Tuesday, November 18, 2008

WORTEL, TELUR DAN KOPI


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini

terasa begitu berat baginya.

Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah.

Ia sudah lelah untuk berjuang.

Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.







Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.

Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih.

Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci

terakhir.

Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan

sang ayah.







Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk

yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?""Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu.

Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.

Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya.

Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi.

Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.







Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan,

tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan.

Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah.

Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan.

Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik.

Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.







Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.

"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya ?

Apakah kamu wortel, telur atau kopi ?"

Bagaimana dengan kamu ?

Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan,

kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut ?

Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan

maka hatimu menjadi keras dan kaku.

Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku ?."

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi ?

Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang

maksimal pada suhu 100 derajat Celcius.

Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin

baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

"Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali

raksasa itu menahan dirinya sendiri".

Kontrak Hildebrand
Diputus Kubu El Che

Untuk ukuran kiper, Timo Hildebrand tergolong fenomenal. Saat masih membela VfB Stuttgart, catatan 884 menit tanpa kebobolan pada musim 2003/04, yang menjadi rekor Bundesliga, rasanya cukup untuk membutikan kehebatan Hildebrand dalam mengawal gawang.

Dengan usia yang kala itu baru menginjak 24 tahun, Timo dinilai tepat sebagai pelapis Oliver Kahn, yang mulai menua. Cap timnas Jerman pun mulai ia dapat secara reguler jika Kahn mengalami cedera. Kariernya di klub juga terus meroket, sehingga tawaran datang dari Valencia.

Kebetulan pada akhir musim 06/07, El Che juga tengah butuh penerus Santiago Canizares, yang sudah termakan usia. Namun, Timo tak mampu memaksimalkan situasi. Alih-alih berkilau, sinar Timo malah meredup. Gawangnya dibobol lawan secara konstan.

So, wajar manajemen Mestalla merasa perlu mendatangkan Renan Brito dari Internacional ketika musim La Liga 08/09 mendekat. Berbeda dari Timo, Renan justru langsung nyetel. Sebagai imbas, Timo harus gigit jari dan merelakan jabatan portero utama pada si anak baru.

Merasa kontribusinya tak dibutuhkan lagi, Timo memasang aksi ngambek. Ancaman ogah latihan dan niat hengkang di transfer window II pun disuarakan kepada media lokal maupun Jerman. Menanggapi hal ini, Unai Emery tak mau tinggal diam.

Sang entrenador mencoba mengambil inisiatif dengan mengajak Timo bicara dan menerangkan kondisi El Che. “Timo hanya butuh adaptasi pada situasi dan tampil konsisten saat latihan. Saya dan tim pelatih sepakat bahwa ia tak bisa konsisten karena tidak fokus,” ujar Emery pada ABC.

Seusai berbincang empat mata, Timo tampak masih sulit menerima nasib. Alhasil, manajemen mengambil alih situasi dengan memutus kontrak lelaki kelahiran Worms, Jerman Barat, itu. “Mentalitas Timo tak bisa menerima situasi yang ia hadapi,” begitu bunyi rilis resmi yang dikeluarkan klub.

Dari Jerman, Borussia Monchengladbach dan Hoffenheim dikabarkan siap segera menampung. Timo memang boleh langsung pindah. Namun, ia belum bisa bermain hingga jendela transfer dibuka pada Januari mendatang. (shr)


------




Pencapaian Fenomenal Villarreal
Sejarah Submarino

Tepat sepuluh tahun sejak pertama kali mentas di panggung Primera Division pada 1998/99, Villarreal membuat catatan hebat. El Submarino Amarillo alis Si Kapal Selam Kuning adalah satu-satunya kontestan yang belum terkalahkan musim ini.

Prestasi tersebut hanya bisa disamai oleh Benfica di Liga Portugal. Hanya, bila membandingkan kualitas kedua kompetisi plus kenyataan bahwa Benfica baru melakoni tujuh pertandingan, prestasi Villarreal jelas lebih fenomenal.

Satu-satunya aib hanyalah kekalahan 0-5 dari klub penghuni Segunda Division, Polideportivo Ejido, di babak IV Copa del Rey (29/10). Saat itu, Villarreal turun dengan mayoritas pemain lapis kedua.

Pencapaian ini memang bukan yang terhebat di Spanyol. Masih ada Barcelona musim 2004/05 yang tak kalah dalam 10 jornada. Belum lagi kehebatan Real Sociedad edisi 2002/03 yang baru menelan kekalahan pada duel ke-20.

Namun, tim asuhan Manuel Pellegrini itu tetap saja bangga karena menorehkan rekor terbaik dalam sejarah klub. Euforia pun merebak.

"Saya yakin tim ini punya potensi untuk meraih lebih banyak kesuksesan di masa mendatang," tegas bek Joan Capdevilla seperti dikutip harian yang berbasis di Spanyol, AS.

Publik Stadion El Madrigal tak akan putus memuji kejelian Pellegrini mendatangkan pemain di awal musim. Ariel Ibagaza (Mallorca/2 juta euro), Edmilson (Barcelona/bebas transfer), Sebastian Eguren (Hammarby/ 1,3 juta), Jozy Altidore (New York Red Bulls/10 juta), Joseba Llorente (Valladolid/5 juta) punya peran cukup vital. Nama terakhir bahkan menjadi top scorer klub dengan torehan 4 gol.

Meski tengah berbunga, segenap punggawa Villarreal harus mencamkan pernyataan Capdevilla baik-baik. "Jangan terlalu yakin bisa menang sebelum pertandingan berakhir," katanya usai bermain imbang 4-4 melawan Atletico meski sempat unggul 4-1.

Hati-hati karam, Villarreal! (cw-1)

Vid :
http://www.videoku.tv/action/viewvideo/3235/The_Anantara_Resort_and_Spa_in_Seminyak/?ref=Belajar777

No comments: