, berkemauan keras, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai karya orang lain, menghargai kesehatan, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, rajin, ramah tamah, rasa kasih sayang, rasa percaya diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, setia, sikap adil, sikap hormat, sikap tertib, sopan santun, sportif, susila, tangguh, tegas, tekun, tetap janji, terbuka, ulet” (lih Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997). Temukan dan imani sikap dan perilaku tersebut baik dalam diri anda sendiri maupun sesama dan saudara-saudari untuk membangun dan memperdalam hidup bersama yang efisien, efektif dan afektif.



“Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun menitik, bukit-bukit berikatpinggangkan sorak-sorai”(Mzm 65:12-13)









“Seorang pekerja patut mendapat upahnya”

(Kis 11:21b-26;13:1-3; Mat 10:7-13)



“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu”(Mat 10:7-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Barnabas, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Rasul adalah seorang utusan, maka ia hanya hidup dan bekerja atau bertindak sesuai dengan yang mengutus. Karena menjadi utusan Tuhan dan Tuhan mahasegalanya, maka ketika menerima tugas perutusan dari Tuhan seorang rasul tidak dapat mengelak, dan apapun yang ditugaskan kepadanya dilaksanakan dengan total, tanpa syarat, dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan/tenaga. Dalam melaksanakan tugas perutusan juga tidak tergantung dari aneka macam sarana-prasarana maupun beaya, tetapi lebih mengandalkan diri seutuhnya dengan menghadirkan atau mempersembahkan diri seutuhnya pada tugas perutusan yang dibebankan kepadanya. Ia berkeyakinan bahwa “seorang pekerja patut mendapat upahnya’, dan kiranya upah yang pertama dan terutama adalah hasil kerjanya yang baik, bukan uang atau kekayaan harta benda. Yang penting atau pokok adalah bekerja atau bertindak seoptimal mungkin, sehingga terampil dalam bekerja serta hasil kerjanya tidak mengecewakan diri sendiri maupun mereka yang menikmati hasil kerjanya. Setiap bertemu orang atau sesamanya ia senantiasa menyampaikan ‘salam’/selamat, lebih-lebih terhadap mereka yang sakit atau ‘mati’ (putus asa, tak bergairah dalam hidup maupun bekerja). Kehadiran seorang rasul senantiasa menyembuhkan mereka yang sakit serta menggairahkan yang lesu, letih dan putus asa. Kita sebagai orang beriman memiliki dimensi rasuli, maka marilah dengan rendah hati serta bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha menghadirkan diri sedemikian rupa, sehingga kehadiran kita dimanapun dan kapanpun menyembuhkan dan menggairahkan yang lain atau sesama dan saudara-saudari kita.

· “ Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan”(Kis 11:23), demikian kutipan berita tentang apa yang terjadi dalam diri Barnabas, rasul, yang kita kenangkan atau rayakan hari ini. “Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah” dalam diri orang-orang yang didatangi, itulah yang terjadi, kabar baik bagi kita semua. Kita semua dipanggil meneladan Barnabas, antara lain ‘melihat kasih karunia Allah ‘ dalam diri sesama dan saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun dan kemudian mengajak mereka untuk ‘tetap setia kepada Tuhan’. Tentu saja diri kita sendiri harus telah menghayati kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada kita secara melimpah ruah maupun menjadi teladan dalam hal kesetiaan kepada Tuhan. Ingat, sadari dan hayatilah bahwa hidup kita serta segala sesuatu yang menyertai kita atau kita miliki dan kuasai saat ini adalah kasih karunia atau anugerah Allah, ‘everything is given’. Allah begitu setia dalam mengasihi kita serta menganugerahi apa yang kita butuhkan untuk hidup dan bekerja dengan sejahtera, maka selayaknya kita bersyukur dan berterima kasih kepadaNya antara lain dengan setia padaNya, melaksanakan semua kehendak dan perintah-perintahNya. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan” (Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Perjanjian macam apa saja yang telah kita buat atau ikrarkan? Kami berharap perjanjian tersebut tidak hanya manis dimulut atau diucapkan, melainkan menjadi nyata dalam tindakan atau perilaku. Setia juga berarti tidak mengurangi sedikitpun (Jawa -> ‘ngunthet’) atas apa yang telah kita sanggupi atau janjikan. Singkirkan aneka macam godaan yang dapat mengurangi kesetiaan kita, entah dari manusia atau berupa harta benda/uang, jabatan/kedudukan atau kehormatan duniawi.



“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.”(Mzm 98:1-3)

Jakarta, 11 Juni 2008


No comments: