Cak Tekun adalah bawahan atau lebih bijaknya partner kerja kolega saya, Cak Tekun bukan keturunan orang-orang brilian seperti Cak Nur atau Cak Nun. Cak Tekun hanyalah sesosok pemuda desa yang datang dari satu daerah di Jawa Tengah. Dengan hanya menggondol ijazah SMU (Sekolah Menengah Umum) dan referensi pendek dari seorang peneliti pertanian handal yang bertuliskan “Pernah dan mau nyemprot serta berkotor-kotor dengan tanah dilahan pertanian”. Cak Tekun berangkat ke Lembang Bandung Jawa Barat untuk mencoba bekerja sebagai staf asisten peneliti lapangan di perusahaan kolega saya bernaung, yaitu perusahaan bergerak dalam bidang pestisida (racun hama untuk tanaman).
Sebuah pusat penelitian pertanian milik swasta divisi pengembangan produk pestisida, demikian kolega saya menyebutnya. Tugas asisten lapangan adalah membantu para peneliti pertanian perusahaan tersebut dilapangan, selain bisa menakar kebutuhan pestisida, kadang asisten lapangan pun dituntut untuk melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman dengan menggendong sprayer (tangki alat semprot yang diisi air kurang lebih 10 liter), layaknya petani sedang melakukan penyemprotan pestisida pada tanamannya. Posisi asisten lapangan ini menurut juklak (petunjuk pelaksanaan) perusahaan sesungguhnya diharuskan ditempati minimal oleh lulusan diploma pertanian, dengan dasar bahwa lulusan diploma pertanian sudah mempunyai dasar pertanian yang cukup.
Sudah beberapa kali seleksi ternyata kemauan lulusan diploma untuk menjalani profesi ini sangat sulit didapat, Kolega saya menyebutkan, “Pernah ada beberapa lulusan diploma yang mencoba, baru 1-2 minggu saja mereka menyatakan keberatan harus menggendong sprayer dipunggungnya untuk melakukan penyemprotan pestisida, dan akhirnya mereka mengundurkan diri”. Lain halnya dengan Cak Tekun, pada awalnya ia menyadari hanya bekerja sebagai tenaga kasar, tetapi untungnya selaku atasan kolega saya yang Magister di bidang pertanian mencoba untuk membimbing agar lebih mengenal seluk beluk ilmu pertanian, Cak Tekun terus mencoba menjadi ahli dibidangnya, ia terus belajar tentang pertanian dari dunia pekerjaannya, dan lambat laun akhirnya Cak Tekun pun menjelma menjadi sosok asisten lapangan yang handal dan dibutuhkan perusahaan pestisida tempatnya bekerja.
Dengan berbekal keahlian asisten lapangan diperusahaan kolega saya tersebut, tempat awal Cak Tekun belajar tentang pestisida dan pertanian, kini Cak Tekun bisa mengejar karir di perusahaan-perusahaan pestisida lain, bahkan kini sudah tiga perusahaan ia singgahi, Cak Tekun berpindah-pindah kerja dari satu perusahaan pestisida ke perusahaan pestisida lain dengan motivasi untuk mencari ilmu baru dan pencarian jenjang karir. Usut punya usut katanya walaupun masih berbekal ijazah SMU tetapi dengan pengalaman kerja segudang, kini gaji Cak Tekun bisa menyamai lulusan Sarjana.
Dari pengalaman Cak Tekun diatas kita bisa mengambil pelajaran bahwa untuk orang yang merasa diberkati oleh-Nya surplus (berlebih) kemampuan, mudah-mudahan tidak defisit (kekurangan) kemauan. Sebaliknya untuk orang yang defisit kemampuan jangan berkecil hati, tetapkan dalam hati agar selalu surplus kemauan. Karena sukses tidak selalu berasal dari MAMPU, tetapi kadang seringnya karena MAU.
Mau berbuat sesuatu, mau menggapai cita dan harapan untuk selalu maju. Banyak sudah contoh sukses yang bermodal kemauan. Tengok saja profile yang sedang heboh saat ini seperti Tukul Arwana, dengan istilah yang membuminya beliau menyemangati kita semua bahwa “ Sukses tidak semudah membalikkan telapak tangan tapi sukses harus digapai dengan semangat juang tanpa batas dan kristalisasi keringat.”
Hal senada diamini oleh Orisaon swett Marden yang juga menyatakan “ Orang orang besar telah menyadari bahwa tidak ada jalan istimewa untuk mendapatkan kesuksesan, jalan yang harus ditempuh adalah rute lama yang menuntuk kerajinan dan ketekunan”.
ionerahwanudin@plasa.com
------
1. Membangun Hidup Yang Lebih Baik Di Awali Dari Sikap - 2008-10-22 23:12:17-04
Penulis : Harry Sutanto
Mengapa ada orang-orang di sekeliling kita menjadi lebih baik dari yang lain, padahal mereka tidak lebih baik dulunya dalam pendidikan atau status sosialnya bahkan miskin melarat? Bahkan dalam sebuah Negara pun sama. Mengapa ada Negara-negara yang miskin sumber daya alamnya tetapi mampu menjadi Negara maju? Kita bisa lihat contoh dari beberapa Negara seperti Singapura, Jepang, Korea dll. Mereka menjadi Negara maju meskipun tidak memiliki sumber daya alam. Apa yang membuat perbedaan semua itu? Itu adalah SIKAP. Benar, sikaplah yang membuat seseorang berbeda satu dengan yang lain, termasuk Negara. Bahkan seseorang yang memiliki bakat hebatpun belum tentu mencapai keberhasilan dalam hidupnya.Orang-orang yang berhasil dalam hidupnya adalah mereka memiliki sikap untuk tidak menerima apapun yang diberikan oleh nasib. Mereka mampu merespon setiap hal yang tidak baik yang terjadi dalam hidup nya untuk melakukan sesuatu agar mereka menjadi orang yang mereka inginkan. Sementara orang yang gagal menerima segala yang terjadi dengan mengatakan itulah nasib mereka, mereka pantas menerimanya.
William James dari Harvard University mengatakan, "Penemuan terbesar manusia adalah bahwa perubahan sikap dapat mengubah nasib seseorang". Sebuah penelitian yang dilakukan juga oleh Harvard university menemukan bahwa ketika seseorang mendapatkan pekerjaan, 85 % keberhasilannya di sebabkan oleh sikap mereka, dan hanya 15 % karena kepandaian dan pengetahuan mereka. Ibarat sebuah bangunan maka pondasi bangunan itu adalah sikap anda. Semakin tinggi bangunan tersebut semakin dalam pondasi yang di buat agar dapat berdiri kokoh. Begitu juga dengan manusia, Sikap andalah yang membuat anda sebagai manusia yang dapat menjadi aset terbesar atau bahkan beban terbesar bagi anda. George Bernard Shaw mengatakan, " Orang yang selalu menyalahkan keadaan atas apa yang terjadi pada mereka. Orang yang berhasil di dunia ini adalah orang yang mempelajari lagi dan mencari keadaan yang mereka inginkan dan, jika tidak menemukannya, mereka menciptakannya.
Apakah sikap itu? John C Maxwell mengatakan demikian, " Sikap adalah pelopor dari diri kita yang sesungguhnya. Akarnya berada di dalam batin tetapi buahnya diluar. Sikap adalah teman terbaik kita atau musuh terburuk kita. Sikap lebih jujur dan lebih konsisten daripada kata-kata kita. Sikap adalah pandangan luar berdasarkan pengalaman masa lalu. Sikap adalah hal yang menarik orang lain kepada diri kita atau mengusir mereka. Sikap tidak pernah puas sebelum dinyatakan. Sikap adalah ahli perpustakaan masa lalu kita. Sikap adalah jurubicara masa sekarang kita. Sikap adalah nabi masa depan kita.
Lalu bagaimana supaya Anda bisa membuat kehidupan ini menjadi lebih baik? Mulailah dengan memiliki sikap positip. Seperti tidak adanya penyakit, bukan berarti sehat, demikian pula tidak adanya negativitas bukan selalu berarti seseorang memiliki sikap positip. Tidak sakit bukan berarti sehat, demikian pula hanya tidak berpikir negatif bukan berarti seseorang memiliki sikap positip. Orang-orang dengan sikap positip mempunyai ciri kepribadian tertentu yang dengan mudah dapat di kenali. Mereka penuh perhatian, percaya diri, sabar dan rendah hati. Mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Mereka mengusahakan hasil-hasil yang positip. Seseorang dengan sikap positip adalah seperti pohon yang berbuah di setiap musim. Ia selalu terbuka. Banyak manfaat dari sikap positip untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita. Sebaliknya, orang yang memiliki sikap negatif sulit memelihara persahabatan, pekerjaan, perkawinan dan hubungan dengan orang lain.di dunia ini. Mereka menciptakan lingkungan negatif di rumah dan di tempat kerja, serta menjadi beban masyarakat. Mereka juga menularkan perilaku negatif kepada orang-orang lain di sekitar mereka dan bagi generasi masa depan.
Cara Anda memandang kehidupan ini berkaitan dengan sikap Anda. Salah satu kisah yang paling saya sukai adalah tentang seorang kakek dan nenek yang mengunjungi cucu-cucunya. Setiap petang si Kakek berbaring untuk tidur siang. Pada suatu hari, untuk bergurau, anak-anak memutuskan untuk mengoles mentega pada kumis kakeknya. Segera si kakek terbangun dan mengendus-endus. "Wah, kamar ini bau busuk," serunya sambil bangun dan pergi ke dapur. Tidak lama kemudian dia menyimpulkan bahwa dapur juga bau tidak sedap, maka dia pergi ke luar untuk menghirup udara segar. Alangkah heran si kakek, udara di luar rumah juga tidak memberinya kesegaran, dan dia berseru, "Seluruh dunia berbau busuk!" Sungguh benar hal itu dalam kehidupan. Kalau kita membawa-bawa mentega dalam sikap kita, maka seluruh dunia berbau busuk.
Oleh karena itu mulailah berubah. Sifat manusia pada umumnya adalah tidak menyukai perubahan. Perubahan memang tidak menyenangkan. Apapun efeknya, baik positif dan negatif, perubahaan menimbulkan stress. Kadang-kadang kita merasa begitu betah dengan negativitas kita, bahkan ketika perubahan yang kita lakukan adalah untuk sesuatu yang positif sekalipun, kita tidak dapat menerimanya. Kita memilih tetap memelihara sikap negatif. Ada contoh cerita tentang seorang narapidana yang sudah bertahun-tahun di kurung dalam sel yang gelap. Setelah selesai menjalankan masa hukumannya, ia memperoleh kebebasan. Ia dibawa keluar dari selnya, kebawah sinar matahari alam terbuka. Orang ini memandang sekelilingnya dan setelah beberapa saat ia tiadk menyukai kebebasan yang baru diperolehnya, kemudian ia meminta untuk dimasukkan kembali ke dalam selnya. Baginya, sel yang gelap, rantai dan kegelapan, lebih aman dan nyaman dibandingkan perubahaan kebebasan dan alam terbuka. Tanyakan pada diri Anda untuk menguji sikap Anda dengan menjawab pertanyaan ini : "Apakah Anda merasa dunia Anda memperlakukan Anda dengan baik?" Kalau sikap Anda terhadap dunia baik, Anda akan menerima hasil yang baik. Kalau Anda merasa biasa-biasa saja tentang dunia, tanggapan bagi Anda dari dunia juga hanya akan bertingkat biasa-biasa saja. Kalau Anda punya perasaan yang buruk tentang dunia, maka Anda rasanya hanya mendapat umpan balik negatif dari kehidupan.
Sebagai penutup, saya menyarankan mulailah dari saat ini Anda lah yang bertanggung jawab atas sikap Anda sendiri.Kita harus menerima tanggung jawab itu sepanjang hidup kita. Jangan menyalahkan orang lain atau apapun, kecuali diri kita sendiri. Setiap pagi, kita lah yang menentukan pilihan sikap kita terhadap kehidupan. Kita harus berani menerima tanggung jawab atas perilaku dan tindakan-tindakan kita. Tinggalkan masa lalu Anda, bersihkan diri Anda. Kembalilah ke jalur yang benar. Satukan impian-impian Anda dan majulah. Tidak ada orang yang mampu merubah hidup Anda menjadi lebih baik kecuali Anda sendiri yang melakukannya.
Penulis adalah seorang pengusaha & motivator
------
1. Arti Kebahagiaan - 2008-10-22 19:00:24-04
Penulis : Yan Pratomo Ruchi
Pada suatu masa, ada seseorang yang merasa hampa dengan hidupnya. Dia telah memiliki segalanya yang diinginkan oleh seorang manusia dalam hidupnya. Dia memiliki materi, harta kekayaan yang tiada banding...dia memiliki pasangan yang mencintainya. Dia mendapat penghargaan dan pengakuan dari orang - orang di sekelilingnya. Hanya satu hal yang tidak dimiliki olehnya, yaitu... Merasakan artinya Kebahagiaan.
Bertanyalah ia kepada setiap orang di penjuru negeri, siapa orang yang dapat mengajarkan kepada dia tentang rahasia kebahagiaan. Akhirnya, seorang tua penasihatnya berkata kepadanya "Kalau kau ingin belajar tentang rahasia kebahagiaan, belajarlah dari orang yang paling bijaksana di dunia. Kau harus melewati tujuh gurun dan tujuh samudera untuk bertemu dengannya".
Mendapat petunjuk dari penasihatnya, berangkatlah orang ini berkelana mencari orang yang paling bijak di dunia tersebut. Setelah melewati tujuh gurun dan mengarungi tujuh samudera, sampailah ia di suatu tempat yang sangat indah, tenang dan damai. Di tengah - tengah tempat tersebut, terdapat sebuah istana yang indah dan menjulang tinggi. Disanalah orang bijak itu tinggal.
Si Pengelana memasuki istana untuk melihat - lihat sekelilingnya. Dilihatnya begitu banyak orang melakukan berbagai kegiatan. Orang - orang berbincang di sudut - sudut, orkestra kecil memainkan musik yang lembut dan ada sebuah meja yang dipenuhi dengan makanan - makanan terlezat yang ada di belahan dunia tersebut. Si orang bijak bercakap - cakap dengan setiap orang, dan sang pengelana harus menunggu begitu lama sebelum akhirnya dia mendapat perhatian dari si orang bijak.
Orang Bijak itu mendengarkan dengan penuh perhatian keterangan dari sang pengelana tentang alasan dia datang, tujuan ia bertemu dengan si orang bijak. Si orang bijak berkata "sebelum aku menerangkan kepadamu tentang Rahasia Kebahagiaan…ada satu hal yang aku ingin kau lakukan". "Apa itu...wahai Bapa sang Bijak..?" tanya sang pengelana.
"Karena kamu baru saja tiba di duniaku ini, aku ingin kamu melihat - lihat istanaku. Sambil kau berkeliling, bawalah ini" ujar si Orang Bijak sambil menyodorkan sebuah sendok teh dengan dua tetes minyak didalamnya.
"Bawalah sendok ini, tanpa menumpahkan minyaknya" ujar si Orang Bijak.
Si pengelana mulai berkeliling di istana tersebut, naik turun tangga - tangga istana dengan pandangan tetap ke arah sendok itu.
Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya si pengelana itu kembali lagi ke tempat si Orang Bijak berada.
"Nah" tanya orang bijak itu "Apakah kamu lihat tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku..? Apakah kamu melihat taman indah yang ditata pakar pertamanan selama puluhan tahun itu…? Apakah kamu memperhatikan Lukisan karya maestro yang menghiasi dinding dan langit-
langit istanaku ini…? " Si Pengelana merasa malu, dan mengaku kalau ia tidak memperhatikan apa - apa. Perhatiannya hanya tertuju pada minyak di sendok itu supaya tidak tumpah. Seperti yang dipercayakan si Orang Bijak kepada dirinya.
"Kembalilah dan perhatikan duniaku yang mengagumkan ini" kata si Orang Bijak. "aku tidak ingin kamu sia-siakan waktu ditempat ini, tanpa sempat melihat keindahan tempat ini"
Dengan perasaan gembira, si pengelana itu mengambil kembali sendoknya dan kembali menjelajahi istana itu. Kali ini dia memperhatikan semua yang ada di istana itu, Tapestri persia di ruang makan, lukisan indah yang menghiasi dinding dan langit - langit atap istana, semua karya seni
yang ada di istana tersebut, dan mengagumi selera dibalik pemilihan segenap hal yang ada di sana.
Sekembalinya dia ke orang bijak itu, dia mengungkapkan secara terperinci semua hal yang dilihatnya. "Tapi, mana minyak yang kupercayakan kepadamu..? " tanya si Orang Bijak Memandang ke sendok yang dipegangnya, si pengelana melihat minyak tadi telah hilang.
"Baiklah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan kepadamu" kata manusia terbijak itu. "Rahasia Kebahagiaan adalah….melihat semua keindahan dunia, dan tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok"….
Madrid yang Tak Jelak
Suatu ketika, datang sebuah pesan singkat di telepon seluler saya. Isinya kira-kira seperti ini, "Bung, kapan ke Madrid lagi? Pemain Belanda makin banyak tuh. Boleh nitip tanda tangan, dong."
Mudah ditebak bahwa sang teman adalah pengagum pemain-pemain Oranje. Rafael van der Vaart menjadi pria Belanda kelima di Real Madrid setelah kehadiran Ruud van Nistelrooy, Wesley Sneijder, Arjen Robben, dan Royston Drenthe.
Real Madrid Club de Futbol. Perkenalan pertama saya dengan klub raksasa Spanyol itu terjadi di Tokyo saat Si Putih menggelar jumpa pers sebelum meladeni Vasco da Gama dalam Piala Toyota 1998. Kesan pertama memang mengoda. Sikap Roberto Carlos, pelatih Guus Hiddink, serta presiden klub Lorenzo Sanz seolah membantah penilaian bahwa Madrid klub yang angkuh.
Keesokan harinya, Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Predrag Mijatovic, hingga Ivan Campo bak teman lama seusai Madrid menjalani latihan. Sayang, kami dibatasi perbedaan bahasa. "No English" kerap terucap dari mulut mereka. Bantuan penerjemah menjadi begitu penting.
Perjumpaan kedua terjadi tujuh tahun kemudian. Kali ini di markas klub yang dipilih FIFA sebagai Klub Terbaik Abad XX tersebut.
Las Rojas, September 2005. Di pusat latihan tim nasional Spanyol itu, ada pelajaran menarik dari Madrid. Saya menjadi saksi mata bagaimana Wanderley Luxemburgo dan staf pelatih Madrid harus menunggu para pemainnya hampir setengah jam di lapangan untuk memulai latihan hari itu.
Belakangan, saya disadarkan bahwa itulah buah kelahiran Los Galacticos. Setelah mendatangkan Luis Figo (2000), presiden Florentino Perez mengisi skuad Madrid dengan Zinedine Zidane (2001), Ronaldo (2002), dan David Beckham (2003).
"David, kehadiranmu melengkapi tim ini," begitu ujar Florentino Perez dalam acara perkenalan Beckham, seperti diungkapkan Becks dalam biografinya yang berjudul Beckham: Both Feet on the Ground.
Beckham, the marketing phenomenon, berhasil membawa Madrid menjadi klub pengumpul uang terbanyak. Dari 93,2 juta pound pada 2001, pemasukan El Real melonjak menjadi 186,4 juta pada akhir 2005.
Namun, benarkah Perez dan timnya lebih berkonsentrasi meningkatkan pemasukan komersial ketimbang membangun tim dengan suasana yang memadai dalam perebutan berbagai gelar?
Well, ketika Los Blancos disebut sempurna dengan kehadiran Beckham, Madrid malah kehilangan taji, baik di dalam negeri maupun Eropa. Banyak pendukung Madrid muak dengan kebijakan Perez. Terlalu lama mereka tak berpesta di Plaza de Cibeles.
Setelah melepas Vicente Del Bosque (2003), Perez memang dibuat kecewa oleh Carlos Queiroz (2003-04), Jose Antonio Camacho (2004), Mariano Garcia Remon (2004), Wanderlei Luxemburgo (2004-05), dan Juan Ramon Lopez Caro (2005-06). Tak satu pun dari mereka mampu memberi makna Los Galacticos sesungguhnya pada dunia.
Akhirnya tekanan dari berbagai penjuru membuat Perez mengundurkan diri pada Februari 2006. Penggantinya, Ramon Calderon, menyadari rasa haus dan lapar pendukung tim.
Dua pesta kategori lokal bersama entrenador Fabio Capello (2007) dan Bernd Schuster (2008) berhasil meredam kegelisahan publik.
Namun, tentu itu tak cukup. Madrid, yang mati-matian melepas jubah Los Galacticos, butuh gelar dari Eropa. Pada dasarnya, Madrid tidak mengenal kata puas.
Bahkan, dari tiga kehadiran di Estadio Santiago Bernabeu, saya bisa menggarisbawahi satu karakter Madridistas: kemenangan adalah keharusan. Itu pun wajib diikuti permainan menyerang dan indah serta sejumlah gol.
Capello gagal menampilkannya. Schuster? Walau berjanji mempertontonkan sepakbola atraktif sejak awal penugasan, Madridistas belum puas. Mereka tak akan pernah merasakannya karena rasa jelak (puas) adalah setan bagi pencinta klub ini.
Music :
http://www.videoku.tv/action/music/13/Cari_Kutu/?ref=Belajar777
Thursday, November 6, 2008
Kemauan Vs Kemampuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment